Mencari Jejak Pembunuh

Begitu selesai dengan sarapannya, Clara yang kini telah menjadi Putri Minghua mengajak pelayannya keluar ke tempat di mana Putri Minghua jatuh ke dalam sungai, "Mei, bisakah kamu mengajakku untuk melihat di mana aku terjatuh?"

Mei sedikit terkejut dengan penuturan Putri Minghua yang biasanya tidak pernah dia lihat sebelumnya. Putri Minghua tidak pernah begitu peduli bahkan dengan dirinya sendiri, "Baik, Nona."

Mei segera membantu untuk mengganti pakaian Putri Minghua, senyuman kecil terus menghiasi wajahnya, dia tidak pernah sebahagia ini sebelumnya.

Clara melihat pantulan dirinya di cermin, dirinya yang asli dan tubuh Putri Minghua sebenarnya sedikit mirip. Namun, Putri Minghua jauh lebih cantik dari pada dirinya, "Andai saja tubuhku seperti ini," gumamnya pelan sambil terus memandangi kecantikan Putri Minghua yang kini telah menjadi miliknya.

Mei memasangkan sabuk di pinggang Putri Minghua untuk membuat pakaiannya nampak sempurna, "Sudah selesai, Nona, mari ikuti saya," memundurkan langkahnya, memegang lengan Putri Minghua untuk menuntunnya berjalan.

Ketika keluar dari tenda, Putri Minghua menatap sekeliling dengan kagum. Kondisi hutan yang masih asri tanpa perubahan dari manusia begitu indah di pandang, "Hutan yang indah, tidak seperti di dunia asliku," gumamnya sangat pelan hingga tidak bisa terdengar oleh Mei.

Mereka berjalan dengan pelan hingga masuk sangat dalam ke hutan, "Memangnya aku lewat di sini kemarin?" tanya sang Putri dengan heran, berpikir bahwa mana mungkin seorang Putri bisa memasuki hutan yang dalam tanpa ada apapun yang dia cari.

Pikirannya mulai mencerna semua kemungkinan yang terjadi hingga mereka sampai di sebuah dasar sungai yang sangat tenang, pemandangan yang indah sangat memanjakan mata Putri Minghua, "Tempat ini sangat-sangat indah, Mei," ucapnya pada sang pelayan yang selalu berada di sampingnya.

"Benar Nona. Apakah Nona sudah ingat dengan kejadian itu?" matanya yang terlihat sedih menatap Putri Minghua yang masih bingung.

Putri Minghua menggelengkan kepalanya sambil menutup matanya, menghembuskan nafasnya kasar, "Tidak ada yang bisa aku ingat, Mei," jawabnya. Dalam pikirannya adalah bagaimana dia bisa mengingat kejadian jika bukan dia yang menjalaninya. Aneh, tetapi tekadnya sudah sangat kuat untuk memberikan keadilan pada Putri Minghua yang asli.

Putri Minghua membuka matanya, menatap sekeliling dengan seksama, tiba-tiba terdengar suara gemrisik dari semak-semak. Mei langsung menoleh ke arah belakang, mencoba untuk melindungi Putri Minghua, "Putri, saya akan periksa apa yang ada di balik semak, mohon tidak pergi kemana-mana."

Mei berjalan dengan pelan dan tenang, mulai sedikit merasa takut jika itu adalah ular. Pelan-pelan dia mulai membuka semak di depannya, Srek... betapa terkejutnya dia bahwa banyak sekali kelinci kecil yang lucu di depannya, "Wah... Nona, banyak sekali kelinci di sini," katanya tanpa menatap sang Putri.

Putri Minghua begitu heran dengan Mei yang sepertinya sangat terpikat sekali dengan hewan kecil itu, dia tidak menghampiri Mei dan malah berjalan sendiri melewati jalan yang menanjak karena dia menemukan jejak aneh yang nampak jelas di tanah.

Dia berjalan sedikit lebih lama untuk sampai di atas, matahari yang terlihat jelas dan hangat berada tepat di depannya, "Di sini bahkan jauh lebih indah," ucapnya, matanya masih melihat kesana kemari. Jejak itu berhenti tepat di atas tebing yang curam.

Dia berpikir, "Hm... Apa mungkin kalo Putri Minghua di dorong dari atas sini sehingga dia bisa jatuh dan tenggelam?" menundukkan badannya untuk melihat apakah benar yang di pikirkannya.

Putri Minghua menatap ke arah bawah, "Untuk ketinggian dan kedalaman itu, sudah pasti dia tidak bisa di selamatkan. Tapi... sepertinya dia memang di bunuh jika di lihat dari jejak-jejaknya.

Menggores tanah di depannya, mulai memeriksa teksturnya, tepat di pucuk tebing memang terlihat seperti bekas orang terpeleset. Pikirannya mulai berpikir keras.

Putri Minghua berdiri kembali, melihat sekeliling untuk mencoba menemukan bukti yang kuat, tiba-tiba sebuah cahaya menyilaukan matanya. Dia segera menutup matanya dengan tangan, mencoba mendekati benda itu dengan pelan, "Silau banget sih ini," kesalnya.

Dia mencoba meraih benda yang ada di samping pohon, "Ini gelang emas?" dia terkejut melihatnya, yang artinya bisa jadi jika pelakunya adalah seorang wanita. Putri Minghua menyimpan gelang itu di kantong uang yang di bawanya.

Terpopuler

Comments

Cha Sumuk

Cha Sumuk

ap ga ada ingatan yg tertggl hemmm

2025-07-24

0

Murni Dewita

Murni Dewita

nyimak

2025-07-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!