Air mata kepedihan

Dengan mata tak percaya, Yumi menyaksikan rumah ternyaman_nya—rumah yang selama ini menjadi benteng perlindungannya—kini menjadi lautan api yang mengerikan. Api menari-nari dengan ganas, menjilat dinding dan atap, menghanguskan segalanya dengan cepat. Rasa putus asa membanjir, menenggelamkannya dalam kepiluan yang amat sangat. Putra kembarnya, ibunya… bayangan mereka terlintas dalam benaknya, mengocok jiwanya hingga remuk redam. Ia berlari, ingin menerjang lautan api itu, ingin menyelamatkan keluarganya, namun tangan-tangan kuat menahannya.

"Lepaskan! Lepaskan! Putra-putra dan ibuku masih di dalam!" jerit Yumi, suaranya terputus-putus, dipenuhi kepanikan dan putus asa. Tubuhnya bergetar hebat, menolak untuk menyerah.

"Jangan ke sana, Mbak! Mbak bisa mati terbakar! Kalau pun mereka di dalam, mereka… mereka tak mungkin selamat lagi. Lihatlah, kebakaran ini hampir menghanguskan semua rumah!" Suara orang-orang yang mencoba menenangkannya terdengar samar, bagai bisikan angin di tengah badai yang mengamuk dalam hatinya.

"Tidak!" Raungan putus asa itu menggema, menunjukkan hancurnya Yumi. Dunianya runtuh seketika. Rumah, keluarga… semuanya lenyap ditelan api yang membakar tak hanya rumahnya, tapi juga harapan dan masa depannya. Air mata bercampur debu dan jelaga membasahi pipinya, mencerminkan kepedihan yang tak terperi. Yumi hancur, jiwanya remuk, terhempas ke jurang keputusasaan yang gelap gulita. Semua yang ia perjuangkan, semua yang ia lindungi, kini menjadi abu.

Emosi yang menghantamnya begitu kuat hingga Yumi kehilangan kesadaran. Dunia menjadi gelap, menelan dirinya dalam kegelapan yang pekat.

**

Perlahan, seakan-akan dari kedalaman mimpi buruk, Yumi mulai tersadar. Cahaya redup menembus kegelapan, dan ia membuka matanya. Pandangannya masih kabur, namun ia menyadari bahwa dirinya berada di rumah sakit, dikelilingi oleh aroma desinfektan yang tajam.

"Yumi, kamu sudah sadar?" Suara lembut, namun dipenuhi kekhawatiran, membuatnya tersentak. Ia melihat pamannya, saudara dari almarhum ayahnya, duduk di samping tempat tidurnya, ditemani oleh istri pamannya. Wajah mereka menunjukkan campuran khawatir dan sedih, mencerminkan kesedihan yang sama yang menyelimuti Yumi.

Bayangan mengerikan yang sempat terlupakan kembali menyergap Yumi, menari-nari di benaknya dengan kejam. Peristiwa kebakaran itu kembali menghantuinya, setiap detailnya begitu nyata, seolah baru saja terjadi. Rumahnya yang terbakar, api yang menari-nari dengan ganas, dan wajah panik orang-orang yang berusaha memadamkan api… semuanya kembali menghantui pikirannya. Rasa sakit yang amat sangat kembali menusuk hatinya.

"Ibu! Anak-anakku!" Jeritan pilu itu lolos dari bibirnya, suaranya bergetar hebat. Yumi berusaha bangkit dari ranjang, ingin segera mencari ibunya dan kedua putranya. Keinginan untuk bertemu mereka begitu kuat, mengatasi rasa sakit dan kelemahan yang masih ia rasakan.

"Yumi, tenang dulu, sayang. Kamu mau ke mana?" Tante dan Pamannya sigap menahannya, wajah mereka dipenuhi kekhawatiran. Mereka tahu betapa hancurnya Yumi, betapa besar kehilangan yang baru saja ia alami. Mereka berusaha menenangkannya, menahan keinginan Yumi untuk pergi, mengingatkannya bahwa ia masih lemah dan membutuhkan istirahat.

"Mereka… mereka masih di dalam… aku harus mencari mereka…" Yumi menangis tersedu-sedu, suaranya terisak-isak. Tangannya gemetar hebat, menunjukkan betapa besar keputusasaannya. Ia masih belum bisa menerima kenyataan pahit yang baru saja terjadi. Kehilangan ibunya dan anak-anaknya adalah pukulan yang terlalu berat untuk ditanggungnya.

Pamannya mengelus rambut Yumi dengan lembut, mencoba menenangkannya. "Yumi, sayang… tenanglah dulu. Kita sudah mencari mereka, tapi… tapi belum ada kabar. Kita harus kuat, ya? Kita harus menghadapi ini bersama-sama." Suaranya bergetar, menunjukkan betapa ia juga merasakan kesedihan yang amat sangat.

Istri pamannya memberikan segelas air, mencoba menenangkan Yumi dengan sentuhan lembut. Mereka tahu, jalan menuju kesembuhan akan panjang dan berat, namun mereka akan selalu ada untuk Yumi, menemaninya melewati masa-masa sulit ini. Mereka akan selalu berada di sisinya, memberikan dukungan dan kekuatan yang dibutuhkannya untuk melewati cobaan berat ini.

