Bab 05 : Kasih Sayang Salah Alamat

Berlian pulang ke rumah dengan menaiki taksi. Kejadian tadi malam masih terasa tidak nyata bagi Belian, bisa-bisanya dia tidur dengan seorang gigolo tampan. Tapi itu lebih baik, ketimbang dia terjebak pada rencana jahat Raima.

"Raima, aku pasti membuat perhitungan untukmu." Berlian mengepalkan tangannya. Dia marah besar pada Raima. Semenjak Berlian amnesia, dia tidak takut akan apapun lagi.

Taksi yang ditumpangi Berlian tiba di kediaman Lingga. Berlian pun turun dari taksi. Berlian langsung masuk ke dalam.

"Berlian, kamu dari mana saja?" Raima turun dari atas tangga.

"Sialan, rencana tadi malam buyar gara-gara dia menghilang tiba-tiba," batin Raima.

Berlian tidak sengaja melihat tanda merah di leher Raima. Berlian yakin pasti Raima tidur dengan pria bernama Nino tadi malam, karena dirinya menghilang.

"Tadi malam aku pusing, badanku panas, aku tertidur di ruangan lain," jawab Berlian, berbohong. "Raima, akan ku ladeni sandiwaramu. Kita lihat, sampai mana kamu berbohong?" batin Berlian.

"Aku khawatir, untung kamu baik-baik saja," kata Raima lagi, pura-pura.

"Kak Raima tidak usah khawatir, aku pulang dengan selamat," jawab Berlian.

"Berlian!" panggil Vito. Dia berjalan cepat menghampiri adiknya itu.

"Kak Vito, tadi malam aku ..."

"Kak Miko marah sekali karena kamu tidak pulang. Untung pagi ini dia berangkat ke luar negeri karena ada pekerjaan penting. Jadi kamu bisa selamat dari amarahnya," jelas Vito.

"Kak Vito tidak marah?" tanya Berlian.

"Aku bukan kakak kuno seperti Kak Miko. Kamu sudah dewasa, pasti bisa membedakan yang mana benar dan salah. Jadi aku tidak perlu khawatir meskipun kamu tidak pulang seminggu," jawab Vito dengan santai.

"Kak Dirli dimana?" tanya Berlian lagi.

"Dia juga ada pekerjaan penting. Pagi-pagi dia melakukan pengintaian," jawab Vito.

"Lalu kenapa Kak Vito tidak berangkat ke luar negeri bersama Kak Miko, kakak kan sekretaris kak Miko?" tanya Berlian lagi.

"Aku ada pekerjaan di sini, jadi tidak bisa ikut. Astaga aku sudah terlambat, aku berangkat dulu." Miko pun buru-buru keluar, ingin berangkat ke kantor.

"Vito sialan, dia tidak bicara padaku, padahal aku berdiri di sini," kesal Raima. Tiga kakak Berlian memang dari awal tidak suka pada kehadiran Raima. Jadi, mereka jarang bicara pada Raima, apalagi berbasa-basi. Walau pun Raima ada di hadapan mereka, mereka menganggap Raima tidak ada.

"Berlian, kamu sudah sarapan?" Ibunya Berlian-Elsa, menuruni anak tangga.

"Belum, Ma," jawab Berlian.

"Kamu sarapan ya, Mama dan Raima mau ke salon," kata Elsa.

"Boleh aku ikut, Ma?" pinta Berlian.

"Tumben kamu mau ikut, kamu kan tidak suka ke salon? Sebaiknya kamu di rumah saja. Kamu pasti capek, kamu baru keluar dari rumah sakit seminggu yang lalu, jadi harus banyak istirahat," jawab Raima.

"Iya Sayang, Raima benar," sahut Elsa.

Sejak dulu Raima selalu sengaja menjauhkan Berlian dari ibunya. Dia sengaja mendekati Elsa, menemani Elsa arisan, belanja maupun ke salon, agar Elsa lebih menyayangi dirinya ketimbang Berlian. Terbukti teman-teman Elsa banyak yang tidak tau kalau Raima sebenarnya bukan anak kandung Elsa, tapi keponakannya.

"Apa dia sengaja menjauhkanku dari ibuku? Sudahlah, lebih baik aku di rumah saja," kata Berlian dalam hati.

"Iya, Ma. Kalau begitu aku istirahat saja di rumah," jawab Berlian.

"Ayo Ma, kita ke salon," kata Raima. Dia sudah terbiasa memanggil Elsa dengan sebutan Mama.

Elsa mengangguk. Raima kemudian menggandeng tangan Elsa sambil tersenyum.

Diam-diam Berlian menggunakan kakinya untuk menghalangi langkah Raima. "Awas kau!" batin Berlian.

"Aaa ... Au ..." Raima terjatuh. Dahinya terbentur lantai.

"Sayang kamu baik-baik saja?" Elsa terkejut melihat Raima terjatuh.

"Kakiku sakit, Ma. Dahiku juga," lirih Raima dengan manja.

"Kok kamu jatuh?" tanya Elsa, sangat khawatir. Elsa mengelus kaki Raima sembari meniup dahi Raima yang membiru.

"Tidak tau, Ma, seperti tersandung sesuatu," jawab Raima.

"Rasakan itu!" ejek Berlian dalam hati. Dia puas melihat Raima terjatuh karena tersandung kakinya.

"Mungkin Kak Raima perlu olahraga, biar kakinya tidak mudah lemas," ucap Berlian, kemudian Berlian pergi masuk ke kamarnya.

"Benar kata Berlian, kamu pasti jarang olahraga," kata Elsa membenarkan.

"Masa sih, Ma?" Raima berusaha berdiri meskipun kakinya masih sakit.

"Ayo kita obati dulu kakimu, ke salon bisa lain kali," kata Elsa. Raima mengangguk.

Begitu tulus Elsa merawat Raima sejak kecil. Bahkan seluruh perhatian yang dia beri melebihi kasih sayang yang dia berikan pada keempat anaknya. Semua itu bukan tanpa alasan. Elsa pernah menderita kelainan jantung. Dia sering sakit. Suaminya dan keempat anaknya mengira Elsa tidak bisa bertahan, ternyata takdir berkata lain.

Adiknya dan adik iparnya kecelakaan. Hanya anak mereka yang selamat, yaitu Raima. Di detik-detik terakhirnya, ayah Raima mewasiatkan agar jantungnya diberikan pada Elsa, tapi Elsa harus berjanji untuk merawat Raima layaknya merawat Berlian, Vito, Dirli dan Miko. Elsa pun mengiayakannya.

Sejak Elsa sembuh, Raima dibawa masuk ke rumah keluarga Lingga. Awalnya Berlian, Vito, Dirli dan Miko menyambut hangat kedatangan Raima, tapi seiring berjalannya waktu, sikap Raima mulai berubah. Dia iri pada kehidupan Berlian. Dia ingin merampas semuanya. Raima mulai bersikap licik. Bahkan ketiga putra Elsa sering melihat Raima bersikap seolah ditindas dan dibully Berlian padahal dialah yang menindas Berlian.

Elsa kasihan pada Raima karena keempat anaknya mulai tidak menyukai kehadiran Raima. Itulah sebabnya kenapa Elsa selalu melindungi Raima, menghiburnya dan memberi kasih sayang lebih. Tapi semua yang Elsa lakukan malah membuat Raima semakin besar kepala. Sikap licik Raima sampai sekarang belum disadari oleh Elsa.

Kalau bukan karena jasa ayah Raima, mungkin Miko akan mengusir Raima, karena Miko sangat tidak menyukai gadis licik yang pura-pura baik seperti Raima. Dirli juga berpikir sama seperti Miko. Kalau boleh memilih, ingin rasanya Dirli menendang Raima keluar dari rumah mereka. Namun tidak Dirli lakukan mengingat jasa ayah Raima sangat besar.

.

.

.

Berlian sarapan di meja makan. Dia melihat Elsa penuh kasih sayang mengobati dahi dan kaki Raima yang sakit. Bohong kalau Berlian tidak merasa iri.

"Kenapa aku merasa Mama lebih sayang pada Raima ketimbang aku? Apa ini cuma perasaanku saja karena aku amnesia. Lihatlah, aku dibiarkan sarapan sendiri, sementara Mama sibuk dengan Raima. Aku harus cari cara agar Mama melihat kelicikan Raima," rencana Berlian. Berlian bergumam sambil mengunyah makanannya.

Tiba-tiba ponsel Berlian bergetar. "Siapa yang nelpon? Nomor tidak di kenal," ucap Berlian. Meskipun begitu, dia tetap mengangkat panggilan itu.

"Hallo," jawab Berlian, mengangkat teleponnya.

"Saya Juan Athar, sekretaris pribadi CEO Tama group."

"Ada apa menelepon saya?"

"Presdir Saka Cakra Tama ingin bertemu Anda."

"Maaf Pak, saya tidak kenal Pak Saka." Berlian langsung mematikan panggilan.

"Dimatikan, aduh, gimana ya caranya agar Nona Berlian mau ku bawa ke kediaman Presdir?" Juan pusing karena Berlian tidak bisa diajak kerja sama.

