Setelah menyampaikan sambutannya, William pun akhirnya membubarkan para pegawai hotelnya untuk melanjutkan pekerjaan mereka kembali.
Mengetahui kalau pertemuan itu telah selesai, Safeea yang sudah tidak tahan dengan sakit kepala dan juga mual yang dirasakannya, langsung buru buru keluar dari ballroom untuk menuju ke toilet. Kepergian Safeea yang terburu-buru dari ballroom, tidak luput dari perhatian William yang sedari tadi ingin menemui Safeea untuk membahas semua yang terjadi kepada mereka di malam itu.
William ingat bagaimana ia terbangun keesokan paginya dan tidak mendapati keberadaan Safeea disisinya. Apalagi sejak ia merenggut kesucian Safeea dengan paksa dan tanpa menggunakan pengaman, membuat perkiraan William akan kemungkinan Safeea yang bisa saja hamil, semakin besar.
Apalagi ayahnya itu sudah berulang kali meminta William untuk segera menikah agar keluarga mereka bisa memiliki seorang pewaris untuk meneruskan Tirta Kencana Hotel.
"Tidak bisa, aku harus secepatnya menemui Safeea dan bertanggung jawab atas apa yang sudah aku lakukan kepadanya." ucap William dengan pelan.
Sementara itu di toilet, Safeea yang sedari tadi merasa mual, akhirnya memuntahkan semua makanan yang ada di dalam perutnya ke kloset. Safeea tidak mengerti apa yang terjadi pada tubuhnya belakangan ini, tapi yang jelas, mual mual yang sudah dirasakannya telah lama terjadi.
"Tidak bisa seperti ini terus, aku harus ke dokter untuk memeriksakan kesehatan ku." ucap Safeea dengan lemas sementara wajahnya pucat pasi.
Setelah membasuh wajahnya dengan air, Safeea pun segera keluar dari toilet untuk menemui pak Hardi di ruangannya. Namun Belum sempat Safeea sampai ke ruangan pak Hardi, Safeea sudah terlebih dahulu ambruk ke lantai yang segera membuat tamu hotel yang tidak sengaja menemukan Safeea yang pingsan, berteriak memanggil petugas keamanan.
Dengan cepat Safeea segera dibawa oleh petugas kemananan ke UKS hotel. William yang tidak sengaja melihat kerumunan orang di satu tempat, segera menghampiri mereka, untuk menanyakan apa yang baru saja terjadi.
Dari penuturan salah satu tamu hotel itu, akhirnya William mengetahui kalau salah satu pegawai hotelnya yang memiliki ciri ciri seperti Safeea, barusaja pingsan dan dibawa ke UKS hotel. William yang panik setelah mengetahui hal itu, akhirnya segera berlari dengan terburu-buru menuju ke UKS hotel.
Sesampainya disana, William sudah mendapati Safeea yang terbaring pingsan dengan wajah yang terlihat sangat pucat dan sedang berusaha disadarkan oleh teman teman kerjanya dengan memberi mintak kayu putih di hidung dan pelipis wajah Safeea.
"Safeea bangun dong, maag kamu kambuh lagi ya?" tanya Karin dengan cemas namun Safeea tak kunjung sadar juga.
William yang sudah terlanjur panik dengan keadaan Safeea, akhirnya dengan cepat masuk ke dalam UKS, menghampiri Safeea sekaligus membuat teman teman Safeea terkejut dengan kehadiran bos mereka di UKS.
"Dimana dokter? Kenapa dia tidak datang?" tanya William dengan tegas dan membuat teman teman Safeea segera menunduk dan memberi jalan bagi William untuk berdiri di samping Safeea.
"Maaf pak William, tetapi di hotel ini tidak sedia dokter untuk memeriksa keadaan pegawai hotel yang sedang sakit. Disini hanya sedia obat obatan saja." ucap Lita
"Tidak ada dokter?! Kenapa bisa hotel ini tidak memiliki dokter sendiri? Dokter sangat diperlukan di hotel ini untuk menangani keadaan genting seperti ini. Lalu bagaimana dengan keadaan Safeea sekarang?" tanya William dengan tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
🌹Widianingsih,💐♥️
kayaknya memang di hotel mah nggak ada dokter , mungkin kalo praktek dokter nya dekat dengan hotel bisa jadi ya ada yang stand by siap datang buat pihak hotel membutuhkan.
2025-09-06
0
🌹Widianingsih,💐♥️
apa kata keluarga nya William tuh, kalau nanti anaknya bermenantukan pegawainya sendiri.
2025-09-06
0
Avalee
Ywdh kamu aja bawa dia ke rs, cepetan, dia hamil anak kamu tuh
2025-09-07
0