Ethan Cole melangkah keluar, memasuki keheningan pagi yang hangat, langit musim panas bermandikan biru lembut dan seberkas cahaya keemasan. Matahari terbenam rendah namun cerah, menciptakan bayangan panjang di jalanan yang sepi sementara angin sepoi-sepoi menggerakkan dedaunan.
"Hari ini akan menjadi hari yang sangat baik," kata Ethan sambil menarik napas dalam-dalam.
Meskipun udaranya tidak segar karena ia tinggal di daerah bawah kota, ia tetap merasa nyaman berada di luar.
Ia melihat sekeliling. Kota Novan baru saja mulai bangun, tetapi jalanan sudah penuh sesak dengan orang-orang yang berlalu-lalang seperti biasa.
Ethan menyesuaikan ranselnya dan mulai berjalan ke toko buku, tetapi pikirannya tidak tertuju pada hari berikutnya.
'Sistem Tak Terbatas... Aku belum benar-benar menjelajahi sistem itu,' pikir Ethan.
Kurang dari sehari sejak hidupnya berubah total. Satu miliar dolar. Dan bukan hanya sekali—pasokan uang yang tak pernah habis.
Berapa pun pengeluarannya atau berapa pun perpindahannya, saldo rekeningnya selalu kembali ke angka yang luar biasa besar itu. Saldonya tidak pernah turun di bawah $1.000.000.000.
"Saya penasaran bagaimana sistem ini bisa menjaga saldo tanpa sepengetahuan bank. Atau mungkin mereka belum menyadarinya."
Seolah-olah ada tangan tak terlihat yang mengisi ulang rekeningnya, lagi dan lagi, tanpa gagal atau tertunda.
Sihir?
Rasanya mustahil, bahkan untuk sesuatu yang seaneh ini. Ethan berpikir itu pasti teknologi canggih—jauh lebih canggih daripada apa pun yang pernah diciptakan manusia di dunia ini.
Itu harusnya begitu.
Kalau tidak, bagaimana cara kerjanya tanpa menimbulkan alarm di bank atau menimbulkan tanda bahaya di suatu tempat?
Ethan telah menghabiskan lebih banyak uang sebelum ia bersiap bekerja—$12.000 untuk pakaian dan hadiah sebagai tanda perhatian kecil untuk keluarganya.
Ia mengesampingkan gagasan menjelaskan pembeliannya. Ia kembali mengingatkan dirinya sendiri, dengan yakin, bahwa ia tidak berutang penjelasan kepada siapa pun.
Tidak lagi.
Orang tuanya cukup memercayainya setelah pagi itu—dengan enggan, ya, tetapi mereka percaya. Hanya itu izin yang ia butuhkan untuk menghabiskan uang sesuka hatinya. Dan ia akan menghabiskannya.
'Dapatkah saya tercantum di antara orang terkaya sekarang?'
Ethan tertawa terbahak-bahak membayangkannya, suaranya bergema samar di jalanan yang sepi. Di sinilah ia, baru sehari menjalani kenyataan baru ini, sudah membayangkan mimpi-mimpi liar untuk masuk dalam daftar orang terkaya di dunia.
Tentu saja itu konyol. Tapi... benarkah?
Sambil menggelengkan kepala, Ethan memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan bagaimana caranya. Inilah realitas barunya. Sistem telah memilihnya—mengapa atau bagaimana ia tidak tahu, tetapi ia telah memilihnya.
Tak ada gunanya mempertanyakan apa yang sudah dilakukan. Satu-satunya yang perlu dilakukan sekarang adalah mencari tahu apa yang mampu dilakukan sistem, dan apa, jika ada, yang mungkin diinginkannya sebagai imbalan.
Dia membuka kunci ponselnya, dan layar yang sama muncul, sejelas siang hari, seolah mengejek ketidakpercayaannya.
"Sistem Tak Terbatas," bisiknya pada dirinya sendiri, kata-katanya terasa asing dan asing. Saat itulah sesuatu yang aneh terjadi.
"Ada apa?" gumam Ethan, suaranya nyaris tak terdengar di tengah gemerisik samar kota yang terjaga. Ia berhenti ketika matanya menatap antarmuka sistem yang muncul.
Tidak. Kali ini, bukan di ponselnya. Tapi, muncul di hadapannya. Ini sesuatu yang sama sekali berbeda. Sesuatu yang jauh melampaui batas yang ia pahami sebagai sesuatu yang mungkin.
