Tapi entah kenapa Mia yang tidak punya banyak riwayat kecelakaan dan sakit sebelum kecelakaan besar yang terjadi padanya dua tahun yang lalu, menjadi terus-menerus masuk rumah sakit dan membutuhkan donor darah setelah tahu Rose menikah dengan Alex.
Tentu saja setelah beberapa kali menjadi pendonor darah untuk Mia, Rose mulai curiga dan menginvestigasi Mia.
Rose pun menemukan kebohongan Mia, tapi Rose juga bingung kenapa Alex hanya membiarkannya saja.
Rose mulai berpikir "Tidak mungkin kan Alex tidak tahu bahwa Mia cuma pura-pura? Apa Alex sengaja melakukannya untuk menyingkirkan dirinya? Bagaimanapun pernikahan ini hanya transaksi. Dan menjadi donor darah untuk Mia adalah syarat pernikahan ini. Aku tidak peduli lagi hubungan macam apa yang dia miliki dengan Mia. Tapi kesabaranku sudah habis. Aku sudah tidak mau lagi ada di posisi ini. Cintaku seorang saja sudah tidak bisa membuatku bertahan lebih lama lagi dalam pernikahan ini"
Rose pun membalas pesan Alex.
"Alex! Mari bercerai!"
Di seberang telpon sana, Alex kebingungan lalu Alex memutuskan membalas pesan itu dengan transferan uang yang jauh lebih besar dari pada biasanya.
"Sudah kan? Cepat ke rumah sakit. Dokter berkata Mia butuh donor darah secepatnya"
"Ha?! Apa dia pikir aku butuh uangnya?", pikir Rose.
Rose semakin diliputi amarah.
Rose pun kembali membalas pesan itu.
"Ini terakhir kalinya aku pergi ke rumah sakit. Temui aku di kantor sipil, kita akan bercerai hari ini juga. Setelah perceraian sah baru aku akan datang ke rumah sakit."
Alex pun akhirnya menelpon Rose.
"Rose, apa maksudmu? Apa kau tidak puas dengan uang yang aku berikan? Berapa banyak yang kau inginkan? Apa maumu? Aku bisa membelikannya"
Rose menjawab dengan dingin.
"Aku tidak pernah butuh uangmu. Tunggu saja di sana dan tanda tangani surat cerainya, aku tidak butuh uang sepeser pun"
Alex mulai tampak tak sabar.
"Baiklah. Cepat datang. Dokter berkata kondisi Mia parah"
Rose langsung menutup telponnya dan memesan taksi untuk menuju kantor sipil.
Di rumah sakit, Alex berpamitan pada Mia kalau dia harus menjemput Rose.
Mia:"Bukankah Rose bisa naik taksi ke sini?"
Alex:"Tidak usah pedulikan itu, aku akan segera kembali bersama Rose"
Alex langsung keluar ruang rawat dan dengan diantar oleh asisten pribadinya, Ronald, mereka pun menuju kantor sipil.
Mia merasa aneh karena tidak biasanya Alex menjemput Rose.
Di dalam perjalanan, Alex berpikir bahwa sejujurnya, Alex merasa cukup puas dengan pernikahannya.
Bukan karena cinta yang membara, melainkan karena Rose, istrinya, adalah sosok yang tidak menyusahkan.
Alex bukan pria yang haus belaian wanita, jadi baginya, Rose adalah pasangan yang sempurna sesuai kontrak pernikahan mereka.
Rose tidak banyak menuntut, lebih banyak diam dan tidak pernah mengganggu privasi Alex. Yang paling penting, Rose tidak pernah memanfaatkan atau memamerkan statusnya sebagai istri seorang Alex, sesuatu yang sangat dihargai Alex.
Pernikahan kontrak mereka berjalan dengan baik, mereka tidak pernah bertengkar, setidaknya begitulah menurut Alex.
Alex merasa mereka sudah saling mengambil dan memberi sesuai kebutuhan masing-masing.
Padahal semua tidak seperti yang Alex pikirkan, yang dibutuhkan Rose bukanlah uang dan status Mrs Preston.
Alex pun selalu memberikan kompensasi finansial yang besar kepada Rose setiap kali wanita itu bersedia mendonorkan darahnya untuk Mia.
Rose tidak pernah menolak atau melawan permintaannya, membuat Alex semakin yakin bahwa semuanya baik-baik saja.
Namun, sebagai pria, Alex menganggap Rose sebagai wanita yang membosankan.
Rose adalah wanita yang paling cantik yang pernah Alex temui tapi dia wanita yang tidak menarik.
Entah kenapa dia selalu memakai dress terusan berwarna putih yang membuatnya tampak lemah seperti Mia.
Padahal waktu pertama bertemu, Rose tampak lebih berani dan ceria.
Alex masih ingat betapa percaya dirinya Rose menawarkan kontrak pernikahan padanya.
Waktu itu Alex menganggapnya menarik dan langsung menerimanya.
Tapi semakin lama sifat Rose mulai berubah.
Sifat Rose menjadi tenang, tidak banyak bicara, pemurung dan tidak menuntut justru membuat Alex merasa hampa.
Dalam hatinya, Alex merasa tidak ada tantangan.
Hidup Rose dirasa terlalu lurus.
Rose memang cantik, tapi kepribadiannya yang sekarang pasif tidak sesuai dengan tipe ideal Alex.
Lebih tepatnya, sampai saat ini, tidak ada wanita yang benar-benar sesuai dengan tipenya. Tidak ada wanita yang mampu membangkitkan hasratnya untuk memiliki, untuk berjuang, atau bahkan sekadar untuk cemburu.
Terhadap Mia yang sering disebut dekat dengan dirinya pun sebenarnya Alex tidak menaruh rasa apapun.
Alex murni hanya ingin membantu orang-orang yang berharga bagi mendiang sahabatnya, Cassian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments