Hampir Saja Bertemu

Nezha baru saja keluar dari toilet dan memutuskan untuk membasuh wajahnya. Pertemuannya dengan Kairo saja cukup menguras energi, Nezha sampai beberapa kali mencoba untuk menepuk pipinya untuk menyadarkan diri.

'Please, cukup Kai aja, jangan dia' batin Nezha melihat pantulan dirinya. Ia kembali membasuh wajahnya, lalu mencuci tangan di wastafel luar toilet.

Tidak lama datang dua gadis yang tidak ia kenali, mereka bukan dari kelas Nezha, dan bahkan jika dari kelas pun Nezha mungkin tidak langsung akan mengenalinya.

"Kapan kamu bakal confess?" tanya salah satu gadis di antara mereka.

"Nunggu momen yang pas dulu, setelah olimpiade kali ya? Doain aku plis," ujar salah satu gadis itu.

Nezha tidak berniat menguping, ia sedang mencuci tangan dan kebetulan mendengar.

Melihat adanya Nezha di sana, kedua gadis itu seketika menatap Nezha dari bawah hingga atas, wajah yang mungkin belum pernah mereka lihat.

Namun tidak mengatakan apa-apa, kedua gadis itu kembali mengobrol, sementara Nezha pergi merasa sudah selesai dengan urusannya.

"Tadi itu, anak baru ya?"

"Gila, cakep banget," puji salah satu dari mereka.

Tidak langsung pergi ke kelasnya. Nezha memutuskan untuk pergi ke perpustakaan di sekolahnya. Ia lupa belum sempat menanyakan letak perpustakaan kepada kedua sahabatnya. Namun bukan Nezha namanya jika tidak dapat menemukannya. Gadis itu kini melangkah pasti saat melihat tulisan di depan sebuah ruangan cukup luas. Perpustakaan.

Setelah masuk ke ruangan besar yang penuh dengan rak dan buku, ada gelenyar aneh dalam perasaannya, Nezha dapat merasakan itu tetapi entah ia tidak bisa menyebutkannya. Nezha langsung memilih-milih buku yang akan dibaca olehnya untuk mengusir kegelisahan tadi. Biasanya dengan membaca pikiran Nezha jadi lebih tenang.

Tepat ketika ia akan mengambil salah satu buku di rak atas, perasaan aneh kembali muncul ia tidak tahu pasti karena apa, tetapi menyimpulkan akibat kegugupannya bertemu dengan teman masa lalunya dulu.

Mata indahnya fokus dengan buku yang baru saja diambil olehnya, Nezha mulai membuka dan membacanya, ia duduk di meja pojok yang menurutnya paling tenang, sementara seseorang yang juga sama fokus seperti dirinya beranjak dari tempat duduk dimana Nezha kini duduk. Sama halnya dengan Nezha orang tersebut pun seakan tidak terusik dengan kedagangan Nezha. Langkahnya semakin membawanya pergi, menjauh dari tempat Nezha kini berada. Namun tepat ketika ia akan melangkah keluar dari ruang perpustakaan, langkahnya terhenti, kepalanya menoleh ke belakang, mengamati gadis yang kini duduk di pojok, wajahnya tidak terlihat karena tertutup oleh buku yang sedang dibaca olehnya. Seketika hembusan napas terdengar dengan langkah yang kembali terdengar.

"Ian!" panggil seseorang seketika membuat Elian menoleh.

Nabila, gadis cantik yang akhir-akhir ini cukup gencar mendekatinya itu menghampirinya dengan senyum khasnya.

"Kamu dari perpus?" tanya Nabila diangguki Elian.

"Hmm, lo mau ke sana?" tanyanya balik. Nabila menggeleng, dengan malu-malu ia berujar. "Aku sengaja mau ketemu kamu."

Satu alis Elian tertarik ke atas, namun sebelum menjawab ucapan Nabila tadi bel masuk sudah berbunyi.

"Gue duluan," ujar Elian mendapat anggukan kepala Nabila. "Kita ke kelas bareng."

Elian hanya mengangguk saja, keduanya melangkah menuju ke kelas, semakin jauh dengan gedung perpustakaan. Dan di depan pintu perpustakaan, Nezha melihat interaksi keduanya yang kini sedang berjalan beriringan. Lagi-lagi Nezha merasakan gelenyar aneh dalam dirinya saat melihat tubuh tegap siswa tersebut dari belakang. Namum Nezha berusaha mengenyahkan pikiran terburuknya.

'Gue cuma satu sekolah sama Kairo, tidak dengan dia' batinnya berusaha berpikir positif.

Setelah sampai di kelasnya. Violeta dan Aldara langsung menghampiri Nezha.

"Lo dari mana aja Zha?" tanya Aldara khawatir.

"Perpus, sorry ya gue bis dari toilet emang langsung ke perpus," jelas Nezha diangguki kedua sahabatnya.

"Tapi, lo aman kan?" Aldara menatap Nezha khawatir.

"Aman kok, kenapa memangnya? angker ya di perpus?" tanya Nezha mendapat kekehan dari Aldara.

"Bukan bego."

Sontak Nezha dan Violeta mendelik, menatap tidak percaya ke arah Dara yang sedang meringis.

"Mulut lo udah berani ya? Nggak suci lagi."

"Lo yang ngajarin Viooo," bela Dara pada dirinya sendiri.

"Terus kenapa? Di sana suka pada mesum?" tanya Nezha seketika membuat Violet dan Dara mendelik.

"Nezha mulut lo!"

Nezha tertawa saja menanggapi, ia sendiri jarang tertawa seperti sekarang ini, dengan bertemunya ia dengan kedua sahabat lamanya ternyata membuat Nezha seperti kembali hidup.

"Bukan angker apa lagi tempat mesum, tapi suka ada E-"

"Selamat siang anak-anak," suara dari seorang guru seketika membuat mereka berhambur ke tempat duduk masing-masing.

...****************...

Nezha baru saja tiba di rumah om nya, Violet memaksa untuk mengantarkan Nezha agar tahu tempat tinggal gadis itu sekarang.

Setelah Violet dan Dara pergi, Nezha segera masuk ke dalam rumah.

"Baru pulang Zha?" tanya tante Arin diangguki Nezha.

"Aku langsung ke kamar ya tan."

"Nggak makan dulu?"

"Nanti aja tan."

"Oke, kalau laper langsung makan aja ya Zha."

Nezha mengangguk dengan senyum, lalu segera menuju ke kamarnya. Sampai di kamarnya, ia segera merebahkan diri, dengan seragam yang masih melekat di tubuhnya, lalu mengambil ponsel miliknya membuka galeri yang ada di layar ponsel miliknya.

Seulas senyum terlihat di wajah cantiknya saat menatap sebuah foto di sana. Hati Nezha seketika menjadi lebih tenang, rasa lelahnya hilang berganti menjadi rindu.

Sementara di lain tempat. Elian baru saja tiba di rumahnya. Ia tidak sendiri melainkan bersama dengan teman-temannya yang akan mengikuti olimpiade. Beberapa hari ini Elian memang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menyiapkan olimpiade dibanding dengan sahabat-sahabat atau teman gengnya.

"Kalian duduk dulu, gue ke kamar bentar," ujar Elian meninggalkan Nabila, Elisa, dan Yoga.

Elisa tampak menatap kagum ruang tamu rumah Elian, gadis itu tahu jika Elian memang anak orang kaya, cukup tersohor di kotanya, tetapi sampai menginjakan kaki di rumah cowok tersebut tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dengan lirikan menggoda ke arah Nabila, Elisa berucap. "Kalau kamu jadian sama Elian, sempurna banget sih hidup kamu Bil."

Nabila hanya tersenyum saja menanggapi, sebenarnya dia tidak menyangka jika Elian akan mengajak Elisa dan Yoga juga untuk ikut serta ke rumahnya. Nabila pikir Elian hanya akan mengajaknya untuk belajar bersama.

"Mending siapin aja buku yang mau kita pelajari." Yoga menatap Nabila dan Elisa bergantian.

Keduanya setuju. Mulai membuka tas dan mengambil buku yang akan dipelajari. Namun tidak lama setelah itu, datang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik, wanita tersebut tersenyum menyapa mereka.

"Eh, temennya El ya?"

"Iya tante," balas mereka serempak.

"Mau belajar bareng?" tanya beliau yang kembali diangguki oleh mereka.

"Buat nyiapin olimpiade tante," jelas Yoga seketika membuat Luna-mama Elian terdiam beberapa saat. Sebelum akhirnya mengangguk dengan senyum hangat.

"Kalai begitu, kalian mending belajarnya di taman samping aja, di sana qda gazebo, tante siapin cemilannya ya?"

"Nggak usah, ngerepotin tante," cegah Nabila mendapat gelengan kepala dari Luna.

"Nggak ngerepotin, tante malah seneng kalian belajar di sini.".

Setelah mengatakan itu, Luna pergi untuk menyiapkan cemilan juga minuman untuk mereka. Sementara ketiganya baru bisa bernapas dengan lega.

"Baik banget calon martua kamu Bil, mana cantik lagi," puji Elisa seketika mendapat pelototan dari Nabila.

"Sa, aku aja baru ketemu sekarang," balas Nabila membuat Elisa terkekeh.

"Pantes, masih jaga image banget ya wak?" ledeknya terkekeh pelan.

"Udah-udah, mending kita ke taman samping aja langsung, ayo," ajak Yoga diangguki keduanya.

Elian baru saja selesai mandi dan berniat menemui teman-temannya saat pesan dari Kairo masuk, Kairo memintanya untuk bertemu dengan Elian di kafe dekat rumah mereka.

"Tumben nggak ke sini aja?" gumam Elian membalas pesan dari Kairo. Setelahnya cowok itu keluar dari kamar untuk menghampiri ketiga temannya untuk belajar bersama.

Terpopuler

Comments

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Jangan bilang yang foto yang diliat Nezha, foto anaknya ma Lian ya Thoor. Kasian banget hidup Nezha, si Lian enak banget ya. Bisa ge deket2 ma cewek laen.

2025-08-01

1

Herman Lim

Herman Lim

elian apa dia lupa sama hal yg dl dia perbuat ke nezha aku yakin pasti ada buah cinta di antara mereka

2025-08-01

0

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Jangan terlalu mengharap Bil, kamu bom tau gimana Lian.

2025-08-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!