Eps tiga

Sepeninggalan Rayner dan anak-anak nya pulang, Rakhes bergegas menuju ruang kerjanya. Ia lalu duduk dikursi kebesarannya, jari-jemari panjangnya dengan lihai langsung menyalakan laptop yang ada diatas meja dan mulai  berselancar mengotak-atik laptop tersebut seolah tengah mencari sesuatu didalam nya.

Sudah lama Rakhes mencari tahu tentang Jelita. Wanita cantik yang berprofesi sebagai dokter itu ternyata bukan berasal dari keluarga yang sembarangan. Bisa dibilang, Jelita adalah anak dari keturunan konglomerat yang kekayaan nya hampir setara dengan keluarga Morrigan. Ayahnya keturunan eropa dan ibunya orang Asia. Yang lebih membuat tercengang lagi adalah ternyata kakek Jelita dulu nya adalah ketua organisasi mafia.

Beliau bernama Hercu Grayson, pendiri klan mafia Blood Stone. Klan mafia yang paling ditakuti pada masanya,  kekuataan dan kekuasaannya setara dengan Golden Eagle ( klan mafia yang didirikan oleh Anthony Morrigan, yaitu kakek kandung Rayner dan Rakhes).

Kakek Hercu dan Anthony dulu adalah dua orang sahabat, tapi terjadi kesalahpahaman membuat kedua nya menjadi musuh bebuyutan. Belum ada yang tau apa penyebab kesalahpahaman diantara kedua nya.

.

Rakhes tersenyum tipis menyeringai saat berhasil meretas cctv rumah sakit tempat Jelita bekerja. Ternyata benar, wanita yang ia lihat di jalan tadi saat ada kecelakaan adalah dia.

"Jelita", kata Rakhes lirih dengan nada datar,

"Akhirnya aku menemukanmu...!" Rakhes tertawa terkekeh pelan saat mengingat betapa susah nya dia mencari keberadaan wanita itu, butuh waktu 7 tahun lamanya sampai akhir nya Rakhes bisa menemukan dia. Selama 7 tahun ini, wanita itu seperti hilang bak ditelan bumi. Tak ada jejak yang bisa Rakhes telusuri untuk mencari keberadaannya, semua nya lenyap seolah-olah ada dalang dibalik menghilang nya Jelita.

Tanpa pikir panjang, Rakhes merogoh saku celana formal nya untuk mengambil ponsel pintar miliknya. Jari-jemari nya dengan lincah menggulir benda pipih itu mencari nomor telepon Han, setelah mendapatkan nomor itu Rakhes segera mendial nya.

Tak butuh waktu lama, pangggilan telepon itu pun tersambung. Rakhes langsung menempelkan benda pipih tersebut ditelinga kirinya.

"Han, aku ada tugas untuk mu.. " Titah nya dengan suara yang terdengar tegas dan berwibawa.

Rakhes langsung memberikan intruksi perintah untuk Han kerjakan. Setelah, Han memahami intruksi perintah nya, Rakhes langsung mengakhiri sambungan telepon itu, dan ia juga bergegas beranjak dari duduknya lalu berjalan cepat keluar dari ruang kerja nya.

"Zeroo", teriak Rakhes memanggil anak buah nya seraya berlari pelan menuruni satu persatu anak tangga.

Mendengar nama nya dipanggil, Zero yang saat itu sedang berada diteras samping seketika langsung berlari menghampiri tuannya.

"Ya tuan ?", sahut Zero sambil menundukkan kepalanya sekilas

"Siapkan mobil, kita ke markas sekarang ".  Titah Rakhes dengan tegas

Zero mengangguk, "baik tuan". Kemudian, ia bergegas melangkahkan kakinya menuju garasi.

Setelah Zero pergi, Rakhes berbalik badan dan segera berjalan cepat menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Tak butuh waktu lama, Rakhes sudah keluar dari kamar nya dengan mengenakan setelan kemeja berwarna hitam dan dipadu-padankan dengan jas serta celana formalnya yang juga berwarna hitam. Tak lupa, Rakhes juga selalu mengenakan mantel panjang dan tebal untuk menutupi seluruh tubuhnya, lebih tepatnya untuk menyimpan senjata dan benda-benda tajam kecil dibalik saku mantel nya tersebut.

Dengan langkah kaki yang tegap, Rakhes berjalan keluar dari mansion. Disana Zero sudah menunggu nya sambil menghisap rok*k. Melihat kedatangan Rakhes, Zero segera membuang rok*k itu dan menginjak ujung puntungnya yang masih menyala dengan sepatu nya.

