BAB 5. Resmi bertunangan

Selesai itu mereka duduk kembali

"Ciiii anak culun begitu dibilang cantik sama papa. Cantik dari mana, ini orang sangat sangat culun" batin dimas yang terus menatap Sara.

"Kenapa tatapannya seperti itu ke arah saya.

Dia seperti singa yang mau menerkam." Batin Sara yang juga melirik kearah dimas.

Karena sama sama saling bertatapan, mereka sama sama memutuskan pandangannya.

Tanpa basa basi lagi kedua orang tua langsung kepoin yang mana tujuan mereka datang. Sara dan dimas akhirnya bertunangan. Masing masing sudah memakai cincin tanda pertunangan mereka.

"Dika setelah pertunangan malam ini, saya mau seminggu lagi anak kita menikah" kata papa rian

" Saya setuju" jawab papa dika

"Bukannya terlalu cepat pa" bantah Sara.

"Tidak nak. Itu sudah waktu yang bagus untuk kalian" kata papa rian.

"Kenapa sih pria itu hanya diam saja" batin Sara

"Bagaimana menurut kamu dimas" tanya papa rian

" Saya ikut kalian saja" jawab dimas tanpa bantahan

"Bagus kalau begitu"

"Sudah sudah. Nanti lagi kita bahas itu. Makanan sudah tersaji di meja. Ayok makan dulu" kata mama nia yang muncul dari arah dapur.

"Ayok rian, dimas, han " kita makan dulu" kata papa dika

Mereka semua berdiri menuju ke meja makan.

"Han kamu lihat gadis pilihan papa. Sangat sangat jelek. Apa menurut kamu dia pantas buat saya" bisik dimas ke telinga han ketika berjalan dibelakang menuju meja makan.

"Sangat serasi tuan" jawab seadanya han

"Kau. Mata kau sama papa sama saja. Dimas menginjak kaki han karena mendengar jawabannya

"Aaaa" keluh han yang didengar papa rian

"Kamu kenapa han" tanya papa rian

"Tidak apa apa pa" jawab han yang menahan sakit di kakinya dan tetap melangkah kearah meja makan

"Waa makanan kami selalu enak nia" puji papa dika

"Kamu bisa saja" jawab mama nia

Mereka makan sambil bercanda gurau diatas meja makan. Dan tak luput juga mereka menggoda Sara dan dimas.

Selesai makan kedua orang tua dan han diruangan tengah berbincang bincang. Sedangkan dimas dan Sara berbincang berdua di samping taman rumah.

" Kenapa kamu tidak menolak perjodohan ini?" Tanya bintang

" Apa bisa saya menolak. Kalau ini permintaan orang tua saya. Apalagi permintaan terakhir almarhum mama saya". Jawab dimas

" Tapi kan kita tidak saling mengenal, dan tidak saling menyukai."

"Kamu tenang saja, saya hanya akan menikahi kamu tanpa ikut campur urusan kamu. Saya juga sudah memiliki kekasih yang sangat saya cintai. Pernikahan ini akan tetap berlangsung."

"Maksud kamu"?

"Saya hanya akan menikahi kamu enam bulan lamanya. Saya tidak mau tertutup dengan kamu. Dan kamu tahu sendiri, saya tidak ada perasaan dengan kamu, jadi jangan harap untuk mendapatkan lebih." Kata tegas Dimas

" Kamu tenang saja, saya tidak akan sedikitpun memiliki perasaan denganmu."

"Baguslah. Ingat penampilan kamu saja tidak sesuai dengan kriteria saya. Dan saya pastikan saya tidak akan pernah menyukai modelan perempuan kaya kamu".

" Kamu tenang saja. Saya pastikan tidak akan menyukai kamu juga. Dan jangan terlalu sombong. Kamu kira kriteria saya ada di kamu juga. Kamu itu orang sombong." Marah Sara dan meninggalkan pergi dimas. Sara masuk gabung dengan orang tua mereka.

"Dika kami balik dulu ya, ini sudah pukul sebelas" kata papa rian

" Nia terima kasih ya untuk makanan kamu malam ini. Benar benar enak." Katanya lagi

" Iya sama sama rian."

Dimas dan han juga bersalaman dulu dengan orang tuanya ketika hendak keluar dari rumah. Tak lupa Sara juga meraih tangan papa rian dimas dan han.

Papa rian dan dimas beda mobil.

Papa rian langsung pulang ke rumah sedangkan dimas menuju ke apartemen kekasihnya.

" Han kamu pulang saja, bawa mobil ini dan besok jangan lupa jemput saya" kata dimas

"Baik tuan"

Dimas naik keatas lantai dua puluh tiga apartemen sintia. Ketika sampai dimas mengetuk kamar kekasihnya.

"Loh sayang kamu kok malam malam kesini"? Ada apa?" Tanya sintia ketika membuka pintu

Diamas hanya menyelonong masuk kedalam. Tanpa menjawab pertanyaan sintia. Dimas duduk dikursi sambil menyandarkan kepalanya.

"Kamu kenapa"? Tanya sintia lagi

"Tidak apa apa, saya baru pulang melamar gadis itu" jawab dimas

" Bagaimana rupa gadisnya"

" Kamu lebih cantik dari pada dia, dia tidak ada apa apanya dibandingkan kamu"

"Kamu serius kan, bukan hanya karena tidak enak hati dengan saya makanya kamu puji"

"Tidak, saya serius, sini peluk dulu"

Sintia dengan senang hati memeluk kekasihnya.

"Sayang kamu nginapkan malam ini" tanya sintia

"Iya saya akan menginap"

"Terima kasih sayang. Akhirnya saya bisa berduaan sama kamu malam ini"

Sintia mencium dimas dengan senangnya.

"Sayang, ayok kita istirahat." Kata dimas.

Dimas berdiri dan masuk kedalam kamar sintia. Tak lupa sintia ikut mengekor di belakang dimas.

Dimas bukan pria yang mau memanfaatkan waktu berdua untuk hal yang belum bisa dilakukan seperti hubungan suami istri. Dimas hanya sekedar tidur dengan sintia dan memeluknya. Beda dengan sintia yang menginginkan lebih.

"Sayang sini peluk" kata dimas

Sintia masuk kedalam pelukan dimas.

"Sayang apa kamu mencintaiku,?" Tanya sintia

"Kenapa kamu bertanya seperti itu?. Bukannya sering kali saya katakan kalau saya hanya mencintai kamu"

"Tapi kenapa kamu tidak mau menyentuhku?"

"Saya tidak mau merusak kamu. Kalau kita resmi menikah nanti baru saya akan menyentuhmu."

"Tapi kan....!"

"Sudah ya, ayok kita tidur."

"Uffff buat apa tidur berdua seperti ini kalau tidak mengeluarkan hasrat.aaaaa!!" Batin sintia

Dimas sudah mulai terlelap. Sintia juga ikut terlelap karena tak bisa melakukan apa yang seperti dia inginkan.

Keesokan paginya dinas sudah bersiap dengan rapi menggunakan baju yang dibawakan han.

"Sayang bangun" kata dimas sambil mencium bibir kekasihnya.

"Hhhmmmm, kamu sudah rapi saja"

"Iya, saya mau kekantor hari ini. Kamu tidur lagi saja, saya hanya mau berpamitan."

"Hhhmmm cium dulu"

Dimas dengan senang hati mencium dan melumat bibir kekasihnya

"Sudah ya, saya pergi dulu"

"Iya hati hati"

Dimas keluar dari kamar sintia

"Han ayok kita pergi"

Han mengikuti dimas keluar dari apartemen sintia menuju lift.

Didalam lift ada seorang pria yang keluar. Dan bergantian dimas dan han yang masuk

Dimas dan pria itu saling bertatapan tapi tak saling sapa.

"Pagi sayang" kata reno yang sudah ada di kasur sintia

"Loh kamu kok ada disini" kaget sintia

"Kenapa. Aku sangat merindukanmu."

Reno langsung menyambar bibir sintia dan tak lupa memegang gundukan susu yaang tertutup baju tidur tipis yang menantang di hadapannya.

"Aaaaa. Desahan sintia. Kamu nakal sekali.".

"Dimas baru saja pulang. Untung kamu tak vertemu dengan dia" kata sintia

"Buarkan saja pria bodoh itu. Aku mau sayang." Kata reno yang mencium kembali bibir sintia dan memasukkan tangannya kedalam gundukan susu sintia

"Aaaa sayang aku tak kuat." Sintia merancau. Dia inisiatif membuka semua pakaian yang menempel di badannya sampai tak sehelai benang pun yang ada menempel.

"Ayok sayang masukkan" kata sintia

"Dengan senang hati" reno juga membuka semua pakaiannya dan terjadilah pergulatan panas."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!