"Maksud Tante apa? Putra-putra dan ibu saya… tidak ditemukan dalam rumah yang terbakar itu? Atau… atau mungkin… mereka… mereka sudah tewas?" Bibir Yumi bergetar hebat, suaranya nyaris tak terdengar. Bayangan mengerikan itu menghantui pikirannya, menghancurkan sisa-sisa harapan yang masih ada. Ia tak mampu membayangkan kenyataan pahit yang mungkin akan segera ia terima. Tubuhnya gemetar hebat, menunjukkan betapa rapuhnya ia saat ini.

Paman dan Tantenya hanya bisa saling berpandangan, wajah mereka dipenuhi kesedihan dan kepiluan. Mereka tak mampu berkata-kata, tak mampu memberikan jawaban yang Yumi harapkan. Mereka tahu, kata-kata tak akan mampu meringankan beban yang tengah dipikul Yumi. Kehilangan yang dialami Yumi terlalu besar, terlalu berat untuk diungkapkan dengan kata-kata.

"Yumi!"

Terpopuler

Comments

Salsabilah

Salsabilah

jangan lupa tinggalkan jejak ya😘😘😘

2025-07-05

1

Isma Isma

Isma Isma

baguss alur ceritanya

2025-08-05

1

RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑

RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑

seru juga

2025-07-25

1

lihat semua
Episodes
1 Menolak Tawaran, diiringi kehancuran.
2 Air mata kepedihan
3 Kecurigaan para jaksa
4 Bukan pertemuan pertama
5 Masih dikediaman Dominic
6 Paket buat Yumi
7 Keputusan Pak Yoga
8 Dendam yang terbakar amarah
9 Kehilangan
10 Mengikuti setiap langkah Dominic
11 Ketahuan
12 Bab
13 Bertahan, atau mati
14 Pertaruhan!
15 Kekhawatiran
16 Tiba di Pulau
17 Shit!
18 Kisah kelam Dominic
19 Pencarian Yumi masih terus berlanjut
20 Tembakan yang mengakhiri
21 Membuka liontin Dominic
22 Senjata makan tuan.
23 Bukankah itu....
24 Kekesalan Yumi
25 Melihat sosok seperti ibu.
26 Kepulangan Yumi
27 Kotak dari pengirim yang sama
28 Kaget luar biasa
29 Mulai meragukan
30 Azalea
31 Dominic si pelaku
32 Tidak memuaskan
33 Bab
34 Ide gila Yumi
35 Bab
36 Motif tersembunyi
37 Tembakan paman Aldi
38 Azalea?
39 Flashback masa lalu Dominic
40 Mencari sosok ibu
41 Ibu?
42 Kerapuhan Yumi
43 Apakah kau?
44 Menggambar
45 Kakak Bercadar
46 Menggoda
47 Perasaan masih tetap sama
48 Hari H
49 Part 2 hari H
50 Dominic terbunuh
51 Penyesalannya jauh terlambat
52 Masa lalu kelam, menghancurkan masa depan.
53 Permintaan Pernikahan (AN)
54 Terpaksa melepaskan
55 Memutuskan pergi
56 Bertemu Ibu
57 Bab
58 bab
59 Sosok Ayah
60 Pertengkaran Yumi dan Azana
61 Kesedihan yang terpendam
62 Alasan Dominic
63 Ke sekolah
64 Dua hati yang saling merindu
65 Mengetahui kebenaran
66 Mencintai wanita yang sama
67 Terasa canggung
68 Merasa aneh
69 Pertemuan yang mengharukan
70 bab
71 bab
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Menolak Tawaran, diiringi kehancuran.
2
Air mata kepedihan
3
Kecurigaan para jaksa
4
Bukan pertemuan pertama
5
Masih dikediaman Dominic
6
Paket buat Yumi
7
Keputusan Pak Yoga
8
Dendam yang terbakar amarah
9
Kehilangan
10
Mengikuti setiap langkah Dominic
11
Ketahuan
12
Bab
13
Bertahan, atau mati
14
Pertaruhan!
15
Kekhawatiran
16
Tiba di Pulau
17
Shit!
18
Kisah kelam Dominic
19
Pencarian Yumi masih terus berlanjut
20
Tembakan yang mengakhiri
21
Membuka liontin Dominic
22
Senjata makan tuan.
23
Bukankah itu....
24
Kekesalan Yumi
25
Melihat sosok seperti ibu.
26
Kepulangan Yumi
27
Kotak dari pengirim yang sama
28
Kaget luar biasa
29
Mulai meragukan
30
Azalea
31
Dominic si pelaku
32
Tidak memuaskan
33
Bab
34
Ide gila Yumi
35
Bab
36
Motif tersembunyi
37
Tembakan paman Aldi
38
Azalea?
39
Flashback masa lalu Dominic
40
Mencari sosok ibu
41
Ibu?
42
Kerapuhan Yumi
43
Apakah kau?
44
Menggambar
45
Kakak Bercadar
46
Menggoda
47
Perasaan masih tetap sama
48
Hari H
49
Part 2 hari H
50
Dominic terbunuh
51
Penyesalannya jauh terlambat
52
Masa lalu kelam, menghancurkan masa depan.
53
Permintaan Pernikahan (AN)
54
Terpaksa melepaskan
55
Memutuskan pergi
56
Bertemu Ibu
57
Bab
58
bab
59
Sosok Ayah
60
Pertengkaran Yumi dan Azana
61
Kesedihan yang terpendam
62
Alasan Dominic
63
Ke sekolah
64
Dua hati yang saling merindu
65
Mengetahui kebenaran
66
Mencintai wanita yang sama
67
Terasa canggung
68
Merasa aneh
69
Pertemuan yang mengharukan
70
bab
71
bab
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!