"Rong Yi, berhentilah memasang wajah seperti tikus yang melihat jebakan. Aku hanya ingin jalan-jalan, bukan terjun bebas ke jurang," ucap seorang gadis di atas tempat tidur berukir, yang sekarang telah menjelma menjadi Feng Xiuying yang baru.
*Mulai sekarang, Qin Yue resmi jadi Feng Xiuying yayyy (◠‿◕)*
Rong Yi tampak frustasi. "Putriku, apa kau lupa? Kemarin kau tiba-tiba saja pingsan! Semua orang mengira kau akan pergi menuju leluhur keluarga lebih cepat dari jadwal."
Xiuying memasang wajah jijik, pria bodoh ini. "Rong Yi... Kemarin adalah kemarin, anggap saja sebagai kisah masa lalu yang tragis. Dan sekarang adalah sekarang, hari yang cerah dan penuh harapan. Kau tahu? Apa kau tidak bisa membedakannya?"
"Tetap saja! Tuan Muda memerintahkanku untuk mengawasimu beristirahat. Dia mengatakan, jika aku berani lalai bahkan sedetik, dia akan menghukumku!" serunya tegas.
"Ohh, jadi kau lebih takut pada kakakku?" Goda Xiuying.
Rong Yi tetap teguh pada pendiriannya. Akhirnya Xiuying menyerah. Dan mendesah tanpa daya. "Yah, baiklah... Aku akan beristirahat."
Belum sempat Rong Yi menganggukkan kepalanya, berpikir akhirnya sang putri mengerti. Xiuying sudah melanjutkan, "Dalam mimpimu hahahaha."
Rong Yi mengerutkan keningnya. "Putri... nada bicaramu... sungguh—"
"Baiklah... baiklah... aku hanya bercanda!" lanjut Xiuying.
"Rong Yi. Kemarilah... Mendekat sedikit," potong Xiuying dengan nada manis. "Aku akan memberitahukan sebuah rahasia padamu."
Seperti seekor anak domba yang masuk ke sarang serigala, Rong Yi yang terperdaya perlahan mendekat. Namun, di detik berikutnya, tangannya sudah ditarik kebelakang, tubuhnya di dorong jatuh ke tempat tidur. Dia mencoba berontak, namun Xiuying menahannya dengan kaki dan tangannya. Rong Yi merasa heran, bagaimana mungkin tangan mungil itu ternyata jauh lebih kuat dari dugaan.
"Bagaimana menurutmu?" Xiuying terkikik. "Tubuh baruku ini cukup kuat, kan?" Setelah pingsan semalam, Xiuying merasakan bahwa tubuhnya jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Rong Yi hanya bisa pasrah, kalah telak dalam duel pagi hari sungguh memalukan. Yah, sebenarnya Rong Yi bisa saja melawan, namun dia memilih untuk tidak melakukannya.
*Rong Yi : Aku pria sejati ( ꈍᴗꈍ)*
Karena sudah dipermalukan dengan gaya yang sangat tidak elegan, Rong Yi akhirnya mengalah, dan menyetujui keinginan Xiuying untuk jalan-jalan. Hanya saja, dengan pengawasan ketat darinya.
Karena Rong Yi setuju, Xiuying segera bangun dari tempat tidur dan bersiap. Awalnya, dia hanya ingin mengenakan pakaian santai dan mengikat rambut seadanya. Tapi, ocehan Rong Yi terus memekakkan telinga nya, seperti suara gong yang patah-patah. Akhirnya, dia menyerah pada pakaian formal, tapi mengeraskan diri pada pilihan jepit rambut Lily yang lebih sederhana.
Setelah siap, Xiuying dengan suasan hati yang baik berkeliling Mansion. Tentu saja, Rong Yi terus mengikutinya seperti pria tua kecil.
Mereka pergi ke kolam ikan koi kesayangan Jenderal Bai. Lalu pergi ke Paviliun teratai, Taman bunga mawar, ke dapur untuk mencuri roti isi daging, bahkan Xiuying memaksa menerobos gudang senjata rahasi. Sayangnya, dia harus mendapatkan izin Bai Zen sebelum mengambil barang disana. Jadi, dia bertanya pada Rong Yi, "Yi, dimana kakakku?"
Rong Yi menjawab, Tuan muda sedang berlatih pedang saat ini. Xiuying menjadi lebih tertarik. "Baiklah, ayo pergi!"
Rong Yi bertanya, "Kemana?"
Xiuying menyeringai dengan jahat, "Pergi dan ganggu kakakku!" Dia melihat sesuatu di gudang tadi, yang membuatnya tertarik. Jadi dia harus pergi ke Bai Zen dan memintanya untuk mengeluarkan surat izin kepemilikan senjata untuknya.
*Jadi ini kayak surat izin gituloh, Karena semua senjata langka jadi harus ada catatan nya digudang. Soal kemana senjata itu dibawa dan sama siapa*
Jadi mereka segera pergi arena latihan di halaman belakang Mansion.
***
Arena Latihan Utama
Clang... Clang... Clang...
Dentang logam beradu sudah terdengar saat Xiuying dan Rong Yi sampai di depan arena latihan.
Bau logam yang kuat serta keringat memenuhi udara. Di tengah arena latihan, Bai Zen sedang berlatih tanding bersama prajurit ayahnya. Napasnya tersengal, tapi kuda-kuda kaki dan tangannya mantap. Sorot matanya tajam, jelas bahwa dia sangat serius meski ini latihan.
Tapi yang menarik perhatian Xiuying adalah lima goresan di pipinya. Ya tuhan, sayang sekali wajah tampan kakaknya tergores luka. Bahkan darahnya masih belum mengering.
Xiuying berdiri di bawah pohon magnolia yang berbunga. Posisi yang sangat pas, karena rindangnya pohon, ditambah angin lembut yang berhembus, serta wajah cantik Xiuying, para prajurit muda di arena latihan menjadi tidak fokus. Namun, Xiuying hanya mengabaikan semuanya.
"Putriku... apa kau takut?" bisik Rong Yi, saat melihat mata Xiuying yang tampak serius.
Xiuying yang penasaran bertanya, "Yi, kenapa kakakku begitu kejam pada dirinya sendiri?"
"...Kejam?" Rong Yi tampak bingung, mereka hanya menonton prajurit berlatih, jadi dimana bagian kejamnya?
Xiuying melirik kearahnya dengan jijik, "Yi. Kau mulai harus memperbaiki cara melihatmu. Apa kau tidak melihatnya? Kakakku... dia kelelahan, matanya mungkin tajam, kuda-kudanya mantap. Tapi bahunya goyah, itu artinya tangannya mulai kaku. Jika dia terus memaksa mengangkat pedang, bisa-bisa tangannya cidera." jelas Xiuying.
Setelah Xiuying mengatakannya, Rong Yi akhirnya melihatnya. Benar, bahu Bai Zen goyah. Sepertinya dia benar-benar berlebihan kali ini.
"Yi..."
Panggilan Xiuying membangunkan Rong Yi dari lamunannya. "Ya, Putriku?"
Xiuying menunjuk ke satu arah. Lalu menoleh kearah Rong Yi. "Apakah ini perasaanku saja? Mengapa pasangan itu melihatku seolah ingin membunuh?"
Saat melihat kearah yang ditunjuk Xiuying, Rong Yi hampir tersedak. Dia hampir saja lupa jika Putri Xiuying kehilangan ingatannya. Dia berdeham sedikit, "Putriku... Mereka adalah Pangeran keempat, dan Sepupu anda, Bai Lian." jelas Ron Yi.
Xiuying menggelengkan kepalanya tidak setuju, "Tidak... tidak... katakan padaku mengapa mereka melihatku seperti ingin memakanku hidup-hidup."
Rong Yi berkata tanpa daya, "Putriku... Apa kau lupa? Pangeran keempat adalah tunanganmu, juga belahan jiwamu. Sedangkan nona Bai Lian adalah kekasihnya, madumu atau saingan cintamu? kau bisa memikirkannya sendiri."
Xiuying hampir memuntahkan darah. Tunangan? Belahan jiwa? Matanya yang mana yang melihatnya sebagai calon suami idaman?
Xiuying mengeram pelan, "Jika dia adalah belahan jiwaku. Aku harap ada gunting yang cukup besar untuk memotongnya sampai mati."
Rong Yi menjerit, "Putriku! Aku mohon! Jangan bicarakan pembunuhan didepan umum..."
*Rong Yi kena mental ( T_T)\(^-^ )*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Kusii Yaati
apanya yang di potong ying'er 🤣🤣🤣
2025-06-17
0
Santy Susanti
waah jd penasaran eeeuuuy🤩🤩
2025-06-13
0
Vivi❄️❄️
🤣🤣🤣🤣 bawa gunting rumput kan gede super wkkkkkk potongggggggg
2025-07-13
1