Pengkhianatan dapat meninggalkan luka yang dalam dan sulit untuk disembuhkan. Ketika seseorang yang percayai dan cintai mengkhianati, itu tidak hanya menyebabkan rasa sakit dan kekecewaan, tapi juga merusak fondasi kepercayaan yang telah dibangun.
Pengkhianatan dapat membuat tidak percaya diri dan tidak percaya pada orang lain. Mungkin akan menjadi lebih waspada dan skeptis dalam menjalin hubungan dengan orang lain, karena takut mengalami hal yang sama.
Namun, penting untuk diingat bahwa pengkhianatan juga dapat menjadi pelajaran berharga. Menjadi pelajaran untuk menjadi lebih kuat dan lebih bijak dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
-
-
"Hallo, Vin, kamu dimana? Acaranya hampir selesai. Kenapa sampai sekarang kamu belum datang? Sebenarnya apa yang kamu lakukan?"
"Iya, Pih. Ini aku sedang otw. Papi tunggu ya?"
"Oke. Papi tunggu. Awas kalau kamu sampai nggak dateng ke pesta?"
"Iya. Ini hampir sampai," kata Kevin. Tangannya bergerak mematikan mesin mobil.
"Kevin sudah sampai mana, Pi?" perempuan bernama Rosa menyentuh punggung suaminya dengan lembut.
Bram terjengit kaget. Namun beberapa detik kemudian ia berusaha untuk menstabilkan diri begitu tau siapa yang menyentuh punggungnya dengan lembut. Siapa lagi kalau bukan istri tercinta.
"Katanya hampir sampai. Entah sampai dimana dia, Sayang."
Bram Bramastya, pemilik perusahaan B&B Corp, berdiri dengan percaya diri di tengah-tengah perayaan pesta ulang tahun anniversary ke-25 perusahaannya. Dengan penampilan yang tampan dan elegan, ia menikmati suasana meriah yang dipenuhi dengan dekorasi elegan dan lampu-lampu yang berkelap-kelip. Jas hitam yang dipadukan dengan kemeja putih membuatnya terlihat seperti seorang bintang film, sementara rambutnya yang rapi dan wajahnya yang berseri-seri menambah kesan percaya diri yang dimilikinya.
Di sampingnya, Rosa Riyanti Bramastya, istrinya yang cantik dan mempesona, tersenyum manis menikmati momen spesial ini. Dengan usia 44 tahun, Rosa masih terlihat begitu cantik dan elegan, terutama dengan gaun pesta berwarna purple yang dipakainya. Gaun itu memiliki tali spaghetti yang menutup tubuh rampingnya, membuatnya terlihat seperti seorang model dengan kecantikan yang alami dan elegan.
Perayaan anniversary ke-25 perusahaan B&B Corp adalah momen yang sangat spesial bagi semua orang yang telah bekerja keras selama bertahun-tahun. Ini adalah kesempatan bagi semua orang untuk merayakan kesuksesan dan kerja keras yang telah mereka capai.
Bram dan Rosa, sebagai pasangan yang harmonis, menikmati momen spesial ini bersama. Mereka berdua telah membangun perusahaan B&B Corp menjadi salah satu perusahaan yang sukses dan terkemuka di bidangnya. Dengan anniversary ke-25 ini, mereka merayakan tidak hanya kesuksesan perusahaan, tetapi juga perjalanan panjang dan kerja keras yang telah mereka lakukan bersama.
Dalam suasana yang meriah dan menyenangkan ini, Bram dan Rosa dapat menikmati momen spesial ini bersama keluarga, teman, dan kolega mereka. Mereka dapat merayakan kesuksesan dan kerja keras yang telah mereka capai, serta menatap masa depan dengan penuh harapan dan optimisme.
Dengan musik yang mengalun dan tamu-tamu yang bersuka ria, semua orang menikmati malam yang spesial. Mereka berbagi cerita, tawa, dan kenangan indah, sambil menikmati suasana pesta yang meriah dan menyenangkan.
"Itu Kevin," Bram menunjuk putranya yang datang dari arah pintu, membuat sang istri menoleh.
"Siapa yang datang dengan Kevin?" Bram kembali bertanya, kali ini dengan nada yang lebih rendah. Rosa menoleh ke arah suaminya, lalu kembali melihat ke arah Kevin dan perempuan cantik disampingnya.
"Mami juga nggak tahu, Pih," jawab Rosa, suaranya yang lembut tetapi penuh dengan rasa ingin tahu. "Perasaan pacar Kevin bukan yang itu...?" Ia menambahkan, kali ini dengan nada yang lebih bingung.
Bram dan Rosa saling menatap, keduanya sama-sama tidak mengerti siapa perempuan cantik itu dan mengapa Kevin membawanya ke pesta. Mereka berdua saling berbagi rasa ingin tahu dan sangat penasaran, karena mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Kevin dan perempuan cantik disampingnya terus berjalan dengan senyum yang lebar di wajah mereka. Lalu begitu mendekati kedua orang tuanya, Kevin langsung memeluk mereka bergantian.
"Selamat malam, Pi, Mi?' sapa Kevin mengecup pipi kanan kiri kedua orang tuanya.
"Maaf kami datang sedikit terlambat. Tadi ada insiden kecil yang tak terduga.....!" katanya beralasan.
Bram mendesah pelan, lalu setelah itu ia menepuk pundak putra semata wayangnya.
"Nggak apa-apa. Yang penting datang ke acara ini?" kata Bram.
"Oya, Pi, Mi. Kenalin, ini pacar baru aku. Namanya Karin," kata Kevin memperkenalkan pacar barunya pada kedua orangtuanya.
"Hey, Sayang. Apa kabar?" sapa Rosa dengan lembut, memeluk Karin. Karin pun membalasnya dengan pelukan hangat, tersenyum bahagia.
"Baik, Tante." Balasnya.
"Jadi, kamu gandeng perempuan lain. Yang dulu dikenalin mami.....!" bisik Rosa menggantung kalimatnya.
"Ah, Mi. Ayolah. Jangan rusak momen bahagia ini.....!" Kevin terlihat tidak nyaman membahas soal Joana, mantan kekasihnya.
Rosa menatap heran pada putra semata wayangnya itu.
Dulu, saat mengenalkan Joana, Rosa ingat bagaimana antusiasme dan bangganya Kevin memperkenalkan kekasihnya itu.
Putranya terlihat tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia dan cinta yang mendalam terhadap wanita cantik yang bernama Joanna Alexandra.
Rosa juga ingat bagaimana sang putra memperkenalkan Joana dengan penuh semangat. Putranya tidak bisa menyembunyikan rasa cinta dan sayangnya yang begitu besar terhadap gadis cantik bernama Joanna.
Melihat putranya bahagia dengan gadis pilihannya sendiri, Rosa pun turut bahagia dan merestui.
Yah meskipun Rosa memang baru bertemu beberapa kali dengan Joanna, karena memang gadis itu sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang pramugari. Dia sangat yakin, putranya sangat mencintai gadis cantik dan manis itu.
Namun hari ini, begitu mengejutkannya. Kevin membawa perempuan lain, yang diakuinya sebagai kekasih baru. Jelas itu sungguh kabar yang sangat mencengangkan.
"Karin, ini papi ku." Kevin juga memperkenalkan Karin pada Bram. Bram yang memang tidak terlalu tau jauh hubungan putra dengan pacarnya, hanya mengangguk, tersenyum hangat.
"Senang berkenalan denganmu, Karin. Semoga kamu bisa menikmati pestanya.....!" kata Bram dengan hangat.
"Terima kasih banyak, Om," jawabnya.
Bram pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil.
"Vin, mami mau ngomong.....?" begitu melihat Karin berpamitan ke toilet, Rosa langsung menarik tangan putranya ke sudut ruangan. Sementara Bram sibuk menyapa para kolega.
"Bukannya pacarmu itu Joana. Kenapa jadi Karin....?" tanya Rosa menatap tajam putranya.
"Aku sudah putus sama dia...." jawab pemuda itu santai.
"Putus....? Bukannya kalian......?"
"Mih....? Ayolah....?"
"Vin, meskipun mami hanya beberapa kali bertemu dengan Joanna, mami bisa lihat kamu begitu mencintainya. Tapi sekarang kamu malah menggandeng perempuan lain. Mami benar-benar tidak mengerti....!" kata Rosa bingung.
"Mih, please. Jangan rusak kebahagiaanku dengan membicarakan Joanna. Ayolah, kita nikmati pesta ini?"
"Vin....!" geram Rosa.
Bukannya apa-apa, Rosa hanya tidak mau Kevin mempermainkan perasaan seorang perempuan. Bagaimanapun juga dirinya adalah perempuan. Dia paling tidak suka dengan yang namanya penghianatan.
Memikirkan itu semua, mendadak sakitnya kambuh. Rasa nyeri pada perutnya membuat Rosa mengerang kesakitan. Dokter pun sebenarnya menyarankan supaya Rosa tidak boleh lama berdiri dan aktivitas apapun.
"Mami kenapa?" tanya Kevin khawatir.
"Sakit.....?" rintih Rosa memegangi perut.
"Mami kelamaan berdiri pasti. Ayo duduk di sebelah sana.....?" tunjuk Kevin pada bangku kosong tidak jauh dari mereka berdiri.
"Enggak. Sebaiknya Mami pulang aja.....? Lagian ini juga sudah malam.....?" kata Sofia.
"Aku panggil papi....!"
Namun sebelum Kevin melangkah pergi, Rosa sudah menahan lengannya.
"Jangan. Papimu tidak boleh pergi dari pesta ini. Pesta ini sangatlah penting baginya. Apa kata teman-teman bisnis papi, kalau si empunya pesta malah justru tidak ada di tempat?" kata Rosa.
"Tapi.....?" Kevin memperhatikan papinya sedang sibuk menyapa teman-teman bisnisnya. Dan karena saking sibuknya Bram sampai tidak tahu penyakit sang istri kambuh.
"Biar Mami pulang sama sopir aja. Kamu nggak usah khawatir, Oke?"
"Kalau begitu biar aku yang antar?"
"No. Kamu tetap di sini temani papi. Mami bisa pulang sama sopir."
"Mami yakin?"
"Yakin, Sayang. Kamu nikmati pestanya. Biar Mami pulang diantar sopir."
"Tapi.....?" Kevin nampak ragu, juga cemas.
"Kalau papi tanya, katakan saja kalau Mami nggak boleh capek-capek. Mami pun pulang duluan. Bilang aja gitu?"
"Okey. Tapi yakin nggak mau diantar....?"
"Iya, Kevin. Mami bisa pulang sendiri," balasnya, langsung pergi meninggalkan pesta.
TBC .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments