Bab 5: Maksudnya?

Kirana menggeser Sienna ke sebelah kanan agar ia segera menyelesaikan fans sign ini. "Nanti Bunda cerita," bisik Kirana.

Sambil menandatangani buku milik Sienna, Hyunjin mencuri pandang pada Kirana. Begitu juga Kirana, membuat tatapan mereka bertemu beberapa kali.

"Kalian berasal dari mana?" tanya Hyunjin pada Sienna.

"Indonesia," sahut Sienna gugup tiba-tiba Hyunjin bertanya padanya.

"Oh ya? Di mana tepatnya kalian tinggal?" tanya Hyunjin lagi.

"Kami dari Jakarta," jawab Sienna.

"Beberapa bulan lagi kami akan konser di sana, apa kalian akan datang?"

Sienna menatap ke arah sang ibu, meminta Kirana untuk ikut memberikan jawaban.

"Kami belum memutuskan," ujar Kirana.

Senyum Hyunjin terkembang lebar karena Kirana yang menjawab pertanyaannya. "Kamu harus datang. Termasuk pada saat sound check."

Sienna dan Kirana saling tatap antara terhenyak dan merasa aneh.

"Baiklah," ujar Kirana.

"Janji?" Hyunjin meminta kepastian.

"Ya, mungkin aku harus menabung dulu dari sekarang," ujar Kirana, membuat Hyunjin tertawa.

Kemudian giliran Sienna pun habis. Mereka turun dari panggung dan membiarkan penggemar yang lain menyapa Hyunjin.

Usai meet and greet itu, pada malam harinya, Kirana bersama dengan Sienna juga Hira dan Kim, sudah berada di restoran Hotel untuk makan malam. Mereka menggunakan pakaian formal karena tema makan malam kali itu adalah candle light dinner.

"Selamat ulang tahun buat Bunda." Mereka bersulang dengan mojito yang mereka pesan.

"Makasih ya," ungkap Kirana. "Sampai nyiapin makan malam mewah kayak gini."

"Tenang aja, Bun. Ayah 'kan sekarang udah banyak uang, jadi kita minta buat makan malam begini doang sih gak masalah."

"Kamu ini, gak boleh gitu lagi ya lain kali," tegur Kirana. "Ayah bukan suami Bunda lagi. Gak enak kalau kamu minta hal kayak gini."

"Iya, Bun. Janji gak akan minta yang gini lagi. Sekarang, Bunda cerita tadi maksudnya Hyunjin apa sih? Terus minta kita dateng ke konser mereka nanti pas di Jakarta."

"Iya, Tan. Kita penasaran banget kenapa Hyunjin kayak yang kenal sama Tante." Kim ikut penasaran. Hira pun mengangguk setuju.

"Gak ada apa-apa," terang Kirana. "Cuma tadi inget 'kan pas Bunda ke toilet? Tahunya Bunda nyasar ke ruang gantinya Hyunjin."

"Hah?!" teriak ketiganya kompak.

"Tahu gitu aku ikut tadi ke toilet sama Bunda." Sienna menyesal, disahuti oleh Kim dan Hira yang sama-sama menyesal. Kenapa mereka tak ikut ke toilet bersama Kirana saat itu.

"Kalian bukannya gak suka sama Hyunjin? Katanya fansnya terlalu banyak dan fanatik?" tanya Kirana yang tahu bagaimana sang putri dan teman-temannya yang pernah mengatakan bahwa mereka tidak menyukai Hyunjin karena saingannya terlalu banyak.

"Iya tapi 'kan kesempatan banget ketemu sama idol di ruang gantinya, Bun?"

"Iya bener, Tan. Walaupun bukan bias kita tapi kapan lagi bisa punya kesempatan kayak gitu sama idol?"

"Itu juga cuma sebentar, kok."

"Tapi 'kan..."

Mereka pun terus membahasnya sepanjang makan malam itu. Setelah itu, sebelum kembali ke kamar, "Bunda ke toilet bentar ya."

"Iya, cepet ya. Aku juga sambil abisin puding aku," sahut Sienna dan kemudian mengobrol heboh lagi dengan Hira dan Kim mengenai konser kemarin yang mereka datangi.

Kirana pun ke toilet dan setelah selesai ia keluar dari toilet. Ketika baru saja keluar, seseorang menarik tangannya ke sudut.

"Siapa sih?" Kirana mencoba melepaskan tangannya yang digenggam oleh entah siapa.

Dari penampilannya ia seorang pria, tinggi, dan agak kurus. Ia menggunakan hoodie untuk menutupi kepalanya dan masker untuk menutup wajahnya. Ia menyerahkan sebuah kertas pada Kirana dan pergi.

Dengan bingung Kirana membuka kertas yang terlipat itu. Isinya:

15th Floor, Room 1509.

Come after 11.00 PM.

"Maksudnya apa?" gumam Kirana tak paham. Ia menatap ke arah kanan dan pria itu sudah menghilang.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***