chapter 3
[ Oh ya, ada perubahan di ch 1 dan 2 ]
[ di ch 1 kan umur 24 jd 22 udh othor ubah kok ]
koridor panjang terasa seperti jalan keluar menuju kebebasan. Aku berlari kencang, jantungku berdetak cepat, napas memburu
Pintu depan... Tangga... Aku harus menemukan jalan keluar
Souta Rika
(kenapa rumah ini besar sekali!)
Souta Rika
(mencari pintu depan saja susah!)
Kemudian bayangan melintas di ujung lorong
Sesosok pria berambut ungu kehitaman muncul dari kegelapan, senyumnya licik. Dia adalah Karasu Tobito
Karasu Tobito
Kabur malam-malam begini tidak baik untuk seorang wanita cantik seperti mu, loh~
aku tidak menunggu. Aku langsung berlari kencang
Karasu Tobito
Yahh, aku di abaikan
Souta Rika
//tetap berlari
tangga sudah di depan mata, aku hampir menuruni anak tangga pertama saat—gedebuk!—seseorang melompat dari pagar tangga dan berdiri tepat di depanku
Gerakannya cepat hampir terlalu cepat untuk menghalangi jalanku
Karasu Tobito
Jangan bikin aku repot dong
//senyum
aku meraih pisau lipat kecil dari sakuku
Souta Rika
//menodongkan pisau
Souta Rika
Minggir
//dingin
Karasu Tobito
Hei, hei, santai aku nggak mau nyakitin kamu, nanti dia–
Karasu mengangkat tangan seolah menyerah
karasu memiringkan tubuhnya, pisau hanya menggores udara. Dia melangkah ke depan mencoba menahan tanganku, tapi aku menendang lututnya—dugh!
Karasu Tobito
Dasar wanita licik
Souta Rika
Aku memang licik
Aku ayunkan pisau lagi hampir mengenai bahunya, tapi dengan gampang dia menepisnya
Genggamannya keras di pergelangan tanganku, membuat pisau terlepas dan jatuh ke lantai
Aku meronta, memukul dadanya, berusaha menendang perutnya. Tapi dia menahan dengan lengan, satu tendanganku berhasil menghantam rusuknya—bugh!
Karasu Tobito
Galak juga ya
Karasu Tobito
Kau benar-benar membuatku harus bekerja keras
Aku tidak peduli. Aku langsung berlari ke disisi lain, tapi dengan cekatan karasu menyambar tanganku lagi—grep! mencoba menahanku
Karasu Tobito
Kena kau kucing kecil
Souta Rika
Dasar pria b*jingan💢
Karena meronta terlalu keras, aku menghantamkan belakang kepalaku ke dagunya.
Karasu mengumpat, genggamannya melemah
Aku hampir lolos—hampir—tapi saat aku mencoba menarik diri, dia refleks menahan bahuku
tarikannya terlalu kuat. Aku terhuyung dan kepalaku menghantam lantai cukup keras
Suara panik dari pria berambut ungu itu samar kudengar
Souta Rika
//membuka mata perlahan
Kepalaku terasa berat, seperti baru saja di hantam palu ke pelipisku
Pandanganku buram beberap detik sebelum fokus kembali. Langit-langit putih pucat. Aroma antiseptik samar. Dan...
Souta Rika
//duduk perlahan
Tanganku meraba perlahan kepalaku. Ada benjolan kecil di belakang telingaku
Souta Rika
//melirik jendela
Souta Rika
(sepertinya aku pingsan sampai pagi)
Samar-samar aku ingat kejadian semalam—teriakan, kejar-kejaran, lalu pria berambut ungu yang menahanku. Lalu benturan keras. Lalu gelap
Souta Rika
Aku gagal kabur
Souta Rika
Aku harus bagaimana...
tapi sebelum sempat aku tenggelam dalam pikiran, suara keributan terdengar dari luar kamar
"a–aku udah bilang kalau itu nggak sengaja shidou!"
