Sah

Setelah shalat magrib semua orang-orang benar-benar berkumpul di rumah pak Imran. Dengan menggunakan pakaian rapih dan membawa beberapa buah tangan seperti kue dan buah-buahan, sangat identik dengan orang yang akan melamar anak gadis. Selain itu hampir semua warga sekitar ada di rumah pak Imran, pak Rt, Pak Ustadz bahkan polisi dan TNI yang memang tinggal di kawasan itu datang memenuhi undangan Pak imran dan pak Ihsan di masjid tadi.

"Ini sih udah pasti jadi, nggak akan gagal lagi " ucap Pak erte muda musuh Alma.

"Ya iya udah dikepung begini, lagian waktu itu pake nunggu lulus kuliah dulu padahal langsung aja nikahin," sahut warga yang ada di dekat pak erte.

"Namanya jodoh, mungkin sekarang waktunya, " ucap yang lain.

" Ini kok warga bisa sekompak ini ya ngejodohin anak orang, baru liat saya yang kaya gini?" warga pindahan yang belum lama bergabung dikawasan itu sedikit penasaran dengan cerita Alma dan Irsan yang hubungannya didukung semua warga.

"Haha, anak pak imran sejak belia udah ditandain sama bu Arumi dan pak Ihsan, mereka mengklaim kalau Alma adalah calon mantu mereka. Awalnya kami semua menganggap iseng, tapi ternyata serius, klaim itu nggak pernah berubah sampe anak-anak mereka dewasa. Apalagi anak pak imran dan pak Ihsan tidak pernah terlihat pacaran ,"

"Hoalahhhh seperti itu toh, jadi hubungan mereka sebenarnya bukan rahasia umum?,"

"Mereka berdua juga mungkin berpikir hanya menjadi bahan guyonan, jadi masih sama-sama cuek taunya sekarang mau dinikahin, "

**

Sedangkan di dalam rumah Alma sedang terkejut dan bingung harus berbuat apa karena semua serba tiba-tiba. Saudara sepupu dan yang lainnya berkumpul di rumah seolah ada acara besar, awalnya bingung dengan kedatangan mereka karena biasanya mereka jarang berkumpul kalau bukan ada acara.

Ternyata ini jawabannya, mereka datang atas undangan pak Imran dan bu arini.

"Mah, ini nggak lagi ngeprank aku kan? masa tiba-tiba gini si, bukannya kita baru bicarain ini siang tadi. Kenapa harus langsung ngadain acara gini?"

"Lebih cepat, lebih baik. Niat baik itu jangan ditunda-tunda takut diacak-acak setan. Usia kamu juga sudah pas untuk menikah"

"Yaelah mah baru selesai napas dari skripsi, sekarang udah sesak napas lagi jadi calon bini orang"

"Husss kamu ini. Orang-orang diluar sana pada bingung nyari jodoh pas lulus kuliah, kamu enak udah tersedia tinggal duduk manis aja, biar kami yang ngatur semua,"

"Dihhh, orang-orang mah bingung nyari kerjaan mah, bukan nyari jodoh,"

"Lah kamu juga bisa sekalian Alma, kerjaan dapat suami juga dapat," timpal salah satu sepupu Alma.

"Akhhh nggak asik kamu "

"Udah ya pembicaraan ini di cukupkan sampai di sini, sekarang kita fokus ke acara. Kamu Alma jangan coba-coba kabur atau nyari alasan kaya biasa ya buat menghindari perjodohan ini," ucap sang mamah.

"Mau kabur lewat mana, lompat dari lantai dua?"

"Nyautin aja kalau orang tua ngomong, "

Sambutan demi sambutan sudah disampaikan oleh masing-masing keluarga begitu juga dengan tujuan berkumpulnya malam ini, sampai akhirnya Pak Ustadz sekaligus petugas KUA di kecamatan itu mengusulkan satu hal.

"Saya mau usul, bagai mana kalau Alma dan Irsan dinikahkan secara agama lebih dulu, untuk menghindari fitnah selama mempersiapkan pernikahan. Pasti mereka akan sering pergi berdua untuk mengurus ini itu. Untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan sebaiknya dinikahkan dulu saja"

Semua orang nampak setuju dengan pendapat pak Ustadz, begitupun Pak Ihsan dan Pak Imran.

"Si Alma pasti lagi kena serangan jantung dini, karena mau dinikahin malam ini juga haha," bisik Pak erte pada Alvin.

"Haha lagi ngereog paling di dalam. Dia denger mau dilamar aja ngedumel ga udah-udah."

"Lagian Vin, harusnya kamu dulu yang nikah malah si Alma"

"Cowo mah gampang bang, nggak deg-degan kaya anak cewe, saya belum tenang kalau adik saya belum ada yang jagain. Saya percaya irsan bisa jadi suami yang baik buat Alma"

"Eleuh-eleuh kakak yang baik,"

**

Irsan terlihat pasrah dengan usulan pak Ustadz, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain sepakat. Malam ini akan menjadi hari terakhirnya dengan predikat lajang, setelah ini dia akan menjadi seorang suami.

"Ayah yakin kamu bisa jadi imam yang baik untuk keluarga mu. Jangan kecewakan kami dan juga yang lainnya, jadilah suami yang baik," ucap Pak ihsan menasihati putranya.

Irsan hanya menganguk, meskipun semuanya serba dadakan dia tidak mungkin menjalani semuanya dengan tidak sungguh-sungguh.

Di dalam rumah sedang terjadi percekcokan antara Alma dan Mamahnya, ia pikir sekarang waktunya bertukar cincin untuk saling mengikat nyatanya Alma harus turun ke lantai bawah karena akad akan segera dilakukan.

"Apa! menikah malam ini juga?"

Meskipun sedikit iba tapi arini yakin ini yang terbaik untuk putrinya.

"Iya, Nak. ini untuk kebaikan kamu juga, cepat atau lambat pernikahan ini akan terjadi juga"

"Mah, apa harus malam ini juga? kenapa semuanya serba cepat si, aku belum siap mah. Aku butuh waktu meskipun hanya sedikit"

"Maafkan kami nak, tapi ini demi kebaikan kamu, kebaikan kita semua. Mama yakin setelah ini kamu akan bersyukur karena kami telah memberikan pernikahan ini"

Sedikit menangis namun semua itu tidak akan merubah apa yang terjadi malam ini, pernikahan itu sudah dinyatakan sah sebelum Alma dibawa turun ke bawah.

Ucapan rasa syukur menggema diruangan yang

menjadi tempat akad nikah dilaksanakan, dengan satu tarikan nafas , akad nikah dipimpin oleh pak Ustadz semuanya berjalan lancar tanpa hambatan.

Bu arini menuntun anak perempuannya untuk menemui orang-orang di lantai bawah. Setelah Alma turun terdengar sorakan dan tepuk tangan menggema, semua itu dikomando oleh pak Rt rese. Tatapan mata Alma tertuju pada pak Rt yang sedang kegirangan karena berhasil menjadi saksi pernikahan warga sekaligus bestinya adu mulut.

"Cie Alma udah laku," ucap Pak rt

Alma sekali lagi hanya memicingkan matanya, kalau tidak banyak orang rasanya ia ingin menjambak laki-laki bermulut perempuan itu.

Alma sudah duduk disamping Irsan, setelah mendapatkan arahan untuk memasangkan cincin pernikahan kemudian mencium tangan laki-laki yang saat ini telah menjadi suaminya. Tak hanya sampai di situ, pak Rt kembali bersuara.

"Cium kening mah boleh kali Alma, kan udah halal hehe,"

"Cium....Cium....Cium...," teriak semua warga yang menyaksikan pernikahan dadakan itu.

"Ckkk Si erte minta di pecat kali ya, nyebelin banget jadi manusia, kompor banget!" gumam Alma yang didengar suaminya.

"Yaudah kita lakuin aja, toh kita udah sah secara agama, biar mereka juga diam," Ucap Irsan, Alma pun menganguk setuju.

Setelah Irsan berhasil mendaratkan bibirnya di atas dahi Alma, sorak riang kembali terdengar. Siapa lagi biang keroknya kalau bukan pak Rt.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!