Pagi harinya bima terbangun dengan tubuh yang terasa sakit semua karena semalaman dia harus tidur di sofa yang pas untuk tubuhnya.
Bima pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka di kamar dia sudah tidak menemukan keberadaan Salwa.
Bima keluar kamar sampailah di ruang makan Salwa dan pak Rojak sudah berada disana.
"Salwa ambil kan sarapan untuk bima"suruh pak Rojak.
"dia kan udah besar bisa ambil sendiri"tolak Salwa.
"tapi kamu sekarang sudah jadi istrinya jadi itu tugas kamu"paksa pak Rojak.
"sudahlah pa aku ambil sendiri saja"bima menengahi sambil mengambil sarapan untuk dirinya.
Mereka sarapan tanpa ada yang bicara tapi setelah hampir selesai bima mengucapkan kata yang langsung bikin emosi Salwa.
"apapun alasannya aku nggak akan mau pindah dari sini"kata Salwa dan langsung berdiri dia pergi sebelum menghabiskan sarapannya dalam keadaan marah.
Tadi bima minta ijin ke pak Rojak untuk mengajak Salwa pindah kerumahnya tapi langsung di tolak Salwa.
"sabar ya Bim nanti papa bantu bicara sama Salwa"kata pak Rojak dan dijawab dengan anggukan oleh bima.
Bima kemudian pergi ke kantornya tak butuh waktu lama dia sampai bersamaan dengan kedatangan Danang.
"wah pengantin baru kok sudah masuk kerja"goda Danang saat ada di ruangan bima.
"sudah deh jangan menggodaku badanku terasa remuk semua".
"ganas banget istri mu sampai membuat kamu seperti itu".
"jangan berpikir aneh-aneh badanku sakit semua karena semalaman aku harus tidur di sofa"jelas bima dan langsung membuat Danang tertawa.
"ternyata pesona bisa luntur juga banyak perempuan yang suka rela naik ketempat tidurmu tapi istrimu malu menganggur kamu"kata Danang tak percaya masih dalam keadaan tawanya.
"kalau kamu terus menertawakan ku akan aku potong gajimu di bulan ini"ancam bima dan bikin Danang terdiam langsung.
Mereka kemudian membahas soal pekerjaannya.
Dikampus Salwa masih merasa kesal melihatnya Nadia merasa aneh karena nggak biasanya Salwa seperti itu.
Salwa tidak mengatakan apa-apa dia nggak mau ada anak kampus tahu kalau dia sudah menikah apalagi yang menikahi dia seorang om-om.
Pulang kampus Salwa mendapat pesan nomor baru di situ tertulis hari ini aku akan pergi keluar negeri untuk urusan pekerjaan.
Salwa tahu pengirim nya pasti itu bima bukan sedih yang dirasakan Salwa dia malah senang karena dia nggak harus berhadapan dengan bima.
"pergi sama selamanya itu jauh membuat aku senang"kata Salwa dalam hatinya sambil tersenyum.
Salwa masuk ke kamarnya untuk mengganti bajunya sekitar pukul tujuh malam nanti dia ada janji sama indra.
Malamnya Salwa sudah bersiap dan keluar dari kamarnya Salwa di hadang pak Rojak.
"kamu nggak boleh pergi"cegah pak Rojak.
"aku sudah janji pa sama temenku".
"kamu pasti pergi sama pria itu kan"tebak pak Rojak"kalau kamu tetap memaksa pergi papa akan kurung kamu di kamar".
"papa ini apaan sih sudah cukup papa memaksaku untuk menikah jangan mengekang kebebasan ku"protes Salwa.
Saat Salwa mau pergi pak Rojak mengalami sakit di dadanya beliau mau pingsan melihatnya Salwa jadi khawatir dia membawa pak Rojak ke kamar dan memanggilkan dokter untuk pak Rojak.
Selama dokter memeriksa pak Rojak hp Salwa selalu bunyi panggilan itu dari indra,Salwa keluar dari kamar pak Rojak untuk mengangkat panggilan itu dan bilang kalau dia tidak bisa datang papanya tiba-tiba sakit.
Saat Salwa mau kembali dokter sudah keluar dari kamar pak Rojak,dokter mengatakan kalau jantung pak Rojak ada masalah dan menyuruhnya agar tidak membuat emosi pak Rojak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments