Bagaimana Anda tahu saya sudah bangun? Dan itu tidak penting. Saya mau minta Anda berhenti mengganggu saya.
Adrian Narendra
Aku tahu dari kebiasaan kamu. Dan saya tidak mengganggumu. Saya hanya... menyapamu.
Kania Kirana
Mengetahui detail hidup saya dan tiba-tiba mengirim makanan itu bukan "menyapa". Itu namanya menerobos privasi.
Adrian Narendra
Aku minta maaf jika kamu merasa begitu. Tapi saya hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja.
Kania Kirana
Saya baik-baik saja. Sekarang tolong berhenti. Saya tidak mau diganggu lagi.
Adrian Narendra
Kenapa? Kamu takut padaku?
Kania Kirana
Tentu saja! Siapa yang tidak takut pada orang asing yang tiba-tiba tahu semua tentang mereka?
Adrian Narendra
Bukankah aku sudah bilang, aku tidak akan menyakitimu? aku hanya ingin kamu merasa aman bersamaku.
Kania Kirana
Itu tidak membuat saya aman. Itu membuat saya merasa diawasi.
Adrian Narendra
Aku tidak mengawasi. Aku hanya peduli. Kamu akan menyadari itu nanti.
Kania Kirana
Saya tidak mau.
Adrian Narendra
Jangan terlalu keras kepala, Kania. Semua orang butuh seseorang yang peduli pada mereka. Seseorang yang selalu ada.
Kania Kirana
Saya punya teman. Saya punya keluarga.
Adrian Narendra
Apakah mereka ada untukmu setiap saat?
Kania Kirana
Mereka akan melakukannya. Dan itu bukan urusan Anda juga
Adrian Narendra
Sekarang urusanku. Aku tidak akan pergi. Kamu harus terbiasa dengan itu.
Kania Kirana
Saya akan memblokir Anda!
Adrian Narendra
Jangan lakukan itu. Aku akan sedih. Dan kamu tidak ingin membuatku sedih, kan?
Kania Kirana
Saya tidak mengenal Anda, bagaimana saya bisa turut sedih?
Adrian Narendra
Kalau kamu memblokirku aku akan buat nekad loh
Kania Kirana
Memang apa yang akan kamu lakukan?
Adrian Narendra
Mungkin menculikmu?
[Offline]
Kania menekan tombol back pada aplikasi chat-nya, enggan melihat lagi nama Adrian. Tangannya gemetar. Setiap pesan dari pria itu adalah serangan pada batas-batas privasinya, namun anehnya, kata-kata Adrian seolah menancap di kepalanya.
Dia tahu itu manipulasi, dia tahu dia harus marah, tapi sebagian dari dirinya terasa lumpuh, tak mampu menekan tombol "blokir" yang ada di depan matanya. Dia merasa terperangkap, dan entah mengapa, Adrian tahu persis bagaimana menahannya.
Kania Kirana
(menghela napas berat)
Kania Kirana
Ancamannya mungkin palsu.
Kania membuka HP lagi, dia menekan nomor Andrian dan segara menekan tombol 'blokir'
Comments