Episode 3 Tetap Membuat Masalah.

Tavisha sekarang berada di ruangan pimpinan rumah sakit.

Pria berkacamata sekitar berusia 60 tahuanan itu melihat melihat rekaman CCTV bagaimana orang-orang tadi pagi yang telah membuat onar ada beberapa pria dan termasuk Kastara yang mengintimidasi Tavisha.

"Kamu mengenal mereka Tavisha?" tanya pria itu.

"Tidak Om. Saya juga kaget tiba-tiba saja mereka datang membawa pasien yang terluka parah," jawab Tavisha.

"Apa yang mereka lakukan merupakan ancaman yang besar. Apa pasien yang terluka itu masih berada di rumah sakit ini?" tanya pria itu.

Tavisha menganggukkan kepala.

"Ini sangat berbahaya, saya akan melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib. Kita tidak tahu siapa mereka sebenarnya tetapi dengan mereka membawa senjata itu sudah hal yang sangat besar," ucap pria itu.

"Om Laksmana yakin akan memperpanjang masalah ini?" tanya Tavisha membuat Laksmana melihat ke arahnya.

"Apa maksud kamu?"

"Apa kita akan membiarkan saja seperti ini?" pria itu kembali bertanya yang membuat Tavisha menggelengkan kepala.

"Bukan begitu Om. Jujur saja Tavisha juga awalnya ingin melakukan hal yang sama ketika melihat orang-orang itu membuat kekacauan di rumah sakit. Tetapi setelah Tavisha pikir-pikir sangat wajar karena mereka khawatir akan pasien yang mereka bawa yang mengalami luka parah. Jadi menurut Tavisha ini tidak perlu diperpanjang," ucap Tavisha memberi saran.

"Bagaimana jika kejadian ini terulang kembali?" tanya Laksamana.

"Tavisha rasa kejadian ini tidak akan terulang, jika bersikap baik kepada mereka," jawab Tavisha dengan yakin.

"Baiklah! Saya mengikuti saran dari kamu, semoga saja benar bahwa kejadian ini tidak akan terulang lagi," ucap Laksamana yang membuat Tavisha menganggukkan kepala.

Dia hanya tidak ingin mendapatkan masalah dari pria tersebut yang pasti sudah mendapatkan ancaman terlebih dahulu jika masalah ini dibesarkan maka Tavisha akan menjadi sasarannya.

****

Tavisha yang terlihat berjalan begitu sangat buru-buru di koridor rumah sakit dengan Suster yang berada disebelahnya mengimbangi langkah tersebut.

"Saya sudah berusaha mencegah mereka tetapi tetap saja mereka nekat membawa pasien Dokter," ucap Suster itu yang berbicara begitu terburu-buru.

"Kita akan lihat ke kamarnya dan semoga saya mereka belum melakukan itu," ucap Tavisha yang semakin mempercepat langkahnya.

Akhirnya mereka sudah tiba di depan ruang perawatan dan yang benar saja pasien yang dimaksud Suster adalah pasien yang kemarin mengalami luka parah yang sekarang kembali didudukkan di atas kursi roda dan siapa lagi jika bukan Kastara yang mendorong kursi roda tersebut dengan dua orang yang berada di sisinya.

"Apa yang Anda lakukan?" tanya Tavisha.

"Kami harus membawanya pulang," bukan Kastara yang menjawab melainkan temannya.

"Tidak bisa kondisi pasien masih belum stabil dan tidak bisa dibawa begitu saja," tegas Tavisha.

"Bukan kau yang menentukan segalanya. Ini akan menjadi urusan kami selanjutnya! Biaya rumah sakit pasien juga sudah di bayar!" tegas Kastara.

"Kenapa Anda begitu keras kepala sekali dan bagaimana jika terjadi sesuatu pada pasien. Anda kembali menyalahkan saya dan rumah sakit ini dan padahal Anda sendiri yang sejak awal sudah membuat masalah sehingga kondisi pasien seperti ini!" tegas Tavisha.

"Aku tidak harus mendengarkan semua ocehanmu. Apapun yang terjadi pada pasien ini adalah urusanku. Kau sudah cukup ikut campur," tegas Kastara.

"Bawa dia!" titah Kastara pada dua anak buahnya itu yang langsung mendorong kursi roda dengan cepat.

"Tolong jangan membuat peraturan sendiri!" tegas Tavisha mencegah kepergian orang-orang tersebut.