Ethan mengerjap, setengah berharap bayangan itu lenyap, berkedip-kedip seperti proyeksi yang salah. Tapi ternyata tidak. Bayangan itu tetap kokoh dan nyata seperti tanah di bawah kakinya, garis-garisnya yang tajam dan bersih berkilau samar diterpa cahaya pagi yang lembut.
Namun, inilah yang terjadi, tak terbantahkan dan langsung, seolah-olah sistem itu sendiri telah memutuskan untuk keluar dari fiksi dan memasuki realitasnya. Ia menggantung di udara seolah berkata, "Teruskan. Sentuh. Lihat apa yang terjadi."
Ethan tertegun. Ia melihat sekeliling, memastikan orang lain juga bisa melihatnya. "Kurasa cuma aku."
'Mari kita lihat... Panel Misi.'
Ia mengangkat jari-jarinya, dan sebelum sempat meraihnya, panel itu berubah. Bukan karena sentuhannya, melainkan karena pikirannya.
Ikon-ikon itu bergeser, menata ulang dirinya sendiri dengan ketepatan yang halus dan mudah, seolah-olah mereka telah menunggu perintah senyap itu sejak lama.
Dia terhuyung mundur selangkah, napasnya tercekat di tenggorokannya.
"Ini... ini menakjubkan," bisiknya dengan takjub.
Sistem itu tampak berdenyut samar, seolah menyadari kehadirannya. Ethan menatapnya, pertanyaan-pertanyaan berputar di benaknya, terlalu banyak untuk dipahami sekaligus.
'Bagaimana ini mungkin? Apa lagi yang bisa dilakukannya?'
Tak ada jawaban. Sistem tetap diam, angka dan simbolnya yang bersinar menyimpan semua rahasia yang belum terungkap Ethan. Setiap ikon tampak hidup dengan harapan, mengisyaratkan kemungkinan yang hanya bisa ia tebak.
Dia membolak-baliknya sambil berpikir, pilihan-pilihannya meluncur mulus di bawah perintah tak kasatmata miliknya.
Namun, saat ia berjalan, sebuah kekhawatiran kecil yang mengganggu merayapi benaknya. Panel itu tergantung terbuka di hadapannya, tak terlihat oleh siapa pun, tetapi mustahil untuk diabaikannya.
Bagaimana jika seseorang menyadari perilakunya yang aneh?
Seorang pria muda menatap kosong atau membuat gerakan-gerakan kecil tanpa disadari bukanlah pemandangan yang paling aneh di kota itu, tetapi cukup tidak biasa untuk menarik perhatian.
'Mungkin aku bisa memindahkan layarnya kembali ke ponselku,' pikir Ethan, alisnya sedikit berkerut. 'Akan terlihat lebih alami di sana.'
Begitu pikiran itu terlintas di benaknya, panel itu berkedip dan muncul kembali di layar ponselnya.
"Yah," gumam Ethan, bibirnya melengkung membentuk senyum tipis. "Lebih tepatnya begitu."
Dia mengklik Panel Statusnya. Dia perlu mempelajari lebih lanjut tentang sistemnya.
\=\=\=\=\=
[Panel Status]
Nama: Ethan Cole
Tingkat: 1
KADALUARSA: 0 / 1000
Titik Kenaikan: 0
Kekayaan: Tak Terbatas
Statistik Fisik:
Kekuatan: 4
Kecepatan: 5
Daya Tahan: 4
Kecerdasan: 15
Karisma: 5
Poin Atribut Gratis: 0
Keterampilan: [Tidak Ada yang Terbuka]
\=\=\=\=\=
Ethan menatap Panel Status, baris-baris teksnya yang rapi menampilkan atribut fisiknya dengan kejelasan yang hanya menyisakan sedikit ruang untuk interpretasi.
Kekuatan, Daya Tahan, Kecerdasan, Karisma—masing-masing terukur, masing-masing terukur, masing-masing menjadi pengingat akan keadaannya yang terlalu biasa. Ia mendesah pelan, napasnya mengembun di udara dingin.
"Sialan... Sepertinya sistem menganggapku selemah ini," gumamnya, setengah pada dirinya sendiri, setengah pada panel.
Angka-angka itu tidak berbohong, dan tidak menyanjung.
"Tapi untuk apa sih atribut-atribut ini?" tanyanya sambil sedikit mengernyit. "Kukira sistem ini cuma soal menghabiskan uang—atau aku juga harus melindunginya? Itu akan... merepotkan."
Ia menggeleng, senyum masam tersungging di bibirnya. Ia tahu betul bahwa ia tak mampu melindungi apa pun saat ini, apalagi melindungi satu miliar dolar.
Kekuatan dan Daya Tahannya, seperti yang telah diinformasikan sistem kepadanya dengan sangat membantu, tergolong rata-rata. Ia yakin keduanya cukup untuk mengangkut belanjaan atau berlari menyeberang jalan untuk mengejar bus, tetapi tidak lebih dari itu.
Kecerdasannya, setidaknya, sedikit di atas rata-rata, entah karena jam belajar yang panjang atau karena sedikit bakat alami yang tak pernah ia pikirkan. Namun, bahkan rasa nyaman yang kecil itu pun tertutupi oleh angka menyedihkan yang diberikan pada Karismanya.
"Tidak ada yang mengejutkan," gumam Ethan sambil menyeringai sedih.
Pesona dan keramahan bukanlah keunggulannya. Ia bukan tipe orang yang bisa menerangi ruangan atau dengan mudah menarik orang lain ke dalam lingkarannya. Matanya kemudian tertuju pada sesuatu tepat di bawah namanya.
Tingkat 1.
Rasanya seperti ada sesuatu yang berasal dari permainan, dan semakin Ethan memikirkannya, semakin penasaran ia. Ia yakin ini berarti ia bisa meningkatkan dirinya dengan sistem ini.
Apa saja yang bisa dimungkinkan dengan naik level?
Fitur tersembunyi apa yang menunggu untuk ditemukannya?
Gagasan-gagasan ini memicu imajinasinya, menggodanya dengan gagasan tentang apa yang mungkin terjadi. Ethan melihat tab lain di sudut layar. Tab itu berkilauan ringan dan bertuliskan jelas: Panel Misi.
\=\=\=\=\=
[Panel Misi]
[1. Misi: Tingkatkan Status Anda]
Tujuan: Memanfaatkan sumber daya sistem untuk memperbaiki kehidupan Anda dan orang-orang di sekitar Anda.
Hadiah:
1.500 EXP
10 Titik Kenaikan
\=\=\=\=\=
"Bagaimana aku menyelesaikan misi ini?" gumam Ethan, suaranya lembut di tengah kesunyian ruangan.
Pernyataan misi terbentang di hadapannya, luas dan terbuka, tidak menawarkan instruksi yang jelas tetapi menyarankan kemungkinan yang tak terbatas.
Dari apa yang Ethan kumpulkan, itu melibatkan perbaikan, tetapi perbaikan apa, tepatnya?
Apakah semudah merenovasi apartemennya?
Membeli baju baru?
Mungkin bahkan memindahkan keluarganya ke rumah yang lebih baik?
Ketidakjelasan itu membuatnya frustrasi sekaligus penasaran.
"Keamanan dan rumah…" renungnya sambil menyisir rambutnya dengan tangan.
Pikirannya dipenuhi ide-ide, tumpukan hal-hal yang ingin ia lakukan untuk keluarganya. Namun, saat ia memikirkannya, kerutan kecil tersungging di bibirnya.
Ini adalah pengalaman baru baginya, penuh tantangan yang belum pernah dihadapinya sebelumnya. Ia belum pernah menyewa agen keamanan, dan membayangkan pengawal mengawasi apartemen kecilnya terasa agak konyol.
Rasanya seperti memasang kunci mewah pada kotak kardus.
Ethan berpikir untuk membeli rumah baru. Rasanya berat sekali. Ia bisa membayar tunai, yang sebenarnya mudah. Namun, logistik, dokumen, dan besarnya keputusan itu terasa berat baginya.
Ethan tidak tahu harus mulai dari mana, tetapi ide itu tetap ada dalam benaknya, mendorongnya pelan-pelan.
"Aku akan mulai dari yang kecil," katanya lantang, keputusannya menancap kuat di dadanya. "Mungkin barang-barang yang kubeli dulu bisa dipakai. Lalu, mungkin mengganti beberapa barang di apartemen."
Ia tak ingin membebani keluarganya dengan transformasi yang terlalu tiba-tiba atau dramatis. Pikirannya kembali tertuju pada panel itu, matanya menyipit pada frasa yang sejak awal membuatnya bingung: Titik Kenaikan.
Mereka tetap menjadi misteri, bersinar redup di sudut pajangan seperti hadiah yang belum dibuka. Apa artinya? Bagaimana cara menggunakannya?
