Semakin Tidak Terlihat

Ariana berdiri di depan cermin panjang, mengenakan gaun biru gelap yang menjuntai sederhana hingga mata kaki. Bahan satin itu tidak mengilap, tidak mencolok, tapi jatuh rapi mengikuti tubuhnya. Rambutnya disanggul ke atas hingga memperlihatkan lehernya yang jenjang. Ia menatap bayangannya di cermin sejenak hanya untuk memastikan bahwa segala sesuatu tepat berada di tempatnya. Ariana ulangi, Sean menyukai kesempurnaan.

Ariana membuka pintu bersiap untuk pergi. Satu lagi, Sean tidak suka menunggu.

Sean berdiri tepat di depan pintu dibalut setelan jas hitam dengan kemeja putih bersih dan dasi abu-abu muda. Dia memang terlalu sempurna, terlalu sempurna untuk sekedar disamping Ariana. Ha ha ‘Si upik abu’ kata mama mertuanya saat pertama kali datang kesini.

Ariana mengikuti langkah Sean tanpa kata. Tidak ada pujian ataupun komentar tentang gaunnya. Tidak ada kalimat “kamu cantik malam ini”. Namum Ariana tak menunggu, sudah tidak lagi. Ia sudah terlalu lelah untuk sekedar menaruh sedikit harapan. Harapan bahwa Sean akan mencintainya.

“Ada sesi penghargaan jam tujuh. Setelah itu makan malam dan perkenalan beberapa relasi baru.”

Ariana mengangguk. “Apakah saya perlu berdiri di atas panggung bersamamu?”

Sean menoleh sebentar. “Tidak. Tapi akan ada sesi foto bersama keluarga direksi. Kamu boleh ikut berdiri jika mau.”

Ariana tersenyum tipis mengerti arti ucapan pria itu. “Tidak perlu, saya akan menunggu di meja saja.” Sean tidak menginginkannya untuk berada disana.

***

Lobi hotel dipenuhi cahaya kuning hangat, kristal gantung berkilauan di atas langit-langit ballroom. Aroma parfum mahal dan wine berusia puluhan tahun mengambang di udara. Beberapa pelayan langsung menyambut mereka di depan pintu kedatangan. Tidak… bukan mereka, tapi hanya Sean.  Ariana berjalan di samping Sean, bersama namun tak saling bersentuhan.

Begitu mereka masuk, suasana berubah. Mata orang-orang berbalik secara otomatis. Wajah-wajah dari majalah bisnis, pemilik galeri, putra dan putri duta besar, pemilik restoran, pewaris merek furnitur besar, semua orang mengenal Sean.

“Akhirnya datang juga!” ucap seorang pria paruh baya yang berdiri di dekat meja minuman.

“Sean, congratulations untuk ekspansi terakhir. Itu sangat hebat sekali,” ujar seorang wanita bergaun merah yang memegang dua gelas prosecco.

Sean tersenyum sopan, pujian sudah bukan kata asing di telinganya saking seringnya mendengar kata itu. Bisnis adalah bisnis. Apa yang ditunjukkan dihadapan matanya saat ini bukanlah wajah asli mereka.

Ariana tetap berdiri di sampingnya, Sean tidak memperkenalkannya atau sekedar menunjukkan bahwa mereka cukup dekat untuk membuatnya merasa dihargai. Ariana terkekeh di dalam hati, inilah dirinya yang sebenarnya. Tidak terlihat bahkan barang secuil pun. Kadang ia bertanya-tanya, untuk apa dibawa kalau tidak diinginkan. Bukankah dunia terlalu kejam padanya?

Seorang pria muda bersetelan abu-abu memperhatikan Ariana sesaat, lalu bertanya, “Maaf, Anda sekretaris Tuan Montgomery?”

Sebelum Ariana menjawab, Florence muncul dari sisi kanan ballroom, seperti sosok aristokrat yang baru selesai memberi perintah kepada pelayannya. Ia mengenakan gaun hitam elegan, rambutnya tersanggul sempurna, bibirnya merah tua seperti lukisan lama.

“Ariana,” ucap Florence dengan suara yang cukup keras untuk didengar tamu di sekitarnya, “akhirnya sampai juga. Saya sempat mengira kamu tidak ikut.”

Ariana tersenyum kecil, ‘Dia berharap aku tidak ikut, aku tahu itu.’

Florence tersenyum manis, lalu menoleh ke sekelompok wanita yang menatap Ariana penasaran sebab gadis itu datang bersamaan dengan Sean Montgomery. “Ini Ariana, sekretaris Sean.” Ucap Florence segera. Ia tidak akan membiarkan Ariana memiliki celah untuk dikenal sebagai istri Sean, menantunya.

Wanita-wanita itu tersenyum cerah mendengar pernyataan Florence sesuai dengan yang mereka ekspektasikan. Mereka kembali menatap ke arah Florence tanpa mempedulikan keberadaan Ariana.

‘Aku memang selalu tidak terlihatkan?’ Batin Ariana.

Florence melangkah mendekat, lalu berbisik pelan di telinga Sean, “Nanti setelah sesi foto, Segeralah temui investor dari Singapura. Clarissa juga ada di sana.”

Ariana tidak menoleh, tapi ia mendengar dengan jelas.

Sean hanya mengangguk pelan.

Florence lalu kembali menatap Ariana dan berkata cukup keras, “Duduklah di meja sebelah sana. Sesi foto ini khusus untuk keluarga inti Montgomery.” Dia menunjuk meja si sudut ruangan. Yah, pada akhirnya Ariana akan selalu semakin tidak terlihat. Sean juga tidak mengatakan apapun untuk menahannya pergi.

Seorang pelayan menawarkan segelas anggur. Ariana menerimanya dengan tenang. Segelas minuman ini mengingatkannya pada kejadian pengalaman pertamanya meminum anggur. Mabuk berat hingga mempermalukan keluarga Montgomery. Florence semakin tidak menyukainya saat itu begitupun dengan Sean yang merasa Ariana selalu mempermalukannya. Sean malu punya istri sepertinya.

Ariana menghela napas panjang lalu meminum seteguk kecil, sedikit menoleh ke belakang dimana Florence dan Sean yang tengah berbincang dengan tiga orang tokoh penting dari media. Sean… sama sekali tidak melihat kearahnya sekalipun.

Dari kejauhan seseorang memanggil nama Sean, semua orang bergantian menyapanya seolah memang dialah bintang utama malam ini.

Florence melangkah ringan di depan mereka, gaunnya bergerak seperti air tenang yang tidak pernah menyentuh tanah. Ia mengarahkan langkah ke salah satu sudut ballroom yang lebih redup cahayanya, sebuah ruang kecil tempat para tamu istimewa berkumpul dalam lingkaran privat.

“Itu dia Clarissa.” Ucap Florence menarik tangan Sean menemui calon menantu yang dia dambakan selama ini. Wanita yang pantas berdiri disamping putranya, pewaris satu-satunya di keluarga Montgomery.

Ariana mengikuti arah matanya.

Seorang perempuan muda berdiri di tengah ballrom dengan segelas champagne di tangannya. Rambut hitam pekatnya disanggul separuh, gaunnya berwarna gading dengan potongan leher tinggi dan lengan renda tipis. Sexy dan sangat mencolok, sekali bergerak mampu mengalihkan beberapa pandangan pria hanya padanya. Sempurna, seperti kata kesukaan Sean.

Florence memberi isyarat halus kepada Clarissa, yang segera melangkah mendekat dengan langkah ringan.

“Clarissa,” sapa Florence, suaranya hangat dan bersahabat, “Dia baru kembali setelah dua tahun di London, lulusan hubungan internasional dengan predikat magna cumlaude Sean.”

“Senang bertemu lagi, Tante Florence.” Clarissa tersenyum pada Florence namun sudut matanya hanya fokus pada satu orang, Sean Montgomery.

Florence melanjutkan, “Clarissa pernah magang sebentar di kantor kita kalau saya tidak salah?”

“Betul, sewaktu Pak James masih aktif.”

Sean menatap Clarissa lalu berkata pelan, “Saya ingat. Kamu ikut membantu bahan konferensi di tahun terakhir Papa menjabat.”

Clarissa mengangguk, sedikit tersenyum. “Saya masih simpan fotonya di meja kerja. Itu pengalaman berharga untuk saya.”

Sean hanya mengangguk kecil, tanpa menanggapi lebih jauh.

Florence tersenyum puas, pemandangan ini yang ia inginkan sejak dulu. Pendamping yang setara untuk putranya, bukan si upik abu itu.

Clarissa bercerita tentang pengalamannya selama menempuh Pendidikan di Inggris. Tentang museum dan salju, gadis itu mencoba berbagai topik untuk menarik perhatian pria incaran seluruh wanita di kota inu. Sean sesekali menanggapi dengan ringan namun tetap profesional.

Ariana memperhatikan semuanya dalam diam. Tapi di detik itu juga ia tahu, sebentar lagi…ya sebentar lagi hubungan ini akan selesai.