"Minggir!" tegas Kastara.

"Aku bisa melaporkan kamu kepada pihak berwajib jika kamu terus membuat keonaran di rumah sakit ini!" tegas Tavisha memberi ancaman.

Kastara mendengarnya justru tertawa sinis yang mengejek perkataan Tavisha.

"Kalau begitu silakan dan aku akan menunggu mereka," Kastara yang ternyata tidak takut justru menantang Tavisha.

"Jadi sekarang kau minggir sebelum aku bertindak kasar kepadamu!" tegas Kastara.

"Baiklah! Terserah jika Anda ingin membawa pasien, maka silakan membawanya dalam keadaan seperti ini. Tetapi jika seandainya terjadi sesuatu pada pasien. Maka jangan salahkan aku dan rumah sakit ini. Ketika pasien sudah keluar dari rumah sakit ini yang artinya sudah tidak menjadi tanggung jawab Kami lagi!" tegas Tavisha memberikan pernyataan.

Kastara yang ternyata tidak peduli dengan semua apa yang dikatakan Tavisha. Dia bersama anak buahnya tetap membawa pasien tersebut yang tidak sadarkan diri di kursi roda.

Tavisha tidak bisa berkata apa-apa dan bahkan tidak bisa menghentikan yang melihat kepergian Kastara bersama orang-orangnya.

"Dokter biarkan saja mereka pergi. Mungkin memang ada baiknya mereka itu meninggalkan rumah sakit agar tidak membuat kekacauan," ucap Suster yang pasti jauh merasa lebih lega jika orang-orang tersebut tidak berada di rumah sakit.

"Saya hanya kasihan saja kepada pasien itu, bagaimanapun kondisinya belum membaik dan sudah dioper sana-sini. Mereka enak karena tidak merasakannya, kalau ada apa-apa pasti rumah sakit ini yang disalahkan," ucap Tavisha.

"Yang terpenting Dokter sudah memberitahu kepada mereka konsekuensi apa yang akan didapatkan mereka dan jika sampai mereka datang lagi menyalahkan rumah sakit ini maka kita harus menempuh jalur hukum," ucap Suster memberi saran dengan wajahnya yang sekarang terlihat tampak berani dibandingkan sebelumnya saat masih ada Kastara.

"Ya, sudahlah, semoga saja pasien itu tidak kenapa-napa," ucap Tavisha yang memang tidak bisa melakukan apapun yang sudah berusaha sebaik mungkin.

****

"Asalamualaikum!" Tavisha memasuki rumah yang terlihat begitu lesu.

"Walaikum salam, kamu baru pulang. Nak!" seorang wanita berbicara lembut yang memakai busana muslim dengan hijab syar'i yang panjang menghampiri putrinya itu dan Tavisha langsung mencium lembut punggung tangan wanita tersebut.

"Hmmm, lumayan banyak pasien darurat tadi dan juga banyak Dokter yang berhalangan datang, jadi Tavisha pulang lumayan

"Ya sudah tidak apa-apa yang terpenting sekarang kamu sudah pulang. Terkadang kita memang tidak bisa memprediksi bagaimana pekerjaan di rumah sakit," ucap Widiya yang membuat Tavisha menganggukkan kepala.

"Umi sudah menyiapkan makan malam untuk kamu, sebaiknya kamu makan dulu dan setelah itu baru bersih-bersih," ucap Widiya.

"Tavisha sepertinya akan bersih-bersih terlebih dahulu dan kemudian akan kembali turun untuk menikmati masakan Umi," jawabnya.

"Ya sudah kalau begitu terserah kamu saja mau melakukan yang mana terlebih dahulu yang terpenting kamu harus makan," ucap Umi. Tavisha menganggukkan kepala dan langsung berlalu dari hadapan uminya.

Setelah bersih-bersih yang akhirnya Tavisha sudah berada di meja makan yang ditemani Widya menikmati makan malam tersebut.

"Umi melihat kamu tampak murung apa ada yang kamu pikirkan?" tanya Widya.

"Dalam dua hari ini ada hal yang terjadi di rumah sakit yang sangat aneh. Ada beberapa orang yang datang ke rumah sakit membuat kekacauan dengan memaksa untuk menangani pasien yang mereka bawa dan Umi tahu tidak bahwa tadi orang tersebut kembali membuat kekacauan dengan membawa pasien yang masih belum sadar," jawab Tavisha yang merasa lempang jika harus menceritakan apa yang terjadi.

"Kenapa sampai melakukan hal seperti itu?" tanya Widya.

"Entahlah Umi, padahal Tavisha sudah mengingatkannya terlebih dahulu jika kondisi pasien sangat tidak memungkinkan untuk dibawa pulang dan beliau tetap saja keras kepala sama seperti sebelum-sebelumnya yang tidak pernah mendengarkan saran dari Tavisha," jawabnya.

"Sudahlah biarkan saja dia melakukan hal itu yang terpenting kamu sudah memberi ingat dan dia memiliki hak untuk mendengarkan atau tidak," sahut Umi yang membuat Tavisha menganggukkan kepala

Bersambung.......

Terpopuler

Comments

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

biarkan sj thavisa klu ada apa" bkn lg tangung jawabmu

2025-07-03

0

sunshine wings

sunshine wings

💪💪💪💪💪✅️✅️✅️✅️✅️

2025-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Ancaman.
2 Episode 2 Menegangkan
3 Episode 3 Tetap Membuat Masalah.
4 Episode 4 Kembali Muncul
5 Episode 5 Terjebak.
6 Episode 6 Di Tahan
7 Episode 7 Kembali Pulang
8 Episode 7 Mengawasi.
9 Episode 9 Marah Besar
10 Episode 10 Di Izinkan Pulang
11 Episode 11 Gebrakan Mengejutkan
12 Episode 12 Meminta Petunjuk.
13 Episode 13 Setuju.
14 Kerumah Suami
15 Episode 15 1 Kamar
16 Episode 16 Lama-lama Kesal
17 Episode 18 Di Layani Dengan Baik.
18 Episode 18 Harus Menghindar.
19 Episode 19 Ada-ada Saja
20 Episode 20 Insiden.
21 Episode 21 Banyak Rahasia.
22 Episode 22 Banyak Tanya
23 Episode 23 Kesal
24 Episode 24 Permintaan.
25 Episode 25 Memberi Pernyataan
26 Episode 26 Pertemuan
27 Episode 27 Nyawa Sudah Menjadi Taruhan.
28 Episode 28 Khawatir
29 Episode 29 Cemburu Apa Marah.
30 Episode 30 Cemburu Gemes.
31 Episode 31 Keadaan Membaik
32 Episode 32 Perhatian
33 Episode 33 Ribut Besar
34 Episode 34 Tegas
35 Episode 35 Merasa Bersalah.
36 Episode 36 Ngambek
37 Episode 37 Menginap
38 Episode 38 Perhatian
39 Episode 39 Ada Yang Aneh
40 Episode 40 Selalu Menjadi Saingan.
41 Episode 41 Ada- ada saja.
42 Episode 42 Amarah Dan Kebencian
43 Episode 43 Harus Kejam
44 Episode 44 Peringatan
45 Episode 45
46 Episode 46 Menyerah
47 Episode 47 Berpisah
48 Episode 48 insiden
49 Episode 49 Untung Ada Suami
50 Episode 50 Hubungan Romantis
51 Episode 51 Ternyata.
52 Episode 52 Gugup
53 Episode 53 Hangat.
54 Episode 54 Mencari Tahu
55 Episode 55 Ternyata
56 Episode 56 Dia Lebih Baik
57 Episode 57 Istri Aneh
58 Episode 58 Bimbang
59 Episode 58 Dalam Bahaya
60 Episode 60 Mengejutkan.
61 Episode 61 Insiden.
62 Episode 62 Penyelamat
63 Episode 63 Selamat.
64 Episode 64 Saling Bicara
65 Episode 65 Permintaan.
66 Episode 66 Pergi
67 Episode 67 Perasaan Tidak Enak
68 Episode 68 Nyawa Suami
69 Episode 69 Sudah Aman
70 Episode 70 Kejujuran
71 Episode 71 Tetap Bertahan.
72 Episode 72 Ternyata Ulahnya
73 Episode Istri Ngambek
74 Episode 74 Sulitnya
75 Episode 75 Cara Membujuk Istri
76 Episode 76 Mengingatkan
77 Episode 77 Ada Sesuatu
78 Episode 78 Marahnya Tavisha
79 Episode 79 Ini Bukan Perpisahan
80 Episode 80 Ternyata
81 Episode 81 Suatu Rahasia.
82 Episode 82 Penasaran.
83 Episode 83 Akhirnya Bertemu.
84 Episode 84 Hamil
85 Episode 85 Sama-sama Terkejut.
86 Episode 86 Rasa Khawatir
87 Episode 87 Pilihan Berat
88 Episode 88 Pertumpahan Darah
89 Episode 89
90 Episode 90 Akhirnya Mengetahui.
91 Episode 91 Menyerahkan Diri
92 Episode 92 Tammat.
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Episode 1 Ancaman.
2
Episode 2 Menegangkan
3
Episode 3 Tetap Membuat Masalah.
4
Episode 4 Kembali Muncul
5
Episode 5 Terjebak.
6
Episode 6 Di Tahan
7
Episode 7 Kembali Pulang
8
Episode 7 Mengawasi.
9
Episode 9 Marah Besar
10
Episode 10 Di Izinkan Pulang
11
Episode 11 Gebrakan Mengejutkan
12
Episode 12 Meminta Petunjuk.
13
Episode 13 Setuju.
14
Kerumah Suami
15
Episode 15 1 Kamar
16
Episode 16 Lama-lama Kesal
17
Episode 18 Di Layani Dengan Baik.
18
Episode 18 Harus Menghindar.
19
Episode 19 Ada-ada Saja
20
Episode 20 Insiden.
21
Episode 21 Banyak Rahasia.
22
Episode 22 Banyak Tanya
23
Episode 23 Kesal
24
Episode 24 Permintaan.
25
Episode 25 Memberi Pernyataan
26
Episode 26 Pertemuan
27
Episode 27 Nyawa Sudah Menjadi Taruhan.
28
Episode 28 Khawatir
29
Episode 29 Cemburu Apa Marah.
30
Episode 30 Cemburu Gemes.
31
Episode 31 Keadaan Membaik
32
Episode 32 Perhatian
33
Episode 33 Ribut Besar
34
Episode 34 Tegas
35
Episode 35 Merasa Bersalah.
36
Episode 36 Ngambek
37
Episode 37 Menginap
38
Episode 38 Perhatian
39
Episode 39 Ada Yang Aneh
40
Episode 40 Selalu Menjadi Saingan.
41
Episode 41 Ada- ada saja.
42
Episode 42 Amarah Dan Kebencian
43
Episode 43 Harus Kejam
44
Episode 44 Peringatan
45
Episode 45
46
Episode 46 Menyerah
47
Episode 47 Berpisah
48
Episode 48 insiden
49
Episode 49 Untung Ada Suami
50
Episode 50 Hubungan Romantis
51
Episode 51 Ternyata.
52
Episode 52 Gugup
53
Episode 53 Hangat.
54
Episode 54 Mencari Tahu
55
Episode 55 Ternyata
56
Episode 56 Dia Lebih Baik
57
Episode 57 Istri Aneh
58
Episode 58 Bimbang
59
Episode 58 Dalam Bahaya
60
Episode 60 Mengejutkan.
61
Episode 61 Insiden.
62
Episode 62 Penyelamat
63
Episode 63 Selamat.
64
Episode 64 Saling Bicara
65
Episode 65 Permintaan.
66
Episode 66 Pergi
67
Episode 67 Perasaan Tidak Enak
68
Episode 68 Nyawa Suami
69
Episode 69 Sudah Aman
70
Episode 70 Kejujuran
71
Episode 71 Tetap Bertahan.
72
Episode 72 Ternyata Ulahnya
73
Episode Istri Ngambek
74
Episode 74 Sulitnya
75
Episode 75 Cara Membujuk Istri
76
Episode 76 Mengingatkan
77
Episode 77 Ada Sesuatu
78
Episode 78 Marahnya Tavisha
79
Episode 79 Ini Bukan Perpisahan
80
Episode 80 Ternyata
81
Episode 81 Suatu Rahasia.
82
Episode 82 Penasaran.
83
Episode 83 Akhirnya Bertemu.
84
Episode 84 Hamil
85
Episode 85 Sama-sama Terkejut.
86
Episode 86 Rasa Khawatir
87
Episode 87 Pilihan Berat
88
Episode 88 Pertumpahan Darah
89
Episode 89
90
Episode 90 Akhirnya Mengetahui.
91
Episode 91 Menyerahkan Diri
92
Episode 92 Tammat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!