Desi sangat kesal dengan tingkah Bobby seperti bunglon, sejak empat tahun yang lalu. Pertama kali mereka bertemu, Desi mulai menyukai Bobby, laki-laki es itu sudah sangat beku. Terkadang, dia bersikap sangat manis, semanis es krim. "Ice Man", Desi menjulukinya
" Ini.... Kamu belum makan dari tadi? "
Tuh, kan, dia sok manis
"Apa? "
"Ini, aku cuma mau kasih mie buat kamu. Kalau gak mau, ya udah aku bawa lagi. "
Bobby hendak beranjak meninggalkan Desi yang masih terpaku
Iya,mau..... sini! "Desi merebut mie di tangan Bobby.
" Kamu ngapain sih? serius banget?
"Enggak, cuma lagi mikir aja, gimana jadinya kalau kamu aku dorong ke laut" ujar Desi cuek, beralih menatap serius Bobby
"Bob, terakhir nih ya. Aku mau tanya, kenapa kamu ga suka sama aku? "
"Emm, aku.... aku ga terlalu suka sama cewek yang agresif, urakan, petakilan. Aku suka cewek yang lemah lembut keibuan dan benar-benar pantes jadi istri aku nantinya. Aku gak mau pacaran.... karena cuma main. Dan yang serius, ya nikah"
"Bob? menurut kamu, aku seburuk itu? " Desi menatap Bobby dalam mencari kebenaran di matanya
"Enggak, bukan gitu maksud aku. Emm.... kamu cantik... cowok mana yang tidak tertarik sama kamu? Termasuk aku. aku ga bisa nerima kamu karena menurutku..... Kamu gak sayang sama diri kamu sendiri"
"Maksud kamu"
"Kamu seorang cewek. Gak seharusnya kamu seperti ini. Coba mulai cintai diri kamu sendiri, bukan menjatuhkan harga diri kayak gini, mengemis cinta seorang laki-laki" Bobby menyelesaikan kalimatnya di lanjutan keheningan panjang
Satu dua titik air mata mengalir di pipi Desi tak bisa di cegahnya.Dia tidak ingin menghapusnya. Biarlah air mata turun membawa semua luka yang sudah tak mampu dia tahan.
Kata kata Bobby menusuk hatinya.
"Iya, kamu benar, Bob Aku baru sadar, betapa bodohnya aku selama empat tahun mengharapkan kamu bahkan menatapku saja enggan. "
Desi memaksakan tersenyum, berbicara dengan air mata berlinang tanpa melihat lawan bicaranya.
"Tapi kamu harus tahu, Bob. Aku gak serendah yang kamu pikirkan. Aku ngelakuin ini cuma ke kamu. Dan aku janji... setelah ini.... aku gak akan ngelakuin hal bodoh. gak akan pernah! "
Desi berlari meninggalkan Bobby yang masih diam tak mengerti harus bagaimana. Entah ke mana tujuannya.
Desi ingin berteriak melepas semua ke gundahan yang dia rasakan. Tapi, mana mungkin? Dia bisa di kira gila.
"Air mata Desi tak mau berhenti mengalir di terjang kata kata tajam. Sungguh Desi benar benar tidak menyangka Bobby bisa berpikir dirinya serendah itu. Tapi, memang salahnya yang terlalu mencintai lelaki beku seperti Bobby
Brukk!
Ya Allah, apa lagi kesialan Desi hari ini? Desi berani bertaruh orang yang dia tabrak tak akan bisa memaafkannya. Bagaimana tidak? Handphone orang itu rusak.
"Astaghfirullahaladzim! "
Ya Allah, rasanya Desi tak ingin melihat wajah marah orang ini.
" Ma... maaf, aku enggak sengaja. Beneran deh".Desi menunduk takut
"Hey, Hape ku yang jatuh, kenapa kamu yang nangis? "
"Ma.... maaf. " Air matanya malah semakin deras. Dia terisak
"Hey, kamu kenapa? jangan nangis dong! Enggak, aku gak minta ganti, tenang aja"
Desi memberanikan diri menatap ke arah suara berat di hadapannya
Ya Rabb, apa lagi? Sungguh indah ciptaan mu bahkan Bobby tak ada apa apanya di banding lelaki ini. Astaghfirullah
Segera Desi menundukkan pandangan. Dia enggak akan mengulangi lagi hal bodoh yang di sebut "cinta".Sudah cukup!
" Ma.... maaf. "Hanya kata itu yang mampu dia ucapkan, lidahnya kelu. Air matanya tak lagi mengalir.
" yah, gak masalah. Mungkin hape itu bukan rezekiku. Tak perlu menangis seperti itu. "Suara laki-laki itu terdengar sangat santai. Dia sepertinya sudah sangat biasa membuang-buang barang mahal seperti itu
Desi tetap menunduk.
Lelaki itu menyodorkan tangannya ke arah Desi
" Dhika. "
"Desi."
Desi tak menyambut uluran tangan laki-laki itu. Dia hanya menangkup kan kedua tangan di depan dada.
Gadis itu sudah bertekad mengubah segala kebiasaan buruknya. Perubahan untuk dirinya sendiri, bukan lagi untuk Bobby
Dhika menarik uluran tangannya dan menggaruk tengkuk yang tak gatal
"Oh, sorry, kamu berasal dari mana? "
Apa apaan ini? Dia malah membuka topik obrolan.
Aku sedang sangat tidak ingin di nganggu, pleaseee!!!
"Hey, Desi, tunggu
Desi berjalan tanpa menoleh ke arah lelaki itu. Dia sedang ingin sendiri memperbaiki suasana hatinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments