Perpisahan

Hai Jason, saat kamu membaca pesan ini, aku sudah pindah rumah. Terima kasih karena tetap mau menjadi temanku. Entah apa yang akan terjadi di masa depan, tapi aku harap kamu tidak melupakanku. Sampai jumpa Jason.

-Alena

Itu adalah WA terakhir yang kukirimkan pada Jason, setelah itu aku mengganti nomorku. Aku malu dengan keadaanku saat ini, dan tidak ingin dikasihani oleh siapapun terutama satu-satunya yang benar-benar temanku. Aku berhenti sekolah di akhir tahun pelajaran itu, dan membantu papa dan mama mencari uang. Kami pindah dari perumahan bercluster menjadi apartemen sederhana dengan 2 kamar.

Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan usaha papa, papa hanya menjelaskan itu terjadi karena rentetan peristiwa sial yang ia alami. Papa bekerja sangat keras untuk berusaha mengembalikan keadaan ekonomi kami, setidaknya ia menginginkanku tetap bersekolah. Tapi aku yang menolaknya dan berkata aku bisa memiliki ijazah smu dengan mengikuti program paket C dan lebih baik uang itu disimpan untuk biaya kuliahku, karena aku tetap ingin berkuliah.

Hidupku saat itu hanyalah bekerja dan belajar. Aku menjadi penjaga toko baju, disaat keadaan toko sepi maka aku akan memanfaatkannya untuk belajar.

Di tahun berikutnya, papa kecelakaan mobil saat sedang mengantarkan barang. Kecelakaan terjadi karena kondisi truk yang buruk dan jalanan yang licin karena diguyur hujan lebat.

Di usiaku yang ke 16 tahun, aku kehilangan papa. Saat pemakaman papa, samar aku mendengar orang-orang membicarakan awal jatuhnya usaha papa. Dari mereka aku mengetahui penyebabnya adalah karena penggelapan dana oleh salah satu pegawai, lalu isu buruk mengenai kualitas produk juga datang memperburuk situasi, akhirnya papa harus menjual usaha itu.

Disaat itu juga pertama kalinya aku bertemu dengan Jason lagi, entah bagaimana ia mengetahui berita ini dan menemukanku. Hal pertama yang ia lakukan adalah memelukku tanpa berkata apapun. Tapi bagiku itu sudah cukup, karena tindakan lebih baik dari sekedar perkataan.

"Bagaimana kamu tau soal papa dan darimana kamu tau soal keberadaanku?".

"Ceritanya panjang, yang penting saat ini aku bersamamu".

2 Hari..., aku memberi waktuku sebanyak itu untuk berduka, setelah itu aku harus segera bangkit dan kembali bekerja.

Beberapa hari kemudian mama berkata padaku sepulang bekerja.

"Al sini duduk dulu mama mau berbicara sebentar".

"Ya ma, ada apa?".

"Mama baru sempat mengecek uang duka yang masuk ke rekening mama. Mmm.... Al...., Jason mentransfer 25 juta ke rekening mama".

Aku hanya terdiam berusaha mencerna kata-kata mama, dengan segudang pertanyaan berputar dikepalaku.

"Mama merasa jumlah ini terlalu besar Al. Tapi mama mau tau pendapat kamu".

"Ma, dia satu satunya temanku, jika aku menerima uang itu, aku sudah tidak bisa mengangkat kepalaku lagi ma".

Kemudian kamu berdua berdiam diri dalam keheningan, sibuk dengan pikiran kami masing-masing.

"Ma, aku tau keadaan kita saat ini, tapi apa boleh aku mengembalikan semua uang Jason?".

"Tentu saja sayang, tentu.... toh kita berdua bekerja keras dan bisa cukup untuk makan bukan begitu Al?", ucap mamaku sambil mengelus punggungku.

Aku tersenyum membalas mamaku.

"Ma, boleh aku minta tolong? Apa bisa besok pagi mama meluangkan waktu sebentar untuk mencairkan uang Jason di bank? Akan sulit bagiku untuk meminta nomor rekeningnya. Lebih mudah jika aku ke rumahnya dan mengembalikan uang itu".

"Baik Al".

"Terima kasih ma", ucapku sambil memeluknya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!