Di Bawah Sinar Rembulan

Disisi lain, di sebuah area panahan.

"Hyun, kau masih belum lelah? Tidurlah, besok kau harus menyambut para tamu. Dan mengajari anak-anak"

Hyun seseorang yang dipanggil seperti itu masih saja memanah di malam hari sambil ditemani cahaya bulan, dia tidak menggubris perkataan ayahnya.

"Hmmmmhhh.."

Pria yang berpakaian seperti prajurit itu berbalik sambil menyeka keringat nya.

"Sebentar lagi ayah, aku merasa kesal saat anak panah ku meleset siang tadi saat berburu. Bersama anak-anak"

"Kau memang sangat ambisius... setelah itu. Mandilah dan beristirahat lah. Ayah akan menghitung pemasukan dan pengeluaran kita"

Pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum mendengar alasan anaknya yang masih memanah hampir tengah malam hanya karena satu anak panah meleset saat berburu. Setelah menegur anaknya, dia kembali kedalam.

"Baik ayah.. "

Setelah beberapa jam berlalu, akhirnya Hyu menyudahi aktivitasnya. Dan dia memutuskan untuk mandi malam.

"Hyun, apa kau mau mandi air hangat? "

"Tidak, bi. Aku akan pergi mandi di danau "

"Tapi ini sudah malam... kau bisa masuk angin.. "

Bibi itu menahan tangan Hyun sambil mengerutkan keningnya. Dia tidak mengizinkan Hyun mandi di Danau karena takut dia terkena Flu.

Tapi Hyun yang keras kepala sangat sulit dicegah jika dia sudah memutuskan sesuatu.

"Aigoo.. bibiku yang cantik. Jika aku hanya mandi untuk sebentar saja. Aku tidak akan flu, percayalah. "

"Awas saja kalau besok aku mendengar kau bersin"

"yaaaa.. ya.. cerewet sekali... "

Hyun melenggang pergi sambil bergumam.

"Hey, apa kau tidak mau ini? "

Tiba-tiba langkah Hyun terhenti saat bibi nya mengatakan hal itu. Hyun langsung berbalik dan seketika bibinya mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah botol kaca dengan ukuran kecil yang cantik dengan ukiran Bunga ditutupnya.

"Wahhhh... bibi hebat... kali ini aroma apa? "

"Kau suka yang beraroma lembutkan.? Kali ini Perpaduan Teh Hijau, Vanila dan Melati. Aku menyuruh orang itu meracik nya khusus untukmu Jadi Aroma ini belum pernah dipakai siapapun"

"Wahhh Daebak, pasti kali ini cocok denganku. Berikan bi... "

Dengan semangat dan senyum sumringah. Hyun berusaha meraih botol kaca yang ternyata sabun cair itu dari tangan bibinya.

"Eitsss.. tapi ingat.. kau harus mandi sebentar, nanti kau sakit.. "

Bibi mengatakan hal itu sambil menyentil dahi Hyun gemas.

"Aaaaaa... baiklah Bi.... Ya ampun"

Setelah perdebatan panjang dengan bibinya, Akhirnya Hyun berhasil mendapatkan Sabun cair itu. Dia pun segera melangkah kan kakinya menuju Danau di belakang bangunan besar Dalbich-Arae yang di bangun ayahnya. Danau itupun adalah danau buatan, yang ayahnya buat untuk melengkapi keindahan Dalbich-Arae.

 Hyun , membuka satu persatu pakaiannya. Dan ikat kepalanya hingga rambut panjang indahnya terurai. Ya, sebenarnya Hyun adalah Seorang gadis. Namun,ayahnya bersikeras menutupi jati dirinya karena suatu hal yang belum mereka capai. Dia dan ayahnya membuat kesepakatan serius. Jika Hyun berhasil maka Hyun akan hidup dengan bebas sesuai jati diri aslinya sebagai seorang gadis. Gadis itu pun masuk kedalam air Danau yang berkilau dibawah sinar rembulan. Danau itu terbilang indah karena di kelilingi tanaman dan bunga. Dengan kunang-kunang yang hinggap membuat cahaya alami disekitar Danau.

Hyun menenggelamkan dirinya untuk beberapa saat, lalu kembali ke permukaan. Hyun merasakan segarnya air Danau di malam hari itu menyentuh kulit nya. Dia membuka matanya, seketika wajahnya tersorot cahaya bulan. Dan tiba-tiba Kornea matanya yang berwarna coklat gelap berubah menjadi kehijauan. Itu adalah salah satu alasan ayahnya menutupi jati dirinya.

Dia merasa tubuhnya kembali rileks, dia mengambil sabun cair yang bibinya berikan padanya. Dia mengoleskan sabun itu ke tubuhnya. Aroma wangi dan lembut dari campuran Teh hijau, Vanila dan Melati menyeruak.

"Wangi sekali... aku belum pernah mencium aroma wangi seperti ini. Kali ini, aku sudah menjatuhkan pilihanku."

Setelah beberapa saat, ia selesai dengan acara mandinya, Hyun memakai pakaian dalamnya. Dan meraih beberapa helai pakaiannya, Lalu sesuatu jatuh dari saku Pakaiannya.

Benda itu adalah sebuah kalung yang terbuat dari perak dengan liontin berbentuk bulan sabit. Hyun meraih kalung itu lalu memeluknya dengan sayang.

"Untung saja tidak jatuh di tempat lain dan hilang"

Setelah itu, Hyun langsung meninggalkan area Danau menuju kamarnya yang berada tidak jauh dari sana. Ayahnya sengaja membangun ruangan kamar Hyun di dekat Danau.

Hyun memakai baju tidurnya yang sudah disiapkan bibinya. Ruangan tidur itu tampak lebih modern dengan sebuah ranjang ukir berkelambu.

Hyun melihat sebuah gulungan kertas diatas meja, lalu dia bangkit dari ranjang untuk mengambilnya.

"Apa ini... pasti ayah yang meletakkan nya"

Hyun membuka gulungan kertas itu dan membacanya.

"Aaaaa... jadi dua hari lagi akan ada beberapa mahasiswa kehormatan yang akan tinggal disini. Dan belajar bersama ayah juga. Baiklah... aduhhhh aku harus tidur dulu agar tubuhku kembali kuat untuk mempersiapkan penyambutan mereka. "

Sebelum tidur Hyun meniup Lilin di dalam lampu tidur . Lalu merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Hyun pun terlelap.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!