Bab 3 : Kenapa Dia Datang?

Berita kehamilan Selir Pertama Putra Mahkota dengan cepat tersebar di seluruh kekaisaran. Tentu saja untuk sebagian orang ini merupakan kebahagiaan, terutama Kaisar dan Ratu.

Namun, tidak bagi Selir Qin Mei. Berita ini merupakan pukulan berat yang berhasil menyulut api amarah dalam hatinya.

Sementara itu, Putra Mahkota yang kini ada bersamanya tampak tidak bereaksi apapun. Dan itu membuatnya bahagia.

"Suamiku, Selamat"

Ucapnya dengan lembut, namun matanya tampak berkaca-kaca.

"Omong kosong!" Wajah Huang Fu menjadi lebih dingin. Dia tidak pernah mencintai Bao Jia, sebaliknya, Dia menganggap Bao Jia dan Ayahnya sengaja menyalahgunakan jasa kepahlawanan Li Qibo sebagai alasan untuk menikahkan dirinya dengan Bao Jia.

Dia juga mencurigai keluarga itu tengah melakukan upaya pengumpulan kekuatan untuk mengkudeta kekaisaran saat ini.

Mendengar ucapan dari Huang Fu, hati Qin Mei diam-diam merasa puas. Dia juga sangat membenci Bao Jia.

Huang Fu adalah kekasihnya, Mereka saling mencintai sejak masih kanak-kanak. Meskipun status keluarganya berasal dari kalangan rakyat jelata, tapi Huang Fu selalu meyakinkannya bahwa Kaisar dan Ratu akan merestuinya jika Dia terus menunjukkan sikap yang tulus.

Lagipula, Huang Fu adalah satu-satunya penerus yang layak. Adiknya, Wang Huan-Ran, tidak tertarik untuk menjadi penerus Kerajaan. Dia adalah seorang pecinta seni. pemahat kayu paling tersohor di negeri ini, bahkan di luar kekaisaran. Jiwanya yang lemah seperti itu, mana mungkin cocok menjadi seorang pemimpin.

Hanya Huang Fu, Huang Fu-nya lah yang layak.

"Suamiku, Jangan terlalu difikirkan, meskipun Dia adalah anak dari Selir pertama, tapi, Dia tetaplah keturunanmu langsung, Mei'er akan menyayanginya seperti anak sendiri, jadi..."

"Mei'er... Kamu terlalu baik hati, Dia dan keluarganya bukanlah orang yang baik. Mereka menginginkan sesuatu dari kekaisaran ini"

Qin Mei hanya menundukkan kepalanya seolah tidak tahu harus berkata apa, namun diam-diam ia menyunggingkan senyuman.

"Yang Mulia Putra Mahkota, mohon maaf, Yang Mulia Kaisar meminta Anda untuk menghadap Beliau sekarang"

Huang Fu mengernyitkan keningnya. Ia tahu, ini pasti soal Selir Bao Jia.

"Hmn, Aku akan segera kesana"

"Baik Yang Mulia"

Pelayan itu pun undur diri dan kembali ke tempatnya.

"Mei'er, Jika malam ini Aku tidak kembali sampai tengah malam, Kamu tidurlah lebih dulu"

"Suamiku, Anda akan..."

"Ya, Kaisar memanggilku, tujuannya pastilah tentang berita Selir Li Bao-Jia. Bagaimanapun, Dia berstatus istriku. Menolak menemuinya sama seperti melawan titah raja. Jadi, Aku harus mematuhinya"

"Baiklah"

Liu Qin-Mei tersenyum manis namun matanya tampak sendu. Melihat itu, hati Huang Fu terasa sakit. Qin Mei terlalu baik hati dan lembut. Huang Fu sebenarnya merasa tidak tega berlaku seperti ini. Namun, Inilah resiko menjadi pewaris tahta. Memilih istri harus dari kalangan bangsawan, sementara Qin Mei...

"Aku pergi dulu. Tidurlah lebih awal, jangan lupa makan dengan baik"

"Ya, Suamiku"

Huang Fu meninggalkan Qin Mei untuk bertemu dengan Kaisar.

'Dasar perempuan sialan!' Qin Mei meremas jemarinya sendiri dengan kuat hingga buku-buku jarinya memerah.

****

"Nyonya, apa Anda butuh sesuatu?"

"Tidak, Bibi Yi, Aku sudah makan dan meminum resep dari tabib, Aku hanya butuh istirahat. Kamu bisa tinggalkan Aku"

"Baiklah Nyonya"

"Bi, jangan lupa, Aku tidak ingin bertemu siapapun"

"Saya mengerti,Nyonya"

Liang Yi pun segera beranjak meninggalkan ruangan, Namun kemudian Ia kembali berbalik dan bertanya,

"Bagaimana jika yang mulia Putra Mahkota yang datang Nyonya?"

"Tolak. Aku juga tidak ingin bertemu dengannya"

Jawab Bao Jia dengan tegas. Justru orang itu yang sangat tidak Ia harapkan untuk datang. Hatinya pasti akan sakit setiap melihat wajahnya. Kekejamannya di kehidupan lalu masih tergambar jelas di memori otaknya.

"Nyonya..."

"Tinggalkan Aku Bibi Yi"

Liang Yi menyerah. Ia sangat mengenal majikannya ini. Jika sudah berbicara demikian berarti bujukannya tidak akan ada gunanya.

Liang Yi pun keluar dari kamar itu dan menutup rapat. Ia berdiri dengan tegak didepan kamar Bao Jia.

Lagipula, Bao Jia sudah mengetahui bahwa Huang Fu tidak akan datang, sama seperti di kehidupan lalu. Ia yang begitu antusias dan setiap hari menunggu, bahkan diam-diam pergi ke istana hanya untuk memastikan apakah Dia akan datang ke Paviliun Persik atau tidak. Dan seperti biasa, Pria itu tidak pernah datang. Dia datang hanya untuk memarahinya jika Qin Mei mulai berulah dan mencari masalah dengannya.

Bahkan saat melahirkan pun Ia hanya didampingi oleh Liang Yi dan pelayan.

Lalu, bagaimana mungkin Ia akan datang? Malah lebih baik jika tidak usah datang sekalian.

Sementara itu, Bao Jia yang baru saja pura-pura ingin tidur, langsung terbangun begitu Liang Yi meninggalkan kamarnya. Ia kemudian berjalan ke arah lemari. Mencari buku yang biasa ia gunakan sebagai catatan penting.

"Aku mulai banyak melupakan kejadian-kejadian di kehidupan sebelumnya, Aku harus mencatatnya. Mungkin saja ini adalah efek jangka panjang yang nantinya akan membuatnya benar-benar melupakan semua peristiwa di kehidupan lalu"

Ucap Bao Jia.

Setelah catatanya ketemu, Bao Jia mulai mencatat semua rangkaian kejadian yang ia alami di kehidupan sebelumnya. Ia tulis sesuai waktu dan tanggalnya. Berharap dengan begini, Ia bisa menyusun strategi untuk meninggalkan wilayah negara ini sejauh mungkin bersama Ayahnya tanpa pengejaran.

Di tengah kesibukannya, Tiba-tiba....

"Hormat kami Yang Mulia Putra Mahkota"

Deg!

Jantung Bao Jia berdetak kencang. Tiba-tiba seluruh tubuhnya terasa dingin. Ia gemetar, ketakutan mulai merayapi setiap aliran darahnya. serpihan-serpihan bayangan kehidupan lalu berkelebat di dalam pikirannya.

"Kenapa Dia datang? Untuk apa?"

Bao Jia menatap pintu, lalu tanpa sengaja matanya menangkap tulisan di catatannya. Ia segera menutupnya kemudian menyembunyikannya di bawah bantal. Ia pun kembali berbaring.

Seperti dugaannya, Liang Yi masuk ke dalam kamar dan menyampaikan bahwa Putra Mahkota datang berkunjung.

"Bibi Yi, bukankah aku sudah mengatakan, Aku tidak ingin bertemu dengan siapapun. Kenapa Anda tidak mengerti?"

Bao Jia sengaja berbicara dengan keras agar Huang Fu bisa mendengarnya dan akhirnya pergi.

Namun diluar dugaan, Pria itu malah sudah memasuki kamar.

"Jangan suka membuat masalah. Memarahi pelayan hanya untuk melampiaskan kemarahanmu padaku. benar-benar tidak bermoral"

Bao Jia segera bangkit dari posisi tidurnya, duduk menghadap Huang Fu, menatapnya dengan dingin.

"Ya, Aku memang tidak bermoral, maka dari itu Ayo bercerai setelah anak ini lahir"

Ucap Bao Jia dengan lantang, membuat Liang Yi dan Huang Fu sangat terkejut dan saling memandang.

Sementara di luar, para pelayan yang berjaga mulai berbisik-bisik.

"Omong kosong!!" Suara Huang Fu menggelegar. Udara di ruangan itu tiba-tiba terasa membeku. Huang Fu menatap Bao Jia dengan penuh amarah, hingga tanpa sadar Bao Jia sedikit merasa takut. Tapi apa yang Ia katakan adalah kejujuran dan keinginannya yang sungguh-sungguh. Dengan perlahan Ia kembali menenangkan hati,kemudian dengan tenang Bao Jia berkata,

"Tidak, Yang Mulia Putra Mahkota, ini bukan omong kosong. Mari kita bicarakan empat mata"

Bersambung

Hai BESTie,

sedikit penjelasan, kalau dalam film2 China gitu, biasanya untuk panggilan keluarga dekat/orang yang disayangi akan di akhiri dengan sebutan 'er

Jadi kaya Bao Jia, itu ayahnya, kakaknya, suaminya biasanya akan panggil dia "Jia'er" berlaku juga untuk laki-laki ke sesama umurnya atau adik tingkatnya yang deket/ada hubungan kekerabatan yang akrab.

Gitu ya teman-teman cmiiw, kalau ada kekeliruan bisa di koreksi, soalnya Aku nggak tahu persis, karena aku tahunya cuma dari donghua, atau novel terjemahan Chinese yang aku baca.

Terima kasih 🙏🙏🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!