Bab 2 - Titik Balik Kehidupan Elena

Kediaman utama

"Uhuk! Uhuk! "

Kursi roda dan pemiliknya berada di tempat yang berbeda, Kakek Surya tersungkur di atas lantai akibat di dorong oleh Sophia.

"Uhuk! Uhuk! Aku merekam semua yang kau katakan tadi!"

"Kamu ingin mencuri kekayaan keluarga Atmadewa? Harusnya kamu menanyakan pada dirimu sendiri, pantaskah kau mendapatkan harta keluarga ini."

Mendengar kalimat itu Sophia menggeram marah, dia menerjang sang Kakek dan mencekiknya. "Mati kau, Pria tua! Mati!"

"Berani---"

Srek!

Seseorang menarik lengannya dan mendorong Sophia ke samping. Orang itu adalah Elena yang baru saja datang, "Kakek!" teriaknya lalu membawa sang Kakek ke dalam pelukannya.

"Bertahanlah, Kek!"

"Uhuk! Uhuk!"

Sophia menatap Elena dengan tatapan marah, Aku sudah menyuruh Alex untuk menghalanginya, kenapa wanita jalang ini sampai sini? ucapnya di dalam hati.

"Aku akan membawa Kakek ke rumah sakit, aku sudah menelpon polisi untuk mengurus orang itu. Kakek tidak perlu khawatir," ucap Elena membantu Kakeknya untuk berdiri.

"Ini..Berikan ini..ke polisi. Beri tahu ayahmu...dia...tidak..boleh," kata Kakek Surya dengan napas berat, dia mengeluarkan ponselnya yang berisi rekaman suara Sophia tadi dan hendak memberikannya pada Elena.

"Aku tau, aku tahu, Kek. Jangan berbicara lagi, aku akan membawamu ke rumah sakit."

Ekspresi wajah Sophia semakin menggelap saat melihat Elena menuntun Kakek Surya. "Aku tidak bisa membiarkan mereka pergi. Jika rekaman itu ketahuan, ini semua akan sia-sia," gumamnya dengan gusar.

Matanya melihat sekitar, begitu menangkap sebuah guci yang cukup besar, dia tersenyum miring. Dia mendekati guci tersebut dan mengangkatnya dengan susah payah. Sophia berjalan mendekati Elena dan Kakek Surya.

Brak!!

Sophia menghantamkan guci tersebut tepat di atas kepala Kakek Surya dan Elena. Hal itu membuat keduanya limbung dan jatuh di atas lantai.

Elena dengan kesadaran separuh berusaha bangun, "Kakek," panggilnya dengan lemah.

Kakek Surya terbaring tak berdaya di atas lantai dengan darah menggenang di sekitar kepalanya. "Kakek!" teriak Elena. Karena posisi Kakek Surya tadi agak di belakang, jadi pria tua itu yang mendapatkan hantaman lebih keras.

"Kakek! Kakek!" Elena merangkak mendekati Kakeknya, dia tidak menghiraukan darah yang mengalir di pelipisnya.

Sophia mendekati Elena dan berdiri di depannya. "Bagaimana? Apa Kakak suka dengan kejutan yang sudah aku siapkan?" ucapnya dengan sumringah.

"Karena aku sudah menyiapkannya," kata Sophia sembari memegang kapsul obat. "Jadi... Kakak harus menerimanya."

Sophia berjongkok dan mencengkeram dagu Elena, dia memasukkan obat tersebut ke dalam mulut Elena dan memaksa sang Kakak untuk menelannya.

"HA HA HA"

"HA HA HA"

"HA HA HA"

Wanita itu tertawa seperti orang gila saat Elena sudah menelan obat tersebut. "Ah ya! Aku hampir melupakan sesuatu yang penting," ujarnya.

Krak!

Sophia menginjak-injak ponsel milik Kakek Surya hingga layarnya retak parah dan mati. "Elena Atmadewa, kali ini aku menang," ujarnya dengan senyum bangga.

"Sebentar, sebentar. Masih ada penutup."

Setelah mengatakan itu Sophia mendekat ke arah dinding, dan DUG! Dia membenturkan dahinya dengan keras ke atas tembok.

Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang. "Kak Alex, cepat datang ke rumah Kakek! Selamatkan Kakekku, Kak Elena sudah gila!"

"Hiks..Hiks. Dia membenciku dan membenturkan kepalaku ke dinding. Tetapi Kakek tidak bersalah...Dia...Dia...Kakek ingin memisahkan perkelahian, tapi Kak Elena justru mendorong Kakek hingga kepalanya terbentur guci."

"Apa yang harus aku lakukan? Ada begitu banyak darah! Sangat banyak! Kak Alex cepat datang."

Saat mengatakan kalimat terakhir tersebut, Sophia menatap Elena dengan senyum puas. Seolah baru saja memenangkan sebuah lotre besar.

Sejak malam itu, Elena kehilangan semuanya.

