Yura dan Daniel - Melihat Lokasi

"Apa kamu mau lihat lokasinya sekarang, Niel?" tawar Noah.

"Boleh paman Noah. Lebih cepat lebih baik. Soal makan siang, kita pikirkan nanti ya," senyum Daniel.

"Yang penting ada bebek Peking!" seru Yura tanpa malu membuat Noah dan Daniel menatap sebal ke gadis cantik itu.

"Iya ... yang ada bebek Peking nya," jawab Noah sebal.

***

Jakarta Indonesia, RS Bhayangkara

"Oom ... Sakiiittt!" rengek Amura ke Dokter Lucky yang sedang memeriksanya.

"Namanya juga kena cium mobil. Kalau kena cium Yudho ya enak," jawab Dokter Lucky kalem membuat Amura sumringah.

"Ih, Oom Dokter Lucky kok tahu sih kalau aku sangat menginginkan dicium mas Dodo?" kerling Amura membuat Dokter Lucky menowel hidung mancung gadis itu.

"Tahu lah! Memangnya gayamu itu tidak tampak? Super nampak, tahu nggak!"

"Oom, kok masih jomblo? Apa pernah patah hati ?" tanya Amura.

Dokter Lucky menoleh ke Amura. "Bukan patah hati ...."

"Lha terus?"

"Belum ada yang bikin aku terpesona."

"Kalau udah ada?"

"Bakalan aku ratukan, cintai ugal-ugalan dan doktrin lagu-lagu KLa Project!" senyum Dokter Lucky. ( setting ini satu setengah tahun sebelum Lucky Daisy )

"Jiaaaaahhhh, kok lagunya KLa Project sih Oom? Benar kata mbak Hana. Seleranya Oom purba!" kekeh Amura. "Addduuuhhhh sakiiittt ...."

"Kualat tuh sama orang tua!" cebik Dokter Lucky. "Eh, kok tahu soal selera purba?"

"Oom, mbak Hana kan kemarin besuk aku pas Oom Lucky nggak ada. Pas tahu dokterku siapa, mbak Hana bilang gitu. Mbak Hana kan anak mentor Oom Lucky tho?" jawab Amura.

"Iya sih. Anak nakal itu anak mentor aku."

"Kok anak nakal Oom?" tanya Amura.

"Gimana nggak anak nakal? Di ruang operasi bisa-bisanya nyanyi lagunya anak-anak? Dari balonku, twinkle twinkle little star sampai burung kakatua?" sungut Dokter Lucky membuat Amura tertawa terbahak-bahak.

"Ya namanya mbak Hana gitu Oom."

"Aku sampai tidak percaya kalau dia anaknya pak Aizen Akihiro. Soalnya beda jauh!"

Amura tersenyum. "Aku sih akan kagum kalau ada pria yang tabah dengan Mbak Hana."

"Bakalan syukuran aku!" timpal Dokter Lucky.

***

Area Elizabeth Hongkong

Dua mobil iring-iringan itu pun tiba di lokasi yang sudah diberikan tanda milik Chen Ltd. Yura dan Noah pun turun dengan diikuti oleh Daniel bersama Huo dan Luo.

"Ini lokasinya Oppa. Gimana?" tanya Yura ke Daniel yang melihat lokasinya.

Pria itu memastikan dengan surat-surat tanah yang sudah di berikan via Ipad-nya.

"Ini tanahnya lebih bagus," ucapnya.

Yura memanjakan matanya melihat profil samping Daniel Hensey yang satu persatu menurutnya bagus. Alis tebal, bulu mata lentik untuk ukuran pria, hidung mancung dan bibirnya yang ....

"Yura."

"Eh? Iya?" Yura tergagap macam kena gep oleh Daniel.

"Kita bisa melihat kondisi tanahnya kan? Diatas kertas dan hasil topografi memang oke tapi aku ingin melihat sendiri. Bisa?" tanya Daniel.

"Bisa banget Oppa!" jawab Yura semangat.

Noah pun meminta penjaga tanah untuk mengawal mereka selain pengawal yang dibawa mereka sendiri.

Daniel pun melihat kondisi tanah yang menurutnya oke untuk membangun gedung apartemen. Yura pun mendampingi Daniel di sampingnya sementara Noah berkoordinasi dengan penjaga tanah karena bukan tidak mungkin akan ada gelandangan membangun tenda di lokasi dan akan sulit bagi mereka untuk mengusir sebab orang-orang itu akan menjual kesedihan.

Jonathan dan Noah pernah sampai harus maju ke pengadilan karena di tuntut oleh para gelandangan yang membangun rumah semi permanen dan tenda di salah satu aset Chen Ltd. Para gelandangan itu tidak terima rumah mereka dihancurkan oleh pihak Jonathan. Hakim pun akhirnya memutuskan bahwa para gelandangan itu yang salah. Semua bukti-bukti di badan tanah membuktikan bahwa tanah itu milik keluarga Chen bahkan dimiliki sejak jaman kakek Jonathan Chen.

Tak heran, belajar dari pengalaman itu, Jonathan memerintahkan para pengawalnya untuk menjaga semua aset dengan sangat ketat. Termasuk tanah di area Elizabeth.

"Ini bagus Yura. Dibandingkan yang satunya. Memang yang sana untuk view bagus tapi yang disini juga tidak kalah bagusnya." Daniel melihat sekelilingnya. "Hongkong juga terlihat dari sini."

"Kan Yura sudah bilang Oppa. Bagus yang ini," jawab gadis itu dengan gaya centil.

"Benar," jawab Daniel sambil tersenyum.

"Eh Oppa. Aku mau tanya boleh?"

"Mau tanya apa?" balas Daniel sambil mengirimkan hasil foto-foto tanah dan berkas ke ayahnya via email.

"Oppa sudah punya pacar?" tanya Yura dengan wajah serius.

"Belum ... Lagi. Aku habis putus. Kenapa?"

"Pacaran yuk Oppa," senyum Yura membuat Daniel melongo.

"Apa?"

"Kan aku sudah bilang kalau aku dewasa nanti mau menikah sama Oppa. Sekarang aku sudah dua puluh tahun, jadi sudah pas tho? Pan aku bukan anak kecil lagi. Lihat, aku sudah lebih tinggi, sudah berbentuk depan belakang," lanjut Yura sambil memutar-mutar tubuhnya.

Daniel Hensey tidak tahu harus berkata apa dan pria itu tertawa kecil.

"Yura, aku sepuluh tahun lebih tua dari kamu. Bagi aku, kamu itu tetap anak kecil yang bertemu di pesta delapan tahun lalu." Daniel menatap geli ke Yura. "Lagipula, belum tentu ayah kamu akan setuju dan paman Jonathan pasti akan tidak suka jika putrinya agresif."

Yura lalu berdiri tegak di hadapan Daniel dan mendongakkan wajahnya.

"Dengar Oppa. Aku suka Oppa dari usia dua belas tahun! Dan selama itu aku tetap menunggu Oppa bahkan sudah sepuluh cowok aku tolak karena aku menyimpan hati ini untuk Oppa! Jadi ... Jangan ajari aku untuk tidak tahu apa yang namanya cinta karena delapan tahun lalu itu bukan cinta monyet!" ucap Yura. "Lagipula, Appa tahu kalau anak-anaknya tidak ada yang beres soal kelakuan! Bukan soal hidup bebas atau dugem, hohoho, kita jauh dari itu. Appa tahu, ketidakberesan kami bertiga hanya kelakuan Membagongkan!"

"Yura ... Kamu itu masih labil. Masih muda ...."

"Age is just a number. Di keluarga aku, banyak yang pasangannya selisih jauh. Jadi kenapa aku harus takut?" potong Yura.

"Tapi Yura ... Kenapa harus aku?" tanya Daniel.

"Aku maunya sama Oppa. Tidak mau yang lain! Paham Oppa?" jawab Yura.

Daniel memegang pelipisnya. "Yura, tolong dipikirkan lagi."

"Delapan tahun harus mikir lagi? Sudah kelamaan Oppa. Aku suka Oppa. Titik tidak pakai koma tapi ditulis pakai tinta emas, di bold dan digarisbawahi."

Daniel menatap wajah cantik Yura yang tidak ada bercandanya, yang ada mata hitam menatap nya serius.

"Yura ... Kamu itu ...."

Tiba-tiba Yura berjinjit dan mencium pipi Daniel.

***

Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️ 🙂

Terpopuler

Comments

amilia amel

amilia amel

lhaaaa Yura main sosor aja, pokonya Yura nggak mau tau Daniel oppa harus jadi pasangannya😂😂😂

2025-07-11

7

Faizah Muzdalifah

Faizah Muzdalifah

anak Bu Nyunyun 😂😂 wes pasti pak Jonathan mencak² iki Yura pasti kena hukuman nguras kolam piranha hitam atau ikan koi nya Opa Shincan 🤣🤣🤣

2025-07-11

4

sefi dwi handriyantin

sefi dwi handriyantin

Nyunyun Chen-ge kelakuan anakmu wedok yang satu ini jian tobat tobat.. Yura langsung cup cup muah.. mumpung ada kesempatan langsung digercepin saja ya Yura..

2025-07-11

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!