kakek Sujiwo

Budi duduk di pinggir pintu, seperti biasa ia ngeneki mobil , ia memang selalu begitu bila nebeng mobil dia akan ngeneki mobil itu sampai Tanjung karang bila tujuannya ke Tanjung karang , dan akan ngeneki sampai Terminal Rajabasa bila tujuannya ke Rajabasa.

" Kenapa loe ga narik?" Tanya si sopir , sopir itu bernama Herman, tapi ia seringnya di panggil kyay( kakak bahasa Lampung), pak Herman tampangnya seram, badannya tinggi besar dan suaranya keras bila berbicara, namun sebenarnya ia sangat ramah .

" Mobilnya narik ke Bangun Rejo Yay" sahut Budi ,

" Wah nekat juga itu Buyung" ucap kyay , dia juga pernah mencoba narik kesana karena memang ongkosnya yang besar, namun dia di palak oleh preman Wates, dan hampir di pukuli oleh sopir angkot yang ada di sana, dari sana ia kapok ga mau lagi narik kesana.

"Mungkin lagi iseng Yay"  ucap Budi .

Sesampai di jalur dua penumpang banyak yang turun , menyisakan dua penumpang saja.

" Yay, berhenti di gang P U dulu, cari penumpang, itu ada pengajian bubar" saran Budi .  Menunggu sebentar mobil penuh kembali oleh penumpang, kyay tersenyum senang. Sambil berdendang kecil dia melajukan mobil angkotnya

" Yay , makasih yah, "  ucap Budi saat sampai terminal di pasar bawah.

" Ini buat loe" kyay memberikan uang dua puluh pada Budi , tentu saja Budi menolak

" Ga usah Yay, terima kasih"  ucap Budi dan meninggalkan kyay ,  Budi melangkah menuju pasar loak yang ada di bawah mall Ramayana. Ia ingin melihat lihat dulu bila ada sepatu yang masih bagus dan murah kalau tak ada baru ia akan membeli di toko sepatu yang berada di pasar tengah .

Braaak

Tiba tiba seorang kakek tua terjatuh di dekat Budi , Budi dengan cepat membantunya berdiri .

" Kakek ga apa apa?" Tanya Budi , melihat si kakek lemas tak bertenaga, si kakek menggeleng,

" Kakek ga apa apa , makasih yah nak" ucap kakek itu sambil berusaha berjalan lagi, langkahnya sempoyongan , Budi dengan cepat memegang si kakek .

" Kakek sudah makan?" Tanya Budi. Si kakek menggeleng.

" Ayo kek kita makan dulu" ajak Budi , Budi yakin kakek kehabisan tenaga karena belum makan .

" Budi mengajak si kakek ke rumah makan langganannya bila ia sedang menjadi kenek angkot.

" Mak nasi soto 2 yah ?" Pesan Budi. Pemilik warung melihat sejenak setelah melihat Budi ia mengangguk.

" Maaf Kakek siapa?, dan rumah Kakek di mana?" Tanya Budi, ia berniat mengantarkan si kakek, karena tak tega melihat kondisi si kakek.

"Nama Kakek Sujiwo,  dari Metro, kakek kehabisan ongkos  , mau menjual cincin ini tapi ga ada yang mau" keluh kakek itu sambil memperlihatkan cincin batu akik di jari manis tangan kirinya . Sebuah batu akik berwarna merah tua dengan ring perak berukir Naga berwarna keemasan .

"  Berapa emang ongkos kesana kek?" Tanya Budi

" Hanya lima puluh ribu." Ucap kakek Sujiwo .

Obrolan mereka terpotong karena pesanan makanan mereka datang, Budi mempersilahkan kakek makan , ia juga memesan teh hangat untuk kakek Sujiwo.

Setelah makan , Budi memberikan uang seratus ribu pada sang kakek.

" Kek maaf saya ga bisa mengantar tapi ini saya ada sedikit rejeki, tolong di terima " Budi menggenggam kan uang itu pada si kakek,

" Kenapa banyak sekali ,lima puluh saja nak" ucap kakek Sujiwo berusaha menolak.

" Kakek 50 ribu ga cukup buat ke metro, ambillah kebetulan saya dapat rejeki kemarin" ucap Budi sambil tersenyum .

Kakek Sujiwo melepas cincin yang di jari nya

" Kalau begitu tolong terima ini" kakek Sujiwo menyerahkan cincin itu pada Budi.

" Jangan kek, itu cincin kakek, aku ikhlas menolong" ucap Budi , ia memang ikhlas menolong kakek Sujiwo tanpa mengharapkan imbalan apapun.

" Kakek tahu, anggap saja ini kenang kenangan dari kakek "ucap kakek Sujiwo , Budi mau tak mau menerima cincin itu .

Budi mengantarkan kakek Sujiwo naik angkot dan memesan sopir agar mengantarkan pada bus yang menuju metro.