"Tuan", sapa Zero

"Kita ke markas sekarang, hubungi Han dan minta dia untuk segera ke markas". Perintah Rakhes dengan tegas

Zero mengangguk,"Baik tuan". Sahutnya sambil membukakan pintu mobil untuk tuannya.

Rakhes segera masuk dan duduk dikursi penumpang. Setelah memastikan Rakhes dudukdengan nyaman, barulah Zero menutup pintunya, ia bergegas berlari mengitari setengah badan mobil lalu masuk dan duduk dibalik kursi kemudi.

Zero segera menyalakan mesin mobil nya lalu menginjak pedal serta rem nya. Dan, perlahan mobil yang Zero kemudikan melaju pelan meninggalkan pelataran mansion milik Rakhes yang megah nan mewah itu bak istana kerajaan.

.

Butuh waktu 1 jam 45 menit untuk sampai dimarkas Black Costra, karena markas itu berdiri dipinggiran pantai. Tapi, jangan lupakan jika pantai itu privat dan sudah dibeli oleh Rakhes untuk kepentingan organisasi mafia nya. Jelas saja agar bisnis gelap nya terus berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. Rakhes membangun markas itu layaknya seperti rumah tempat tinggal pada umum nya, hanya saja tak semegah mansion miliknya.

Tak jauh dari tempat markas, disana juga ada dermaga. Tempat kapal untuk mengangkut barang-barang ilegal miliknya beroperasi.

Ya, bisa dibilang jika sumber kekayaan serta kekuasaan Rakhes itu 70% adalah hasil dari bisnis gelap nya. Yaitu pengedaran ******, penyelundupan senjata serta bisnis casino yang sudah ia dirikan di beberapa negara.

.

Setelah mobil yang dikemudikan oleh Zero berhenti tepat didepan pintu masuk markas, Rakhes bergegas turun. Ia merapikan kembali jas serta mantelnya, kemudian ia segera melangkahkan kaki jenjangnya masuk kedalam markas tersebut.

Dengan langkah lebar Rakhes berjalan masuk ke dalam markas, membuat semua mata memandanginya dengan hormat. Ia adalah ketua mafia yang paling berkuasa di negara Italia, dan kehadirannya selalu membuat orang lain merasa takut untuk sekedar menyapa ataupun bertatap muka dengan nya. Aura nya yang dingin dan berwibawa sangat begitu mendominasi sekitar.

Rakhes berjalan dengan cepat, dan tidak mempedulikan orang-orang yang berusaha untuk menyapanya. Ia memiliki tujuan yang jelas, dan tidak ada yang bisa menghentikannya.

Ia berhenti di depan ruangan yang terletak di ujung koridor, dan Rakhes segera membuka pintu ruangan tersebut tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Selamat datang, tuan" sapa orang yang berada di dalam ruangan, dengan suara yang hormat.

Rakhes membalasnya dengan deheman, ia lalu berjalan masuk kedalam ruangan tersebut.

Kemudian, Rakhes mendudukkan dirinya dikursi sofa yang ada didalam ruangan tersebut, dengan mata yang tajam ia memandang kearah depan.

"Kumpulkan semua informasi yang kamu bisa dapatkan tentang Klan Mafia Blood Stone," perintah Rakhes dengan tegas kepada para anak buah nya.

Mereka semua yang mendengar itu mengangguk dan bergegas melaksanakan perintah tuannya.

Setelah memberikan perintah itu, Rakhes hanya berdiam diri sembari matanya yang tajam menatap dan memperhatikan para anak buahnya yang sibuk bekerja melaksanakan tugas nya. Rakhes akui mungkin memang tak mudah untuk mencari tahu tentang Klan Mafia Blood Stone, karena klan mafia itu sudah lama tak pernah terdengar lagi kabarnya. Dan, klan-klan mafia yang lain juga menyatakan jika klan mafia Blood Stone sudah lama mengundurkan diri dari keanggotaan mafia seluruh dunia. Tapi, bukan Rakhes nama nya jika ia tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan meskipun menghalalkan segala cara apapun.

Tak butuh waktu lama orang-orang yang duduk didepan komputer itu berbalik badan dan menatap Rakhes dengan wajah yang serius.

"Tuan, kami telah menemukan beberapa informasi tentang Klan Mafia Blood Stone," kata salah satu dari mereka.

Rakhes mengangkat alisnya, dan memandang mereka dengan mata yang tajam. "Apa yang kamu temukan?"

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Mursidahamien

Mursidahamien

kayaknya perjalanan cinta rakhes lebih sulit

2025-06-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!