BAB 4

Pagi itu udara masih segar saat Keyla melangkah menuju gerbang sekolah. Ia tak menyangka melihat sosok Raffa sudah berdiri di sana, bersandar santai sambil mengikat tali sepatunya.
keyla
keyla
Raf? Bukannya lo masih sakit?
raffa
raffa
Udah mendingan kok. Nggak enak kalo bolos lama-lama.
keyla
keyla
Ya udah, masuk aja. Jangan berdiri di sini, nanti tambah drop.
Mereka berjalan bersama melewati gerbang. Tak jauh di depan, sepasang kakak kelas terlihat duduk di bangku taman, tertawa kecil sambil saling menggenggam tangan.
keyla
keyla
So sweet banget ya
raffa
raffa
Iya, jarang-jarang liat yang masih bisa mesra gitu di sekolah
Mereka melanjutkan langkah, dan tanpa sengaja tangan mereka saling bersentuhan. Sentuhan singkat itu membuat keduanya spontan menarik tangan, tapi tak ada yang berkata apa-apa.
Begitu sampai di teras gedung, suasana yang tadinya tenang berubah ricuh. Teriakan terdengar dari arah taman pasangan kakak kelas tadi kini berdiri saling berhadapan, wajah memerah penuh emosi.
raffa
raffa
Apa-apaan sih ini?
gumam Raffa sambil menghentikan langkah.
Beberapa siswa mulai berkerumun, penasaran dengan keributan itu. Suara mereka saling tuduh, makin lama makin keras, sampai akhirnya meja kecil di taman terbalik.
Sekolah yang biasanya ramai oleh obrolan pagi, kini penuh dengan bisik-bisik dan tatapan ingin tahu. Keyla dan Raffa saling pandang, merasa ada yang ganjil di balik perubahan suasana itu.
Bel masuk berbunyi, menandakan pelajaran pertama akan segera dimulai. Keyla dan Raffa masuk ke kelas, tapi suasana di dalam nggak kalah ribut dari taman tadi.
kaka kelas
kaka kelas
Eh, lo tau nggak? Katanya tadi si kakak kelas itu sampe banting meja
Bisik seorang cewek di bangku depan.
???
???
Iya, padahal baru lima menit lalu masih gandengan tangan.
timpal temennya.
Keyla pura-pura sibuk mengeluarkan buku dari tas, tapi telinganya nggak bisa bohong dia mendengar semuanya. Raffa, di sisi lain, duduk tenang tapi tatapannya lurus ke papan tulis, seakan nggak peduli.
Dari sudut kelas, Klara memperhatikan mereka berdua. Tangannya menopang dagu, matanya menyipit sedikit. “Aneh…” gumamnya pelan, tapi cukup terdengar oleh Zayden yang duduk di sebelah.
zayden
zayden
Aneh gimana?
klara
klara
Gue liat tadi… sebelum mereka berantem, Keyla sama Raffa sempet saling nyentuh tangan.
klara
klara
Abis itu… ya, lo liat sendiri kan?
Zayden nggak langsung menjawab, tapi matanya berpindah ke arah Raffa. “Mungkin kebetulan.” Meski begitu, nada suaranya terdengar ragu.
Pelajaran dimulai, tapi pikiran Keyla nggak fokus. Ia bisa merasakan tatapan-tatapan aneh dari beberapa teman, termasuk Klara. Sementara itu, di luar kelas, gosip soal pertengkaran kakak kelas tadi makin melebar ada yang bilang gara-gara chat selingkuh, ada yang bilang cuma salah paham.
Keyla menarik napas panjang. Semoga nggak ada yang nyambungin kejadian ini sama gue dan Raffa, pikirnya.
Bel istirahat berbunyi, dan suasana kelas langsung ramai. Beberapa murid keluar menuju kantin, ada yang tetap di kelas buat makan bekal. Keyla memutuskan untuk ke kantin bareng Raffa.
Di lorong, gosip soal kakak kelas yang ribut masih jadi topik panas.
kaka kelas
kaka kelas
Eh katanya mereka tuh udah mau tunangan lho…
???
???
Masa sih? Kok bisa ribut parah gitu?
kaka kelas
kaka kelas
Gue denger… ada yang ngasih lihat foto, tapi nggak jelas.
Keyla dan Raffa saling lempar tatapan, lalu pura-pura nggak denger.
Begitu sampai di kantin, mereka ngantri bareng. Barisan lumayan panjang, dan tanpa sadar jarak mereka makin dekat. Saat Raffa bergerak sedikit ke belakang untuk memberi jalan orang lewat, bahunya menyentuh bahu Keyla.
Hanya sebentar. Tapi cukup untuk membuat dua murid yang lagi bercanda di meja pojok tiba-tiba saling lempar kata-kata kasar. Dari bercanda, berubah jadi debat kecil.
Keyla langsung melangkah maju, pura-pura nggak melihat. Raffa hanya mendengus pelan, tapi matanya mengamati kejadian itu dengan cermat.
Mereka duduk di meja dekat jendela setelah dapat makanan. Klara dan Zayden kemudian bergabung.
klara
klara
Gila ya, di sekolah kita hari ini kayak gampang banget orang ribut.
komentar Klara sambil menyuap nasi goreng.
zayden
zayden
Hmm
tapi tatapannya jatuh ke arah Raffa dan Keyla.
zayden
zayden
Gue rasa… bukan cuma kebetulan.
Keyla menelan ludah, pura-pura fokus sama makanannya. Tapi hatinya berdegup kencang perasaan dia.
Kantin siang itu penuh sesak. Meja tempat Keyla, Raffa, Klara, dan Zayden duduk akhirnya kedatangan Flora dan Alvaro yang baru selesai antri.
flora
flora
Eh, rame amat di sini,
klara
klara
Ya iyalah, semua gosip nyampenya ke sini.
Flora duduk, lalu mendekat sedikit, suaranya dikecilkan.
flora
flora
Gue tadi denger sesuatu… katanya ada murid dari kelas lain, dua orang cewek sama satu cowok, mereka bertiga sama-sama pake kalung aneh, Bentuknya kayak ukiran tua gitu.
keyla
keyla
Terus kenapa?
flora
flora
Katanya… dari kemarin, mereka kayak berubah. Lebih pendiem, tapi tatapan matanya tuh bikin merinding.
flora
flora
Bahkan tadi gue liat sendiri, pas ada orang nyenggol salah satu dari mereka, yang lain langsung ngelirik barengan. Nggak wajar.
zayden
zayden
Wah… serem juga
klara
klara
Jangan-jangan mereka yang bikin suasana sekolah kayak gini hari ini...
alvaro
alvaro
Bisa jadi. Apalagi kalo kalungnya ada sesuatu.
Pembicaraan itu terus bergulir, dan fokus semua orang di meja kini tertuju pada tiga murid misterius itu. Keyla pura-pura ikut penasaran, padahal di dalam hati dia lega perhatian mereka menjauh dari dirinya dan Raffa.
Namun Raffa, yang sejak tadi diam, hanya mengaduk jusnya pelan. Tatapannya lurus ke arah jendela, rahangnya mengeras. Kalau benar mereka juga bukan manusia biasa… berarti situasinya bakal lebih rumit dari yang gue kira.
BERSAMBUNG.....
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!