Tempat Yang Asing

"Permisi."

Dua sosok pria yang sedari tadi terdengar sedang berdebat, seketika terbungkam begitu mendengar suara sapaan. Keduanya lantas menoleh dan mereka cukup tertegun kala matanya menangkap sesosok wanita anggun nan cantik, berdiri diambang pintu.

"Iya, Nona, ada yang bisa saya bantu?" salah satu dari pria itu langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri wanita yang memiliki rambut bergelombang.

"Maaf, saya orang tua dari dua anak yang ditolong pria itu," ucap si wanita sembari menunjuk sosok pria yang terbaring di atas brangkar. "Apa saya boleh melihat keadaannya?"

"Oh, tentu. Silahkan, Nona, silahkan," pria yang sama nampak begitu ramah sampai membuat rekannya menggeleng heran.

Wanita itu tersenyum manis membuat dua pria di sana terpana. Wanita itu melangkah, mendekati brangkar, dimana Yoko terbaring dengan mata terpejam karena pengaruh obat bius.

"Apa lukanya sangat parah?" tanya si wanita setelah mengamati keadaan Yoko.

"Tidak," jawab pria yang sama dengan antusias. "Kata dokter, lukanya tidak terlalu dalam, jadi kemungkinan seminggu sudah kering," sambung pria berkaos biru tersebut.

"Syukurlah," wanita itu nampak lega. "Kalau boleh tahu, apa dia bukan orang sini?"

"Iya, dia datang dari negara lain," sekarang gantian pria satunya yang menjawab. Pria berkaos kuning itu bangkit dari duduknya dan mendekat, lalu berdiri di seberang brangkar.

"Apa keluarganya sudah dikasih tahu?" tanya si wanita lagi.

"Belum," jawab pria berkaos kuning. "Tadi dia sempat pesan sama kami, supaya tidak menghubungi keluarganya. Takutnya istri dan keluarganya panik, tapi mereka sangat jauh."

"Terus solusinya bagaimana? Setidaknya harus ada yang menjaga dia kan?"

Kedua pria yang ada di sana kompak mengangguk.

"Kami tahu," balas pria berkaos biru. "Kami sendiri sedang membahas tentang itu, tapi kami belum menemukan jalan keluar yang tepat."

Wanita dua anak itu mengangguk paham. "Kalau boleh tahu, apa pekerjaannya?" si wanita kembali bertanya.

"Dia bekerja sebagai petugas keamanan apartemen pribadi, satu perusahan sama kita. Cuma dia baru bekerja selama satu tahun," terang pria berkaos kuning.

"Apartemen pribadi? Kalau boleh tahu, apa nama perusahaannya?"

"Thae Wong State. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa, apartemen, hotel dan fasilitas pariwisata."

"Oh, saya tahu itu," ucap si wanita. "Kalau yang bekerja di sektor keamanan, berarti orang-orang pilihan bukan?"

"Benar, Nona," jawab pria berkaos kuning.

Si wanita nampak mengangguk beberapa kali dan matanya kembali menatap pria yang menolong anaknya.

"Begini, daripada pria ini tidak ada yang menjaganya, bagaimana kalau dia dirawat di rumah saya saja," ucap si wanita. Tentu saja, apa yang dikatakan wanita itu, sangat mengejutkan dua pria yang ada di sana.

"Dirawat di rumah anda?" tanya Pria berkaos biru.

Si wanita mengangguk. "Kebetulan, di rumah saya ada seorang dokter. Anggap aja ini juga sebagai bentuk terima kasih saya, karena orang ini telah menolong anak saya. Biar rekan-rekannya kerja termasuk kalian, bisa lebih fokus bekerja, tanpa mengkhawatirkan keadannya. Bagaimana?"

Kedua pria itu saling tatap untuk beberapa saat.

"Kalau saya pribadi sih setuju saja, Nona," ucap pria berkaos kuning. "Setidaknya, Yoko ada yang merawat dan mengontrolnya."

"Benar, saya juga setuju," sahut pria berkaos biru. "Tapi kami juga harus mendiskusikan dengan atasan kami dulu."

"Tentu saja, silahkan," jawab si wanita. "Kalau sudah ada keputusan, silahkan hubungi saya. Saya ada di kamar sebelah."

"Baik, Nona."

Dan setelah itu, mereka pun kembali terlibat perbincangan seputar kejadian yang membuat mereka harus berada di rumah sakit malam ini.

Hingga beberapa jam kemudian, tepatnya ketika hari sudah berganti, di dalam sebuah ruangan, nampak seorang pria yang terbaring sejak semalam, nampak menggerakkan tubuhnya.

"Eughh..." suara khas orang terbangun, terdengar dari sebuah kamar. "Eugh..." suara berat itu kembali terdengar disertai tubuh yang bergerak.

"Mommy! Om jagoan bangun, Mommy, tubuhnya bergerak!"

Pria yang baru saja tersadar dari pengaruh obat bius itu, agak terperanjat begitu telinganya mendengar suara bocah berteriak, tak jauh dari tempat dia terbaring.

Pria itu, yang tak lain adalah Yoko, langsung membuka matanya dan dia semakin tercengang begitu mengedarkan pandangannya.

"Aku ada dimana? Bukankah semalam, aku dibawa ke rumah sakit?" Yoko bergumam.

Setelah itu di saat Yoko hendak bangkit dari berbaringnya, Yoko merasakan pusing kepala yang luar biasa.

"Jangan bangun dulu," tiba-tiba telinga Yoko mendengar suara.

Yoko pun langsung melempar pandangan ke arah sumber suara, dan betapa kagetnya Yoko hingga matanya agak melebar kala melihat si pemilik suara tadi sedang melangkah menghampirinya.

Pemilik suara itu tidak datang sendiri, tapi ada dua orang lain yang melangkah bersama, mendekatinya. Di sana juga ada dua anak kecil berwajah kembar, yang langsung naik ke atas ranjang, dimana Yoko terbaring.

"Akh..." Yoko tak sengaja menggerakan tangan yang terluka karena dia terlalu gugup dalam situasi yang sedang dialaminya saat ini.

"Jangan banyak bergerak," wanita yang sudah berdiri di sebelahnya, langsung melakukan pemeriksaan. "Apa masih terasa pusing?"

"Sedikit," jawab Yoko gugup.

"Tidak, apa-apa, itu hanya efek dari obat bius semalam," ucap si wanita dengan lembut. "Karena luka kamu masih basah, jadi sebisa mungkin jangan bergerak dulu."

Yoko mengangguk samar. "Tapi, saya ada di mana? Sepertinya, ini bukan di rumah sakit?" tanyanya.

"Iya, ini rumah kami," jawab wanita yang berdiri di tepi ranjang. "Lebih tepatnya, rumah Kak Sansan."

"Rumah kalian?" Yoko cukup syok mendengarnya. "Bagaimana saya bisa berada di sini?"

"Kami yang membawa kamu ke sini," jawab wanita bernama Sansan. "Karena kamu di rumah sakit sendirian, semua rekan kerjamu pada sibuk, tidak ada yang menjaga kamu di sana. Sebagai ucapan terima kasih karena telah menyelamatkan kedua anak saya, saya memutuskan merawat kamu di sini."

Yoko semakin tercengang. Lalu dia melempar tatapannya ke arah dua bocah yang sedang menatapnya sembari tersenyum menggemaskan

"Apa kalian baik-baik saja?" Tanya Yoko. Kedua anak itu mengangguk.

"Mereka baik-baik saja," jawab Sansan yang kebetulan duduk di tepi ranjang, di belakang anak-anak. "Mereka tinggal menyembuhkan rasa traumanya saja."

Yoko mengangguk lega. "Tapi, pekerjaan saya bagaimana? Harusnya hari ini, saya bekerja di tempat baru. Apa ada yang menitip pesan?"

"Kamu tidak perlu terlalu memikirkan soal pekerjaan," ucap wanita yang berdiri di ujung ranjang. "Kami sudah meminta pihak agen agar kamu kerja di rumah ini."

"Apa! Kerja di sini?" Yoko kembali dibuat syok. "Bagaimana mungkin saya kerja di sini?"

Ketiga wanita yang mengelilinginya nampak tersenyum.

"Kebetulan, perusahaan tempat kamu bekerja itu milik teman saya," ucap wanita yang tadi memeriksa Yoko. "Kamu tidak perlu khawatir, semua sudah kami urus termasuk barang-barang kamu. Semua sudah ada di sini."

"Hah!"

Terpopuler

Comments

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

awal di rumah sakit saat blm sadar masih dirumah sakit pula,la begitu sadar sdh di rumah 3 orang wanita Janda dan 2 anak kembar laki-laki, sungguh terkejut Yoko syok bukan main.

2025-07-19

1

MATADEWA

MATADEWA

Lanjutkan.....

2025-08-18

0

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor 🙏

2025-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 Namanya Yoko
2 Menjadi Pahlawan
3 Tempat Yang Asing
4 Kebaikan Yang Terbalas
5 Mereka Janda
6 Perlakuan Para Janda
7 Rasa Canggung
8 Penemuan Tak Terduga
9 Mulai Beradaptasi
10 Rasa Curiga
11 Obrolan Perempuan
12 Kebohongan Marni
13 Penuh Godaan
14 Terpojok
15 Beraksi Lagi
16 Pesona Para Majikan
17 Melakukan Kesalahan
18 Rasa Bersalah
19 Melepas Dahaga
20 Keceplosan
21 Bersama Meycan
22 Nasib Berbeda
23 Terlibat Bahaya
24 Setelah Kejadian
25 Semakin Sakit Hati
26 Melupakan Rasa Sakit
27 Menemui Orang Tua Sansan
28 Dilema Marni
29 Obrolan Dua Pria
30 Saat Pulang Ke Rumah
31 Kabar Terbaru
32 Ancaman Dan Kemarahan
33 Tawaran Tak Terduga
34 Potensi Yoko
35 Terbangun Di Tengah Malam
36 Pesan Menjengkelkan
37 Pulang
38 Di Dalam Kamar Yoko
39 Kata Bibi
40 Keributan
41 Rasa Yang Berbeda
42 Obrolan Tak Penting
43 Melampiaskan Beban
44 Saling Curiga
45 Kecemburuan
46 Pemikiran Yoko
47 Mengarah Ke Hati
48 Dipojokan
49 Salah Paham
50 Yoko Dilema
51 Tamu Tak Diundang
52 Menghadapi Sendirian
53 Mengejutkan
54 Sebuah Fakta
55 Sebuah Saran
56 Kedatangan Teman
57 Dua Teman Yoko
58 Kesal
59 Kesepakatan
60 Jebakan
61 Di Malam Itu
62 Menerima Job
63 Pekerjaan Baru
64 Di Taman Belakang
65 Kejujuran Hati
66 Cukup Sulit
67 Mendapat Pencerahan
68 Trauma Si Kembar
69 Permintaan Si Kembar
70 Perpisahan
71 Kumpul Keluarga
72 Rasa Panik
73 Saling Mengaku
74 Terbuka
75 Kebimbangan
76 Kabar Baru
77 Sampai Di Kampung
78 Menggalau
79 Semua Jadi Tahu
80 Keputusan Keluarga
81 Kejutan
82 Kejutan Lagi
83 Kejutan Bertambah
84 Keputusan Akhir
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Namanya Yoko
2
Menjadi Pahlawan
3
Tempat Yang Asing
4
Kebaikan Yang Terbalas
5
Mereka Janda
6
Perlakuan Para Janda
7
Rasa Canggung
8
Penemuan Tak Terduga
9
Mulai Beradaptasi
10
Rasa Curiga
11
Obrolan Perempuan
12
Kebohongan Marni
13
Penuh Godaan
14
Terpojok
15
Beraksi Lagi
16
Pesona Para Majikan
17
Melakukan Kesalahan
18
Rasa Bersalah
19
Melepas Dahaga
20
Keceplosan
21
Bersama Meycan
22
Nasib Berbeda
23
Terlibat Bahaya
24
Setelah Kejadian
25
Semakin Sakit Hati
26
Melupakan Rasa Sakit
27
Menemui Orang Tua Sansan
28
Dilema Marni
29
Obrolan Dua Pria
30
Saat Pulang Ke Rumah
31
Kabar Terbaru
32
Ancaman Dan Kemarahan
33
Tawaran Tak Terduga
34
Potensi Yoko
35
Terbangun Di Tengah Malam
36
Pesan Menjengkelkan
37
Pulang
38
Di Dalam Kamar Yoko
39
Kata Bibi
40
Keributan
41
Rasa Yang Berbeda
42
Obrolan Tak Penting
43
Melampiaskan Beban
44
Saling Curiga
45
Kecemburuan
46
Pemikiran Yoko
47
Mengarah Ke Hati
48
Dipojokan
49
Salah Paham
50
Yoko Dilema
51
Tamu Tak Diundang
52
Menghadapi Sendirian
53
Mengejutkan
54
Sebuah Fakta
55
Sebuah Saran
56
Kedatangan Teman
57
Dua Teman Yoko
58
Kesal
59
Kesepakatan
60
Jebakan
61
Di Malam Itu
62
Menerima Job
63
Pekerjaan Baru
64
Di Taman Belakang
65
Kejujuran Hati
66
Cukup Sulit
67
Mendapat Pencerahan
68
Trauma Si Kembar
69
Permintaan Si Kembar
70
Perpisahan
71
Kumpul Keluarga
72
Rasa Panik
73
Saling Mengaku
74
Terbuka
75
Kebimbangan
76
Kabar Baru
77
Sampai Di Kampung
78
Menggalau
79
Semua Jadi Tahu
80
Keputusan Keluarga
81
Kejutan
82
Kejutan Lagi
83
Kejutan Bertambah
84
Keputusan Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!