Riana mengikuti perintah Rafly. Dia di bimbing dari wudhu sampai selesai sholat oleh Rafly. Kemudian Rafly mengajak Riana mengobrol sebentar di teras masjid. Riana kesal kesempatannya untuk kabur kali ini gagal, ia berpikir untuk mencobanya kembali kabur esok hari. "Riana," panggil Rafly, dan membuyarkan lamunan Riana.
"Riana, dulu aku juga sepertimu, bahkan aku diantar kesini masih usia dua belas tahun setelah lulus SD. Awalnya aku berusaha kabur, tapi lambat laun aku bisa beradaptasi dengan lingkungan pesantren. Memang aturannya jauh lebih ketat dibanding kita sekolah di luar, tapi sebenarnya itu baik untuk kedisiplinan kita. Belum lagi pengaruh dunia luar, kalau disini semuanya terjaga dengan baik," ujar Rafly.
"Trus, sekarang kamu kelas berapa?" tanya Riana menatap Rafly.
"Aku kelas tiga, kalau kamu?"
"Aku juga kelas tiga, ada banyak rencana yang ingin aku lakukan setelah lulus sekolah. Tapi sama orangtuaku di kirim kesini, mereka benar-benar membenciku."
"Jangan bicara seperti itu, orangtuamu sayang padamu. Mungkin mereka sibuk dan tidak sempat mengawasimu, makanya mereka memilih memasukkan mu ke pesantren, apalagi kamu seorang anak perempuan."
Riana dan Rafly asik mengobrol, sedangkan Aira dan Aisyah sejak tadi berkeliling asrama mencari Riana. Keduanya akhirnya melihat sahabat barunya sedang mengobrol dengan Rafly di teras masjid. Aisyah dan Aira menghampiri keduanya yang tidak menyadari kedatangannya.
"Woii ... Dicariin ternyata malah berduaan disini, Riana, Rafly jangan lama-lama berduaan. Nanti ketahuan pengurus, pengasuh dan petugas kedisiplinan bisa kena sanksi loh," ucap Aira.
"Tadi dia mau kabur," sahut Rafly. Aira dan Aisyah melotot dan menatap Riana.
"Lagian kalian berdua juga ninggalin aku di kamar sendirian, aku takut ya keluar lah," gerutu Riana.
"Ya maaf Riana, tadi waktu sholat ashar kita berdua udah coba bangunin kamu, tapi kamunya ga bangun-bangun. Jadi kita ke masjid berdua aja," jawab Aisyah.
Di saat yang sama Daffa berjalan mendekat ke arah mereka. Daffa menegur Aisyah yang berdiri di samping Aira dan menundukkan kepalanya. "Aisyah, apa yang kamu lakukan disini? Bukannya kamu harus hafalan dengan ustadzah Hanifah, itu udah pada mulai malah kamu ngerumpi disini, pergi sana?"
"Iya sebentar lagi, Ustadz," jawab Aisyah.
"Rafly, kamu juga ngapain disini? Malah deket sama cewek bandel ini," ucap Daffa melirik Riana yang menatapnya kesal.
"Kebetulan saya lagi ngobrol sebentar dengan mereka, ustadz."
"Aisyah, jangan terlalu sering bersama dia, nanti kamu terpengaruh sama kenakalannya. Syukur-syukur kamu bisa menyadarkan dia untuk tutup aurat," ucap Daffa.
"Heh, dari tadi cewek bandel-cewek bandel. Situ ustadz gendeng, dari tadi ngomong ga jelas ngalor ngidul. Sana pergi, muak aku lihat mukamu!" ucap Riana penuh emosi karena merasa di hina oleh Daffa.
Daffa berdecak kesal dan melangkah meninggalkan Riana dan teman-temannya. Kalau saja tidak ingat pesan abahnya untuk tidak emosi menghadapi Riana, pasti dia sudah adu mulut lagi dengannya. Setelah Daffa menjauh, Aisyah dan Aira mengingatkan Riana untuk tidak terus menerus bermusuhan dengan Daffa. Karena bisa berdampak pada nilai akhir sekolahnya nanti.
"Riana," panggil pak Hendra.
"Iya, Om."
"Mulai besok pagi kamu harus ikut bimbingan ekstra, karena ada mata pelajaran yang perlu kamu kejar. Riana sanggup, kan? Dan itu kenapa kamu ga pake jilbab? Ga boleh kamu bikin aturan sendiri Riana."
"Berisik banget sih, Om."
Pak Hendra hanya menghela napasnya dan pergi meninggalkan Riana. Tubuhnya sudah lelah bekerja seharian, dan tidak punya energi untuk meladeni kekonyolan Riana. Sambil berjalan ia berharap Riana bisa lulus dengan hasil yang bagus, supaya temannya tidak terlalu kecewa.
"Riana, pak Hendra itu siapamu?" bisik Aira yang penasaran dengan pak Hendra.
"Dia temannya ayah," jawab Riana.
"Aira, ayo kita masuk, dari tadi di panggil tuh dan setor hafalan. Nanti kita kena marah dan hukum kalau telat," ajak Aisyah.
Aira mengangguk dan berinisiatif mengajak Riana. Mereka takut kalau Riana di biarkan sendirian akan berusaha kabur lagi. Akhirnya mereka semua masuk ke masjid, Riana hanya duduk diam mendengarkan di dalam masjid sambil membuka buku iqra'.
Hingga waktu Maghrib tiba, Riana tetap setia menunggu dua temannya mengaji. Sampai Kyai tiba di masjid dan memulai sholat Maghrib. Selesai sholat, Riana dan kawan-kawannya ke aula untuk makan malam.
Selesai makan malam mereka bertiga ke kamar. Riana terkejut ada beberapa buku di atas ranjangnya, santriwati lainnya yang sekamar dengan Riana memberitahu kalau buku-bukunya dari pak Hendra. Lalu, Riana membuka dan membaca semua buku yang ada di atas ranjangnya.
Keesokan pagi suara Aisyah masuk ke dalam mimpi Riana. Dengan susah payah Riana mengerjap-ngerjapkan matanya dan melihat dua sahabatnya sudah berdiri di sampingnya. Riana bangun dan menyibakkan selimutnya, ia segera mengambil sabun, sikat dan pasta gigi.
"Bawa sekalian aja mukenanya Riana," ucap Aira.
Kemudian Riana dan kawan-kawannya pergi ke masjid, sebelum berwudhu Riana mencuci muka dan gosok gigi. Lalu, di tuntun wudhu lagi oleh Aira. Selesai wudhu, Riana ke masjid dan segera mengenakan mukenanya karena ia menggigil kedinginan.
Kali ini ustadz Zaki menjadi muadzin di waktu subuh. Jantung Riana berdegup kencang dan terus menatapnya dari kejauhan. Apalagi saat melihat ustadz Zaki dengan suara merdunya melafalkan kalimat-kalimat Allah, namun suara Daffa yang berteriak memanggil santri segera merapat membuyarkan lamunan Riana dan dia segera pergi ke shaf khusus wanita.
"Riana, setelah ini kita mandi dan ke sekolah bareng," ucap Aira.
"Iya, tapi Aisyah kog ga sekelas sama kita, kan dia seumuran dengan kita?" ucap Riana menatap dua temannya itu bergantian.
"Aku baru kelas dua, sekolahku telat satu tahun Riana. Hehe," jawab Aisyah.
Sholat subuh dimulai dengan khidmat karena kali ini Kyai Ahmad yang merupakan salah satu pengasuh menjadi imamnya. Sholat subuh telah selesai, Riana dan kawan-kawannya bersiap mandi dan sarapan untuk berangkat ke sekolah. Riana masih tidak mau mengenakan jilbabnya, ia hanya memakai baju dan rok panjang serta menguncir rambutnya. Selesai bersiap, Riana dan teman-temannya berangkat ke madrasah bersama teman-temannya.
Begitu masuk kelas Riana jadi pusat perhatian, karena tidak mengenakan jilbabnya dan dengan berani memandang setiap santriwati yang menatapnya. Aira menyuruh teman sebangkunya mundur dan di gantikan Riana. Salah satu santriwati mendekat dan berdiri di samping Aira.
"Ra, dia temen barumu ya? Agamanya apa sih kog ga mau pake jilbab?" tanya santriwati tersebut.
"Ya Islam lah, kan masuk pesantren, gimana sih," jawab Aira.
"Ga usah banyak tanya, ga suka ga usah lihat-lihat," ucap Riana ketus.
"Heh, anak baru songong banget sih. Awas aja ya kamu," ucap santriwati tersebut dan berlalu meninggalkan Aira dan Riana.
Ustadzah Farhana masuk kelas dan mengucapkan salam. "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab seluruh santriwati bersamaan.
Kegiatan belajar mengajar pun dimulai, ustadzah berusaha mengingatkan Riana untuk berjilbab, namun tetap menolak dan malah menantang. Riana diberitahu untuk tetap tinggal kelas saat jam mata pelajaran usai. Karena harus mengikuti beberapa mata pelajaran tambahan untuk ujian akhir sekolah. Waktu istirahat tiba, Riana dan Aira keluar kelas dan menunggu Aisyah di depan kelasnya. Saat Aisyah berjalan mendekati Riana dan Aira, seorang santriwati mendekati mereka berdua.
"Ada apa Lutfi?" tanya Aira.
"Riana, kamu di panggil Bu Nyai dan di suruh ke rumahnya," ucap Lutfi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
👑Chaotic Devil Queen👑
Gak tahu lah! Orang tau masukin anak ke pesantren, dibilang mendidik. Giliran anak masukin ortu ke panti jompo dibilang durhaka.
Standar ganda! Padahal kan tujuannya sama aja. Sama-sama gak mau ngurus makanya dimasukin ke tempat biar ada yang ngurus 🗿
Lagian panti jompo juga bayar. Apa lagi yang fasilitasnya ekslusif. Gw yang masih muda malah pengen tinggal di panti jompo sih kalau udah tua 😭🤣
2025-10-25
0
☠ᵏᵋᶜᶟˢ⍣⃟ₛ𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
𝑺𝒆𝒌𝒖𝒏𝒕𝒖𝒎 𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂 𝒎𝒂𝒘𝒂𝒓 🌹 𝒂𝒌𝒖 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌𝒎𝒖 𝑻𝒉𝒐𝒓.
𝑩𝒂𝒈𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒘𝒂𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂 𝒎𝒆𝒌𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒃𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒏𝒈𝒊𝒏𝒚𝒂, 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖𝒍𝒂𝒉 𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑𝒂𝒏𝒌𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂𝒎𝒖, 𝑻𝒉𝒐𝒓. 𝑺𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒑𝒓𝒐𝒔𝒆𝒔 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒖𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒃𝒂𝒓 𝒌𝒆𝒉𝒂𝒓𝒖𝒎𝒂𝒏, 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂, 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒌𝒔𝒆𝒔𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒎𝒑𝒖𝒓𝒏𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒅𝒊𝒑𝒂𝒏𝒅𝒂𝒏𝒈.
✿⚈‿‿⚈✿
2025-10-25
0
👑Chaotic Devil Queen👑
Real! Gak enak banget sumpah udah bikin plan masa depan langsung diilangin gitu aja gegara keputusan egois ortu yang gak minta pendapat anaknya dulu 🗿
2025-10-25
0