Bab 3. Arya turun tangan

"Di mana? kau yang benar kalau ngomong!" kaget Pak RT.

"Benar, Pak! sekarang adik nya lagi sibuk mencari bersama dengan Naldi juga di danau sana." jelas Tamrin.

"Apa dia tenggelam ya?" Pak RT memakai sandal dan segera berlari menuju danau setelah dapat laporan bahwa Paijo hilang.

"Sampan nya ada di danau itu, tapi orang nya tidak ada." jawab Tamrin merinding.

Pak RT sampai terengah engah karena bisa di bilang sudah agak tua juga dia, karena panik saja tadi maka nya tidak pakai motor. padahal jarak nya juga lumayan jauh lah kalau jalan kaki, tapi karena panik dan buru buru sehingga tidak kepikiran untuk menemukan motor nya dulu.

Tamrin juga mau tak mau ikut lari mengiringi Pak RT, keadaan danau sudah sangat ramai karena kabar hilang nya Paijo sudah menyebar kemana mana sehingga semua orang pun jadi tau dan ikut mencari. kawasan lorong yang memang jarang di datangi itu terlihat ramai, sebab mereka mulai merasakan curiga mayat nya ada di sana.

Dugaan nya pasti meninggal karena tenggelam ini, namun Ana tetap kekeh mengatakan kalau Paijo pintar berenang jadi tidak mungkin pula bisa tenggelam dan hilang begini. semua nya panik dan ada beberapa mengatakan kalau ini ulah nya mahluk halus, Pak RT pun menyuruh mereka memanggil Arya atau Purnama.

"Aku yang panggil." Tamrin segera menghidupkan motor.

"Ayo tolong di cari dulu, siapa yang punya sampan tolong ikut cari." pinta Pak RT menyuruh warga nya.

"Tim sar sudah turun tangan kok, Pak." Eko yang sebagai polisi sudah menangani kasus ini.

"Mudah mudahan ketemu dan Paijo selamat." harap Pak RT pelan.

Sampan yang turun sudah ada sekitar lima belas milik nya para warga yang ada di sini, mereka ikut mencari karena kasihan melihat Ana yang histeris tidak mau diam akibat takut bila saudara nya sampai kenapa napa, sebab pergi nya ada tapi orang nya malah entah kemana.

"Ya Allah tolong temukan Mas Paijo." Ana menangis di pinggir danau.

"Beri minum dulu, Di." suruh Pak RT pada Naldi.

"Ini, ayo minum dulu agar kamu bisa tenang dan kita lanjut cari ya." bujuk Naldi lembut.

"Bagai mana? maaf saya telat karena ada rekapan di kantor tadi." Pak Lurah datang tergesa gesa.

"Sampan nya ada di lorong itu, tapi orang nya tidak ada, Yah." jelas Naldi menatap Ayah nya.

"Loh tidak mungkin tenggelam kan, Paijo bisa renang kok seperti nya." Pak Lurah juga tidak percaya kalau Paijo tenggelam.

"Minum ya, ayo kita cari lagi kalau kamu tidak tenang." ajak Naldi lembut.

Ana begitu nelangsa karena pikiran dia sudah kemana mana, memikirkan bahwa saudara nya sampai hilang karena mau mencarikan ikan untuk Emak. entah bagai mana nanti perasaan Mak Roh apa bila tau putra pertama nya hilang, sudah pasti dia akan di landa rasa penyesalan yang amat sangat besar karena sudah minta ikan segala.

Pikiran Ana kesana sehingga rasa sedih seolah berkali kali lipat dalam hati nya, tidak bisa mau diam menahan air mata yang terus terusan keluar. sebab dia sudah membayangkan penderitaan Paijo, pasti nya sangat menderita apa bila memang tenggelam dan sampai tidak bisa bernafas di dalam air.

"Di sini hilang nya, Mas." Tamrin datang membawa Arya.

"Eh aura apa ini kok sangat kencang sekali?!" kaget Arya begitu datang.

"Tolong di cari ya, Mas! kasihan adik nya itu menangis terus, apa mungkin dia hilang karena hal ghaib." ujar Tamrin pula.

"Ya sudah aku akan mencari nya." angguk Arya pula mencari sampan yang mau dia naiki.

"Ayo sama saya saja, Mas Arya!" ujar Joko yang membawa sampan juga.

Arya pun naik sampan nya Joko untuk mencari di mana Paijo ini berada, kenapa dia bisa mendadak menghilang di danau ini. para penyelam juga sudah mulai datang untuk mencari nya, siapa tau masih ada di dasar danau sehingga mayat nya tidak mengambang.

"Mau arah yang mana, Mas?" tanya Joko pelan sembari mendayung.

"Itu lorong yang tempat sampan nya di temukan." jawab Arya.

"Aneh juga tempat ini kan, Mas? bukan nya mau mengarang cerita, tapi aku merasa kalau pas cari ikan malam tuh seperti ada yang memperhatikan dari lorong sini!" ujar Joko pelan.

"Kau pernah melihat sesuatu?" tanya Arya pula.

"Melihat langsung sih tidak pernah, cuma aku pernah mengalami hal aneh sama Ayah." jelas Joko.

"Aneh bagai mana?" Arya kepo pula jadi nya akan apa yang sudah Joko alami bersama Pak Tejo.

Joko mengatakan bahwa malam itu dia mencari ikan dengan Pak Tejo, tapi karena tak kunjung dapat dan hari juga sudah sangat malam, maka mereka memutuskan untuk pulang saja. karena di saat itu pula mereka baru ingat, bahwa ini malam Jumat Kliwon sehingga terasa sangat seram lah pasti nya.

Namun paa yang terjadi selanjut nya membuat mereka panik, sampan tidak bisa mau di dayung lagi. baik mundur atau pun maju, tidak bisa bergerak sedikit pun membuat Joko dan Pak Tejo sangat lah panik.

"Lalu apa yang kau lakukan saat itu?" tanya Arya.

"Aku sama Ayah baca ayat kursi sebanyak tujuh kali, baru kemudian sampan bisa maju dan kami sudah sangat takut pas itu." cerita Joko.

"Ini sudah lama sebenar nya penunggu sini, bahkan ku rasa jauh sebelum aku lahir." ujar Arya.

"Mas, saat itu aku melihat selendang warna merah mengambang." bisik Joko sangat pelan.

"Apa?" Arya sampai tidak dengar akan suara Joko.

"Selendang merah, saat sampan kami tidak bisa adil dayung. aku melihat selendang merah itu melilit sampan, tinggal sedikit lagi perahu mau tenggelam saat itu!" Joko kalau ingat sudah sangat takut.

Arya masih termenung karena dia perlu tau juga ini setan jenis apa, memang dia sudah lama ada di sini, tapi rasa nya dia tidak mengganggu dulu. atau mungkin ada gebrakan baru sehingga dia menjadi beringas lagi, kadang kadang kan mahluk ghaib juga tidak akan mengganggu apa bila tidak di ganggu duluan.

"Dingin sekali dan pemandangan nya indah ya, Mas." Joko melihat atas pohon yang melengkung.

"Kalau siang boleh lah, tapi ini agak beda rasa nya." ujar Arya melihat dengan teliti.

"Pas sampan macet itu ada di depan lorong ini, Mas." bisik Joko lagi.

"Jangan membicarakan nya di sini!" Arya langsung berdiri.

Tatapan mata nya mengedar kemana mana, Joko merinding karena baru ini dia melihat Arya sangat serius. biasa nya kan dia kalem seolah tidak ada beban, bahkan kadang malah petakilan sehingga membuat Purnama naik darah saja.

Selamat pagi besty, jangan lupa sarapan ya di Jumat berkah ini. semoga kalian sehat selalu, biar bisa baca cerita othor terus ya.

Terpopuler

Comments

𝐙⃝🦜Chopin Jung⏤͟͟͞R‮➢‮

𝐙⃝🦜Chopin Jung⏤͟͟͞R‮➢‮

setan tua lahh tuu kalo sebelum arya ada
wahhh kira² setan jenis apa lagi ini yg akan di ciptakan istrinya juki/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
kalo si juki bisa ciptain lagu
kalo bini nya bisa ciptain setan😅😅✌✌🏃🏃🏃🏃🏃🏃

2025-07-25

3

Al Fatih

Al Fatih

Wah,, kalo penunggunya sebelum mas Arya lahir,, berarti ini penunggunya senior ini 🤔...,,
D Jumat penuh berkah ini,, semoga Kaka Novita...,, dan keluarga besar mbak purnama universe yg ad d sini,, semoga sehat2 semuanya,, d mudahkan segala urusannya.... Aamiin

2025-07-25

1

Reni

Reni

yeeeeee udah nongol pangeran ular 🐍🐍🐍 wahhhh tumben g songong mode serius 👍👍👍
ati2 mas Arya takutnya itu dedengkot yg marah karena sodara e dibinasakan kalian 😬 mungkin ada sangkut pautnya sama iblis sesembahan Lula

2025-07-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Selendang merah
2 Bab 2. Mencari Paijo
3 Bab 3. Arya turun tangan
4 Bab 4. Mayat Paijo
5 Bab 5. Sukma merajuk
6 Bab 6. Tarian selendang merah
7 Bab 7. suara orang mandi
8 Bab 8. Ketakutan para arwah
9 Bab 9. Joko ketinggalan
10 Bab 10. Xavier di tampar
11 Bab 11. Ingin bertemu arwah
12 Bab 12. Mencari arwah
13 Bab 13. Tidak menemukan arwah
14 Bab 14. Semua ketakutan
15 Bab 15. Informasi bocor
16 Bab 16. Perahu tidak bisa jalan
17 Bab 17. Masuk danau
18 Bab 18. Warga mengamuk
19 Bab 19. Tamrin ketakutan
20 Bab 20. Terluka tanpa tau
21 Bab 21. Cermin Xavier pecah
22 Bab 22. Arya dan Andini hilang
23 Bab 23. Tersesat
24 Bab 24. Amukan Purnama.
25 Bab 25. Kemarahan besar
26 Bab 26. Ada yang nekat
27 Bab 27. Mayat Nipah
28 Bab 28. Gerhana bulan
29 Bab 29. Panas membara
30 Bab 30. Bertarung dengan arwah
31 Bab 31. Bertemu Dewi salju
32 Bab 32. Menolak mayat dukun
33 Bab 33. Kedatangan arwah lain
34 Bab 34. Mendapatkan Mayat
35 Bab 35. Sungai wadal
36 Bab 36. Hubungan masa lalu
37 Bab 37. Ratapan anak tanpa Ibu
38 Bab 38. Kekasih masa lalu
39 Bab 39. Danau angker
40 Bab 40. Misteri hilang nya Landak
41 Bab 41. Mayat yang hilang
42 Bab 42. Kabar jenazah hilang
43 Bab 43. Ratu ular bergosip
44 Bab 44. Kepala terbalik
45 Bab 45. Luka Maharani
46 Bab 46. Mayat dalam danau
47 Bab 47. Masuk istana bawah air
48 Bab 48. Arwah Mak Roh
49 Bab 49. Istri pertama
50 Bab 50. Air di liang lahat
51 Bab 51. Di bawa ke lembah kematian
52 Bab 52. Di susul Anita
53 Bab 53. Siapa yang menulis buku?
54 Bab 54. Bertempur di sungai wadal
55 Bab 55. Gadis misterius
56 Bab 56. Hantu tengkorak
57 Bab 57. Kedatangan pangeran ular
58 Bab 58. Dewi salju jatuh
59 Bab 59. Di obati Gun
60 Bab 60. Mayat lain
61 Bab 61. Di bantai kafan hitam
62 Bab 62. Flashback
63 Bab 63. Flashback part 2
64 Bab 64. Flashback off
65 Bab 65. Tangis Jati landak
66 Bab 66. Hanya Maharani
67 Bab 67. Pertempuran besar
68 Bab 68. Ratu ular vs dukun sakti
69 Bab 69. Kiara anak ular
70 Bab 70. Patah sayap Ratu burung hantu
71 Bab 71. Merobek selendang
72 Bab 72. Jantung hitam
73 Bab 73. Mengalahkan Ki Ambar
74 Bab 74. Debat warga
75 Bab 75. Mas Duda
76 Bab 76. Kemarahan Landak
77 Bab 77. Balas dendam Landak
78 Bab 78. Sadewa hilang
79 Bab 79. Siapakah Ana?
80 Bab 80. Ratu ular galau
81 Bab 81. Siksaan dari Ratu ular
82 Bab 82. Mencari Ana
83 Bab 83. keresahan Sagara
84 Bab 84. Di bantai habis²an
85 Bab 85. Keturunan Arum
86 Bab 86. Pertukaran roh Sadewa
87 Bab 87. Ratu ular frustasi
88 Bab 88. Salah pilih tubuh
89 Bab 89. Setan mabuk
90 Bab 90. Umpatan Arum
91 Bab 91. Pernikahan Sadewa
92 Bab 92. Arum bersembunyi
93 Bab 93. Menikah
94 Bab 94. Melepaskan ikatan
95 Bab 95. Emosi nya Ratu ular
96 Bab 96. Berurusan dengan wc
97 Bab 97. Membongkar kuburan
98 Bab 98. Membelah bumi
99 Bab 99. Di cium hantu
100 Bab 100. Di pasung
101 Bab 101. Di banting
102 Bab 102. Ketemu anak ular
103 Bab 103. Sadewa nekat
104 Bab 104. Menghajar Sadewa
105 Bab 105. Muntah darah
106 Bab 106. Emosi Menik
107 Bab 107. Hukuman Sadewa
108 Bab 108. Keputusan Ratu ular
109 Bab 109. Membantai Arum
110 Bab 110. Menemui Quina
111 Bab 111. Selesai
