Di Sudan

"Siapa yang playboy, Manda?" tanya Bilbao.

"Entah ...." Mandaka hanya ngambang jawabnya.

"Sepertinya Carole ada masalah," kekeh Boromir.

"Kalian pernah bersama kan? Di asrama Swiss?" tanya Bilbao.

"Iya, dulu kami satu asrama di Swiss tapi aku kan lulus duluan. Ditambah aku lebih tua empat tahun dari Carole," jawab Mandaka.

"Kita langsung ke rumah sakit Opa kamu?" tanya Boromir.

"Tidak, kita ke hotel dulu. Tim dari Hamilton Ltd sudah berada disana. Aku memang pulang dulu ke BS ( Black Scorpio ) karena dipanggil Oom Rylee. Mana aku tahu harus minum whiskey semalaman. Kan kampret! Aku sedikit hangover." Mandaka memegang pelipisnya.

"Macam kamu tidak kenal Pamanmu saja kalau sudah bertemu dengan Boss!" kekeh Bixby.

"Benar juga." Mandaka menoleh ke arah Carole yang mulai bangun. "Putri tidur sudah bangun?"

"Belum! Masih pingsan!" jawab Carole judes.

"Kamu kenapa? Dan ini kenapa kakimu ada diatas pahaku?" tanya Mandaka ke Carole.

"Kakiku pegal jadi aku harus berselonjor," jawab Carole dengan wajah lempeng.

Mandaka menyipitkan matanya. "Seriously?"

Carole hanya tersenyum manis lalu memejamkan matanya lagi.

Astaga anak satu ini!

***

Flashback Dua Belas Tahun Yang Lalu di Asrama Swiss

"Apa? Aku pencuri ciuman?" seru Mandaka kaget karena tadi itu bukan ciuman! "Tadi itu aku memberikan bantuan pernafasan! Bukan ciuman! Kalau ciuman tidak akan seperti tadi!"

Dylan memegang pelipisnya. "Daka, bagi anak perempuan itu tetap ciuman."

"Itu bukan ciuman, Dylan!" Mandaka pun menghampiri Carole. "Kalau ciuman itu seperti ini!" Mandaka mendekati Carole dan mencium bibirnya lembut.

Carole mendelik dan langsung menjewer telinga Mandaka.

"Aduuuh!" ringis Mandaka.

"Kamu ... Kamu ... Pedofil!" jerit Carole. Brigette dan Paula sampai tidak bisa berkata apa-apa karena memang biasa melihat teman-teman mereka ciuman karena memang budayanya.

"Habis kamu bisa-bisanya bilang begitu!" protes Mandaka.

Carole berdiri dan menampar Mandaka. Dylan pun meringis melihat sepupunya ditampar Carole dan memang patut sih.

Apa Daka lupa kalau Carole masih tiga belas tahun? - batin Dylan gemas.

"Dasar perampok! Kamu itu sudah punya pacar masih cium bibir aku! Dasar pria Playboy!" bentak Carole.

"Playboy? Pacar? Aku tidak punya pacar, Carole!" jawab Mandaka sambil mengelus pipinya yang kena tampar Carole.

"Halah! Dasar pria! Kamu punya hutang! Hutang penjelasan!"

"Lho memang aku tidak punya pacar, Carole!" balas Mandaka.

Carole mendengus dan memakai bathrobe nya serta mengambil tas pikniknya.

"Aku benci kamu!" jerit Carole. Gadis itu lalu pergi meninggalkan semua orang dengan langkah lebar-lebar.

"Ya ampun Manda. Apa Carole kebentur batu tadi? Padahal kamu sudah menyelamatkan nyawanya," ucap Paula bingung.

"Cewek aneh!" desis Mandaka. Tapi kok menggemaskan sih?

Dylan menghela nafas panjang. Yare yare ....

***

Sejak saat itu hubungan antara Mandaka dan Carole retak padahal selama ini mereka sangat dekat. Hingga akhirnya Mandaka kuliah di ETH sementara Carole semakin bar-bar di asrama hingga akhirnya dia dipindahkan ke asrama di luar kota Zürich.

Kesibukan Mandaka di kampus yang sangat padat karena dia ingin segera menyelesaikan studinya dan mengambil program S2, membuatnya tidak sering-sering berjalan-jalan. Jika ada waktu liburan, Mandaka memilih untuk pulang ke New York, berkumpul bersama dengan ayah, ibu dan dua saudaranya.

Carole sendiri, setelah dipindahkan oleh ayahnya, akhirnya lulus lebih cepat dan masuk ke Oxford University. Carole sengaja mengambil dua major, bisnis dan politik meskipun yang politik dia ambil program diploma.

***

Present Day

Carole terbangun saat mendengar orang-orang bercakap-cakap dengan bahasa Arab. Berdasarkan konstitusi tahun 2005, bahasa resmi Sudan menjadi bahasa Arab dan Inggris. Tingkat melek huruf adalah 70,2% dari total populasi (laki-laki: 79,6%, perempuan: 60,8%). ( Sumber Wikipedia ).

"Sommes-nous à la frontière ( Kita di perbatasan )?" tanya Carole dengan bahasa Perancis.

*Oui," jawab Mandaka sambil menerima paspornya dan menyerahkan paspor Carole yang memang tadi diberikan pada Boromir..

"Kamu pakai paspor Amerika?" tanya Carole.

"Dari dulu ... Memang aku pegang paspor Amerika dan kamu pemegang paspor Perancis kan?" ucap Mandaka.

Mobil Hummer itu pun diperbolehkan masuk Sudan dan menuju ke Khartoum, ibukota negara Sudan.

"Oui."

Mandaka menurunkan kaki Carole dan beringsut mendekati gadis itu. "Aku hutang apa Carole?"

Mata Carole berkilat tajam. "Pikir saja sendiri!"

"Carole, kalau kamu tidak bilang, mana aku tahu dan paham dong," ucap Mandaka bingung.

Carole mendengus. "Yang jelas, dulu kamu mengambil keuntungan dari anak kecil!"

"Haaaahhh?" Mandaka mengacak rambutnya. "Keuntungan apa?"

Carole sudah dalam posisi bersedekap dan tidak mau berbicara sepatah kata pun. Mandaka tampak berpikir dan tersenyum.

"Apa kamu rindu aku cium?" bisiknya di sisi telinga Carole.

Gadis itu langsung menoleh dan menatap sengit ke Mandaka yang tersenyum manis. Carole langsung mencubit pipi pria itu yang membuat Mandaka mengaduh.

"Sakit Carole!" protes Mandaka.

"Biarin!" balas Carole yang juga mencubit pipi Mandaka satu lagi.

Trio B yang ada di dalam mobil hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Sepertinya misi kali ini bakalan ramai deh," senyum Bilbao.

***

Hotel Al Salam Khartoum Sudan

Rombongan itu pun tiba di hotel tempat para tim dari Mandaka menginap disana. Hugh, salah satu anggota, sudah menunggu di lobby hotel untuk menyerahkan card key kamar masing-masing.

"Selamat datang di Khartoum," sapa Hugh ke Mandaka, Carole, Bilbao, Bixby dan Boromir. "Ini card key masing-masing."

Kelima orang itu menerima tiga card key dari Hugh.

"Kok cuma tiga?" tanya Mandaka. "Bukannya aku minta lima?"

"Hotel penuh Daka. Itu pun aku harus rebutan. Oh masing-masing kamar ada dua tempat tidur."

Mandaka menatap Carole. "Kamu tidur sendiri, biar aku bersama siapapun dari trio B. Santai saja."

"Iya lah! Masa aku satu kamar sama kamu!" balas Carole judes.

"Kalian tidak pernah akur?" tanya Bilbao.

"Tidak!" jawab keduanya kompak.

"Yaiiikkksss!" ucap trio B itu sambil tertawa.

Hugh hanya bingung melihat Mandaka yang tampak berbeda karena biasanya putra jaksa penuntut umum Adrianto Pratomo dikenal dingin dan serius.

"Oke. Dimana kamarku ? Aku ingin mandi!" tanya Carole ke Hugh dengan gaya khasnya.

"Eh, di lantai tiga. Ayo aku antar."

Mandaka berbisik ke Carole. "Êtes-vous sûr de ne pas vouloir partager une chambre avec moi ( apa kamu yakin tidak mau satu kamar denganku )?"

"Ne sois pas comme ça, Manda ( jangan macam-macam kamu Manda )!" desis Carole judes.

"Qui sait, ta chambre pourrait avoir un fantôme ( siapa tahu kamar kamu berhantu.)," cengir Mandaka.

Carole langsung meninju bahu Mandaka.

"Addduuuhhhh!"

***

Yuhuuuu up Sore Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu

Terpopuler

Comments

Meeta Baggio

Meeta Baggio

Manda masih belom tau n ngerti punya hutang apa ke carole, dan semoga mereka bisa manis dan bicara dari hati ke hati tentang masalah yg masih bikin carole kesel.

2025-08-06

6

sefi dwi handriyantin

sefi dwi handriyantin

masih edisi salah paham.. kasih tahu saja Carole,, biar kamunya juga gak uring-uringan gitu ke Daka.. atau bilang saja kalau kamu suka dan cemburu..

2025-08-06

4

≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ

≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ

gimana mau kasih tahu kamu, Daka.. Carole kan cewek, pasti malu lah dia/Facepalm/

2025-08-06

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!