Bab 2. Kelahiran Kembali

Di sebuah ruangan terdengar suara rintihan

kesakitan dari seseorang yang tengah terbaring di atas ranjang dengan peluh yang membasahi pipi dan seluruh tubuhnya.

di dalam ruangan itu tak hanya dirinya seorang melainkan ada beberapa orang lainnya yang menggunakan pakaian pelayan.

" AAAARG SAKIT...!" wanita yang berada di atas ranjang itu berteriak sakit merasakan

sesuatu dibawah sana seperti di paksa untuk robek.

" Ayo Yang Mulia Sedikit Lagi! Ayo Dorong Yang Mulia, Kepalanya Telah Terlihat Ayo

Dorong! Sedikit Lagi." ucap wanita paruh baya yang menanti kedatangan sosok malaikat

mungil keluar dari tempatnya.

ternyata wanita yang sedang berbaring di atas ranjang itu sedang berjuang melahirkan, terlihat sekali jika wanita itu tengah kesakitan tapi demi buah hatinya dia tak menyerah terus berjuang.

hingga setelah beberapa saat berjuang akhirnya suara sang tabib menyadarkannya jika sang bayi telah lahir namun ucapan sang tabib membuat semua orang yang ada di dalam ruangan itu menegang.

bagaimana tidak, biasanya bayi yang baru lahir biasanya akan langsung menangis keras

namun bayi yang dilahirkan wanita itu bahkan tak membuka suara apapun.

" Tabib Ba-bayiku Ti-tidak..." wanita yang baru saja melahirkan itu terlihat pucat dengan nafas yang melemah.

" Yang Mulia Bayi Anda.." sang tabib langsung

menghentikan kalimatnya saat melihat mata sang bayi terbuka namun cukup terkejut dengan tatapan tajam dari sang bayi.

" Yang Mulia Putri Anda Baik-baik Saja," ucap sang tabib dengan senang.

" Syukurlah, Berikan Padaku!" wanita yang baru melahirkan itu meminta putri kecilnya untuk diberikan padanya.

sang tabib dengan telaten memberikan bayi perempuan itu pada wanita yang melahirkannya, terlihat sang bayi menatap tajam ke arah wanita yang menggendong itu

tapi dia merasakan tatapan kasih sayang dari wanita itu.

" Apa Dia Ibuku?" guman bayi dalam hati hingga terdengar sebuah suara kecil darinya.

" Putri Ibunda Sangat Cantik, Maafkan Ibunda Yang Tak Bisa Bersamamu Lebih Lama Lagi Yah? Ibunda Sudah Berjuang Tapi Tidak Bisa, Apapun Yang Terjadi Kamu Harus Menjadi Putri Yang Cantik Dan Tangguh," ucap wanita itu dengan lemah.

" Apa Yang Kau Katakan?" bayi itu bertanya tapi yang keluar hanyalah suara tangisan bayi.

Oekkk oeeek oekkk

" Sialan, Bukan Itu Yang Ingin Aku Katakan!" teriak bayi itu lagi tapi kembali suara tangisan yang semakin keras.

OEEEEK OEEEEK

melihat dan mendengar suara tangisan bayi dalam pelukannya wanita itu ikut menangis mendekap putrinya dengan lemah, dia ingin bersama putrinya tapi saat ini kondisinya sudah di ambang kematian.

" Namamu Adalah An Yue," bisik sang wanita dengan sisa-sisa tenaganya mengecup kening sang bayi.

" An Yue Ibunda Menyayangimu Nak," ucap sang wanita yang menutup matanya selamanya bersamaan dengan itu pintu kamar terbuka.

Braakkk...

pintu terbuka lalu munculah seorang pria dengan pakaian yang masih lengkap dengan zirah perangnya lalu di belakangnya di ikuti dua orang putra yang memiliki wajah hampir mirip.

" Salam Yang Mulia Kaisar Zhu Sang Matahari Kekaisaran, Salam Yang Mulia Putra

Mahkota Sang Mentari Kekaisaran, Salam Pangeran Kedua!" ucap semua orang yang

berada di dalam ruangan itu yang langsung bersujud.

tubuh mereka semua menggigil ketakutan melihat bagaimana pria yang mereka panggil Kaisar itu masuk ke dalam kamar sang Permaisuri dengan baju perang dan jangan

lupakan pedangnya bahkan masih berlumuran darah.

pria yang paling depan adalah Kaisar Zhu Du Ming yang merupakan Kaisar yang memimpin Kekaisaran Zhu selama ini.

Kaisar Zhu di kenal sebagai Kaisar yang paling kejam dan sadis, tak pernah pandang bulu jika ingin membunuh maka akan dia

bunuh wanita dan pria yang dia tak sukai.

di belakang Kaisar Zhu ada Putra Mahkota yang bernama Zhu Gu Lian sama seperti

ayahnya, dia juga merupakan orang yang sangat amat kejam pada siapapun itu.

lalu di sebelahnya ada Pangeran Kedua

Zhu Jun Hui sama seperti Kaisar Zhu dan Putra Mahkota Pangeran Kedua juga sangat

dingin bedanya dia masih memiliki sifat yang sedikit memiliki hati.

Putra Mahkota Zhu Gu Lian dan Pangeran

Kedua Zhu Jun Hui adalah saudara kembar dan kini usia mereka sudah 12 tahun tapi

mereka sudah turun di medang perang bersama ayah mereka yakni Kaisar Zhu.

" Ada Apa Dengannya?" Kaisar Zhu bertanya dengan melirik bayi yang dilahirkan oleh wanita yang berstatus permaisurinya itu terus

menangis sedari tadi.

" Yang Mulia Putri Mungkin Merasakan Jika Yang Mulia Permaisuri Sudah Tidak Ada Lagi," ucap sang tabib dengan tubuh gemetar.

" Apa Dia Sudah Mati?" suara itu begitu dingin

dengan pandangan datar seperti tak merasakan apapun.

dia bukan Kaisar Zhu melainkan Putra Mahkota Gu Lian, sudah dikatakan jika mereka itu memang tidak punya hati.

" Yang Mulia Menghembuskan Napas

Terakhirnya Setelah Melahirkan Sang Putri Yang Mulia Putra Mahkota," jawab sang tabib.

" Bawa Ulat Itu Kemari!" kali ini Kaisar membuka suara.

" Ulat?" sang tabib dan semua pelayan langsung bingung mendengar akan permintaan Kaisar Zhu.

namun, tak ayal mereka segera mencari ulat

yang di maksud oleh Kaisar Zhu.

" Apa Yang Kalian Lakukan? Aku Meminta Kemarikan Ulat Itu Kenapa Mencari Sesuatu!"

bentak Kaisar Zhu.

mereka yang mendengarnya langsung terlonjak kaget, sang tabib melihat akan arah tatapan Kaisar yang ternyata tertuju pada bayi yang baru lahir itu.

dengan tangan gemetar sang tabib mengambil bayi itu lalu membawanya ke hadapan sang Kaisar.

" Putri Semoga Anda Selamat Dan Tidak Berakhir Seperti Saudara Anda Yang Lainnya" ucap sang tabib di dalam hati.

kenapa seperti itu, karena ini bukan pertama kalinya Kaisar Zhu membunuh putri dan

putranya sendiri, pria itu benar-benar kejam dan sadis.

dia memiliki beberapa selir namun ketika mereka sudah melahirkan maka Kaisar Zhu

tanpa ragu membunuh anak yang lahir itu beserta selirnya hingga akhirnya tak ada lagi

selir tersisa Permaisurinya saja.

tak ada lagi anak selain kedua putranya yang tak lain dan tak bukan adalah Putra Mahkota

dan Pangeran kedua.

apakah hanya anak dari permaisurinya yang dia biarkan hidup?salah, sudah l anak dari

Permaisurinya juga dia bunuh di depan Permaisurinya sendiri lantaran anak itu terlalu berisik katanya dan anak itu seorang Putri atau bayi perempuan.

Kaisar menggendong bayi yang baru lahir itu dengan satu tangan karena tangan satunya

sedang memegang pedang, terlihat bayi itu masih terus menangis membuat Kaisar menjadi kesal.

" Diam!" bentak Kaisar.

Plakkk....

OEKKK

semua orang langsung saja membelalakan mata melihat bayi perempuan itu yang tiba-tiba saja sudah menampar mulut

Kaisar Zhu yang membuat Kaisar Zhu menjadi kaget sendiri.

" Kau Menamparku?" Kaisar Zhu menatap tajam sang bayi.

namun bukannya menangis atau takut bayi itu

justru balik melototi Kaisar membuat lagi lagi Kaisar Zhu heran, akan tetapi tak lama itu dia langsung menyeringai dingin dengan menatap ulat di tangannya itu.

" Kau Berani Menamparku Dan Sekarang Melototiku Apa Kau Pikir Kau Akan Aku Ampuni," desis Kaisar Zhu yang mengangkat bayi itu.

lalu tangannya dilepaskan dan bayi itu langsung jatuh tapi bukannya mengenai lantai bayi itu justru jatuh di gendongan Kaisar lagi.

" Kau Takut Ulat Kecil?" Kaisar tersenyum sinis ke arah bayinya tapi apa yang dia lihat

membuat matanya melotot.

bagaimana tidak bayi kecil itu melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan

olehnya.

" Kau Membalasku? Baiklah Mari Kita Lihat Seberapa Beraninya Kamu," Kaisar melemparkan bayi perempuan itu di lantai lalu mengangkat pedangnya lalu menebaskannya pada sang bayi.

semua orang menahan napas akan hal itu.

Trraaaanggggg....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Arix Zhufa

Arix Zhufa

cerita nya lain drpd yg lain

2025-07-31

0

Megi Mariska

Megi Mariska

Bayi ajaib 😅😅😅😅

2025-08-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pernikahan Dan Hari Kematian
2 Bab 2. Kelahiran Kembali
3 3. Kelahiran Kembali 2
4 Bab 4. Susu Harimau
5 Bab 5. Membuat Ranjang Dan Ayunan
6 Bab 6. 7 Tahun Kemudian
7 Bab 7. Kembalinya Pangeran Kedua
8 Bab 8. Di Cegat Bandit
9 Bab 9. Merekrut Bandit?
10 Bab 10. Kambing Hitam?
11 Bab 11. Rencana Penyerangan?
12 Bab 12. Peran Dingin Kakak Adik
13 Bab 13. Penyerangan
14 Bab 14. Penyerangan Part 2
15 Bab 15. Pangeran Kedua Baik-baik Saja?
16 Bab 16. Mengunjungi An Yue?
17 Bab 17. Mencari Perkara
18 Bab 18. Pertarungan Antara An Yue Dan Pangeran Kedua
19 Bab 19. Mendatangi Kediaman Tulip
20 Bab 20. Menyelamatkan Putra Mahkota
21 Bab 21. An Yue Demam?
22 Bab 22. Sadar
23 Bab 23. Mengikuti Lomba
24 Bab 24. Berburu
25 Bab 25. Terlambat??
26 Bab 26. Berburu Monster
27 Bab 27. Harimau Surgawi
28 Bab 28. Marga Tang??
29 Bab 29. Menolak Lamaran?
30 Bab 30. Putra Mahkota Khawatir?
31 Bab 31. Di Tahan Di Depan Gerbang Paviliun
32 Bab 32. Datang Ke Pesta
33 Bab 33. Perjamuan
34 Bab 34. Kesepakatan
35 Bab 35. Pertarungan Antara Hidup Dan Mati?
36 Bab 36. Tidak Mau Bersujud?
37 Bab 37. Gelar Bangsawannya Di Cabut
38 Bab 38. 200 Prajurit Pemula
39 Bab 39. An Yue Yang Rakus
40 Bab 40. Mulai Sadar?
41 Bab 41. An Yue Marah Lagi
42 Bab 42. Kemarahan An Yue
43 Bab 43. Pingsan
44 Bab 44. Awal Kejadian
45 Bab 45. Manik-manik Suci
46 Bab 46. Kebohongan Pangeran Kedua Adalah Kebenaran
47 Bab 47. Meminta Maaf
48 Bab 48. An Yue Yang Sulit Ditebak
49 Bab 49. Makanan Kuda Dan Kambing
50 Bab 50. Tentang An Yue
51 Bab 51. Menteri Keuangan
52 Bab 52. Menyerang
53 Bab 53. Tewasnya Ketua Kalajengking Hitam
54 Bab 54. Luka Lagi?
55 Bab 55. Kemurkaan Pangeran Kedua
56 Bab 56. Kesedihan An Yue
57 Bab 57. Membereskan Hama
58 Bab 58. Pertemuan Dadakan
59 Bab 59. Kemarahan Kaisar
60 Bab 60. Apa Yang Terjadi?
61 Bab 61. Mengakui
62 Bab 62. Kesempatan
63 Bab 63. Waktu 1 Hari
64 Bab 64. Sebatas Pion
65 Bab 65. Dalang Utama?
66 Bab 66. Eksekusi
67 Bab 67. Hutan Larangan
68 Bab 68. Aura Asing?
69 Bab 69. Si Biang Masalah
70 Bab 70. Monster Kecil
71 Bab 71. Pukulan Kecil?
72 Bab 72. Mulai Curiga
73 Bab 73. Hukuman Tambahan Jingmi
74 Bab 74. Xia Xie Membuat Ulah?
75 Bab 75. Makan Malam
76 Bab 76. An Yue Ngambek
77 Bab 77. An Yue Mengamuk Di Paviliun Bintang
78 Bab 78. Chu Yinyi?
79 Bab 79. Menjadi Guru Etika?
80 Bab 80. 7 Tahun Kemudian
81 Bab 81. Mimpi?
82 Bab 82. Bertemu
83 Bab 83. Zhu Chen Yuan
84 Bab 84. Takdir Yang Rumit
85 Bab 85. Racun Api Dingin
86 Bab 86. Identitas Misterius Tang San
87 Bab 87. Bertemu Tang San
88 Bab 88. Perasaan Yang Di Tolak
89 Bab 89. Pria Asing?
90 Bab 90. Permintaan
91 Bab 91. Pergi
92 Bab 92. Gangguan
93 Bab 93. Yan Chai
94 Bab 94. Menjadi Bawahan
95 Bab 95. Di Cegat Lagi
96 Bab 96. Dihina?
97 Bab 97. Teman Baru
98 Bab 98. Sayembara Di Kekaisaran Li
99 Bab 99. Menolak Bergabung
100 Bab 100. Identitas Sebenarnya
101 Bab 101. Asal Mula Pedang Naga
102 Bab 102. Perusuh!
103 Bab 103. Pemuda Asing
104 Bab 104. Melewati Jalan Pintas
105 Bab 105. Yan Chai Yang Membantu
106 Bab 106. Sampai Di Hutan Beracun
107 Bab 107. Hutan Beracun
108 Bab 108. Lapisan Ketiga
109 Bab 109. Ilusi
110 Bab 110. Yan Chai Jadi Senjata
111 Bab 111. Menuju Puncak Gunung
112 Bab 112. Keluar Dari Hutan Beracun
113 Bab 113. Bertemu Kaisar Li
114 Bab 114. Metode Alkupuntur
115 Bab 115. Berhasil Mengobati
116 Bab 116. Pedang Naga Yang Memilih
117 Bab 117. Pewaris Klan Naga
118 Bab 118. Sampai Gunung Salju
119 Bab 119. Phoenix Es?
120 Bab 120. Mendapatkan Bunga Kristal
121 Bab 121. Sampai Di Istana
122 Bab 122. Gubuk Tua Di Tengah Hutan
123 Bab 123. Kejadian Yang Sebenarnya
124 Bab 124. Bangkitkah?
125 Bab 125. Kembalinya An Yue
126 Bab 126. Sadar Dan Identitas Chen Yuan Asli
127 Bab 127. Pengkhianatkah?
128 Bab 128. Misterius
129 Bab 129. Bertarung Sampai Titik Darah Penghabisan
130 Bab 130. Kemurkaan An Yue
131 Bab 131. Mengobati Dan Munculnya Pria Misterius
132 Bab 132. Kecurigaan Kaisar Naga
133 Bab 133. Siapakah?
134 Bab 134. Putra Kaisar
135 Bab 135. Keras Kepala An Yue
136 Bab 136. Sekte Hitam?
137 Bab 137. An Yue Hilang?
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Bab 1. Pernikahan Dan Hari Kematian
2
Bab 2. Kelahiran Kembali
3
3. Kelahiran Kembali 2
4
Bab 4. Susu Harimau
5
Bab 5. Membuat Ranjang Dan Ayunan
6
Bab 6. 7 Tahun Kemudian
7
Bab 7. Kembalinya Pangeran Kedua
8
Bab 8. Di Cegat Bandit
9
Bab 9. Merekrut Bandit?
10
Bab 10. Kambing Hitam?
11
Bab 11. Rencana Penyerangan?
12
Bab 12. Peran Dingin Kakak Adik
13
Bab 13. Penyerangan
14
Bab 14. Penyerangan Part 2
15
Bab 15. Pangeran Kedua Baik-baik Saja?
16
Bab 16. Mengunjungi An Yue?
17
Bab 17. Mencari Perkara
18
Bab 18. Pertarungan Antara An Yue Dan Pangeran Kedua
19
Bab 19. Mendatangi Kediaman Tulip
20
Bab 20. Menyelamatkan Putra Mahkota
21
Bab 21. An Yue Demam?
22
Bab 22. Sadar
23
Bab 23. Mengikuti Lomba
24
Bab 24. Berburu
25
Bab 25. Terlambat??
26
Bab 26. Berburu Monster
27
Bab 27. Harimau Surgawi
28
Bab 28. Marga Tang??
29
Bab 29. Menolak Lamaran?
30
Bab 30. Putra Mahkota Khawatir?
31
Bab 31. Di Tahan Di Depan Gerbang Paviliun
32
Bab 32. Datang Ke Pesta
33
Bab 33. Perjamuan
34
Bab 34. Kesepakatan
35
Bab 35. Pertarungan Antara Hidup Dan Mati?
36
Bab 36. Tidak Mau Bersujud?
37
Bab 37. Gelar Bangsawannya Di Cabut
38
Bab 38. 200 Prajurit Pemula
39
Bab 39. An Yue Yang Rakus
40
Bab 40. Mulai Sadar?
41
Bab 41. An Yue Marah Lagi
42
Bab 42. Kemarahan An Yue
43
Bab 43. Pingsan
44
Bab 44. Awal Kejadian
45
Bab 45. Manik-manik Suci
46
Bab 46. Kebohongan Pangeran Kedua Adalah Kebenaran
47
Bab 47. Meminta Maaf
48
Bab 48. An Yue Yang Sulit Ditebak
49
Bab 49. Makanan Kuda Dan Kambing
50
Bab 50. Tentang An Yue
51
Bab 51. Menteri Keuangan
52
Bab 52. Menyerang
53
Bab 53. Tewasnya Ketua Kalajengking Hitam
54
Bab 54. Luka Lagi?
55
Bab 55. Kemurkaan Pangeran Kedua
56
Bab 56. Kesedihan An Yue
57
Bab 57. Membereskan Hama
58
Bab 58. Pertemuan Dadakan
59
Bab 59. Kemarahan Kaisar
60
Bab 60. Apa Yang Terjadi?
61
Bab 61. Mengakui
62
Bab 62. Kesempatan
63
Bab 63. Waktu 1 Hari
64
Bab 64. Sebatas Pion
65
Bab 65. Dalang Utama?
66
Bab 66. Eksekusi
67
Bab 67. Hutan Larangan
68
Bab 68. Aura Asing?
69
Bab 69. Si Biang Masalah
70
Bab 70. Monster Kecil
71
Bab 71. Pukulan Kecil?
72
Bab 72. Mulai Curiga
73
Bab 73. Hukuman Tambahan Jingmi
74
Bab 74. Xia Xie Membuat Ulah?
75
Bab 75. Makan Malam
76
Bab 76. An Yue Ngambek
77
Bab 77. An Yue Mengamuk Di Paviliun Bintang
78
Bab 78. Chu Yinyi?
79
Bab 79. Menjadi Guru Etika?
80
Bab 80. 7 Tahun Kemudian
81
Bab 81. Mimpi?
82
Bab 82. Bertemu
83
Bab 83. Zhu Chen Yuan
84
Bab 84. Takdir Yang Rumit
85
Bab 85. Racun Api Dingin
86
Bab 86. Identitas Misterius Tang San
87
Bab 87. Bertemu Tang San
88
Bab 88. Perasaan Yang Di Tolak
89
Bab 89. Pria Asing?
90
Bab 90. Permintaan
91
Bab 91. Pergi
92
Bab 92. Gangguan
93
Bab 93. Yan Chai
94
Bab 94. Menjadi Bawahan
95
Bab 95. Di Cegat Lagi
96
Bab 96. Dihina?
97
Bab 97. Teman Baru
98
Bab 98. Sayembara Di Kekaisaran Li
99
Bab 99. Menolak Bergabung
100
Bab 100. Identitas Sebenarnya
101
Bab 101. Asal Mula Pedang Naga
102
Bab 102. Perusuh!
103
Bab 103. Pemuda Asing
104
Bab 104. Melewati Jalan Pintas
105
Bab 105. Yan Chai Yang Membantu
106
Bab 106. Sampai Di Hutan Beracun
107
Bab 107. Hutan Beracun
108
Bab 108. Lapisan Ketiga
109
Bab 109. Ilusi
110
Bab 110. Yan Chai Jadi Senjata
111
Bab 111. Menuju Puncak Gunung
112
Bab 112. Keluar Dari Hutan Beracun
113
Bab 113. Bertemu Kaisar Li
114
Bab 114. Metode Alkupuntur
115
Bab 115. Berhasil Mengobati
116
Bab 116. Pedang Naga Yang Memilih
117
Bab 117. Pewaris Klan Naga
118
Bab 118. Sampai Gunung Salju
119
Bab 119. Phoenix Es?
120
Bab 120. Mendapatkan Bunga Kristal
121
Bab 121. Sampai Di Istana
122
Bab 122. Gubuk Tua Di Tengah Hutan
123
Bab 123. Kejadian Yang Sebenarnya
124
Bab 124. Bangkitkah?
125
Bab 125. Kembalinya An Yue
126
Bab 126. Sadar Dan Identitas Chen Yuan Asli
127
Bab 127. Pengkhianatkah?
128
Bab 128. Misterius
129
Bab 129. Bertarung Sampai Titik Darah Penghabisan
130
Bab 130. Kemurkaan An Yue
131
Bab 131. Mengobati Dan Munculnya Pria Misterius
132
Bab 132. Kecurigaan Kaisar Naga
133
Bab 133. Siapakah?
134
Bab 134. Putra Kaisar
135
Bab 135. Keras Kepala An Yue
136
Bab 136. Sekte Hitam?
137
Bab 137. An Yue Hilang?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!