...Selamat membaca...
.......
.......
.......
"Loh? kita ngga langsung pulang?" Zarine bertanya karena Rafka membelokkan stang motornya ke sebuah area parkir gedung apartemen.
Masih dihari yang sama, Zarine menatap Rafka dengan penuh tanda tanya.
"Aku kebelet berak, Za, ayo cepet ikut aku!" Rafka berkata sambil mendesis, agaknya memang tak tahan dengan kondisinya yang menahan berak itu.
Setelah sampai dan masuk di unit apartemen Rafka, pemuda itu terburu-buru pergi ke kamar mandi, berak memang ngga boleh ditahan, 'kan?.
Zarine ditinggalkan begitu saja oleh Rafka.
Dia menatap interior dalam unit apart Rafka, sungguh mewah, apart ini berlantai 2, dilantai pertama hanya ada ruang tamu yang bersambung dengan ruang tv, disekat dengan rak berisi miniatur motor dan mobil.
Zarine tau meneliti dan masuk ke dalam rumah orang itu tidak sopan, tapi Zarine terlalu bosan juga penasaran dengan isi apart Rafka ini, ia baru pertama kali singgah di sini.
Kaki gadis itu melangkah semakin masuk ke dalam apart, dia melihat tv layar datar berukuran 85 inch, di bawahnya ada rak kecil berisi peralatan game.
Zarine kembali berjalan lebih dalam, matanya kemudian menemukan dapur, dia tersenyum senang, kebetulan dia sedang haus, tangannya terulur membuka pintu kulkas, dan tada~~~ isinya hanya air mineral, Zarine menghembuskan napasnya kasar.
'Apa yang diharapkan di apartemen cowok? Mereka lebih memilih beli dari pada membuat, riweuh ceunah!' batin Zarine sambil tersenyum masam.
Tepat disebelah dapur inilah, ada tangga yang menghubungkan lantai 1 ke lantai 2, Zarine ngga akan lancang naik ke atas.
"Sedang apa di dapur?" lagi-lagi, Rafka mengagetkan Zarine.
"Huh! Kamu bisa ngga sih ngga ngagetin gitu? Bikin jantung mau lepas aja!" Zarine bersungut-sungut kesal, dua kali hari ini Rafka membuatnya terkejut.
Rafka hanya terkekeh kecil, dia gemas melihat Zarine cemberut sambil mengerucutkan bibirnya.
"Kamu lapar?" tanya Rafka.
"Ngga, cuma haus aja, maaf aku masuk dan ambil isi kulkas kamu tanpa ijin," ucap Zarine sambil nyengir, melupakan sikapnya yang tadi cemberut.
"Iya, udah, ayo pulang, udah sore banget ini," Rafka menggandeng tangan Zarine untuk keluar dari apart.
Sesampainya di rumah Zarine.
Zarine turun dari motor Rafka, di teras rumah sudah ada Akifa dan Abdiel menunggu.
"Ngapain mereka?" tanya Rafka.
Zarine yang paham pun menjawab, "Mau ngerjain tugas kelompok."
"Ya udah, aku ngga mampir deh, salam buat Ayah, Ibu, sama Bang Rafa," Rafka.
"Terima kasih udah anterin pulang, bye," Zarine.
"Kemana aja? Aku sama Abdiel nunggu kamu lama loh!" Akifa menyambut Zarine dengan kejengkelan yang tak terbendung.
"Ya ampun, sabar Akifa, aku baru aja dateng, belum masuk rumah juga, aku tadi bareng ama Rafka, eh dia malah belokin motornya mampir ke apart, kebelet berak dia, jadi aku nungguin," Zarine menjelaskan sebab dia pulang agak sore.
"Kenapa ngga sama Pak Supirmu?" tanya Akifa.
"Pak Supir tadi kena macet, dari pada aku kelamaan di sekolah, ya udah aku berang Rafka aja, udah, ayo masuk dan cepet ngerjain tugas, kasian tuh si Abdiel, dia kaya tertekan banget," Zarine menunjuk Abdiel dengan dagunya sambil tertawa kecil.
"Ibu Ayah?! Zarine pulang!" Zarine masuk rumah dengan sedikit heboh.
"Mana Rafka?" tanya sang Ibu.
"Udah pergi, ngga mampir dianya, cuma titip salam ke Ibu, Ayah, sama Kakak," Zarine menjawab sambil mencium pipi Ibunya.
"Aku ke kamar ganti baju dulu, kalian tunggu bentar ya," kata Zarine pada 2 temannya yang dijawab dengan acungan jempol.
Saat mengerjakan tugas kelompok.
"Ini udah bener kan?" Abdiel memperlihatkan pekerjaannya pada 2 gadis yang asik merangkum materi.
"Bener kok, tinggal dikit lagi selesai itu," Akifa melihat dengan teliti.
"Nih, istirahat dulu, makan yang manis-manis dulu,* Ibunya Zarine datang dengan sebuah nampan dan meletakkannya dimeja yang kosong.
"Terima kasih Tante," Abdiel dengan semangat mencomot kue yang disuguhkan oleh tuan rumah.
Sedang asik mengobrol, Ayah Zarine datang, nimbrung ke dalam obrolan.
"Abdiel? Kamu setelah lulus SMA, mau lanjut kemana?" Ayah Zarine memberi pertanyaan pada pemuda yang masih asik memakan kue itu.
"Ngga tau deh Om, yang pasti Abdiel mau kuliah, kalau Abdiel ngga bisa mutusin mau ambil prodi apa, ikut keputusan Papa aja deh," sambil terkekeh konyol pemuda itu menjawab.
"Hmmm, kirain habis sekolah kamu langsung nikah sama Akifa," setelah berucap demikian, tawa Ayah Zarine menggelegar, Akifa yang terkejut, dia tersedak air yang sedang diminumnya.
Abdiel dan Akifa saling pandang, tak lama mereka saling bergidik geli membayangkan satu sama lainnya menikah.
"Kayak ngga ada cowok lain aja," Akifa jutek berucap.
"Emangnya aku mau sama kamu?" Abdiel tidak kalah jutek.
"Emangnya kalian bener-bener ngga ada kepikiran buat bersama? Kalian cocok loh," Ayah Zarine kembali menggoda anak-anak temanya ini.
"Duh, engga deh," Akifa.
"Dih, aku juga ogah!" Abdiel.
.......
.......
.......
Bersambung ...
Lope you pull guys♥️
...Terima kasih guys🌹...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Go Sun
seneng, ringan, lugas, sopan,, panutan qnak muda
2021-06-28
2
Kesedihan
persahabatan sampe jannah
2021-04-27
4
Wiwifardan
bahgya'a prsahabtan sprti ini,,,paket komplit buat prsahabtan mereka
2020-12-19
5