Souta Rika
(Itu suara si rambut ungu)
Aku mengernyit, kemudian mendekat perlahan ke arah pintu saking penasarannya
Ada suara langkah berat, lalu suara yang lebih rendah, dingin
"kau menjatuhkannya sampai dia pingsan. Aku bilang apa semalam?"
Suara dinding terhantam, seseorang terseret
Aku spontan berdiri, mendorong pintu terbuka
lorong besar itu lebih terang dari sebelumnya, tapi pemandangan di depanku membuat dadaku sesak
Shidou berdiri, bahunya tegang, satu tangan mencengkram kerah jaket Karasu
Pria itu terjepit ke dinding
Karasu Tobito
Shidou! Aku udah jelasin! Dia sendiri yang jatuh—
Suara keras Karasu terdengar, namun wajahnya langsung memucat saat shidou menatapnya dengan pandangan gelap
Shidou Ryusei
Aku tidak memerintahmu untuk menjatuhkannya
Shidou tidak menoleh sedikit pun. Tangannya makin mencengkram erat, suara dinginnya terdengar lebih dalam
Shidou Ryusei
Kau harus tau konsekuensi menyentuh barangku terlalu keras, karasu
Shidou Ryusei
kau harus menerima akibatnya
Karasu hendak membalas tapi shidou sudah membalas mengangkat tinjunya. Mata kuning keemasan itu tajam—siap menghantam
Souta Rika
Shidou!
//langsung maju
Tangan shidou terhenti di udara, kepalanya menoleh langsung kearahku
Shidou Ryusei
Kau sudah bangun
Shidou Ryusei
Rika, pakaianmu–
Souta Rika
jangan berbuat kasar hanya karena diriku
Souta Rika
//berjalan mendekat
Shidou tidak melepaskan karasu
Shidou Ryusei
Dia menjatuhkanmu sampai pingsan
Souta Rika
//menarik napas panjang
Souta Rika
Aku yang melawan. Aku yang tidak sengaja jatuh ke lantai
Souta Rika
Dan itu salahku
Karasu langsung mengangguk cepat, dan memasang wajah penuh harap
pandangan shidou kembali menggelap, mata kuningnya menyala dengan tajam
Shidou Ryusei
Kau membelanya?
//dingin
Souta Rika
sebagai detektif, aku tidak ingin ada kekerasan bodoh terjadi di depan mataku
Souta Rika
Apalagi kalau sampai meninggal, akan susah memberitau kejadian ini pada polisi
sekilas shidou tersenyum tipis. Lalu dengan satu gerakan dia melepaskan kerah jaket karasu
Karasu jatuh terduduk, mengusap lehernya
Karasu Tobito
sial... Hampir saja
Shidou memutar tubuhnya, kemudian berjalan menghampiriku dengan seringai kecil di bibirnya
Shidou Ryusei
Kau memang menarik seperti biasanya ya,
Shidou Ryusei
Istri kecilku
Satu kecupan mendarat tepat di helaian rambutku yang ia pegang
Souta Rika
(apa-apaan dia ini...💧)
Shidou Ryusei
apa kau sedang menggodaku dengan pakaian seperti itu? Hm?~
Terdiam. Aku langsung melirik pakaian yang ku kenakan saat ini
Souta Rika
Ba–ba–bagaimana bisa pakaianku seperti ini?!!
//memerah
Karasu Tobito
//sedikit memerah
shidou terkekeh. Kemudian dengan mudah dia mengangkatku dalam gendongannya
Shidou Ryusei
niatnya aku ingin memberikan baju ganti untukmu saat kau sudah bangun
Shidou Ryusei
Tapi kau malah langsung keluar begitu saja~
Shidou Ryusei
Aku akan mengantarmu ke ruang ganti
Shidou Ryusei
Dan juga, Karasu
Karasu Tobito
Haik!
//langsung tegap
Shidou Ryusei
Jaga pandanganmu
//dingin
Karasu Tobito
Haik...
//ciut
Shidou Ryusei
//berjalan pergi
Souta Rika
//masih nge-blush
Saking paniknya aku sampai lupa dengan pakaianku
Apalagi dia menggendongku ke ruang ganti tanpa merasa berat
Comments