Bab 3 Mencari informasi di tengah malam

Setelah keluar dari kedai, Barata kemudian memesan satu kamar untuk bermalam.Walaupun kamar itu berukuran kecil tapi sudah lebih dari cukup untuk dirinya dan Andini.

"Tuan, aku tidak mengerti mengapa di kedai tadi banyak para pendekar tingkat dewa ada di sana, bahkan ada empat pendekar tua yang sudah mencapai tingkat dewa tahap akhir" ucap Andini yang menyimpan rasa herannya sejak tadi. Karena ia tadi tidak terlalu fokus dari percakapan orang di kedai karena sedang sibuk makan.

"Yang aku tangkap dari perbincangan wanita tadi yang semeja dengan kita,dia dan dua gurunya bermaksud akan pergi ke reruntuhan kuno, Andini." Jawab Barata seraya mengambil tempat duduk.

"Reruntuhan kuno, aku yakin di sana pasti ada harta karun peninggalan zaman dulu yang terpendam tuan. " ucap Andini yang juga merasa tertarik.

Barata mengangguk setuju dengan kata-kata Andini. "Aku rasa juga demikian setelah mendengar adanya nada persaingan dari dua orang tua yang berjuluk hantu haus darah dan kedua orang tua yang bernama Matsapati dan Gandama." jawab Barata.

"Kalau begitu kita tidak boleh melewatkan kesempatan ini tuan, siapa tahu kita mendapatkan keuntungan besar di sana" Andini terlihat sangat bersemangat.

"Ya kau benar Andini,Aku pun bermaksud ke sana berharap di reruntuhan kuno itu bisa mendapatkan pusaka yang terakhir yang aku cari untuk menyempurnakan kekuatan Naga Welang" ucap Barata.

"Tapi sayangnya kita tidak tahu di mana letak reruntuhan itu" ucap Andini seraya merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

Barata tersenyum kecil mendengar ucapan Andini dan mengangguk pelan.

"Andini kau tunggu di sini dan jangan kemana-mana , karena aku akan mencari informasi tentang reruntuhan itu, " ucap Barata kemudian keluar .

"Tapi tuan" seru Andini, tapi Barata sudah lenyap dari hadapannya.

Andini hanya bisa patuh dengan perintah Barata dan berdiam di dalam kamar sambil menunggu dia kembali.

Setelah berada di luar penginapan, Barata memperhatikan suasana di kedai tadi dia makan. Tujuannya adalah untuk memastikan kalau orang-orang tadi masih berada di sana. Dan benar saja gadis berpakaian merah bersama gurunya serta yang lain masih terlihat berbincang-bincang hanya pemuda berpakaian harimau yang tidak kelihatan. Barata mengamati mereka dari kejauhan supaya tidak menimbulkan rasa curiga.

Barata berdiam diri sambil pura-pura menikmati bulan purnama sambil terus fokus memperhatikan orang-orang itu. Tujuan dia tidak lain adalah untuk mengetahui dimana orang-orang itu menginap.

Tidak lama kemudian lima orang yang Barata pantau itu pun keluar meninggalkan kedai menuju ke tempat penginapan mereka. Penginapan itu tidak satu tempat dengan kedai makan melainkan terletak di samping kiri dan kanannya.

Secara diam-diam Barata terus memperhatikan kelima orang itu.Dua orang tua yang berjuluk sepasang hantu haus darah menuju ke arah samping kiri kedai, sementara Arimba dan kedua gurunya menuju ke arah kanan.Barata pun akhirnya menjadi tahu di mana orang-orang itu menginap.

"Kelima orang tersebut tidak bisa di buat main-main, aku harus berhati-hati kalau tidak ingin bernasib buruk" batin Barata mengingat dirinya hanya seorang pendekar tingkat dewa tahap pertama (awal).

Setelah beberapa saat lamanya dia berdiam diri, Barata lalu bergerak secara hati-hati menyelinap ke arah kiri dan merayap dengan senyap melalui dinding dinding penginapan. Ternyata tujuan Barata adalah ke penginapan sepasang hantu haus darah.

Barata mengendap-endap terus merayap sambil memperhatikan keadaan sekelilingnya dengan penuh kewaspadaan, ia tahu suara sekecil apapun pun dapat membuat dirinya ketahuan mengingat sasarannya adalah para pendengar tingkat dewa tahap akhir. Bagi orang setingkat Barata ini adalah perbuatan nekat yang sangat beresiko karena berurusan dengan kedua orang tua itu.

Setelah mengamati dengan cermat keadaan di sana, pandangan Barata lalu terpusat pada salah satu ruangan yang lampunya masih menyala terang.

"Aku yakin itu pasti kamar dua orang tua itu" Batin Barata.

Tanpa membuang waktu lagi ia ia pun langsung melesat ke atap menggunakan ilmu meringankan tubuhnya yang sudah sempurna, sehingga pergerakannya sangat ringan seperti kapas tidak meninggalkan bunyi sedikitpun saat mendarat.Walaupun masih seorang pendekar tingkat dewa tahap awal tapi ilmu ringan tubuh Barata tidak kalah dengan para pendekar tingkat tinggi lainnya.

Barata menggeser genteng dengan sangat hati-hati sekali sambil terus waspada, karena khawatir ketahuan orang yang ada di dalam.

Darah atap Barata dapat melihat langsung melihat dua orang tua yang berjuluk sepasang hantu haus darah. Mereka terdengar sedang berbincang-bincang, membahas tentang reruntuhan kuno yang akan di datanginya.

Aku sungguh tidak menduga kalau orang-orang dari gunung awan seperti Gandama dan Matsapati akan turut serta dalam perburuan harta karun di reruntuhan itu, Ki"kata-kata yang keluar dari mulut wanita tua itu terdengar penuh emosi.

"Aku curiga , sepertinya mereka berdua sudah tahu harta macam apa yang ada di sana,sehingga mereka mau turun tangan sendiri ke reruntuhan itu" ucap Ki Pasung menanggapi perkataan istrinya.

"Pokoknya kita tidak boleh kalah dari mereka, Ki.Apa pun yang terjadi yang terjadi kita harus mendapatkan harta terbaik yang ada di sana" ucap Nyi Sangguh, dengan berapi-api.

"Kau tidak peru gusar Nyi,percaya saja pada ku kalau kita akan berhasil mendapatkan harta terbaik yang ada di sana, meskipun kita tahu lawan nanti di sana adalah Gandama dan Matsapati." ucap Ki Pasung membesarkan hati istrinya.

Nyi Sangguh tersenyum senang dengan perkataan suaminya itu. "Mengingat reruntuhan itu terletak di kaki gunung Kanan dan jarak masih jauh dari sini ada baiknya jika kita berangkat lebih awal dari mereka, Ki, aku tidak mau kedahuluan yang lain." ucap Nyi Sangguh.

"Aku setuju nanti lewat dini hari kita langsung berangkat ke sana" jawab Ki Pasung sependapat dengan istrinya.

Di atas atap Barata mengangguk-angguk setelah mengetahui tempat di mana reruntuhan itu berada, karena merasa informasi sudah cukup Barata pun berniat kembali ke penginapan.

Tapi tiba-tiba "kaak" terdengar bunyi genteng yang digeser Barata tadi tanpa sengaja tersenggol oleh tangannya,sehingga membuat Ki Pasung dan Nyi Sangguh langsung mengetahui bahwa ada orang yang sedang mencuri dengar pembicaraan mereka.

"Siapa di sana! " teriak Nyi Sangguh dengan cepat mengambil sebuah benda dari balik bajunya dan secepat kilat melemparkannya ke atas wuuus...!

"Kurang ajar siapa yang berani main-main dengan ku" teriak Ki Pasung segera keluar kamar lewat jendela. Nyi Sangguh pun segera menyusul suaminya.

Namun ketika Ki Pasung sudah berada di luar ia tidak mendapati siapa pun, membuat orang tua itu naik darah.

"Bangsat cepat sekali perginya orang itu" ucap Ki Pasung sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling tempat.

"Kemana perginya pencuri dengar itu Ki? " tanya Nyi Sangguh .

"Penyusup itu sudah lenyap entah ke mana Nyi" jawab Ki Pasung dengan nada kesal.

Nyi Sangguh lalu melompat ke atap di sana ia mendapati sebuah genteng yang telah patah kemudian turun kembali.

Terpopuler

Comments

prahara

prahara

maju terus demi harapan yang indah

2025-08-14

0

Muji Tornado

Muji Tornado

oke mantap sesuai harapan

2025-09-15

0

Wahyudi

Wahyudi

mantap

2025-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 BaB 1 Singgah di perkampungan
2 Bab 2 Datangnya para pendekar-pendekar tangguh
3 Bab 3 Mencari informasi di tengah malam
4 Bab 4 kemarahan sepasang pendekar hantu haus darah
5 Bab 5 Pagar pelindung
6 Bab 6 Membuat kesepakatan
7 Bab 7 Kedatangan pendekar dari perguruan Harimau Hitam
8 Bab 8 Keluar dari tempat persembunyian
9 Bab 9 mencari harta karun
10 Bab 10 kejutan tak terduga
11 Bab 11 Kecerdikan Barata
12 Bab 12 Kemarahan yang meledak
13 Bab 13 Bau harum semerbak bunga Kantil
14 Bab 14 Melawan Dewi maut penyebar kematian
15 Bab 15 Pertarungan tak terelakkan
16 Bab 16 Perkenalan
17 Ketua perguruan bambu kuning
18 Bab 18 Kobaran Api dendam
19 Bab 19 Tiba di desa Rejosari
20 Bab 20 Singgah di rumah Sari Ningrum
21 Ban 21 Mustika bulan putih
22 Bab 22 bulan merah dan suasana malam yang mencekam
23 23 munculnya dua sosok
24 Bab 24 pertarungan di bawah bulan Merah 1
25 Bab 25 Pertarungan di bawah bulan merah 2
26 Bab 26 pertarungan di bawah bulan merah 3
27 Bab 27 Akhir pertarungan.
28 melanjutkan perjalanan.
29 Bab 29 Kejadian dihutan wanamerta
30 Bab 30 Harimau emas
31 Bab 31 Kemarahan
32 Bab 32 kabar mengejutkan
33 Bab 33 kejutan di luar kedai
34 Melawan pasukan Arimba
35 Barata vs Arimba
36 Masalah belum selesai
37 Perasaan seorang gadis yang terpendam.
38 pasukan bayangan kematian
39 Malam yang gawat
40 Kemarahan yang membara
41 Kejutan untuk perguruan Gunung Awan
42 Ketegasan ketua perguruan Gunung Awan
43 Pergi ke perguruan Gunung Awan
44 rencana memburu Barata
45 Dibalik kata manis ketua Perguruan Gunung Awan.
46 Keadaan yang memanas.
47 Petarung di perguruan Gunung Awan
48 Berusaha sekuat tenaga
49 pelarian
50 Desa bunga Mati
51 Tiba di kota Unara
52 bernegosiasi
53 Pencarian terus berlanjut
54 terus menuju ke selatan
55 Siapa tiga orang itu
56 Kuil tua
57 Bencana di mulai
58 kemunculan Anjar Wati
59 Melawan Anjar Wati
60 Mengerahkan semua kekuatan
Episodes

Updated 60 Episodes

1
BaB 1 Singgah di perkampungan
2
Bab 2 Datangnya para pendekar-pendekar tangguh
3
Bab 3 Mencari informasi di tengah malam
4
Bab 4 kemarahan sepasang pendekar hantu haus darah
5
Bab 5 Pagar pelindung
6
Bab 6 Membuat kesepakatan
7
Bab 7 Kedatangan pendekar dari perguruan Harimau Hitam
8
Bab 8 Keluar dari tempat persembunyian
9
Bab 9 mencari harta karun
10
Bab 10 kejutan tak terduga
11
Bab 11 Kecerdikan Barata
12
Bab 12 Kemarahan yang meledak
13
Bab 13 Bau harum semerbak bunga Kantil
14
Bab 14 Melawan Dewi maut penyebar kematian
15
Bab 15 Pertarungan tak terelakkan
16
Bab 16 Perkenalan
17
Ketua perguruan bambu kuning
18
Bab 18 Kobaran Api dendam
19
Bab 19 Tiba di desa Rejosari
20
Bab 20 Singgah di rumah Sari Ningrum
21
Ban 21 Mustika bulan putih
22
Bab 22 bulan merah dan suasana malam yang mencekam
23
23 munculnya dua sosok
24
Bab 24 pertarungan di bawah bulan Merah 1
25
Bab 25 Pertarungan di bawah bulan merah 2
26
Bab 26 pertarungan di bawah bulan merah 3
27
Bab 27 Akhir pertarungan.
28
melanjutkan perjalanan.
29
Bab 29 Kejadian dihutan wanamerta
30
Bab 30 Harimau emas
31
Bab 31 Kemarahan
32
Bab 32 kabar mengejutkan
33
Bab 33 kejutan di luar kedai
34
Melawan pasukan Arimba
35
Barata vs Arimba
36
Masalah belum selesai
37
Perasaan seorang gadis yang terpendam.
38
pasukan bayangan kematian
39
Malam yang gawat
40
Kemarahan yang membara
41
Kejutan untuk perguruan Gunung Awan
42
Ketegasan ketua perguruan Gunung Awan
43
Pergi ke perguruan Gunung Awan
44
rencana memburu Barata
45
Dibalik kata manis ketua Perguruan Gunung Awan.
46
Keadaan yang memanas.
47
Petarung di perguruan Gunung Awan
48
Berusaha sekuat tenaga
49
pelarian
50
Desa bunga Mati
51
Tiba di kota Unara
52
bernegosiasi
53
Pencarian terus berlanjut
54
terus menuju ke selatan
55
Siapa tiga orang itu
56
Kuil tua
57
Bencana di mulai
58
kemunculan Anjar Wati
59
Melawan Anjar Wati
60
Mengerahkan semua kekuatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!