" Ah, aku lupa bayar sotonya!" Budi menepuk dahinya ,ia lupa membayar apa yang ia makan di warung nasi soto Mak Asih .

" Maaak, berapa semuanya?" Tanya Budi

" Lha kirain mau di tulis aja" ucap Mak Asih

" He he he tadi lupa mak, ke Kasikan ngobrol sama kakek Sujiwo" sahut Budi sambil tertawa kecil.

" Memang siapa kakek tadi?" Tanya Mak Asih penasaran dia juga melihat Budi memberikan uang seratus ribu pada kakek itu.

" Kakek Sujiwo, di kehabisan bekal, dan kelaparan " ucap Budi

" Kamu itu terlalu baik, banyak orang yang suka menipu Bud " nasehat Mak Asih .

" Terima kasih mak , tapi Kalau kita bisa berbuat baik kenapa ga Mak" ucap Budi

" Ya sih, tapi terkadang orang yang kita tolong terkadang berbuat sebaliknya dan memanfaatkan kebaikan orang " ucap Mak Asih.

" Kalau kita ikhlas, kita ga perlu mengharapkan imbalan apa apa Mak, mau dia jahat sesudah kita tolong itu urusan dia Mak, kalau kita menolongnya dan berharap ia berlaku begitu juga itu namanya mengharapkan pamrih" ucap Budi , Mak Asih menggeleng ia tak bisa lagi berkata apa apa, ia memang mengenal Budi , yang suka menolong tanpa pandang bulu, pernah dulu Budi menolong seorang tua tapi malah ia di copet oleh orang yang di tolongnya. Namun Budi tidak mempermasalahkan hanya menyalahkan dirinya yang teledor

Setelah membayar makanan yang tadi ia makan bersama kakek Sujiwo , Budi kembali mencari sepatu . Ia langsung ke toko sepatu yang ada di pasar tengah .

Ia membeli sepatu Earth yang menurutnya sesuai dengan kebutuhan sekolahnya.

"   Toloooong , sebuah teriakan terdengar dari kerumunan orang, Budi bergegas melihat apa yang terjadi.

Di tengah kerumunan seorang pemuda terbaring , kakinya berlumuran darah dan ada pisau panjang yang menancap di pahanya , orang orang yang berkerumun hanya menonton dan merekam tapi tak ada yang menolong .

" Slamet " gumam Budi, bergegas ia menerobos kerumunan

" Bud , tolongin gw, bawa gw kerumah sakit "  teriak Slamet melihat Budi mendekat

" Ya tunggu bentar," Budi mencegat angkot yang lewat untuk membawa Slamet ke rumah sakit Abdul Muluk .

"Tolong bantu saya membopong ke dalam angkot . " Pinta Budi pada beberapa orang yang ada di sana. Dengan di bantu beberapa orang Budi mengangkat Slamet ke dalam angkot.

Darah yang berceceran , membuat si sopir mempercepat laju kendaraannya, ia takut Slamet meninggal di angkotnya karena kehabisan darah.

Bagi para sopir , ada yang meninggal di angkotnya adalah hal yang paling sial, dan hal yang paling sering membawa untung jika ada yang melahirkan di dalam angkot, mereka percaya angkotnya akan sepi dan susah mendapat penumpang bila ada yang meninggal di dalam angkotnya , berbeda dengan yang melahirkan di dalam angkotnya, angkotnya akan ramai penumpang tak putus putus naik turun.

Terpopuler

Comments

💜⃞⃟𝓛 ❤️⃟Wᵃf༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

💜⃞⃟𝓛 ❤️⃟Wᵃf༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

wehh sesuai namanya budi
keren smg terus begitu g smbong dan sllu mnolong

2025-07-18

1

Osmond Silalahi

Osmond Silalahi

tanggung jawab lo

2025-07-23

0

lihat semua
Episodes
1 Budi CS
2 Minjam buku
3 kakek Sujiwo
4 rencana Anton
5 di bawa ke Pantai
6 Pantai Slaki
7 Clara
8 Terperosok
9 Goa Bawah Tanah
10 Ikan Beracun
11 Selamat
12 Khasiat Telur
13 gara gara cairan Cinta
14 Mencari Tempat
15 berlatih
16 tempat usaha
17 Mengobati Linda
18 Tantangan
19 Pembukaan Cafe
20 Jin Rakus
21 Mengobati Adit
22 Anto di kerjai
23 Rencana yang Gagal
24 Fitnah
25 Kamera tersembunyi
26 pancingan Linda
27 Jebakan Ratu Ular
28 serangan Siluman Ular
29 Mati Suri
30 Terbangun
31 Berlatih Terawangan
32 kejutan
33 Ular Punai Sumatera
34 Pelulusan
35 Ke Jawa Tengah
36 Ke Museum
37 legenda Rawa Pening dan Baru Klinting
38 Serangan tengah Malam
39 Rumah masa Kecil
40 Gerbang Alam Bawah
41 Ki Lanang Jagad
42 Gerhana Bulan
43 Pertarungan di Malam Gerhana
44 Gunung Telomoyo
45 Warisan Kusworo
46 Rajawali Iblis
47 Gunung Arjuno
48 keris Condro manik
49 Di Cegat
50 kematian Eyang Hitam
51 Purnomo Sekarat
52 Dendam Slamet
53 Serangan
54 Bendungan Batu Tegi
55 Gunung Rajabasa
56 Batu Cukup dan Danau Misteri
57 Serangan balik perisai pelundung
58 Danau Indah, Way Jepara
59 main ke rumah kakek Sujiwo
60 gerbang alam Atas
61 larva Di Batang Kangkung
62 Bandung
63 Acara Lelang
64 formasi Jebakan
65 Gunung Burangrang
66 terpisah
67 Banyuwangi
68 Kerajaan Gaib Di Tengah Hutan
69 Belajar di Kerajaan Gaib
70 Kalimantan
71 Danau Undan
72 Kerajaaan Gaib Saranjana
73 URIDAB , Uang Republik Daerah Banten
74 Kerajaaan Gaib Wentira
75 Nyasar
76 Jenglot
77 Air Terjun Ngerilip
78 Hutan Kalang
79 Batara kala
80 Hutan Ujung Kulon
81 Kerajaaan Gaib Ujung Kulon
82 Sadulur Papat Limo pancer
83 Cula Melati
84 Paku Haji , Pandeglang
85 Tiwikrama
86 Batu Qur'an Cibulakan
87 Goa di gunung Kendeng
88 Ajian Waringin Sunsang
89 Perguruan Golok maut
90 Raja Babi dan Bola Api di gunung Pulosari
91 Air Terjun Putri Pulosari
92 lonceng keramat
93 mustika Merah Delima sesungguhnya
94 Ular jadi jadian
95 kerajaaan Manusia Ular
96 Arti Mimpi
97 santet
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Budi CS
2
Minjam buku
3
kakek Sujiwo
4
rencana Anton
5
di bawa ke Pantai
6
Pantai Slaki
7
Clara
8
Terperosok
9
Goa Bawah Tanah
10
Ikan Beracun
11
Selamat
12
Khasiat Telur
13
gara gara cairan Cinta
14
Mencari Tempat
15
berlatih
16
tempat usaha
17
Mengobati Linda
18
Tantangan
19
Pembukaan Cafe
20
Jin Rakus
21
Mengobati Adit
22
Anto di kerjai
23
Rencana yang Gagal
24
Fitnah
25
Kamera tersembunyi
26
pancingan Linda
27
Jebakan Ratu Ular
28
serangan Siluman Ular
29
Mati Suri
30
Terbangun
31
Berlatih Terawangan
32
kejutan
33
Ular Punai Sumatera
34
Pelulusan
35
Ke Jawa Tengah
36
Ke Museum
37
legenda Rawa Pening dan Baru Klinting
38
Serangan tengah Malam
39
Rumah masa Kecil
40
Gerbang Alam Bawah
41
Ki Lanang Jagad
42
Gerhana Bulan
43
Pertarungan di Malam Gerhana
44
Gunung Telomoyo
45
Warisan Kusworo
46
Rajawali Iblis
47
Gunung Arjuno
48
keris Condro manik
49
Di Cegat
50
kematian Eyang Hitam
51
Purnomo Sekarat
52
Dendam Slamet
53
Serangan
54
Bendungan Batu Tegi
55
Gunung Rajabasa
56
Batu Cukup dan Danau Misteri
57
Serangan balik perisai pelundung
58
Danau Indah, Way Jepara
59
main ke rumah kakek Sujiwo
60
gerbang alam Atas
61
larva Di Batang Kangkung
62
Bandung
63
Acara Lelang
64
formasi Jebakan
65
Gunung Burangrang
66
terpisah
67
Banyuwangi
68
Kerajaan Gaib Di Tengah Hutan
69
Belajar di Kerajaan Gaib
70
Kalimantan
71
Danau Undan
72
Kerajaaan Gaib Saranjana
73
URIDAB , Uang Republik Daerah Banten
74
Kerajaaan Gaib Wentira
75
Nyasar
76
Jenglot
77
Air Terjun Ngerilip
78
Hutan Kalang
79
Batara kala
80
Hutan Ujung Kulon
81
Kerajaaan Gaib Ujung Kulon
82
Sadulur Papat Limo pancer
83
Cula Melati
84
Paku Haji , Pandeglang
85
Tiwikrama
86
Batu Qur'an Cibulakan
87
Goa di gunung Kendeng
88
Ajian Waringin Sunsang
89
Perguruan Golok maut
90
Raja Babi dan Bola Api di gunung Pulosari
91
Air Terjun Putri Pulosari
92
lonceng keramat
93
mustika Merah Delima sesungguhnya
94
Ular jadi jadian
95
kerajaaan Manusia Ular
96
Arti Mimpi
97
santet

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!