Ustadz Zaki

"Yang goblok itu kamu, untung aku tadi bisa menghindar. Kalau nggak, itu kuah sayur panas kena badanku bisa melepuh!" bentak Daffa.

"Udah salah, nyolot, ga pake jilbab lagi. Mau sok jadi preman disini? Hah?" imbuh Daffa.

Riana mengepalkan tangannya dan menatap tajam Daffa. Dengan berani Riana menunjuk wajah Daffa dan bicara lantang, "Ga usah sok ikut campur urusan pribadiku, mau aku pake jilbab atau nggak, itu juga ga ngaruh ke kamu. Buat sayur tumpah ini, gara-gara kamu yang berhenti mendadak."

"Memang bukan urusanku, tapi kamu sudah melakukan hal salah. Ini pesantren dan seharusnya kamu mematuhi aturan yang ada di sini. Setidaknya pakai jilbabmu, sama seperti santriwati yang lainnya."

"Diih, kamu siapa sok ngatur-ngatur? Orang tuaku aja ga pernah memaksaku pakai jilbab. Kenapa situ bukan siapa-siapa sok-sokan ngatur aku harus pakai apa. Ogah, nggak sudi."

Mendengar jawaban Riana membuat Daffa makin murka. Ia mencengkeram tangan Riana dan membuatnya meringis kesakitan. Mendekatkan bibirnya ke kuping Riana dan berbisik, "Kalau kamu ga mau patuh dengan aturan di sini. Aku akan melemparmu keluar dari pesantren."

"Oke, lakukan aja kalau bisa. Aku juga pengen keluar dari sini," cibir Riana.

"Ada apa ini?" tegur ustadz Zaki yang datang menghampiri kerumunan para santri dan santriwati yang disebabkan oleh Riana dan ustadz Daffa.

Riana menoleh dan melihat ustadz Zaki yang gagah, tampan dan berwibawa. Menatapnya tanpa berkedip dan jantungnya berdegup kencang saat ustadz Zaki mendekat padanya. Tersenyum dan juga menatapnya, membuat Riana salah tingkah.

"Kamu santriwati baru ya?" tanya ustadz Zaki, suaranya yang lembut dan kalem membuat Riana makin terpesona.

"Ga perlu bicara sama cewek sinting ini kak, udah tinggalin aja daripada bikin darah tinggi," sahut Daffa.

"Ngomong apa sih, Fa. Jangankan dia, kucing aja bisa buat kamu darah tinggi. Hehe," ucap ustadz Zaki dan membuat Daffa melengos kesal meninggalkan kerumunan.

"Sekarang sudah waktunya makan siang, kalian pergi saja ke aula. Bukannya tadi kalian yang masak?" Ustadz Zaki menatap Aisyah dan Riana bergantian.

"Iya, Ustadz," jawab Aisyah.

Lalu, Aisyah menarik tangan Riana melangkahkan kakinya ke aula untuk makan siang. Riana yang sudah kelaparan segera mengambil makanan yang kiranya dia doyan untuk memakannya. Dan segera melahapnya di dekat Aira dan Aisyah.

"Habis makan kita sekalian sholat barengan ya," ucap Aira.

"Iyalah, masa sendiri-sendiri," tukas Aisyah.

Riana tidak menjawab dan telah menghabiskan makanan yang di ambilnya. Selesai makan ada yang bertugas membersihkan bekas makan dan perabotan yang digunakan untuk wadah makanan. Aisyah dan Aira mengajak Riana ke kamar dulu untuk mengambil mukena.

Setelah itu keluar lagi menuju masjid untuk sholat berjamaah. Riana menjadi diam dan melamun karena tersihir oleh pesona ustadz Zaki. Bayangan wajahnya seperti terus menerus muncul di pelupuk matanya. Dan suaranya selalu terngiang-ngiang di kepalanya. Ia tidak menghiraukan Aira dan Aisyah yang sejak tadi mengobrol, sesekali ia hanya tersenyum saat namanya di panggil. Namun angannya terus membayangkan ustadz Zaki.

Saat berwudhu, Riana yang sama sekali tidak bisa melakukannya meniru gerakan Aira yang tepat di sampingnya. Setelah berwudhu, Riana berjalan di belakang Aira dan Aisyah. Saat masuk ke masjid, Aira dan Aisyah mendengar bisik-bisik dari santriwati dan ada juga yang menatap mereka. Kemudian Aira menoleh ke belakang dan terkejut melihat Riana.

"Riana, kamu apa-apaan sih, kenapa itu sendal ga kamu lepas di depan?" tegur Aira yang panik melihat kelakuan Riana.

"Emang kenapa Ra?" Riana menatap Aira kebingungan.

"Riana, sendalnya kamu lepas dan taruh di tanah. Di masjid tidak boleh pakai sendal. Apalagi itu tadi sendal kotor," jelas Aisyah.

"Oh, oke."

Riana melepas sendalnya dan melemparnya keluar. beberapa santriwati berteriak karena sendalnya melewati di atas kepalanya. Riana tidak peduli dan duduk begitu saja, Aisyah dan Aira menggelengkan kepalanya melihat tingkah Riana. Sholat Dzuhur dimulai, dan Daffa sebagai imamnya. Riana memutar bola matanya karena teringat pertengkarannya dengan Daffa sebelumnya.

Selesai sholat ada yang setelah berdoa keluar, ada juga yang tetap mengaji di dalam masjid. Riana dan kawan-kawan memilih keluar dan mengaji di kamar. Sampai di kamar, Riana meletakkan mukenanya dan menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Ia terkejut karena kasur yang ada di pondok tidak seempuk di rumahnya, Aira tertawa melihat Riana meringis memegangi punggungnya.

"Tega banget kamu Ra, teman sakit malah di ketawain," gerutu Riana.

"Habisnya kamu tuh, ga lihat-lihat dulu main ambruk aja ke kasur, kamu pikir sama kaya di rumahmu ya?" jawab Aira sambil terus terkekeh.

"Tadi udah tau kalau beda, cuma karena hari ini aku capek banget, jadi lupa kalau kasurnya sekeras batu."

Aisyah yang sebelumnya diam, ikut tertawa mendengar celoteh kedua sahabatnya. Riana yang kelelahan setelah seharian beraktivitas tidak seperti biasanya memejamkan mata dan tertidur pulas. Aira dan Aisyah memilih menghafal doa-doa untuk setoran hafalan sore hari ke ustadzah.

Dua jam kemudian Riana terbangun dari tidurnya dan mengerjap-ngerjapkan matanya. Saat bangun, Riana sudah tidak menemukan satupun temannya di dalam. Lalu, ia keluar dan mencari dua temannya yang menghilang tanpa jejak. Riana berkeliling dan menoleh ke kanan dan kiri, namun tetap saja tidak menemukan satu pun dia antara keduanya.

"Kemana sih mereka berdua, udah tau aku baru dan belum sehari disini main tinggal aja. Eh, mumpung sepi apa aku kabur aja ya," gumam Riana.

Riana segera berlari kecil ke depan, sampai di gerbang, Riana membuka pintunya. Namun sayangnya pintu gerbang terkunci rapat. Dengan terpaksa Riana berkeliling mencari kursi untuk pijakan, dan akhirnya ia menemukan di dekat kelas. Riana segera membawanya di dekat gerbang, ia segera memanjat dan berhasil sampai di atas gerbang.

"Hei, turun!!" teriak Rafly.

Riana panik dan berusaha turun keluar gerbang. Rafly menghampiri Riana dan berusaha menarik kakinya. "Turunlah, kalau kamu kabur tidak akan ada yang menolongmu. Apa kamu ada masalah disini?"

"Nggak, aku ga mau disini. Aku ingin bebas, disini seperti di penjara," teriak Riana.

"Oke, kamu bisa ceritakan padaku masalahmu. Kalau memang kamu tidak bisa beradaptasi di sini, aku akan bantu bicara dengan kedua orang tuamu. Tapi tentu saja dengan cara baik-baik."

Riana terdiam dan berpikir sejenak, kemudian menuruti perintah Rafly. Riana turun perlahan dan Rafly segera menyingkirkan kursi yang digunakan Riana sebagai pijakan. "Katakan, namamu siapa? Kapan kamu disini?"