"Apa sebenarnya maksudnya…" tanyanya keras-keras, suaranya melemah saat ia memeriksa Panel Toko.
\=\=\=\=\=
[Panel Toko]
Barang yang tersedia:
Ramuan Kekuatan Tingkat Rendah (1 Poin Kenaikan)
Ramuan Kecepatan Tingkat Rendah (1 Poin Kenaikan)
Ramuan Daya Tahan Tingkat Rendah (1 Poin Kenaikan)
Ramuan Karisma Tingkat Rendah (1 Poin Kenaikan)
Ramuan Kecerdasan Tingkat Rendah (1 Poin Kenaikan)
[Item Terkunci – Diperlukan Naik Level]
\=\=\=\=\=
"Ini seperti permainan saja…" gumam Ethan.
Suaranya diwarnai campuran rasa tidak percaya dan takjub saat ia menatap Panel Toko. Di hadapannya, daftar item yang memungkinkan peningkatan dan peningkatan berkilauan mengundang di layar, masing-masing menjanjikan cara baru untuk mengubah dirinya.
Semuanya membutuhkan Poin Kenaikan. Ia kini mengerti di mana poin-poin ini berperan. Poin ini bertindak sebagai mata uang, atau begitulah keyakinannya terhadap sistem ini.
Ethan mengamati deskripsi tersebut, matanya melebar saat ia mulai mengerti.
"Aku bisa menjadi manusia super dengan ini," dia terkekeh, meski tawanya terasa hampa dalam keheningan di sekelilingnya.
"Poin Kenaikan, EXP… Kurasa semuanya ada hubungannya," Ethan bergumam sambil melanjutkan langkahnya menuju toko buku.
Tepat saat itu, sebuah denting samar bergema di benaknya, lembut namun tak terbantahkan, seperti dentang lonceng di kejauhan. Ethan membeku di tengah langkah, secara naluriah melirik ke sekeliling, meskipun ia tahu tak seorang pun bisa mendengarnya.
Pemberitahuan lain dari sistem muncul di teleponnya.
\=\=\=\=\=
[Misi Baru]
[2. Perluas Jaringan Anda]
Tujuan: Jalin hubungan yang bermakna dengan individu-individu berpengaruh. Bangun jaringan untuk meningkatkan status Anda.
Jumlah koneksi (0/2)
Hadiah:
2.500 EXP
10 Titik Kenaikan
\=\=\=\=\=
"Perluas jaringanku?" Ethan berhenti di jalurnya, membaca pemberitahuan misi lagi.
Kata-kata itu terngiang di benaknya, maknanya jelas sekaligus meresahkan. Hingga saat ini, ia percaya tugas-tugas sistem akan bersifat praktis, dan berfokus pada pengembangan diri. Hal-hal yang bisa ia tangani dengan tenang, sendirian.
Namun, ini berbeda. Sistem mendorongnya untuk menjangkau dunia luar, membangun koneksi dengan orang lain, dan melangkah melampaui batasan dunianya yang ketat.
"Orang-orang berpengaruh…" gumamnya, sambil memikirkan kalimat itu.
Ia memikirkan orang-orang dalam hidupnya. Keluarganya, beberapa teman dekatnya, dan Tuan Parker, pemilik toko buku itu.
Tak satu pun dari mereka bisa disebut berpengaruh dalam arti yang tampaknya dimaksudkan oleh sistem tersebut. Tugas itu bukan hanya asing; tetapi juga tidak nyaman.
Ethan tidak pernah mencari orang-orang yang berkuasa, dan gagasan untuk melakukannya kini terasa menakutkan.
'Mengapa sistem peduli dengan hal ini?' Ethan bertanya-tanya.
Misi itu terasa disengaja, memiliki tujuan yang belum dapat dipahaminya, seolah-olah mengarahkannya ke sesuatu yang lebih besar daripada yang dibayangkannya.
Tak ada alasan untuk menolak—bukan seperti itu. Sistem ingin dia bertumbuh, meraih, dan bertindak.
Ethan membetulkan tas punggungnya saat toko buku itu mulai terlihat, pikirannya berdengung.
Satu hal menjadi jelas; hidupnya tidak lagi sendirian dalam kendalinya.
Sistem itu, dengan logikanya yang aneh dan kemungkinan yang tak terbatas, punya rencana untuknya. Dan itu baru permulaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments