Bab : 2 tiga buntut

Motor sport milik Laras mulai meninggalkan sekolah mereka , tujuan nya saat ini Basecamp. Saat ini Laras sendirian soalnya teman-teman nya belum menyusul dia.

Brum

Brum

Tak butuh waktu lama untuk tiba disana, karena jarak dari sekolah nya ke basecamp hanya memerlukan waktu lima belas menit saja. Laras yang sudah tiba pun sengaja menggeber suara bising motornya.

"Woaahhh, anj*r tumben sendiri mana teman-teman Lo!" Pekik Danto - leaders geng Fallen Angel.

"Bete gue ngab!" Jawab Laras sambil memarkirkan motornya.

"Jiah, tiga buntut lo kemana?" Tanyanya.

"Masih di sekolah mungkin" balas Laras acuh, ia langsung mengeluarkan barang Nikot*n lalu menyalakannya.

Danto yang melihatnya hanya biasa aja, gimana pun selagi bukan barang Narkoba ia tak akan melarangnya.

"Gue denger-denger katanya ketua Black Wolf pindah ke sekolah lo?" Tanya Surya.

"Ho'oh tapi gue ya bodo amat lah, selagi dia ngga merecoki kehidupan gue" balas Laras setelah mengeluarkan asap dari hidung dan mulutnya.

"Iya sih, lo ada bener nya juga! Lagian kita ngga pernah nyari masalah sama geng dia" sambung Danto.

"Ya ngga abis pikir lagi, bisa-bisanya cowok Playboy itu bisa jadi ketua dan inti anj*r!" Ujar Laras, ia baru mengingat ucapan Clara tadi.

"Lo baru tahu?" Tanya Atlas yang baru nimbrung.

"You know lah gue gimana!

So, buat ngurusin kehidupannya seseorang bukan hal yang penting buat gue kecuali tiga anak curut gue" balas Laras cuek.

"Nanti malam, Jadi?" Tanya Laras mengalihkan pembicaraannya karena sudah tak ada lagi yang di bahas dari masalah itu.

"Jadi! Tapi ini liar, lo mau?"

Tanya Surya selaku yang suka mendapatkan informasi dari mana pun, sekaligus ia ahli dalam lacak melacak.

"Boleh, udah lama gue ngga main-main" balas Laras.

"Yaudin, motor lo mau gue periksa ngga?" Tawar Atlas selaku ahli otak atik mesin dan mainan oli.

"Cek aja, tapi kemarin gue abis ganti oli sama bersihin karbu!" Ujar Laras setelah itu ia menghisap barang nikot*n yang di apit oleh kedua jari.

"Oke!" Balas Atlas.

Geng Fallen Angel sendiri kebanyakan dari kaum Laki-laki tapi karena mereka kenal oleh kakaknya, dan hobi Laras main motor akhirnya Ia menggabungkan dirinya di ikuti oleh ketiga sahabatnya itu.

Sedangkan Adit sendiri tak mau mengikuti langkah sang Adiknya, bahkan ia juga tahu jika Laras menggunakan barang Nikot*n tersebut karena ia pun juga sama halnya tapi tak seaktif Laras.

Kenapa Adit hanya diam?

Karena ia sudah lelah mengingatkan adiknya untuk tidak seperti itu lagi, dengan alasan akan mempermudah merusak organ-organ yang ada di dalam tubuh. Tapi karena memang dasarnya Laras keras kepala ia, kalau ia di nasihati pasti ada saja jawabannya yang akan membuat sang lawan kalah telak termasuk ayahnya.

Tin

Tin

Suara klakson motor dan mobil memasuki perkarangan tersebut, Laras yang sudah hapal dengan ciri-ciri tersebut hanya diam saja di pojokan dekat pohon sambil memakan bakso mercon yang di belikan oleh Danto. Ia tak berniat ingin memberitahukan posisinya karena itu akan menganggu aktifitasnya.

"Bang, lo liat Laras ngga?"

Tanya Maria pada Surya yang sedang mencuci motor kesayangannya.

"Lah bukannya dia tadi situ lagi nyebat?" Jawab Surya.

"Ada sepatunya doang, noh!" Ucap Maria dengan tangan sambi menunjuk ke arah yang di maksud Surya.

Surya tepok jidat, "Lo kan punya ponsel, jenong! Telpon lah" ledek Surya.

"Asem, banget lo ah!" Kesal Maria.

"Hahaha" Surya menjawab hanya dengan tertawa saja,

Mata Clara yang sangat jeli pun mengerutkan keningnya saat melihat wanita sedang duduk di pojokan membelakangi pohon.

"Lo ada anggota baru, Bang?" Tanya Clara.

"Haahh! Ngg ada tuh, kenapa emangnya?" Tanya Surya.

"Coba liat kearah sana!"

Pintah Clara sambil menunjuk ke arah yang di maksud.

Surya mengerutkan keningnya, ia tak tahu itu siapa.

Langkah kaki Surya membawanya kesana namun sebelum itu ia mematikan terlebih dahulu keran Air yang dari tadi mengalir.

Surya berjalan kesana di ikuti oleh Maria dan Clara, mereka bukan takut tapi hanya penasaran siapa kah pemilik tubuh tersebut.

"Gila, Danto beli bakso dimana ya? Gue cuma ngirim pesan pengen makan ini langsung di beliin!" Ucapnya Laras, namun di belakangnya tidak ada yang mengetahui jika itu orang yang mereka cari.

"Wajib banget sih ini, gue mau minta alamatnya ah!"

Dor

"Uhuk-uhuk" "Airr" lirih Laras, ia merasakan jia tenggorokannya mulai terbakar panas pedas di jadi didalamnya.

Clara yang dengar langsung menarik minumannya yang ada di sebelah tas nya. Kemudian menyodorkan ke arah Laras yang sedang memegang lehernya sendiri.

Glek

Glek

Glek

Laras meminum minuman tersebut hingga tandas, setelahnya ia menggeplak satu persatu menggunakan botol yang sudah kosong.

Puk

Puk

Puk

"Ba*i lo pada! Gue lagi asik makan juga, di kagetin. Til*l banget lo ah" kesal Laras.

"Ya gue kira siapa, Nj*r! Lagian lo ngapain sih disini?" Tanya Surya.

"Lo ngga liat gue lagi ngapain?" Tanya baik Laras dengan garangnya.

"Ya gue ngga tahu anj*r! Udah-udah ntar gue ganti bakso lo!" Lerai Surya.

"Bodo anj*r! Udah ngga nafsu gue" balas Laras lalu berjalan entah kemana.

"Dih, ngambek dia?" Tanya Clara.

"Ngga tahu bang*at! Jangan tanya gue!" Jawab Maria.

"Jangan ngegas juga set*n! Gue nanya baik-baik juga" balas Clara, sedangkan Surya sudah pergi untuk melanjutkan aktifitasnya yang tertunda.

Laras melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam sebenarnya ia bukan marah pada para sahabatnya itu, tapi karena ia dapat info beberapa hari yang dari Adit sang kakaknya jika ia akan dijodohkan.

"Ck, dikira sekarang jaman siti purbaya kali ya segala di jodoh-jodohin!" Gerutu Laras.

"Apa gue pura-pura cari pacar kali ya biar perjodohan batal!" Gumam Laras bertanya pada dirinya sendiri.

"Ck, aarrrggghh bikin puyeng aja!" Kesal Laras sambil mengacak rambut nya guna meredakan stresnya.

Klek

Clara dan Maria membuka pintu kamar milik Laras.

"Hhuuufffttt, lo ngapa cosplay jadi singa dah!" Ejek Clara.

"Bacot lo ah!" Kesal Laras.

"Sabar nyai! Cerita coba ada apa sih lo? Ngga kayak biasanya" tanya Maria, mungkin ia peka dengan Sikap Laras hari ini.

Laras mengatur nafasnya, entah apa respon kedua sahabatnya ini ia tak tahu tapi apapun itu ia akan menanggung resikonya.

"Jodohin anj*r!" Ujar Laras, seketika Clara dan Maria saling pandang dengan wajah yang melongo karena syok tak mungkin apa yang di ucapkan oleh satu sahabat yang ada di depannya ini.

"Yang benar lo?"

"Serius lo?"

Tanya Maria dan Clara secara bersamaan. Sudah Laras tebak jika kedua sahabatnya ini pasti tak akan percaya dengan apa yang ia ucapkan.

"Serius bang*at! Makannya gue dari tadi nyebat mulu, pusing gue mikirin ini!" Jawab Laras dengan frustasi.

"Lo tau darimana?" Tanya Clara.

Laras tak menjawab melainkan ia membuka fitur chat ia bersama sang kakaknya, ternyata mereka mendengar sebua voice note entah percakapan dari siapa.

''pokoknya mamah harus bujuk Laras untuk menerima perjodohan ini! Papah sudah tak sanggup mendapatkan banyak laporan dari sekolah, setidaknya dengan menjodohkan Laras. Ia akan berhenti membuat masalah'begitu isi percakapan tersebut.

Clara dan Maria sama-sama melongo dengan mulut yang terbuka lebar,

"Bang*at! Bang*at! Kalau udah begini, gue harus gimana!" Tanya Laras dengan kesal sekaligus frustasi,

Setelahnya mereka bungkam sibuk dengan berperang ide di dalam otak mereka, namun tiba-tiba suara jentikan jari dari Maria membuyarkan mereka semua.

"Gue ada ide!" Ujar Maria.

"Apa?" Tanya Laras dengan singkat.

"Gimana lo ikutin permintaan bokap lo buat jadi rajin lagi? Dia kan menyuruh nyokap lo buat nerima perjodohan ini karena lo susah di atur dan selalu mendapat banyak laporan serta panggilan dari sekolah, benar bukan?" Tanya Maria.

Laras diam mencoba mencerna perkataan dari Maria dengan tatapan matanya menatap langit-langit kamar dan jarinya mengetuk dagu secara cepat.

"Bener juga sih ngga salah juga dengan saran lo ini! Tapi ini berimbas ke cara main gue, pasti ngga ada gue yang keluar malam-malam dan pulang pagi-pagi buta" ujar Laras.

"Ya lo tinggal pilih aja, keputusannya ada di tangan lo" balas Maria dengan acuh.

Laras bungkam memikirkan kembali saran dari Maria ini.

"Tapi kan malam ini gue turun, gimana dong?" Tanya Laras.

"Ya terus kenapa?" Tanya Clara yang semula diam.

"Bang*at lo ah! Makanya orang ngomong tuh didengerin lama-lama kayak Lily juga lo!"Balas Laras yang masih kesal.

Maria menahan tawanya karena biasanya ia lah yang di si semprot omongan pedas oleh Laras.

Clara yang mendengar penuturan perkataan Laras hanya bisa memanyunkan bibirnya seperti bebek, ia hanya bertanya baik-baik kenapa di jawabnya begitu ngotot.

"Apa! Lo mau marah Clar?" Tanya Laras menebak diamnya Clara.

"Ngga, gue diem salah gue tanya salah! Serba salah gue dimata lo!" Jawab Clara dengan cuek.

"Ya lo emang salah!

Makanya gue ngomong baik-bai, nih telinga lo pasang pendengaran dengan baik!" Ujar Laras tangannya sambil menjewer pelan telinga Clara.

"Ppppfffttt" Maria tak bisa lagi menahan tawanya karena melihat wajah pasrah dari Clara.

"Ck, mending gue tidur aja! Kabari Bang Adit gue balik jam sepuluh gitu!" Pintah Laras entah pada siapa, namun tangan Maria mengeluarkan ponselnya di balik saku seragam yang tertutup oleh jaket.

Setelah Maria selesai dengan urusannya, ia segera merebahkan tubuhnya di samping Clara yang tengah memilih film drachin kesukaannya.

"Ck, ngga dimana-mana itu mulu lo!" Gerutu Maria.

"Cot lo ah! Gue nonton juga buat diri sendiri bukan buat lo" balas Clara dengan jengah.

Maria mendengus sebal mendengarnya, ia lebih memilih mengambil minuman dingin bersoda yang ada di lemari pendingin yang berada di kamar Laras.

"Wiihh, anj*r minuman ker*s siapa ini?" Tanya Maria.

"Punya Danto, ya kali gue minum pas ada bokap nyokap gue" balas Laras yang masih memejamkan matanya.

Maria mengerit kan keningnya, tak biasa nya Danto akan menyimpan barang miliknya di tempat lain, lalu Maria bertanya kembali dengan kalimat. "Tumben dia nyimpen disini? Biasanya di kamarnya" tanya Maria.

"You know lah Surya sama Atlas gimana?" Jawab Laras seraya membangkitkan tubuhnya.

"Mau kemana lo?" Tanya Clara.

"Nyari makan" jawab singkat oleh Laras.

"Ikut" rengek Clara.

"Ganggu aja lo ah" protes Laras.

Clara acuh ia malah mengikuti Laras dari

belakangnya sedangkan Maria berdiam diri di kamar Laras karena tubuhnya belum istirahat dari kemarin malam.

*Bersambung*

* Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar*

* Salam manis dari AUTHOR 🤭*

*Ig vera_miceela

@putri488241

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!