BAB 2

Flashback 1 on

Bagas ajak Intan cek keuangan perusahaan milik Brata, mulai hari ini Bagas dan Intan pegang perusahaan milik orang tuanya setelah satu tahun tidak mau bekerja.

"Gas ada yang tidak beres nih, lihat deh laporan keuangan di perusahaan Kakak apa di perusahaan kamu juga sama ada keanehannya?" tanya Intan langsung kasih tahu laporan keuangan yang lagi dilihat di laptopnya.

"Sepertinya sama Kak, jangan-jangan Papi punya selingkuhan Ka soalnya di rekening pribadi Papi tuh ada laporan penarikan buat beli perabotan rumah Ka?" tanya Bagas langsung melihat Intan.

"Apa kita telefon Papi dan tanya Papi dimana, kalo sama selingkuhannya kita susul Papi?" tanya Intan emosi.

"Kita susul mereka kesana, Bagas tahu tempat tinggal Papi dan selingkuhannya Ka, hayo ikut Bagas sekarang." ajak Bagas langsung berdiri dan siap-siap pergi.

Bagas jalan duluan meninggalkan Intan yang sibuk merapihkan isi tasnya.

**

Bela ikut Opik untuk belanja barang-barang yang Opik inginkan. setelah puas belanja jam tangan, jaket, dan baju. Bela melanjutkan ikut langkah Opik pergi ke ATM dan minta Bela ambil uang dengan alasan untuk benerin motor dan bayar kosannya.

"Apa segini cukup?" tanya Bela setelah selesai penarikan tunai.

"Lebih dari cukup sayang, istri ku ini luar biasa baiknya terimakasih sayang." puji Opik bahagia karena rencananya berhasil.

"Sama-sama sayang, habis ini aku pulang iya soalnya anak-anak paksa aku untuk dirumah soalnya mau makan bareng aku soalnya Brata lagi diluar kota jadi tidak bisa makan bareng anak-anak dirumah." ucap Bela langsung gandeng tangannya Opik, jalan meninggalkan ATM setelah turutin permintaan Opik.

Opik senyum bahagia karena berhasil mendapatkan uang dari Bela, karena sudah janji akan kirimin uang untuk dikirimkan ke kampung.

**

Meta bantuin Brata merapihkan apartemen nya, setelah ketiga anaknya tidur pules setelah diberikan susu.

"Sayang sepertinya kita butuh ART deh, Bunda tidak tega melihat Ayah setiap disini bantuin beberes terus." ucap Meta sambil sapu lantai.

"Tidak masalah sayang, aku bahagia sekali punya istri yang mau merapihkan tempat tinggal sendiri tidak mengandalkan tenaga orang sayang, justru kesannya romantis sayang saling membantu begini." ucap Berata jujur, tidak merasakan merapihkan rumah bareng istri apa lagi dari awal pernikahan sudah pakai jasa ART bahkan saat anaknya lahir istrinya sudah minta bebysister untuk mengurusi anaknya.

"Baik lah jika Ayah senang capek seperti ini." lanjut Meta pasrah.

Bahagia sekali rasanya memiliki suami yang mau capek bantuin istrinya merapihkan tempat tinggal bareng, tanpa mengeluh sama sekali apa lagi tidak sambil marah-marah membuat Meta bersyukur mendapatkan suami yang pengertian.

Brata melanjutkan membersihkan dapur setelah Meta masak tadi untuk makan siang bersama.

**

Bagas dobrak pintu apartemen membuat Brata kaget melihat kedua anaknya ada didepan apartment dan mendobrak pintu untuk masuk kedalam.

"Kalian kenapa bisa ada disini?" tanya Brata kaget melihat Bagas dan Intan.

"Seharusnya kita yang bilang begitu sama Papi, ngapain ada disini bareng plakor lagi sungguh menjijikan sekali!" bentak Intan kesal tidak menyangka orang tuanya tega mengkhianati Mami nya.

"Kalian tahu dari mana tempat tinggal Papi disini?" tanya Brata mengabaikan pertanyaan Intan.

"Tidak penting tahu dari mana, sekarang jelaskan ke apa Papi tega mengkhianati Mami begini?" tanya Bagas menatap Brata, sosok Papi yang sangat dibanggakan, Bagas menyesal sudah puji Papi nya yang begitu sabar dan dianggap bisa setia karena istrinya begitu cuek dan sibuk sendiri, ternyata salah justru Papi nya tidak bisa setia sama sekali.

