Mami!

"Mai, kau yakin akan ke tempat perempuan ini?" tanya mbak Siska sambil menunjuk kartu nama yang Maira pegang, saat mereka sedang berada di loker untuk mengambil tas. Maira melihat ada kecemasan di mata mbak Siska. Hari ini mereka kedapatan shift pagi.

"Iya,Mbak, siapa tahu aku bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik dari ini," jawabnya. Mbak Siska menarik nafas panjang.

"Aku takut dia bukan perempuan baik, Mai, kau harus berhati-hati pada orang-orang baru yang kau kenal," ujar mbak Siska lagi.

"Makanya, Mbak, aku penasaran sekali. Tidak apa, Mbak, aku akan baik-baik saja. Aku akan secepatnya pulang." Ia yakinkan mbak Siska  yang masih menatapnya cemas.

"Baiklah, Mai, tapi jika nanti ada apa-apa, segera hubungi aku ya," Katanya dengan sungguh-sungguh. Maira mengangguk seraya memberinya seulas senyum agar ia tenang melepas kepergiannya menemui wanita bernama Debora itu.

***

Maira menatap rumah megah dan mewah itu dengan kagum. Rumah keluarganya di Surabaya tidak sebesar ini. Ia lihat sekali lagi, alamat yang tertulis di kartu nama. Cocok. Satu orang penjaga lelaki berperawakan besar tinggi membuka gerbang.

"Maaf, Mas, saya cari nyonya Debora," kata Maira sekalian menyapa saat ia telah membuka gerbang.

"Ikut saya ke dalam," tukas petugas itu tanpa banyak bertanya. Maira mengikuti langkahnya yang cepat. Dapat ia lihat banyak sekali perempuan cantik di dalam tempat ini. Beberapa sedang asyik berkumpul, beberapa lagi sedang asyik dengan telepon mereka. Banyak di antara mereka yang merokok. Perasaannya mulai tak enak. Sempat ingin berbalik pergi, namun hati menahan.

"Masuk!" Suara seorang wanita terdengar saat penjaga mengetuk pintu. Penjaga itu masuk ke dalam, Maira menunggu di luar. Tidak berapa lama ia kembali.

"Masuklah Nona, Nyonya sedang menunggu anda. Semoga anda yang beruntung kali ini." Penjaga itu menyunggingkan senyum. Maira sama sekali tak mengerti kata-katanya barusan.

Maira membuka pintu. Masuk dengan hati-hati. Tertunduk, ia langkahkan kaki.

"Duduklah."

Maira menurut, perlahan ia mengangkat wajah. Ia tatap perempuan bernama Debora itu.

"Siapa namamu?" tanyanya tenang.

"Mairazkia, Nyonya. Panggil saja Maira," sahut Maira dengan memberi senyum kecil.

"Mami. Panggil aku begitu," jawab Debora menekankan.

"Ehmmm, iya, Mi." Terdengar aneh di telinganya sendiri

"Dari mana asalmu, Maira?"

"Surabaya, Mi."

"Mengapa kau merantau ke Jakarta?" tanyanya penuh selidik.

Maira terdiam cukup lama. Apakah ia harus menceritakan nasibnya yang tragis pada perempuan yang sedang menginterview

nya ini?

"Ceritakan saja padaku, siapa tahu kau memang orang yang tepat untuk mendapatkan ini." Debora berkata dengan tenang. Nampak ia sudah sangat terbiasa menghadapi gadis yang baru saja menjejakkan kaki di Jakarta seperti Maira ini.

"Ehmmmm, saya di usir dari rumah. Dan saya akhirnya memilih Jakarta sebagai tempat baru saya." Hanya itu yang Maira berikan sebagai jawaban enggan menjelaskannya secara rinci dan lebih dari ini. Namun nampaknya Debora sudah sangat lihai melihat permasalahan yang ia alami.

"Cocok. Maira, coba berdiri dan berputarlah. Hmmm, apa kau bisa menari?" tanya Debora lagi. Maira mengangguk. Ia memang senang menari, di sekolah dulu saat ada pentas menari ia selalu menjadi juara. Tapi Maira malu bila harus melakukannya di depan wanita ini.

"Tapi ... "

"Tak apa, tunjukkan saja padaku bakatmu." Debora berjalan, memutar musik lembut.

Ragu, awalnya ia masih mematung. Namun, akhirnya digerakkan juga tubuh mengikuti alunan musik. Debora menatapnya puas.

"Cukup. Maira, apa kau bersedia menerima tawaran ku ini." Debora memintanya duduk.

"Apa itu?"

"Menarilah di hadapan seorang pria malam besok. Aku akan memberimu uang sepuluh juta. Setelahnya, ku serahkan keputusan di tanganmu."