“Kupikir Clarissa akan sangat cocok membina hubungan bilateral dengan kita.” Bisik Florence di telinga Sean.

Ariana menyendokkan potongan salmon kecil ke mulutnya. Rasanya asin dan manis lalu lidahnya kembali hambar. Seperti hidupnya saat ini, tanpa rasa. Ia melihat tangan Sean mengambil gelas dari kejauhan, tangan itu tangan yang sama dengan tangan menyentuh tubuhnya malam-malam sebelumnya. Tapi malam ini, tangan itu tak tampak mengenalnya. Dia fokus pada satu wanita… wanita yang kelak akan menggantikan posisinya disisi Sean. Ia terus saja memandangi Sean, berharap pria itu menoleh padanya… sekali saja. Untuk yang terakhir, namun Ariana tetaplah Ariana si upik abu.

‘Jika aku tidak duduk di sini malam ini, apakah ada yang sadar?’

Ariana terkekeh pelan. Bodohnya dia bertanya sesuatu yang sudah dia ketahui jawabannya, tentu saja tidak.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Sukkaaaa nii awal seperti ini ... dan nanti bikin si laki macam itu nyesel yaaa Riana 👍🤨😏

2025-09-13

0

Ratih Tupperware Denpasar

Ratih Tupperware Denpasar

pergi aja dari kehidupan sean dan kepiaraga motgomery kamu bethak bahagia ariana

2025-08-05

0

Wayan Sucani

Wayan Sucani

Kuat bgt diposisi kyk gitu

2025-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Setelah Tiga Tahun
2 Semakin Tidak Terlihat
3 Saat Itu Akhirnya Tiba
4 Malam Terakhir
5 Rumah Baru, Napas Baru
6 Mungkinkah Ada Cahaya Baru?
7 Cahaya Baru Hadir Tapi Cahaya Lama Padam
8 Benar-benar Selesai
9 Mulai Melangkah Lagi
10 Satu Loyang Satu Senyuman, Untuk Bayiku Tersayang
11 Poros Baru, Kamu Segalanya
12 Tidak Apa-apa Ariana
13 Sean dan Clarissa
14 Kue Mbak Ari
15 Sean @kueMbakAri
16 Ancaman
17 Lelaki Berseragam Loreng
18 Bryan & Ariana
19 Datang Lagi
20 Dia... Masih Berdetak
21 Aku Memohon, Bukan Meminta
22 Papa Disini
23 Aku Tidak Datang Untuk Memintamu Kembali
24 Manipulatif
25 Kabar Kepindahan
26 Rencana Busuk Clarissa
27 Hampir Saja
28 Dimana Ariana
29 Hilang Tanpa Jejak
30 Ariana Di Sini
31 Ethan Solomon
32 Perlahan Mencari Tahu
33 Satu Langkah di Depan
34 Clarissa Oh Clarissa
35 Ariana Mamacare
36 Menang tapi Kosong
37 Ungkapan Hati Bryan
38 Ariana Bersedia Membuka Hati
39 Jejak Pertama
40 Versi Dirinya yang Lebih kecil
41 Kebohongan untuk Menghindar
42 Ariana Harus Tetap Menjadi Milikku
43 Ariana Layak Untuk Dicintai
44 Ethan Dimana?
45 Dua Pilihan
46 Kau Tidak Benar-benar Mengenalku, Ariana
47 Berpisah
48 Kembali ke Mansion Montgomery
49 Bertemu Ethan
50 Perasaanku Padamu Sudah Mati
51 Kembali ke Lingkup Montgomery Corp
52 Memperkenalkan Ethan pada Dunia Sean
53 Badai Baru
54 Cemburunya Sean
55 Pertemuan Florence dan Ethan
56 Sean POV
57 Memintamu Kembali
58 Tidak akan Mudah
59 Skandal
60 Janji Sean
61 Rencana Terselubung
62 Rencana Terselubung 2
63 Montgomery Kecil
64 Rahasia?
65 Florence VS Ethan
66 Misteri Baru
67 Pesta Tahunan Montgomery Corp
68 The Forgotten Princess of the Tyrant Emperor
69 Memperkenalkannya pada Dunia
70 Tidur Bersama dalam Satu Ranjang
71 Mencoba Percaya
72 Mengikuti Drama
73 Tuan Muda Playboy & Gadis Desa
74 Erotomania
75 Menjinakkan Singa Tua
76 Ethan
77 Budak Cinta