Terpopuler

Comments

Ila Lee

Ila Lee

bakal suami MU berlian saka cakra Tama /Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 : Bunuh Diri
2 Bab 02 : Pasangan Selingkuh
3 Bab 03 : Amnesia
4 Bab 04 : Malam Panas
5 Bab 05 : Kasih Sayang Salah Alamat
6 Bab 06 : Nikahi Aku!
7 Bab 07 : Pengalaman Kedua
8 Bab 08 : Kisah Saka 1
9 Bab 09 : Kisah Saka 2
10 Bab 10 : Korupsi
11 Bab 11 : Kontrak Perjanjian
12 Bab 12 : Ingin Cepat Menikah
13 Bab 13 : Mangsa Masuk Perangkap
14 Bab 14 : Selalu Salah Paham
15 Bab 15 : Sudah Move On
16 Bab 16 : Meminta Restu
17 Bab 17 : Bertemu Mantan
18 Bab 18 : Kekejaman Saka
19 Bab 19 : Ketakutan
20 Bab 20 : Cinta Bersambut
21 Bab 21 : Bekas Kecupan
22 Bab 22 : Rencana Saka Berjalan Lancar
23 Bab 23 : Menikah
24 Bab 24 : Tawanan Kabur
25 Bab 25 : Bulan Madu
26 Bab 26 : Sekali Cinta Akan Tetap Cinta
27 Bab 27 : Kehamilan Tak Terduga Raima
28 Bab 28 : Hamil
29 Bab 29 : Skenario Jahat
30 Episode 30 : Ngidam
31 Bab 31 : Kisah Miko dan Intan
32 Bab 32 : Memecat Karyawan Centil
33 Bab 33 : Terpeleset
34 Bab 34 : Pertemuan Tak Terduga
35 Bab 35 : Pengakuan Cinta Berlian
36 Bab 36 : Kisah Vito dan Kalista
37 Bab 37 : Putri Kecil Yang Dinantikan
38 Bab 38 : Melahirkan
39 Bab 39 : Konspirasi Yang Terus Berlanjut
40 Bab 40 : Nino Yang Licik
41 Bab 41 : Kesedihan dan Pencarian
42 Bab 42 : Kejahatan Nino Terungkap
43 Bab 43 : Berlian dan Ibunya Berbaikan
44 Bab 44 : Kematian Nino
45 Bab 45 : Terpuruk
46 Bab 46 : Gadis Kecil Pintar
47 Bab 47 : Acara Amal
48 Bab 48 : Menemukan Putri Raima
49 Bab 49 : Harapan Baru
50 Bab 50 : Kelemahan Raima
51 Bab 51 : Pengakuan Raima
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80 - Tamat
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 01 : Bunuh Diri
2
Bab 02 : Pasangan Selingkuh
3
Bab 03 : Amnesia
4
Bab 04 : Malam Panas
5
Bab 05 : Kasih Sayang Salah Alamat
6
Bab 06 : Nikahi Aku!
7
Bab 07 : Pengalaman Kedua
8
Bab 08 : Kisah Saka 1
9
Bab 09 : Kisah Saka 2
10
Bab 10 : Korupsi
11
Bab 11 : Kontrak Perjanjian
12
Bab 12 : Ingin Cepat Menikah
13
Bab 13 : Mangsa Masuk Perangkap
14
Bab 14 : Selalu Salah Paham
15
Bab 15 : Sudah Move On
16
Bab 16 : Meminta Restu
17
Bab 17 : Bertemu Mantan
18
Bab 18 : Kekejaman Saka
19
Bab 19 : Ketakutan
20
Bab 20 : Cinta Bersambut
21
Bab 21 : Bekas Kecupan
22
Bab 22 : Rencana Saka Berjalan Lancar
23
Bab 23 : Menikah
24
Bab 24 : Tawanan Kabur
25
Bab 25 : Bulan Madu
26
Bab 26 : Sekali Cinta Akan Tetap Cinta
27
Bab 27 : Kehamilan Tak Terduga Raima
28
Bab 28 : Hamil
29
Bab 29 : Skenario Jahat
30
Episode 30 : Ngidam
31
Bab 31 : Kisah Miko dan Intan
32
Bab 32 : Memecat Karyawan Centil
33
Bab 33 : Terpeleset
34
Bab 34 : Pertemuan Tak Terduga
35
Bab 35 : Pengakuan Cinta Berlian
36
Bab 36 : Kisah Vito dan Kalista
37
Bab 37 : Putri Kecil Yang Dinantikan
38
Bab 38 : Melahirkan
39
Bab 39 : Konspirasi Yang Terus Berlanjut
40
Bab 40 : Nino Yang Licik
41
Bab 41 : Kesedihan dan Pencarian
42
Bab 42 : Kejahatan Nino Terungkap
43
Bab 43 : Berlian dan Ibunya Berbaikan
44
Bab 44 : Kematian Nino
45
Bab 45 : Terpuruk
46
Bab 46 : Gadis Kecil Pintar
47
Bab 47 : Acara Amal
48
Bab 48 : Menemukan Putri Raima
49
Bab 49 : Harapan Baru
50
Bab 50 : Kelemahan Raima
51
Bab 51 : Pengakuan Raima
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80 - Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!