...****************...

5 tahun kemudian, penjara wanita XXX

"Terus, terus?" ucap seorang wanita dengan raut penasaran. "Apakah wanita itu meninggal juga? Tapi jika dia mati adiknya akan lolos begitu saja!"

"Setelah itu..."

Elena memutar kembali memori di otaknya atas kejadian 5 tahun lalu. Saat itu dia di bius, tidak ada satupun pelayan karena sudah di usir Sophia sebelumnya. Tidak ada CCTV yang bisa membantunya, dan polisi menemukan banyak barang bukti yang mengarah padanya.

Sophia? Wanita itu menangis keras di dekapan Alex yang datang bersama polisi. Tidak ada satupun yang berdiri di sisinya, hingga dia di bawa polisi dan berada di posisi saat ini.

"Dia? Tentu saja dia di penjara, apa lagi yang bisa dia lakukan," jawab Elena.

Teman satu sel Elena tampak terkejut, "Apa-apaan itu! Wanita itu terlalu sengsara, bahkan melebihi diriku!" marahnya.

Elena terkekeh kecil, "Sudahlah, jaga suaramu. Aku bilang ini hanya sebuah cerita, kan?"

"Apa yang kalian bicarakan? Cepat selesaikan pekerjaan kalian!!"

Itu adalah suara polisi penjaga, saat ini para narapidana memang sedang melakukan kegiatan bersama, yaitu membuat kerajinan tas dari bungkus kopi bekas. Setiap tahanan memiliki hak untuk memilih kegiatan apa yang ingin mereka lakukan selama di dalam penjara, ada berbagai macam pilihan.

Elena sendiri bergabung dengan pembuat kerajinan dari bahan daur ulang. Dia di ajak oleh Tiara, teman satu selnya yang tadi mengobrol dengannya.

"Kamu bebas besok, kan?" tanya wanita polisi itu pada Elena.

Elena mengangguk, "Iya, Bu."

"Kalau begitu jaga sikapmu hingga kau keluar besok," balas polisi dengan name tag Ayu tersebut.

Elena kembali mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya. Di dalam penjara wanita ini, dia berada di dalam satu sel dengan 4 narapidana lain dengan kasus berbeda.

Tiara, menyiram suaminya dengan air panas karena terang-terangan berselingkuh, dia dipenjara selama 7 tahun, dan bulan depan dia bebas.

Marina, wanita berusia 35 tahun yang membunuh anak keduanya yang baru berusia 10 bulan. Marina masih mengalami baby blues, dia tidak tahan dengan suara tangisan anaknya dan berakhir menutup wajah anaknya menggunakan bantal hingga kehabisan napas dan meninggal.

Nina, wanita itu baru masuk penjara 2 tahun lalu, dia dipenjara karena mencuri susu untuk bayinya di supermarket. Dia di vonis penjara 3 tahun.

Terakhir, dia adalah penghuni sel yang paling lama. Namanya Marni, wanita yang di tuduh mengkorupsi uang perusahaan, padahal dia hanya dijadikan kambing hitam. Dia divonis penjara 10 tahun, dan masih tersisa 4 tahun lagi.

Syukurlah ke-empat orang tersebut baik kepada Elena, di awal dia sudah was-was akan di satukan dengan orang-orang bermasalah.

Bersambung

Terima kasih sudah membaca, jangan lupa like dan subscribe ya🤗

Episodes
1 Bab 1 - Perselingkuhan sang pacar dengan adiknya
2 Bab 2 - Titik Balik Kehidupan Elena
3 Bab 3 - Awal kehidupan setelah bebas
4 Bab 4 - Cinta satu malam
5 Bab 5 - Kehidupan baru Elena
6 Bab 6 - Orang dari masa lalu
7 Bab 7 - Pria berpakaian serba hitam
8 Bab 8 - Namaku bukan Veronica
9 Bab 9 - An An dan Ken Ken
10 Bab 10 - Menginap
11 Bab 11 - Green Cafe
12 Bab 12 - Acting yang sangat bagus
13 Bab 13 - Dialah yang akan mengejarku
14 Bab 14 - Tugas sebuah kamera
15 Bab 15 - Sebuah pertunjukkan
16 Bab 16 - Pemilik hati seperti rubah
17 Bab 17 - Apa itu pacal?
18 Bab 18 - Hubungan seumur hidup
19 Bab 19 - Saos Tomat
20 Bab 20 - Kenapa aku harus mengotori tanganku?
21 Bab 21 - Mimpi buruk mulai menghantui
22 Bab 22 - "Aku beruntung memilikimu"
23 Bab 23 - Menangkap ikan besar
24 Bab 24 - Sophia menelan umpan dengan baik
25 Bab 25 - Cahaya ditengah kegelapan
26 Bab 26 - Mawar putih 100 tangkai
27 Bab 27 - Tentang Maya Eliana
28 Bab 28 - Dukungan dari orang di masa lalu
29 Bab 29 - Golongan darah O
30 Bab 30 - Apa kamu tau bagaimana perasaanku?
31 Bab 31 - Sehelai rambut
32 Bab 32 - Inilah Andreas Brown yang sebenarnya
33 Bab 33 - Papa itu apa?
34 Bab 34 - Adipati dan Sophia
35 Bab 35 - Cemburu buta
36 Bab 36 - Lantai Dansa
37 Bab 37 - Jembatan layang
38 Bab 38 - Terima kasih untuk semalam
39 Bab 39 - Sophia menggila
40 Bab 40 - Permainan kata Andreas
41 Bab 41 - Rasa manis dari balas dendam adalah?
42 Bab 42 - Malam tahun baru
43 Bab 43 - Sophia tetaplah Sophia
44 Bab 44 - Pelanggan pertama
45 Bab 45 - "Secret Menu"
46 Bab 46 - Kedatangan Adipati
47 Bab 47 - Membuat keributan
48 Bab 48 - Keributan
49 Bab 49 - Awal keruntuhan Atmadewa
50 Bab 50 - Kembalinya Sophia
51 Bab 51 - Tarik ulur Elena dan Sophia
52 Bab 52 - Di mana Andreas?
53 Bab 53 - Rumit
54 Bab 54 - Tentang Andreas dan Clara
55 Bab 55 - Pengumuman
56 Bab 56 - Penjelasan Andreas
57 Bab 57 - Restoran ke-100 Atmadewa
58 Bab 58 - Rencana yang berhasil
59 Bab 59 - 14 dari 26%
60 Bab 60 - Pemegang saham
61 Bab 61 - Surat wasiat
62 Bab 62 - Rumah utama
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Perselingkuhan sang pacar dengan adiknya
2
Bab 2 - Titik Balik Kehidupan Elena
3
Bab 3 - Awal kehidupan setelah bebas
4
Bab 4 - Cinta satu malam
5
Bab 5 - Kehidupan baru Elena
6
Bab 6 - Orang dari masa lalu
7
Bab 7 - Pria berpakaian serba hitam
8
Bab 8 - Namaku bukan Veronica
9
Bab 9 - An An dan Ken Ken
10
Bab 10 - Menginap
11
Bab 11 - Green Cafe
12
Bab 12 - Acting yang sangat bagus
13
Bab 13 - Dialah yang akan mengejarku
14
Bab 14 - Tugas sebuah kamera
15
Bab 15 - Sebuah pertunjukkan
16
Bab 16 - Pemilik hati seperti rubah
17
Bab 17 - Apa itu pacal?
18
Bab 18 - Hubungan seumur hidup
19
Bab 19 - Saos Tomat
20
Bab 20 - Kenapa aku harus mengotori tanganku?
21
Bab 21 - Mimpi buruk mulai menghantui
22
Bab 22 - "Aku beruntung memilikimu"
23
Bab 23 - Menangkap ikan besar
24
Bab 24 - Sophia menelan umpan dengan baik
25
Bab 25 - Cahaya ditengah kegelapan
26
Bab 26 - Mawar putih 100 tangkai
27
Bab 27 - Tentang Maya Eliana
28
Bab 28 - Dukungan dari orang di masa lalu
29
Bab 29 - Golongan darah O
30
Bab 30 - Apa kamu tau bagaimana perasaanku?
31
Bab 31 - Sehelai rambut
32
Bab 32 - Inilah Andreas Brown yang sebenarnya
33
Bab 33 - Papa itu apa?
34
Bab 34 - Adipati dan Sophia
35
Bab 35 - Cemburu buta
36
Bab 36 - Lantai Dansa
37
Bab 37 - Jembatan layang
38
Bab 38 - Terima kasih untuk semalam
39
Bab 39 - Sophia menggila
40
Bab 40 - Permainan kata Andreas
41
Bab 41 - Rasa manis dari balas dendam adalah?
42
Bab 42 - Malam tahun baru
43
Bab 43 - Sophia tetaplah Sophia
44
Bab 44 - Pelanggan pertama
45
Bab 45 - "Secret Menu"
46
Bab 46 - Kedatangan Adipati
47
Bab 47 - Membuat keributan
48
Bab 48 - Keributan
49
Bab 49 - Awal keruntuhan Atmadewa
50
Bab 50 - Kembalinya Sophia
51
Bab 51 - Tarik ulur Elena dan Sophia
52
Bab 52 - Di mana Andreas?
53
Bab 53 - Rumit
54
Bab 54 - Tentang Andreas dan Clara
55
Bab 55 - Pengumuman
56
Bab 56 - Penjelasan Andreas
57
Bab 57 - Restoran ke-100 Atmadewa
58
Bab 58 - Rencana yang berhasil
59
Bab 59 - 14 dari 26%
60
Bab 60 - Pemegang saham
61
Bab 61 - Surat wasiat
62
Bab 62 - Rumah utama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!