"Baik lah Papi jelaskan semuanya ke kalian karena sudah tahu semuanya." lanjut Brata pasrah, tidak ada lagi yang harus ditutupi karena kedua anaknya sudah tahu tempat tinggalnya.

Brata menjelaskan awal kenapa dirinya bisa dekat sama Meta karyawan di kantornya, sampai akhirnya ajak Meta menikah sirih, membuat Bagas mengerti alasan Papi nya dan berusaha terima kehadiran ibu dan adik tirinya, tidak untuk Intan yang nolak kehadiran ibu tirinya sosok perempuan centil yang tidak tahu diri seenaknya mau dekat sama Papi nya yang kesepian karena Mami nya yang terlalu sibuk mengabaikan suaminya selama ini.

**

Brata ajak istri dan anak-anaknya untuk tinggal bareng Bela dan anak-anaknya, tidak tega membiarkan Meta terus menerus tinggal di apartemen sendirian apa lagi urus anaknya tanpa ada yang bantu sama sekali.

Bagas terpaksa setuju keinginan Papi nya untuk ajak istri keduanya tinggal bareng dirumah, Bagas berfikir sisi positifnya Papi nya bawa selingkuhannya ke rumah membuat Papi nya tidak akan ada alasan lagi untuk pergi ke luar kota dan bohongi dirinya terus menerus.

Bela dan Putri melihat kedatangan Brata bareng kedua anaknya dan juga wanita asing membuat Bela mulai emosi dan curiga perempuan disamping suaminya selingkuhannya yang selama ini membuat suaminya jarang pulang.

"Wah ada plakor sepertinya nih?" tanya Bela sambil melipat kedua tangannya didepan dada, menatap sinis wanita disamping suaminya.

"Cih! Masih muda kok mau sih sama pria lebih tua, apa karena orang kaya?" tanya Putri melihat wanita disamping orang tuanya.

"Dek, masuk ke kamar dan adik-adik kita ini bakal diajak Bibi main ke belakang, kalian berempat belum boleh tahu masalah orang tua." perintah Bagas melihat Putri adiknya.

"Huh sok dewasa Kak Bagas ini!" protes Putri kesal, Putri langsung jalan menuju kamarnya karena dilarang Bagas untuk tahu masalah orang tuanya.

Bagas minta Bibik untuk ajak ketiga adik tirinya untuk main ke halaman belakang rumah.

Brata mulai menceritakan alasan dirinya berani selingkuh dan mengkhianati pernikahannya, berjanji akan bersikap adil ke Bela, Meta, dan semua anak-anaknya.

"Aku berharap kalian semua bisa akur iya, aku berusaha keras untuk bersikap adil ke Mami dan Bunda." ucap Brata sambil pegang tangannya Meta dan Bela bersamaan.

"Baik lah semoga saja bisa iya, iya sudah lah sudah terlanjur nikah plakor itu boleh tinggal disini tapi jangan harap aku bisa terima kehadiran dia sebagai madu ku, aku mau ke salon memanjakan diri supaya tidak stres melihat suami ku punya madu tidak tahu diri sekali." ucap Bela santai.

"Mami aneh kok tidak emosi melihat Papi bawa pulang istri keduanya, justru mau pergi ke salon?" tanya Bagas melihat wajah ibu nya, tidak ada emosi dan air mata, yang Bagas tahu perempuan yang dikhianati pasti marah-marah menghina suaminya dan selingkuhnya bahkan saling pukul tapi tidak dengan ibu nya terlihat santai dan aneh.

"Masih mending aneh, dari pada bikin kalian sedih melihat kita ribut kan." lanjut Bela santai langsung pergi begitu saja, Bela akan menghabiskan waktunya bersama Opik untuk melupakan emosinya karena Brata punya istri baru pasti semuanya akan dibagi begitu juga dengan isi rekeningnya pasti akan berkurang karena dibagi ke madunya.

"Intan mau susul Putri saja ke kamar, jijik sekali melihat perempuan disamping Papi cih!" sindir Intan melihat Meta yang diam saja.

"Iya sudah kalian ke kamar, yuk Ayah tunjukkan kamar kalian." ajak Brata melihat keluarga barunya untuk ke kamar.

"Iya Ayah." ucap Meta sambil gendong Rizki.

Bagas melihat kakak dan Brata pergi ke kamarnya masing-masing, membuat Bagas mulai berfikir ikutin kemana Ibu nya pergi, karena penasaran kenapa Bela tidak ada air mata emosi dan kekecewaan sama sekali tadi setelah melihat kehadiran istri keduanya Brata.

Tunggu flashback selanjutnya iya guys happy reading guys

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!