Maira terbelalak, mendengar uang dalam jumlah cukup besar itu. Apa benar ia hanya akan menari?

"Apa hanya akan menari?" tanyanya memastikan.

"Ya, setelah itu aku akan memberimu satu pekerjaan lain. Kau mau? Sudah delapan gadis yang mencobanya, Maira, tapi mereka semua gagal. Kau yang aku rasa paling pas." Debora berkata sambil meraih sebatang rokok lalu menghidupkannya.

"Tapi ... "

"Kau boleh saja ragu, tapi kau akan kehilangan kesempatan besar ini." Kata-katanya membuat Maira terdiam.

"Baiklah, aku mau. Aku akan menari besok."

"Lima juta untukmu. Sisanya besok." Maira kembali terbelalak dibuat perempuan ini saat ia menyerahkan amplop sejumlah uang yang ia sebutkan tadi.

"Ambil. Sebagai tanda jadi kesepakatan awal kita." Ia tertawa.

Ragu, Maira menarik pelan amplop itu.

"Benarkah ini?" Ia masih tak percaya.

"Ya. Besok pukul delapan malam aku akan menjemputmu. Tuliskan alamatmu di sini sekaligus nomor ponsel," perintahnya. Maira segera menuliskan apa yang ia minta.

"Baiklah, aku permisi." Ia berdiri, hendak berbalik.

"Tunggu, Maira apa kau masih perawan?"

Maira menoleh sesaat, merasa aneh dengan pertanyaan sensitif ini. Namun ia mengangguk yakin. Terlihat senyuman puas di wajah Debora.

"Pergilah, hati-hati di jalan. Ingat, besok aku akan menjemputmu. Menarilah dengan baik besok."

Maira melangkah meninggalkan ruangan ber-Ac itu masih dengan banyak sekali pertanyaan di kepala. Tapi ia sudah melangkah, uang itu telah diambil juga. Maira harus menari besok, menari untuk siapa? Ia pun tak tahu.

***

Debora memandang pintu di depannya dengan puas. Teringat Maira. Ia yakin Mairalah yang akan bisa meluluhkan laki-laki itu besok pagi. Ia terkenang percakapannya satu minggu yang lalu, di dalam sebuah ruangan besar, sebuah perusahaan.

"Berikan aku satu gadis yang paling muda dan segar. Carikan yang perawan, akan ku berikan berkali-kali lipat untukmu."

Debora memandang Barata Yuda dengan tersenyum sinis.

"Bara, aku sudah melemparkan banyak perempuan cantik untukmu, tak satu pun yang berakhir denganmu di atas tempat tidur." Debora mengatakannya dengan sengit. Ia ingat sudah banyak sekali perempuan yang ia berikan pada lelaki tampan dengan perawakan atletis itu namun, semuanya mengecewakan. Bara mengusir mereka setelah para gadis itu menari dengan sejumlah uang dalam jumlah besar.

"Aku tidak suka mereka. Carikan lagi. Jika kau berhasil mendapatkannya, aku akan membayar sangat mahal," Ujar Bara dengan tenang.

"Berapapun yang aku minta?" Debora memastikan.

"Adalah hal bodoh jika kau meragukan aku tentang uang," Sahut Bara dengan alis terangkat.

Debora menatap lelaki itu tanpa berkedip. Ia tahu siapa Bara. Duda yang ditinggal mati istrinya. Lebih dari tujuh tahun menjadi duda tanpa anak membuatnya tetap tampak muda. Banyak wanita mendekatinya. Bara bergeming.

"Aku akan mendapatkannya untukmu," putus Debora, Bara menyunggingkan senyum.

"Buktikan," Singkat Bara dengan tatapan tajamnya.

Ingatan Debora kembali ke alam sadarnya kini. Debora menyimpan alamat yang telah ditulis Maira barusan. Ia yakin Maira mau menerima tawarannya setelah ini. Menjadi partner tidur bagi pria tampan tapi kesepian, Barata Yuda!

Terpopuler

Comments

Natalia Martiningsih

Natalia Martiningsih

wohooooo
othor keceh comeback again, apa kabare si Beben kak??????😂😂
masi kah pake pempers?????

2025-07-26

2

lihat semua
Episodes
1 Jakarta!
2 Mami!
3 Poledance
4 Penawaran Tergila
5 Tuan Bara
6 Lelaki Sejuta Misteri
7 Seperti Wine
8 My Bee
9 Aroma Sengg*m*
10 Shadow and Shallow
11 Menari dan Terus Menari
12 untitled
13 Kemana Kau Kasihku?
14 Surrender
15 Senyum Penunda Luka
16 My Love Where Are You?
17 Terlupa Romantis
18 Dua Cincin
19 Kamu Terlalu Jahat
20 Satu Permintaan
21 SugarBaby (1)
22 SugarBaby (2)
23 Just Make Love Thru The Night
24 Pesona Wajahmu
25 Kau Adalah Bayang-bayang Cahaya Cintaku
26 Aku Telah Berdua
27 Te Amo Me Amor
28 Hasrat
29 Passionate Marriage
30 Mama Olivia!
31 Egois!
32 Salken guys
33 Panggung Sandiwara
34 Tidak Ada Ruang
35 Bertahan
36 Aunty Maira
37 Dongeng Untuk Putri
38 SOFIA
39 She Is Pregnant
40 Bukan Bocah!
41 Little Bee
42 Canggung
43 Never Give Up
44 Happy With You
45 Mimpi
46 Salar De Uyuni
47 Kentang Goreng Gosong
48 One Day In Your Life
49 Club
50 Kamu Tak Sendiri
51 Kedatangan Debora
52 Puzzle
53 Maira Dan Kehidupan Kecilnya
54 Jingga Di Ujung Senja
55 Pasar
56 Sang Penari
57 Kembali Pulang
58 Bicara Padaku, Debora
59 Siapa Nyonya Merry?
60 Sebuah Rahasia Kelam
61 Dimana Aunty Maira?
62 Passion
63 Bicara Pada Sofia
64 Tidak Tenang
65 Kembali Kuliah
66 Mencintaimu Alasan Aku Hidup
67 Bimbang
68 Panggilan Tak Terjawab
69 Pelarian
70 Firasat
71 Belum Bisa Bertemu
72 Menantikan Pertemuan
73 Pertemuan Yang (Tak) Indah
74 Ibu ?
75 Trouble
76 Pelukan Penentram Jiwa
77 Sang Penakluk
78 Kedok
79 Awal Yang Baru
80 Teror (I)
81 Teror (II)
82 Teror (III)
83 Kacau!
84 INJURI TIME!
85 Pembalasan
86 N I C U
87 Masih Di Sini
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Jakarta!
2
Mami!
3
Poledance
4
Penawaran Tergila
5
Tuan Bara
6
Lelaki Sejuta Misteri
7
Seperti Wine
8
My Bee
9
Aroma Sengg*m*
10
Shadow and Shallow
11
Menari dan Terus Menari
12
untitled
13
Kemana Kau Kasihku?
14
Surrender
15
Senyum Penunda Luka
16
My Love Where Are You?
17
Terlupa Romantis
18
Dua Cincin
19
Kamu Terlalu Jahat
20
Satu Permintaan
21
SugarBaby (1)
22
SugarBaby (2)
23
Just Make Love Thru The Night
24
Pesona Wajahmu
25
Kau Adalah Bayang-bayang Cahaya Cintaku
26
Aku Telah Berdua
27
Te Amo Me Amor
28
Hasrat
29
Passionate Marriage
30
Mama Olivia!
31
Egois!
32
Salken guys
33
Panggung Sandiwara
34
Tidak Ada Ruang
35
Bertahan
36
Aunty Maira
37
Dongeng Untuk Putri
38
SOFIA
39
She Is Pregnant
40
Bukan Bocah!
41
Little Bee
42
Canggung
43
Never Give Up
44
Happy With You
45
Mimpi
46
Salar De Uyuni
47
Kentang Goreng Gosong
48
One Day In Your Life
49
Club
50
Kamu Tak Sendiri
51
Kedatangan Debora
52
Puzzle
53
Maira Dan Kehidupan Kecilnya
54
Jingga Di Ujung Senja
55
Pasar
56
Sang Penari
57
Kembali Pulang
58
Bicara Padaku, Debora
59
Siapa Nyonya Merry?
60
Sebuah Rahasia Kelam
61
Dimana Aunty Maira?
62
Passion
63
Bicara Pada Sofia
64
Tidak Tenang
65
Kembali Kuliah
66
Mencintaimu Alasan Aku Hidup
67
Bimbang
68
Panggilan Tak Terjawab
69
Pelarian
70
Firasat
71
Belum Bisa Bertemu
72
Menantikan Pertemuan
73
Pertemuan Yang (Tak) Indah
74
Ibu ?
75
Trouble
76
Pelukan Penentram Jiwa
77
Sang Penakluk
78
Kedok
79
Awal Yang Baru
80
Teror (I)
81
Teror (II)
82
Teror (III)
83
Kacau!
84
INJURI TIME!
85
Pembalasan
86
N I C U
87
Masih Di Sini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!