"Hahaha, sepatu nya bolong." ejek teman teman farid dengan penuh hinaan.
Farid hanya diam menunduk tak berani melawan. Tapi tangan nya mengepal.
"Dasar anak orang miskin, sana kerjakan tugas ku. Kau pasti butuh uang kan?" ejek Rio yang merupakan anak kepala desa.
dengan patuh, Farid mengerjakan tugas tugas nya, Rio. karena memang otak Farid cerdas dalam pelajaran.
"Sudah belum, lama sekali." keluh Rio yang merasa tak sabar. karena takut guru tau karena dia tak siap pr sekolah.
"Belum, tunggu sebentar." ucap Farid dengan berusaha tetap sabar dan berusaha cepat menyelesaikan tugas nya Rio.
"Sudah." ucap Farid dengan wajah datar nya.
"Bagus, ini bayaran mu. Aku berikan 10.000 hari ini, baik kan aku." ucap nya dengan penuh kesombongan.
walaupun sering di hina oleh Rio, tapi bocah itu sering memberi nya uang dan lumayan untuk di tabung, agar bisa lanjut ke sekolah yang lebih tinggi lagi.
Farid hanya diam, dan mengambil uang itu, karena sangat lumayan untuk bisa jajan hari ini.
Sedangkan di rumah Bu Romlah, asih sibuk mencuci baju baju milik keluarga bu Romlah dengan penuh kesabaran. Bu Romlah sangat baik kepada nya, sering menyediakan sarapan untuk asih sebelum bekerja.
"Ni sarapan sih, saya belikan tadi di warung depan. Di makan ya." ucap Bu Romlah dengan ramah nya.
"Bu Romlah, boleh asih bawa pulang?" tanya ku dengan penuh harap. Karena Ida pasti suka melihat makanan ini.
"Ya boleh, bawa lah. Tapi asih udah Sarapan belum?" tanya nya dengan heran.
"Asih bisa sarapan di rumah Bu."
"oh, yaudah saya pergi dulu ya. Tolong jaga rumah."
"Baik Bu." ucap asih dengan patuh.
Fatih dan juga Farida itu anak kembar, Mereka hanya beda 10 menit saja saat lahir. Fatih anak kedua, dan farida anak terakhir. Sehingga saat ini usai mereka masih 6 tahun lebih. Asih Ingin mendaftarkan mereka bersekolah, tapi belum memiliki uang yang cukup.
Setelah selesai mencuci, aku pulang membawa sarapan tadi, untuk Fatih, dan juga Ida, yang saat ini menunggu nya di rumah.
"Wah, bunda sudah pulang. bawa apa itu Bun?" tanya Fatih dengan penuh semangat.
"Bunda bawakan sarapan dari Bu Romlah. Ayo kalian makan berdua. Berbagi dengan ida ya nak." ucap asih yang selalu mengajarkan anak nya berbagai.
"Baik bunda."
asih merasa bersyukur diberikan rezeki lebih hari ini. semoga saja rezeki nya terus mengalir dan diberikan kesehatan untuk nya dan juga suami nya. untuk melihat anak anak nya, bisa tumbuh sukses di masa depan.
saat asih ingin beristirahat menuju kamar, tak lama pak RT datang ke rumah nya dengan tergesa-gesa.
"Asih! Asih! lihat si Farhan terjatuh di senggol motor tadi." teriak pak RT yang memberitahu ku.
"Astagfirullah, di mana saat ini, suami ku pak RT?" tanya ku dengan tatapan berkaca kaca.
"di puskesmas, untung saja tak apa apa. Hanya kaki nya yang terluka cukup parah."
"Astagfirullah, ya Allah. Fatih, Ida kalian tetap di rumah ya nak. bunda liat kondisi ayah dulu."
"Iya Bun." ucap mereka dengan patuh nya.
asih langsung berlari tergesa-gesa, dan tak memikirkan apapun lagi. Dia merasa sedikit cemas, dan takut saat ini. Hatinya begitu sakit, dan begitu panik.
Sesampainya di puskesmas, asih langsung menghampirinya. terlihat suaminya yang sedang tertidur di ranjang puskemas.
"Ya Allah yah. Apa yang terjadi?" tanya asih dengan penuh kesedihan. dan air mata nya mengalir begitu saja.
"Maafin ayah ya Bun, ayah ga hati hati tadi. Ayah buru buru pergi ke tempat pelanggan, tapi ternyata ayah merasa pusing. Karena tak sarapan pagi. Dan tanpa sengaja mang Ujang menyenggol ayah dari belakang." ugal Farhan yang menjelaskan kepada istri nya.
Mendengar ucapan suaminya, membuat asih begitu terpukul. Suami nya sering tak sarapan di rumah. Dan lebih memilih mengalah dengan putra pertama nya. karena setiap hari Farid selalu membawa bekal. asih ingin menyiapkan sarapan yang banyak. Tapi tak cukup, karena nasi nya tak cukup.
"Astagfirullah ayah, sebentar ya. bunda tanya dulu sama petugas nya." ucap asih yang langsung menghapus air mata nya. Dia merasa bersalah. Suami nya pasti kelaparan saat berangkat bekerja. Tapi Farhan selalu berusaha menutupinya, karena lebih memilih perut anak nya dan juga istri nya yang makan terlebih dahulu, baru setelah itu dia.
"Bagaimana kondisi suamiku sus?" tanya asih dengan raut wajah yang begitu cemas.
"Kaki nya mengalami patah kaki Bu, harus diberikan penanganan medis rumah sakit besar. Kami kekurangan alat alat nya Bu."
"Astagfirullah, suster, apakah kalau tidak ditindaklanjuti kondisi suamiku akan jadi semakin parah ya sus?" tanya nya dengan penuh rasa takut.
"Kami hanya bisa memberikan penanganan ringan saja Bu, kalau tidak ditindaklanjuti, bisa mengalami kelumpuhan pada saraf kaki nya Bu. Sebaiknya, segera di rujuk ke rumah sakit, agar kondisi nya tak fatal. Dan bisa ditangani oleh dokter yang ahli, karena bisa diberikan gips di bagian kaki yang patah."
"Astagfirullah, dari mana aku mendapatkan uang?" ucap asih dengan penuh sesak di hati nya saat ini. Suaminya terbaring sakit di ranjang, dan harus melakukan operasi di bagian kaki nya. Dari mana dia mendapatkan uang untuk itu. Jangan kan punya uang, sudah bisa makan saja sudah bersyukur.
5 hari kemudian....
Farhan sudah di perbolehkan pulang, tapi kaki nya tak bisa dipaksakan untuk bisa bergerak bebas seperti dulu lagi. Asih akhirnya memilih untuk tetap membiarkan kondisi kaki suaminya Seperti itu, karena tak memiliki uang yang cukup untuk melakukan operasi di rumah sakit besar.
"Gpp Bun, ayah udah baikan. Jangan khawatir ya." ucap Farhan yang menenangkan istri nya yang masih menangis tersedu seduh.
"Bunda minta maaf ya yah. Ga bisa mengusahakan untuk pinjam ke saudara saudara kita. mereka tak ingin menolong sama sekali yah. Ayah harus mengalami kelumpuhan seperti ini." ucap asih dengan mata yang berkaca kaca. sendu dan sakit dirasakan oleh asih saat ini. Tak bisa menjadi istri yang baik, untuk suaminya.
Mendengar ucapan yang membuat nya merasa sakit hati, Farhan berusaha membujuk istri nya, untuk yak menyalahkan diri sendiri. Ini semua adalah cobaan dari sang pencipta. Dia sudah ikhlas dengan kondisi nya saat ini.
"Maafin ayah ya Bun, bunda ga salah sama sekali. Maafin ayah yang sudah banyak merepotkan bunda. Gara gara menikah dengan ayah, bunda menjadi hidup kesusahan, dan kekurangan seperti ini."
Kedua nya Sama sama menangis saat menuju perjalanan pulang. Sedih rasanya melihat kondisi kaki suaminya yang tak bisa berjalan normal. Pihak puskesmas, hanya bisa mengobati sebisa mungkin saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Wanita Aries
Ya Allah pdhl di senggol dr blkng tp masa gk tanggung jwab yg nyenggol. Apa cerita ini dijaman yg blm ada kis atau bpjs ya.
2025-07-24
1
Nyonya Gunawan
Kasian bget y hidup mereka,,itulah klo kita susah saudara sendri az g' mo ngakuin tpi klo kita kaya yg jauh az mendekat..
2025-07-24
1