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1. Selendang merah
2
Bab 2. Mencari Paijo
3
Bab 3. Arya turun tangan
4
Bab 4. Mayat Paijo
5
Bab 5. Sukma merajuk
6
Bab 6. Tarian selendang merah
7
Bab 7. suara orang mandi
8
Bab 8. Ketakutan para arwah
9
Bab 9. Joko ketinggalan
10
Bab 10. Xavier di tampar
11
Bab 11. Ingin bertemu arwah
12
Bab 12. Mencari arwah
13
Bab 13. Tidak menemukan arwah
14
Bab 14. Semua ketakutan
15
Bab 15. Informasi bocor
16
Bab 16. Perahu tidak bisa jalan
17
Bab 17. Masuk danau
18
Bab 18. Warga mengamuk
19
Bab 19. Tamrin ketakutan
20
Bab 20. Terluka tanpa tau
21
Bab 21. Cermin Xavier pecah
22
Bab 22. Arya dan Andini hilang
23
Bab 23. Tersesat
24
Bab 24. Amukan Purnama.
25
Bab 25. Kemarahan besar
26
Bab 26. Ada yang nekat
27
Bab 27. Mayat Nipah
28
Bab 28. Gerhana bulan
29
Bab 29. Panas membara
30
Bab 30. Bertarung dengan arwah
31
Bab 31. Bertemu Dewi salju
32
Bab 32. Menolak mayat dukun
33
Bab 33. Kedatangan arwah lain
34
Bab 34. Mendapatkan Mayat
35
Bab 35. Sungai wadal
36
Bab 36. Hubungan masa lalu
37
Bab 37. Ratapan anak tanpa Ibu
38
Bab 38. Kekasih masa lalu
39
Bab 39. Danau angker
40
Bab 40. Misteri hilang nya Landak
41
Bab 41. Mayat yang hilang
42
Bab 42. Kabar jenazah hilang
43
Bab 43. Ratu ular bergosip
44
Bab 44. Kepala terbalik
45
Bab 45. Luka Maharani
46
Bab 46. Mayat dalam danau
47
Bab 47. Masuk istana bawah air
48
Bab 48. Arwah Mak Roh
49
Bab 49. Istri pertama
50
Bab 50. Air di liang lahat
51
Bab 51. Di bawa ke lembah kematian
52
Bab 52. Di susul Anita
53
Bab 53. Siapa yang menulis buku?
54
Bab 54. Bertempur di sungai wadal
55
Bab 55. Gadis misterius
56
Bab 56. Hantu tengkorak
57
Bab 57. Kedatangan pangeran ular
58
Bab 58. Dewi salju jatuh
59
Bab 59. Di obati Gun
60
Bab 60. Mayat lain
61
Bab 61. Di bantai kafan hitam
62
Bab 62. Flashback
63
Bab 63. Flashback part 2
64
Bab 64. Flashback off
65
Bab 65. Tangis Jati landak
66
Bab 66. Hanya Maharani
67
Bab 67. Pertempuran besar
68
Bab 68. Ratu ular vs dukun sakti
69
Bab 69. Kiara anak ular
70
Bab 70. Patah sayap Ratu burung hantu
71
Bab 71. Merobek selendang
72
Bab 72. Jantung hitam
73
Bab 73. Mengalahkan Ki Ambar
74
Bab 74. Debat warga
75
Bab 75. Mas Duda
76
Bab 76. Kemarahan Landak
77
Bab 77. Balas dendam Landak
78
Bab 78. Sadewa hilang
79
Bab 79. Siapakah Ana?
80
Bab 80. Ratu ular galau
81
Bab 81. Siksaan dari Ratu ular
82
Bab 82. Mencari Ana
83
Bab 83. keresahan Sagara
84
Bab 84. Di bantai habis²an
85
Bab 85. Keturunan Arum
86
Bab 86. Pertukaran roh Sadewa
87
Bab 87. Ratu ular frustasi
88
Bab 88. Salah pilih tubuh
89
Bab 89. Setan mabuk
90
Bab 90. Umpatan Arum
91
Bab 91. Pernikahan Sadewa
92
Bab 92. Arum bersembunyi
93
Bab 93. Menikah
94
Bab 94. Melepaskan ikatan
95
Bab 95. Emosi nya Ratu ular
96
Bab 96. Berurusan dengan wc
97
Bab 97. Membongkar kuburan
98
Bab 98. Membelah bumi
99
Bab 99. Di cium hantu
100
Bab 100. Di pasung
101
Bab 101. Di banting
102
Bab 102. Ketemu anak ular
103
Bab 103. Sadewa nekat
104
Bab 104. Menghajar Sadewa
105
Bab 105. Muntah darah
106
Bab 106. Emosi Menik
107
Bab 107. Hukuman Sadewa
108
Bab 108. Keputusan Ratu ular
109
Bab 109. Membantai Arum
110
Bab 110. Menemui Quina
111
Bab 111. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!