...Selamat membaca...
.......
.......
.......
"Eh? Kalian tau ngga? Si Adel putus ama pacarnya!" Akifa baru masuk kelas langsung heboh.
"Tau dari mana? Aku kemarin lihat mereka baik-baik aja kok," si Abdiel mengernyitkan dahinya tak percaya.
"Aku tau dari temen-temen kelasnya," Akifa duduk ditempatnya dengan masih bercerita.
"Kenapa mereka putus? Mereka bukannya dikenal jadi pasangan manis ya disekolah?" Zarine bertanya.
"Katanya si Leon, pacar si Adel ini, ketahuan check in ama cewek," Akifa.
"Beuh! Masa sih si Leon kayak gitu? Muka dia kaya orang bener loh padahal," Abdiel membulatkan matanya, terkejut mendengar berita yang dia dengar.
"Udah deh ngga usah gosip! Pagi-pagi juga, kurang kerjaan amat, makanya jangan pacaran, sesat, sekolah ngga fokus, kalau putus bikin tambah ngga fokus!" Alfi dengan gaya juteknya menghentikan gosip yang dibawa oleh Akifa.
"Tapi tunggu deh Al, kok berani bener ya Leon ngelakuin hal itu? Dia kan masih seusia kita, hih! Ngga ngeri apa ya dia? Ngga takut kena penyakit emangnya?" Akifa membayangkan Leon melakukan hal-hal mes*um itu dengan bergidik ngeri dan jijik.
"Udah! Ngga usah dipikirin, kurang kerjaan kamu mikirin Leon, biar itu jadi urusannya," Zarine menegur Akifa.
"Eh? Si Rafka sama Abhi mana? Tumben mereka belum dateng?" Akifa baru menyadari 2 teman laki-lakinya ngga ada dalam kelas.
"Telat kayaknya, kebiasaan banget emang mereka tuh," dengan suara juteknya, Alfi kembali berbicara.
"Bentar lagi bel masuk bunyi loh, pelajaran pertama kita Pak Nino, ada tugas juga," Zarine melihat jam yang ada didinding kelas.
"Biarin aja telat," cuek Alfi menyahut.
"Kalau Rafka telat aku ngga heran, tapi ini si Abhi loh yang telat, kemana dulu dia ya?" Abdiel berucap penasaran.
Di jalan menuju sekolah.
"Ayo Bhi kita berangkat, udah telat nih! Tinggalin aja sepedamu itu!" Rafka mengajak Abhi berangkat bersama naik motor Rafka.
Abhi hari ini kangen menaiki sepeda goesnya, jadi dia berangkat sekolah menggunakan sepeda, tidak diantar oleh sang supir.
Saat jarak SMA tinggal 1,5 km lagi, ban sepeda goes Abhi bocor, ngga ada bengkel didekat sana, tapi ngga berapa lama kemudian, Rafka dateng.
Rafka maksa si Abhi naik motornya, nanti sepedanya biar diambil orangnya Abhi, tapi si Abhi ngga mau, dia takut naik motor.
"Ngga bakalan jatuh, ayolah Abhi! Kita udah telat ini! Mapel pertama Pak Nino, kamu mau dijemur dibawah bendera emangnya? Ayo naik!" Rafka memaksa Abhi.
"Aku jalan kaki aja, kamu duluan sana, bentar lagi sampai," Abhi teguh pendirian sekali.
"Duh ni anak ya!" Rafka menyeret Abhi untuk naik ke motornya, si Abhi jelas berontak, dia ngga mau naik motor.
Abhi tadi udah minta tolong ama supirnya, tapi si Pak Supir lagi nganterin Ibunya ke pasar, jadi beliau ngga bisa, mau telpon supir satunya, dia inget, Pak Supir satunya lagi sakit, telpon Ayah? Beliau lagi di luar kota cuy, ya gini deh nasibnya, sudah jatuh tertimpa tangga pula.
"Jangan bantah! Udah duduk yang anteng, ngga akan jatuh!" Rafka mendelikkan matanya pada Abhi yang mau turun dari motor.
"Kejadian itu-"
"Ngga usah dibahas! Ayo cepet jalan!" Abhi memotong ucapan Rafka.
Motor Rafka melaju dengan kecepatan sedang, sepanjang perjalanan si Abhi memejamkan matanya dengan jantung deg-deg-an.
Ketika sampai di parkiran sekolah, Abhi buru-buru turun, napasnya terasa lega.
"Thanks!" ucap Abhi pelan dan hanya diangguki oleh Rafka.
"Nanti bareng lagi ngga?" tanya Rafka iseng dengan senyum jahilnya.
"Engga! Aku nanti pulang ama Supir aja!" dengan tegas Abhi menjawab, Rafka tertawa pelan sambil berjalan mendahului Abhi.
Di kelas.
"Kenapa telat?! Sengaja hindari saya kalian?!" Pak Nino mendelik tajam pada Rafka dan Abhi.
"Saya tadi ke sekolah naik sepeda Pak, terus ban sepeda saya bocor, Rafka bantu saya buat cari tambal ban Pak," Abhi menceritakan sebab mereka telat, sedikit berbohong, tidak mungkin dia berbicara jujur tentang Rafka yang memaksanya naik motor dan ia yang takut naik motor.
"Alasan clasik! Kalau Rafka telat Bapak ngga heran, tapi kamu Abhi! Telat? Saya hampir tidak percaya, ya sudah! Kalian duduk sana, jangan lupa kumpulkan tugas dulu!" Pak Nino agaknya memberi kesempatan pada 2 murid lelaki ini.
Setelah diceramahi, Abhi dan Rafka duduk di bangkunya, ngga lupa mereka mengumpulkan tugas dari Pak Nino terlebih dahulu.
"Tumben tepat waktu ngerjain tugas?" Akifa berbisik pada telinga kiri Rafka. Akifa duduk bersama Abhi, mereka ada di bangku belakang Rafka, sedangkan si Rafka, dia duduk bersama Abdiel.
"Lagi rajin," cuek Rafka menjawab.
'Ehem!' suara Alfi berdehem membuat Akifa tak berani berbicara lagi.
.......
.......
.......
Bersambung ...
Lope you pull guys♥️
...Terima kasih guys🌹...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Hazel Luvena arabella Putri
haduh sari kasian Zarine lupain Rafa obsesi lu terlalu tinggi
2024-02-14
1
Suzieqaisara Nazarudin
kok gurunya kayak gitu, marah kek apa kek🤦🤦
2022-06-18
0
Ryan Yudha
kalo udh kebelet, kan bisa kb dulu si zarine nya raf...
2021-08-22
0