78 Menuntaskan Dahaga
79 Bathed in Love
80 Berdamai
81 Penculikan
82 Rencana
83 Masa Lalu Montgomery
84 Berjuang
85 Sean... Bertahanlah
86 Florence Tetaplah Seorang Ibu
87 Menerima Kenyataan
88 Kabar bahagia
89 Kembali
90 Sebelum Tembakan
91 Minta Maaf
92 Sean Tidak Sekejam Itu
93 Family
94 Melihat Sisi Lain
95 Day-1 Sekolah TK
96 Cerita Hari Ini
97 4 Sekawan
98 Masa Lalu Jonash
99 Gelang Perak
100 Menemukan yang Sempat Hilang
101 Sama-sama Belajar
102 Misi Penting 4 Sekawan
103 Misi Melihat Adik
104 Gender Reveal
105 Sorak Anak-anak di Markas
106 Kejadian di Sore Hari
107 Dihukum
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Setelah Tiga Tahun
2
Semakin Tidak Terlihat
3
Saat Itu Akhirnya Tiba
4
Malam Terakhir
5
Rumah Baru, Napas Baru
6
Mungkinkah Ada Cahaya Baru?
7
Cahaya Baru Hadir Tapi Cahaya Lama Padam
8
Benar-benar Selesai
9
Mulai Melangkah Lagi
10
Satu Loyang Satu Senyuman, Untuk Bayiku Tersayang
11
Poros Baru, Kamu Segalanya
12
Tidak Apa-apa Ariana
13
Sean dan Clarissa
14
Kue Mbak Ari
15
Sean @kueMbakAri
16
Ancaman
17
Lelaki Berseragam Loreng
18
Bryan & Ariana
19
Datang Lagi
20
Dia... Masih Berdetak
21
Aku Memohon, Bukan Meminta
22
Papa Disini
23
Aku Tidak Datang Untuk Memintamu Kembali
24
Manipulatif
25
Kabar Kepindahan
26
Rencana Busuk Clarissa
27
Hampir Saja
28
Dimana Ariana
29
Hilang Tanpa Jejak
30
Ariana Di Sini
31
Ethan Solomon
32
Perlahan Mencari Tahu
33
Satu Langkah di Depan
34
Clarissa Oh Clarissa
35
Ariana Mamacare
36
Menang tapi Kosong
37
Ungkapan Hati Bryan
38
Ariana Bersedia Membuka Hati
39
Jejak Pertama
40
Versi Dirinya yang Lebih kecil
41
Kebohongan untuk Menghindar
42
Ariana Harus Tetap Menjadi Milikku
43
Ariana Layak Untuk Dicintai
44
Ethan Dimana?
45
Dua Pilihan
46
Kau Tidak Benar-benar Mengenalku, Ariana
47
Berpisah
48
Kembali ke Mansion Montgomery
49
Bertemu Ethan
50
Perasaanku Padamu Sudah Mati
51
Kembali ke Lingkup Montgomery Corp
52
Memperkenalkan Ethan pada Dunia Sean
53
Badai Baru
54
Cemburunya Sean
55
Pertemuan Florence dan Ethan
56
Sean POV
57
Memintamu Kembali
58
Tidak akan Mudah
59
Skandal
60
Janji Sean
61
Rencana Terselubung
62
Rencana Terselubung 2
63
Montgomery Kecil
64
Rahasia?
65
Florence VS Ethan
66
Misteri Baru
67
Pesta Tahunan Montgomery Corp
68
The Forgotten Princess of the Tyrant Emperor
69
Memperkenalkannya pada Dunia
70
Tidur Bersama dalam Satu Ranjang
71
Mencoba Percaya
72
Mengikuti Drama
73
Tuan Muda Playboy & Gadis Desa
74
Erotomania
75
Menjinakkan Singa Tua
76
Ethan
77
Budak Cinta
78
Menuntaskan Dahaga
79
Bathed in Love
80
Berdamai
81
Penculikan
82
Rencana
83
Masa Lalu Montgomery
84
Berjuang
85
Sean... Bertahanlah
86
Florence Tetaplah Seorang Ibu
87
Menerima Kenyataan
88
Kabar bahagia
89
Kembali
90
Sebelum Tembakan
91
Minta Maaf
92
Sean Tidak Sekejam Itu
93
Family
94
Melihat Sisi Lain
95
Day-1 Sekolah TK
96
Cerita Hari Ini
97
4 Sekawan
98
Masa Lalu Jonash
99
Gelang Perak
100
Menemukan yang Sempat Hilang
101
Sama-sama Belajar
102
Misi Penting 4 Sekawan
103
Misi Melihat Adik
104
Gender Reveal
105
Sorak Anak-anak di Markas
106
Kejadian di Sore Hari
107
Dihukum

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!