KTML005~ Ayah Kamu Mana?

Seorang guru masuk ke dalam ruangan, ia memperkenalkan diri sebagai wali kelas. Semua anak-anak duduk di tempat masing-masing, Ziya duduk di baris depan persis didepan meja guru, sedangkan Axan duduk dibelakang Ziya.

"Terima kasih kepada Bapak Ibu wali murid yang berkenan hadir untuk menemani buah hati pada hari ini. Pagi ini sekalian kita akan mengobrol ringan, Bapak Ibu bisa bertanya tentang apapun yang berkaitan dengan Putera-Puteri Bapak Ibu sekalian, anak-anak juga boleh bertanya yaa." kata Bu Indah selaku guru mapel sekaligus wali kelas.

Dua satpam masuk ke ruangan sembari membawa kursi sesuai jumlah wali murid, karena akan mengadakan diskusi ringan tentu mereka perlu duduk. Salah satu informasi penting yang disampaikan adalah kegiatan MPLS akan diundur karena suatu hal, biasanya MPLS akan dilaksanakan di hari pertama, namun tidak dengan tahun ini.

Pukul 10:00 pagi, karena masih hari pertama maka diadakan kebijakan pulang lebih awal. Sesampainya di rumah, Ziya langsung mengambil buku paket yang memang dibelikan oleh Alena. Dengan ditemani suara televisi yang menyala, Ziya tetap bisa menikmati buku yang ia baca, berbagai ekspresi wajah tergambar diwajahnya dikala mendapati isi buku yang menimbulkan pertanyaan baginya. Alena yang memperhatikan Ziya merasa heran.

"Perasaan dulu aku nggak gila belajar," gumam Alena.

Semasa kecil Alena layaknya anak pada umumnya, lebih gemar bermain daripada belajar, tidak jarang ia mengeluh saat menghadapi soal yang cukup sulit baginya, hal ini sangat bertolak belakang dengan Ziya, sejak kecil Ziya sangat tertarik dengan buku, saat bisa membaca ia langsung mengisi kesehariannya dengan membaca buku, sebab itulah Alena iseng membelikan buku paket untuk anak SD, buku yang berisi ringkasan materi, ia tidak menyangka Ziya malah semakin gemar membaca.

"Duh, moga gak bakalan rontok aja tuh rambut Ziya." ucapnya lagi.

"Ziya, istirahat dulu." ucap Alena sembari duduk disebelah Ziya.

"Nanti, Ma." kata Ziya dengan mata yang masih fokus pada buku.

"Bisa nanti lagi kan bacanya? Masa kamu nggak capek?"

Ziya menatap Alena sekilas kemudian kembali fokus pada bukunya.

"Aku mau bikin Mama bangga. Kalau Ziya juara satu di kelas, Mama pasti seneng."

Alena tersenyum.

"Makasih ya, Nak. Tapi Mama lebih seneng kalau Ziya sehat terus."

"Nanti kalau Ziya capek, Ziya tidur." kata Ziya.

"Ya udah, mau Mama bantu nggak? Barangkali ada yang nggak Ziya pahami."

Ziya menggeleng.

"Nanti kalau ada yang susah baru Ziya tanya Mama."

Alena mengelus dada.

"Ya udah, kalau gitu makan dulu yuk."

"Nanti ya, Ma."

Alena kembali mengelus dada sambil menghela napas pelan. Alena hendak berdiri saat melihat Ziya benar-benar fokus pada bukunya.

"Mama." panggil Ziya.

Panggilan Ziya menghentikan langkah Alena.

"Iya? Kamu mau makan? Mau tidur? Atau mau jajan?" tanya Alena.

"Nggak, Ma."

"Terus?"

"Rumah Om ganteng itu dimana Ma? Kok anaknya sekolahnya sama kayak Ziya?"

Alena menatap Ziya dengan tatapan malas.

"Ziya kepo banget sama Om itu, jangan-jangan kamu suka sama anaknya ya?"

Ziya mengalihkan pandangannya dari buku dan menatap Alena.

"Ziya suka sama anak itu? Hueeeekkk." Ziya memperagakan orang saat muntah.

"Ziya nggak suka sama anak itu, Ma. Dia kayaknya nakal."

Alena tertawa kecil.

"Mama mau ke dapur dulu." kata Alena yang berlalu meninggalkan Ziya tanpa memberi jawaban atas pertanyaan Ziya.

"Mama! Jawab dulu dong."

"Jangan terlalu kepo ah, lanjutin aja bacanya." timpal Alena dari balik sekat rumah.

"Hump! Dasar Mama pelit."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Beberapa hari telah berlalu, usai mengantar Ziya ke sekolah, Alena kembali mengurus kebun-kebunnya.

"Kak, harga pupuk naik lagi." kata Hikam sembari menyodorkan secarik kertas nota belanja.

Alena mengambil nota tersebut dan melihat daftar belanjaan beserta harganya.

"Nggak apa-apa naik dikit, yang penting kualitasnya tetep bagus." ucap Alena.

"Ini cuma beli 10 karung ya pupuknya?" tanya Alena, Hikam mengangguk.

"Bentar,"

Suara notifikasi m-banking dari HP Hikam terdengar.

"Aku transfer uang, kamu beli 20 karung lagi sekalian langsung bayar yang kerja ya."

"Baik, Kak."

Hikam melihat nominal yang masuk sepertinya melebihi yang seharusnya.

"Ini lebih satu juta, kak." kata Hikam.

"Itu tip bukan kamu, Dek."

"Wah, terima kasih banyak Kak." ucap Hikam dengan senyum lebarnya.

Semenjak bekerja pada Alena, perlahan ekonomi Hikam mulai membaik. Terlebih Alena memang sering memberi bonus diluar gaji pokoknya, itupun dalam sebulan bisa tiga sampai 4 kali.

"Orang yang nawarin tanah kemarin itu ada balik lagi kesini nggak?" tanya Alena.

Hikam mengangguk.

"Iya kak, tadi pagi kesini lagi. Dia bilang kak Alena tidak bisa dihubungi."

"Emang aku blokir nomer dia, aku nggak mau ribet." timpal Alena.

"Terus gimana? Dia ada ngomongin harga?" tanya Alena.

"Dia setuju di harga awal, Kak."

"Nah gitu dong, apa-apaan kemarin-kemarin main naikin harga, mentang-mentang aku nggak ada nawar malah seenaknya naikin harga."

"Kak Alena yakin? Lokasi tanahnya dekat jurang kak." tanya Hikam.

"Yakin, itu bakal ku jual lagi kok, hehe."

Hikam hanya mengangguk tanda mengerti.

Di sisi lain di sekolah...

Jam menunjukkan waktu istirahat telah tiba, Ziya yang memang merupakan anak tergolong aktif langsung berbasa-basi dengan teman barunya, tidak butuh waktu yang lama ia sudah bisa berteman dengan beberapa anak perempuan.

Ziya dan tiga teman barunya sedang berkumpul di tepi lapangan, mereka duduk santai sambil memakan makanan ringan yang sudah dibeli. Tiba-tiba muncul satu anak perempuan dengan ekspresi wajah julid bernama Ica, ia menghampiri Ziya dan teman-temannya.

"Lagi ngomongin apa?" tanyanya.

Ziya menoleh.

"Oh, ini kita lagi ngomongin kegiatan di rumah ngapain aja. Ayok sini, kita main bareng." kata Ziya sambil menepuk tempat kosong disebelahnya.

"Oke."

Ia duduk disebelah Ziya, setelah itu ia hanya diam menyimak percakapan teman-temannya.

"Jadi kamu suka baca buku?" tanya Arum pada Ziya.

Ziya mengangguk dengan cepat.

"Aku suka, Mama aku beli buku namanya buku paket, aku sering baca. Kalau main ke rumah nanti aku kasih tau." jawab Ziya.

"Emang kamu udah baca lancar?" tanya Ica.

"Iya, aku bisa. Kan kita udah diajarin baca tulis pas masih TK." jawab Ziya.

"Wah, Ziya hebat. Aku aja masih sering lupa sama huruf." kata Arum.

"Jangan sedih, Arum. Ayo kita belajar bareng." hibur Ziya.

"Eh iya, kemarin kalian dianter Ayah kalian ya?" tanya Ica.

Ketiga teman Ziya mengangguk, karena memang saat hari pertama kemarin wali murid yang ikut mengantar anaknya adalah Ayah mereka, hanya Ziya yang diantar oleh Alena.

"Kalau kamu Ziya? Kenapa nggak diantar Ayahmu?" tanya Ica, tawa Ziya memudar.

"Papa aku..." Ziya menggantung kalimatnya.

"Kata Ayahku, yang nganterin kemarin itu harus Ayahnya tau." ucap Ica.

"Iya kah? Ibu aku nggak bilang gitu." kata Arum yang meragukan perkataan Ica.

Terpopuler

Comments

🧸⃝𝓡𝓪𝓮𝓷𝓪◡̈

🧸⃝𝓡𝓪𝓮𝓷𝓪◡̈

Cil cil masih kecil aja udah keliatan bibit' julid nya 😒

2025-10-13

0

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ 🔵♛²¹ᴇɴᴄʜ🅐•_𝐀⃝🥀

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ 🔵♛²¹ᴇɴᴄʜ🅐•_𝐀⃝🥀

mulai dah julidd para bocil ini, 🤦‍♀️

2025-10-13

0

SENJA

SENJA

ihhh jangan bikin zia sedih dong 😤

2025-10-13

0

lihat semua
Episodes
1 KTML001~Ziya
2 KTML002~Duplikat Alena
3 KTML003~Pertemuan Setelah 8 Tahun
4 KTML004~Digendong Om Alex
5 KTML005~ Ayah Kamu Mana?
6 KTML006~ Mama Aku Kaya
7 KTML007~ Bertemu Lagi
8 KTML008~ Mengantar Axan
9 KTML009~ Makan Bersama
10 KTML010~ Ibu Axan Dimana?
11 KTML011~ Minta Papa Baru
12 KTML012~ Ide Permintaan Maaf
13 KTML013- Dinner
14 KTML014~ Sendok Spesial
15 KTML015~ Jatuh
16 KTML016~ Diantar Pulang
17 KTML017~ Teori Axan
18 KTML018~ Ibu Axan Muncul?
19 KTML019~
20 KTML020~
21 KTML021~
22 KTML022~ Penolakan Alena
23 KTML023~ Liburan
24 KTML024~ Panti Asuhan
25 KTML025~ Identitas Axan
26 KTML026~ Identitas Axan II
27 KTML027-
28 KTML028~
29 KTML029~ Masa Lalu Syeera
30 KTML030~ Tujuan Syeera
31 KTML031~ Ica Dikeluarkan Dari Sekolah
32 KTML032~ Survey
33 KTML033~ Kompensasi
34 KTML034~ Sia-Sia
35 KTML035~ Undangan Pesta
36 KTML036~ Ungkapan Perasaan.
37 KTML037~
38 KTML038~ Ide Ziya
39 KTML039~ Hadiah Game
40 KTML040~ Otw Liburan
41 KTML041~
42 KTML042~ Penginapan
43 KTML043
44 KTML044~ Kram
45 KTML045~
46 KTML046~ Kebun Anggur
47 KTML047~ Kenangan Baru
48 KTML048~ Mbah Siti
49 KTML049~ Mimpi
50 KTML050~
51 KTML051~
52 KTML052: Mulai Dekat
53 KTML053~ Ulang Tahun Alena.
54 KTML054~ Fakta Tersembunyi
55 KTML055~ Fakta Tersembunyi II
56 KTML056~ Fakta Tersembunyi III
57 KTML057~
Episodes

Updated 57 Episodes

1
KTML001~Ziya
2
KTML002~Duplikat Alena
3
KTML003~Pertemuan Setelah 8 Tahun
4
KTML004~Digendong Om Alex
5
KTML005~ Ayah Kamu Mana?
6
KTML006~ Mama Aku Kaya
7
KTML007~ Bertemu Lagi
8
KTML008~ Mengantar Axan
9
KTML009~ Makan Bersama
10
KTML010~ Ibu Axan Dimana?
11
KTML011~ Minta Papa Baru
12
KTML012~ Ide Permintaan Maaf
13
KTML013- Dinner
14
KTML014~ Sendok Spesial
15
KTML015~ Jatuh
16
KTML016~ Diantar Pulang
17
KTML017~ Teori Axan
18
KTML018~ Ibu Axan Muncul?
19
KTML019~
20
KTML020~
21
KTML021~
22
KTML022~ Penolakan Alena
23
KTML023~ Liburan
24
KTML024~ Panti Asuhan
25
KTML025~ Identitas Axan
26
KTML026~ Identitas Axan II
27
KTML027-
28
KTML028~
29
KTML029~ Masa Lalu Syeera
30
KTML030~ Tujuan Syeera
31
KTML031~ Ica Dikeluarkan Dari Sekolah
32
KTML032~ Survey
33
KTML033~ Kompensasi
34
KTML034~ Sia-Sia
35
KTML035~ Undangan Pesta
36
KTML036~ Ungkapan Perasaan.
37
KTML037~
38
KTML038~ Ide Ziya
39
KTML039~ Hadiah Game
40
KTML040~ Otw Liburan
41
KTML041~
42
KTML042~ Penginapan
43
KTML043
44
KTML044~ Kram
45
KTML045~
46
KTML046~ Kebun Anggur
47
KTML047~ Kenangan Baru
48
KTML048~ Mbah Siti
49
KTML049~ Mimpi
50
KTML050~
51
KTML051~
52
KTML052: Mulai Dekat
53
KTML053~ Ulang Tahun Alena.
54
KTML054~ Fakta Tersembunyi
55
KTML055~ Fakta Tersembunyi II
56
KTML056~ Fakta Tersembunyi III
57
KTML057~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!