BUDAK TEMPUR

Suara cambuk menari di udara, menghantam lantai batu dengan dentuman yang menggetarkan tulang. Anak-anak berusia delapan hingga empat belas tahun berbaris dalam dua puluh deretan. Tubuh-tubuh kecil mereka menggigil di bawah hujan, tapi tidak satu pun berani mengeluh. Suara pelatih menggema seperti badai datar, bengis, dan tak memberi ruang untuk belas kasih.

"Baris!"

Bentakan kasar menggema, membuat sebagian besar anak menciut. Tapi di tengah barisan, ada satu yang tidak bergerak walau hanya satu inci.

Di tengah barisan, seorang gadis perempuan berdiri tegap. Rambutnya berwana perak keabu-abuan dengan mata biru yang tajam menangkap perhatian siapapun yang melihatnya. Tak ada air mata di pipinya meski bajunya sudah basah karena lumpur dan cipratan darah.

Namanya Daren. Daren kini berusia dua belas tahun, Setidaknya itu yang dia tahu, sebelum mereka mencabut semua identitasnya. Mereka bilang dia budak. Mereka bilang dia bukan siapa-siapa. Mereka bilang anak yang malang.

Anak yang di jual ke barak militer utara ketika masih bayi. Sejak hari pertama pelatihan, Daren tidak menangis, tidak bertanya, dan tidak menatap siapa pun lebih lama dari yang diperlukan. Ia tidak menyukai kontak mata, karena tatapan mereka membuatnya teringat sesuatu yang hilang.

“Jangan bicara,” katanya pelan pada dirinya sendiri, suatu malam di balik jeruji kamar dingin. “Jangan ingat. Kau harus belajar.”

"Dia aneh..."

Bisik anak-anak yang lain.

“Dingin, Rambutnya kayak es.”

Namun Daren tak peduli. Ia berjalan di atas tanah keras dengan langkah tegak yang tak sesuai usianya. Ia tidak menangis seperti yang lain. Ia tidak mengeluh ketika perutnya kosong dua hari berturut-turut. Ia diam. Tapi ia melihat. Menghafal. Menyusun tanpa kebencian dalam tenangnya napas.

Dan dia tidak sendirian.

Ada seorang gadis lain.

Fyona. Ia berbeda dari yang lain. Tidak sekuat Daren, tidak setegas itu saat berlatih. Tapi ada sesuatu dalam caranya mengikat luka dengan kain robek, atau dalam bisikannya yang tenang ketika anak-anak lain menangis diam-diam di malam hari.

Memiliki rambut ikal berwarna cokelat gelap dan tangan-tangan kecil yang selalu hangat.

Suatu malam, saat waktu istirahat dan anak-anak lain tergeletak seperti boneka patah, Fyona duduk di samping Daren dan merobek sebagian kain bajunya untuk membalut luka di lutut gadis berambut perak itu.

"Aku rasa kamu akan menjadi orang penting," bisik Fyona sambil memeras kain ke dalam semangkuk air kotor hasil tampungan.

“Kau jalan seperti... orang yang pernah memimpin pasukan. Tapi tubuhmu jalan seperti kau gak pernah diizinkan jadi manusia.”

Daren tidak menjawab. Tapi untuk pertama kalinya, matanya berkedip sedikit lebih lama. Seolah... menyimpan sesuatu.

Fyona tersenyum tipis. “Orang-orang bisa lupa siapa kamu. Tapi tubuhmu ingat. Tulangmu ingat.”

Ia menatap luka itu sebentar, lalu menambahkan, “Jangan mati ya. Kalau kamu mati, siapa yang bakal ngajarin aku cara untuk bertahan hidup?”

Kali ini Daren menjawab, tatapannya tertuju pada bulan yang bersinar di kegelapan langit. "Aku tidak ingin mati, aku menyukai hidup yang keras ini."

Mereka tidak banyak bicara setelah itu. Tapi tiap malam, jika Daren kembali dengan luka baru, Fyona ada di sana. Dengan kain robek, ramuan pahit dari akar tumbuhan sisa dapur, dan cerita kecil tentang suatu hari, saat dunia tidak lagi membusuk seperti tempat ini.

Di luar sana, para penjaga dan petinggi barak sedang ricuh. Suara bisikan cepat bercampur dengan nada geram dan penuh tekanan.

"Aku tidak tahu kalau bocah itu anak bangsawan..." bisik seseorang dengan nada panik.

"Tapi kau sudah keterlaluan! Petinggi-petinggi seperti kalian seharusnya dihukum tanpa ampun!" seru seorang lelaki dengan nada lantang, jelas berasal dari luar struktur barak biasa.

Sementara itu, suasana barak berubah mencekam. Para penjaga dan petinggi barak yang biasanya bersikap angkuh kini saling berbisik dengan wajah pucat. Suara derap pasukan dari Kekaisaran semakin banyak terterbuka, langkah-langkah teratur dan berat yang menandakan bukan hanya satu divisi biasa, melainkan pasukan elite Kekaisaran.

Mereka datang dengan bendera resmi. Dengan panji keluarga kerajaan. Dengan wajah-wajah yang dikenal di istana.

Panik mulai menyebar.

Para petinggi barak tidak tahu bahwa Daren adalah anak dari Xander Estelle. Duke besar yang dulu dihormati dan kini menjadi nama terlarang di antara para penguasa.

Namun ketakutan mereka bukan hanya karena itu.

Mereka tahu... barak ini penuh dosa.

Barak ini bukan tempat resmi. Ini adalah ladang pelatihan ilegal, tempat anak-anak kecil, bahkan yang belum genap sepuluh tahun... dipaksa berlatih dalam penderitaan. Mereka disiksa. Dipukuli. Dijadikan alat.

Banyak dari anak-anak itu bukan berasal dari keluarga militer, melainkan ditangkap atau dijual. Beberapa di antaranya hilang. Tak pernah kembali. Dan semua itu ditutup rapat oleh "kedisiplinan" dan dalih pengabdian.

"Suruh semua anak keluar dan berbaris di halaman!" perintah salah satu pria dari Kekaisaran dengan suara lantang, penuh wibawa.

Tanpa membantah, puluhan prajurit Kekaisaran segera menyebar. Mereka menggeledah setiap ruangan, membuka pintu-pintu dengan paksa, memeriksa lorong-lorong gelap, menyeret keluar para pelatih dan petinggi barak yang mencoba bersembunyi.

Sementara itu, para petinggi barak, yang selama ini memegang kekuasaan atas tempat itu, telah ditangkap. Tangan mereka dibelenggu, wajah mereka tertunduk, beberapa bahkan memohon dengan suara bergetar. Namun tak satu pun dari pasukan Kekaisaran memberi belas kasihan.

Kini, kedok itu terbuka.

“Kekaisaran benar-benar sangat lengah…” ujar seorang pria tampan, tinggi menjulang, dengan rambut pirang keemasan yang tersisir rapi. Matanya merah menyala seperti bara, menyorotkan ketajaman yang menusuk udara sekitar. Ia mengenakan mantel Kekaisaran yang mewah, kainnya berkilau dan berkelas, menandakan kedudukannya yang tak sembarangan.

Dialah putra mahkota Kekaisaran Balderans. Gerald Valeon Therando.

Di sampingnya berdiri seorang pria lain, pakaian seperti komandan tinggi Kekaisaran. Bahunya tegap, langkahnya mantap, dan auranya dipenuhi kewibawaan. Rambutnya berwarna kuning pucat, sedikit acak, namun tidak mengurangi ketajaman matanya yang berwarna hijau menyala, menelusuri barak yang kini dalam kekacauan.

Komandan Kanel. Salah satu nama paling disegani di medan perang, dan... yang dikenal karena pandangannya yang tajam terhadap segala bentuk pengkhianatan.

Mereka berdiri di atas dataran tinggi barak, mengamati kericuhan di bawah dengan tenang namun penuh ancaman.

"Tempat ini sangat kacau. Kau lihat sendiri, paman," ujar Gerald dingin.

Kanel mengangguk pelan. “Bocah itu... telah tumbuh di antara lumpur, tapi tetap membawa darah Estelle. Kalau benar itu dia, ini sungguh aib bagi Kekaisaran. Dan banyak orang tidak akan senang.”

Gerald tidak menjawab. Ia hanya memandangi barak itu dan berpikir, betapa tipis garis antara seorang anak biasa... dan takhta yang mengancam stabilitas seluruh kerajaan.

"Semuanya tolong berkumpul dan berbaris, Cepat!" Teriak seroang prajurit Kekaisaran di kamar barak itu.

Episodes
1 WARISAN YANG TERPOTONG
2 BUDAK TEMPUR
3 KEKAISARAN
4 ANAK DARI TANAH SALJU
5 MAKANAN YANG LAYAK
6 MATA YANG TAK MAU TUNDUK
7 LEBIH BANYAK BICARA
8 HADIAH KECIL
9 MALAM DAN MASA LALU
10 MISI
11 AKU TIDAK MAU MENJADI RAJA
12 BERTEMU SANG KAISAR
13 HANYA INGIN BERGUNA
14 MISI SESUNGGUHNYA
15 SUKU UMBRA
16 JEBAKAN MISTERIUS
17 ISTANA, HUTAN, DAN ORANG MISTERIUS
18 MLAM DI HUTAN.
19 BENAR TERNYATA JEBAKAN
20 SAYAP DAN UJUNG TEBING
21 DARAH DI ANTARA AKAR
22 WARR!
23 DIAMBANG NAPAS
24 DIAMBANG CAHAYA
25 TERUNGKAP
26 DETAK YANG BELUM PULIH
27 PULIH
28 AMBISI YANG MULAI TERLIHAT
29 SELIR TANPA SENTUHAN
30 BERKUNJUNG
31 AKU BUKAN SIAPA-SIAPA
32 ANGIN, MALAM, DAN KEBENARAN
33 BUKAN HANYA PEDANG
34 KEHANGATAN YANG TAK TERDUGA
35 MELAMAR
36 BERLATIH KUDA
37 TERLUKA KEMBALI
38 HARAPAN
39 KELUARGA
40 BELAJAR DARI BAWAH POHON
41 KEHORMATAN DARI KAISAR
42 DIHADAPAN NISAN
43 TAWA YANG TAK UTUH
44 JENDERAL
45 BERLATIH DANSA
46 RENCANA BARU?
47 SURAT LAMARAN
48 GAUN YANG CANTIK
49 SESUATU YANG TUMBUH
50 MALAM TANPA SESEORANG
51 BERSIAP
52 GADIS BERAMBUT PERAK
53 DUA SELIR YANG MENGGEMASKAN
54 SAD BOY
55 AKU TETAPLAH AKU YANG DULU
56 LADY ESTELLE
57 SEKUNTUNG MAWAR
58 Special KK
59 BINGUNG MEMILIH ISTRI TAPI....
60 RUMAH BARU, LUKA YANG BARU TERUNGKAP
61 PART 2
62 IBU KOTA & TOKO KUE
63 DI BALIK LORONG ISTANA
64 MEJA BESAR
65 SUKA & DUKA
66 JIKA INI MEMANG HIDUPKU
67 HARUSKAH AKU MUNDUR?
68 DUA HATI YANG TAK BISA BERSATU.
69 LINDUNGILAH
70 PANUTAN BUKAN RIVAL
71 KEHENINGAN MALAM
72 TITIK MERAH
73 DAMN ALDREN
74 BERGERAK
75 HILANG DIBAWA MANGSA
76 PART-2
77 PART-3
78 PART-4
79 DIA HANYA KESEPIAN (Selir selena)
80 PART-5
Episodes

Updated 80 Episodes

1
WARISAN YANG TERPOTONG
2
BUDAK TEMPUR
3
KEKAISARAN
4
ANAK DARI TANAH SALJU
5
MAKANAN YANG LAYAK
6
MATA YANG TAK MAU TUNDUK
7
LEBIH BANYAK BICARA
8
HADIAH KECIL
9
MALAM DAN MASA LALU
10
MISI
11
AKU TIDAK MAU MENJADI RAJA
12
BERTEMU SANG KAISAR
13
HANYA INGIN BERGUNA
14
MISI SESUNGGUHNYA
15
SUKU UMBRA
16
JEBAKAN MISTERIUS
17
ISTANA, HUTAN, DAN ORANG MISTERIUS
18
MLAM DI HUTAN.
19
BENAR TERNYATA JEBAKAN
20
SAYAP DAN UJUNG TEBING
21
DARAH DI ANTARA AKAR
22
WARR!
23
DIAMBANG NAPAS
24
DIAMBANG CAHAYA
25
TERUNGKAP
26
DETAK YANG BELUM PULIH
27
PULIH
28
AMBISI YANG MULAI TERLIHAT
29
SELIR TANPA SENTUHAN
30
BERKUNJUNG
31
AKU BUKAN SIAPA-SIAPA
32
ANGIN, MALAM, DAN KEBENARAN
33
BUKAN HANYA PEDANG
34
KEHANGATAN YANG TAK TERDUGA
35
MELAMAR
36
BERLATIH KUDA
37
TERLUKA KEMBALI
38
HARAPAN
39
KELUARGA
40
BELAJAR DARI BAWAH POHON
41
KEHORMATAN DARI KAISAR
42
DIHADAPAN NISAN
43
TAWA YANG TAK UTUH
44
JENDERAL
45
BERLATIH DANSA
46
RENCANA BARU?
47
SURAT LAMARAN
48
GAUN YANG CANTIK
49
SESUATU YANG TUMBUH
50
MALAM TANPA SESEORANG
51
BERSIAP
52
GADIS BERAMBUT PERAK
53
DUA SELIR YANG MENGGEMASKAN
54
SAD BOY
55
AKU TETAPLAH AKU YANG DULU
56
LADY ESTELLE
57
SEKUNTUNG MAWAR
58
Special KK
59
BINGUNG MEMILIH ISTRI TAPI....
60
RUMAH BARU, LUKA YANG BARU TERUNGKAP
61
PART 2
62
IBU KOTA & TOKO KUE
63
DI BALIK LORONG ISTANA
64
MEJA BESAR
65
SUKA & DUKA
66
JIKA INI MEMANG HIDUPKU
67
HARUSKAH AKU MUNDUR?
68
DUA HATI YANG TAK BISA BERSATU.
69
LINDUNGILAH
70
PANUTAN BUKAN RIVAL
71
KEHENINGAN MALAM
72
TITIK MERAH
73
DAMN ALDREN
74
BERGERAK
75
HILANG DIBAWA MANGSA
76
PART-2
77
PART-3
78
PART-4
79
DIA HANYA KESEPIAN (Selir selena)
80
PART-5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!