"Aku Riana, tadi pagi ayah mengantarku kesini. Aku tidak mau tinggal di penjara ini, kalau mereka membenciku, seharusnya biarkan aku bebas dan menentukan arah hidupku sendiri. Tidak di kurung di tempat seperti ini," ucap Riana.

"Kamu sudah sholat ashar?"

Riana menggelengkan kepalanya, lalu Rafly mengajaknya ke masjid. Dan memintanya menunaikan sholat ashar seorang diri. Namun, Riana menolak dan ingin kembali ke kamarnya.

"Tunggu, apa kamu tidak pernah sholat?"

"Nggak," jawab Riana singkat.

"Ayo aku tuntun."

Terpopuler

Comments

Alyanceyoumee

Alyanceyoumee

jadi kebayang Karus lipat warna orange punyaku dulu... dah banyak pulau nya 🤣

2025-08-01

0

Bulanbintang

Bulanbintang

Tantang balik dong,/Joyful/

2025-07-31

1

☠ᵏᵋᶜᶟˢ⍣⃟ₛ𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ

☠ᵏᵋᶜᶟˢ⍣⃟ₛ𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ

𝑨𝒌𝒖 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒊 𝒎𝒂𝒘𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒉🌹 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌𝒎𝒖 𝑻𝒉𝒐𝒓,
𝑺𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒔𝒆𝒌𝒖𝒏𝒕𝒖𝒎 𝒎𝒂𝒘𝒂𝒓, 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒉 𝒅𝒆𝒅𝒊𝒌𝒂𝒔𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒋𝒂𝒎 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒅𝒖𝒓𝒊, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒋𝒖𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒉𝒂𝒓𝒖𝒎𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒔𝒂. 𝑺𝒆𝒎𝒐𝒈 𝒔𝒖𝒌𝒔𝒆𝒔 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖.
✿⚈‿‿⚈✿

2025-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 Dipanggil guru
2 Masuk Pesantren
3 Jilbab Panas
4 Ustadz Zaki
5 Mulai Sekolah
6 Tausiyah Bu Nyai
7 Keusilan Riana
8 Dikerjain Daffa
9 Terimakasih, ustadz Zaki
10 Kangen Riana
11 Monster Kelaparan
12 Kedatangan Keluarga Hasna
13 Kecemburuan Riana
14 Riana patah hati
15 Persiapan pertunangan ustadz Zaki
16 Pertunangan ustadz Zaki dan Hasna
17 Lingerie dan Mawar Hitam
18 Princess Riana
19 Dijemput Pulang
20 Perjodohan Riana
21 Menolak di jodohkan
22 Pasrah
23 Ungkapan Cinta Rafly
24 Get Well Soon, ustadz Zaki
25 Di bujuk ustadz Daffa
26 Pengakuan ustadz Zaki
27 Merindukan ustadz Zaki
28 Cintanya ustadz Daffa
29 Ingin ke Gaza
30 Terbayang ustadz Zaki
31 Aku sayang ustadz Zaki
32 Pacaran
33 Rencana melamar Riana
34 Di ganggu ustadz Zaki
35 Kemana ustadz Zaki
36 Ustadz Zaki Menyebalkan
37 PDKT ke Riana
38 Kenalan baru Aira
39 Melamar Riana
40 Kedatangan kakak Kyai
41 Kebersamaan Riana dan ustadz Zaki
42 Isi hati ustadz Arman
43 Shabira
44 Di buatin cilok ustadz Zaki
45 Istri kedua
46 Dilarang!!
47 Dimana ustadz Arman?
48 Ustadz Zaki kecewa
49 Rahasia Shabira
50 Rencana Shabira
51 Pesona Mas Arman
52 Ahya Hilang
53 Ahya dan Riana
54 Ditemukan!!
55 Kembali Hangat
56 Riana Sakit Hati
57 Dijenguk ustadz Zaki
58 Makin Dekat
59 Pengajian
60 PERNIKAHAN (ENDING)
61 PROLOG SEASON 2
62 Malam Pertama
63 Hari Pertama Jadi Istri
64 Bucin
65 Dipaksa Nikah
66 Mengejar Aisyah
67 Tanpa Kabar
68 Akhirnya Bertemu
69 Ujian Semester Satu
70 Aira dan Stefan
71 Aisyah Kabur
72 Rahasia Riana
73 Riana Ketahuan
74 Minta Maaf ke Pakde
75 Pernikahan Aisyah
76 Malam Pertama Aisyah
77 Guru Ngaji
78 Syukurlah....
79 Ragu
80 Pulang ke Pondok
81 Baikan dengan Suami
82 Keluh Kesah Aisyah
83 Cemburu
84 Di Goda
85 Gara-Gara Zidan
86 Mulai Cuek
87 Janji Zaki
88 Unboxing
89 Mualaf
90 Princess
91 Isi Hati Princess
92 Daffa Dipaksa Nikah
93 Princess Tertampar Kenyataan
94 Calon istri Daffa
95 Kaca Yang Retak
96 Salah Paham
97 Kehamilan Riana
98 Kebahagiaan Kedua Keluarga
99 Pulang Ke Rumah Riana
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Dipanggil guru
2
Masuk Pesantren
3
Jilbab Panas
4
Ustadz Zaki
5
Mulai Sekolah
6
Tausiyah Bu Nyai
7
Keusilan Riana
8
Dikerjain Daffa
9
Terimakasih, ustadz Zaki
10
Kangen Riana
11
Monster Kelaparan
12
Kedatangan Keluarga Hasna
13
Kecemburuan Riana
14
Riana patah hati
15
Persiapan pertunangan ustadz Zaki
16
Pertunangan ustadz Zaki dan Hasna
17
Lingerie dan Mawar Hitam
18
Princess Riana
19
Dijemput Pulang
20
Perjodohan Riana
21
Menolak di jodohkan
22
Pasrah
23
Ungkapan Cinta Rafly
24
Get Well Soon, ustadz Zaki
25
Di bujuk ustadz Daffa
26
Pengakuan ustadz Zaki
27
Merindukan ustadz Zaki
28
Cintanya ustadz Daffa
29
Ingin ke Gaza
30
Terbayang ustadz Zaki
31
Aku sayang ustadz Zaki
32
Pacaran
33
Rencana melamar Riana
34
Di ganggu ustadz Zaki
35
Kemana ustadz Zaki
36
Ustadz Zaki Menyebalkan
37
PDKT ke Riana
38
Kenalan baru Aira
39
Melamar Riana
40
Kedatangan kakak Kyai
41
Kebersamaan Riana dan ustadz Zaki
42
Isi hati ustadz Arman
43
Shabira
44
Di buatin cilok ustadz Zaki
45
Istri kedua
46
Dilarang!!
47
Dimana ustadz Arman?
48
Ustadz Zaki kecewa
49
Rahasia Shabira
50
Rencana Shabira
51
Pesona Mas Arman
52
Ahya Hilang
53
Ahya dan Riana
54
Ditemukan!!
55
Kembali Hangat
56
Riana Sakit Hati
57
Dijenguk ustadz Zaki
58
Makin Dekat
59
Pengajian
60
PERNIKAHAN (ENDING)
61
PROLOG SEASON 2
62
Malam Pertama
63
Hari Pertama Jadi Istri
64
Bucin
65
Dipaksa Nikah
66
Mengejar Aisyah
67
Tanpa Kabar
68
Akhirnya Bertemu
69
Ujian Semester Satu
70
Aira dan Stefan
71
Aisyah Kabur
72
Rahasia Riana
73
Riana Ketahuan
74
Minta Maaf ke Pakde
75
Pernikahan Aisyah
76
Malam Pertama Aisyah
77
Guru Ngaji
78
Syukurlah....
79
Ragu
80
Pulang ke Pondok
81
Baikan dengan Suami
82
Keluh Kesah Aisyah
83
Cemburu
84
Di Goda
85
Gara-Gara Zidan
86
Mulai Cuek
87
Janji Zaki
88
Unboxing
89
Mualaf
90
Princess
91
Isi Hati Princess
92
Daffa Dipaksa Nikah
93
Princess Tertampar Kenyataan
94
Calon istri Daffa
95
Kaca Yang Retak
96
Salah Paham
97
Kehamilan Riana
98
Kebahagiaan Kedua Keluarga
99
Pulang Ke Rumah Riana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!