maaf yang gagal

"Makanya gue sering di kira anak SD sama orang kerena gue pendek dan kecil" jawab Sari cuek

"Kecil tapi sekalinya ngomong pedas banget" ucap Sintia tertawa

Iya bener banget kamu Sin" jawab Vania tertawa

"Kalian semua tinggal sama orang tua atau ngekos?" Tanya Sari sambil mengunyah baksonya

"Aku tinggal sama orang tua" jawab Dela dan diangguki semuanya

"Oh berarti nggak ada yang yatim piatu ya" ucap Sari santai dan mendapat toyoran di kepalanya oleh Sintia

"Sembarangan kalau ngomong" ucap Sintia serius

"Maaf, bercanda" jawab Sari tertawa dan segera menghabiskan baksonya

Mereka terus mengobrol tentang sekolah mereka yang dulu bahkan tentang keluarga mereka masing masing. Sampai fokus mereka terpecah karena melihat geng Adrian masuk ke kantin untuk makan

"Si tukang palak" ucap Sari dengan tatapan tajam

"Kamu pasti salah faham Sari, dia itu ketua geng Dark Dragon dan keluarganya kaya, jadi nggak mungkin jadi tukang palak" ucap Dela berbisik

"Tau darimana Lo?" Tanya Sari melirik Dela

"Dari kakak kelas yang tadi lihat kamu lempar dia sama alat pel" jawab Dela berbisik

"Jadi gue salah dong dan si Badrun bohongin gue" ucap Sari bengong dan diangguki teman temannya

"Kamu harus minta maaf, supaya kamu nggak kena masalah" pinta Vania serius

"Tapi dia juga nyebelin" ucap Sari ketus

"Dia begitu kan kerena kamu yang salah" jawab Kirana serius

"Ya udah gue mau minta maaf sama dia" ucap Sari lalu bangun dari tempatnya untuk menghampiri Adrian tapi tangannya langsung di tarik Vania

"Jangan sekarang, nanti aja kalau kantin sudah sepi" ucap Vania serius

"Iya ,biarin dia makan dulu biar emosinya berkurang" bujuk Sintia berbisik

"Nanti kamu beliin kak Adrian minuman aja sebagai permintaan maaf" bujuk Dela juga

"Ribet banget sih cuma minta maaf doang juga" keluh Sari lemas

"Kalian disini?" Ucap Irsyad yang sedang memesan makanan bersama Hendra dan Samuel

"Iya kak, kami baru selesai makan" jawab Vania tersenyum

"Ya udah kakak mau pesan makanan dulu" ucap Irsyad lalu pergi memesan menyusul Hendra

"Lo kenal dia Nia?" Tanya Sari serius

"Iya dia tetangga kakek aku di Bandung, dan dia sekolah disini" jawab Vania tersenyum tapi senyumnya berubah jadi keterkejutan saat Hendra menyodorkan sebuah coklat yang dia beli di kantin

"Buat kamu" ucap Hendra tersenyum

"Tapi kak.... " Ucap Vania bengong

"Jangan lupa di makan ya" ucap Hendra tersenyum lalu pergi bersama Samuel, kejadian itu juga tak luput dari pandangan Irsyad

"Cieee.... Yang di kasih coklat sama kakak kelas" ledek Sintia terkekeh

"Mau dong" ledek Dela menaik turunkan alisnya

"Lo belum sehari sekolah udah bikin orang jatuh cinta Nia" ucap Sari serius

"Apalagi kalau tiga tahun disini" ucap Sintia terkekeh

"Udah penuh tasnya sama coklat kayanya" jawab Kirana tertawa dan membuat Vania malu

"Gue beli minuman apa buat si tukang palak?" Tanya Sari bingung

"Beli es teh aja" jawab Kirana santai

"Beli es krim aja, biasanya es krim bikin mood bagus" ucap Sintia

"Beli es kelapa" ucap Dela menambahkan

"Sekalian aja semua minuman di borong" ucap Vania gemas

"Udah lah gue beli air mineral aja" jawab Sari lalu pergi ke arah penjual minuman

Saat suasana kantin sudah sepi, Sari pergi menghampiri Adrian sendirian karena yang lain merasa takut untuk ikut

Sari menyimpan air mineral yang dia beli tepat dihadapan Adrian yang saat itu sedang makan nasi goreng bersama para sahabatnya

Adrian mendongak ke arah Sari dan melihat air mineral yang si simpan Sari di depan piring nasi gorengnya. Para sahabatnya menatap dengan waspada karena takut Adrian jadi marah dan berbuat sesuatu yang tidak diinginkan

"Itu sebagai permintaan maaf gue karena udah nuduh Lo jadi tukang palak" ucap Sari yang berani menatap mata Adrian tajam

Karena tak ada jawaban dari Adrian, Sari malah menjadi kesal

"Gue bilang, gue minta maaf, Lo denger nggak sih kak!" Pekik Sari kesal

"Telat" jawab Adrian datar

"Tapi kan gue juga kena tipu si Badrun kak" rengek Sari kesal dan membuat para sahabatnya Adrian terkekeh

"Bodo ah yang penting gue udah minta maaf" ketus Sari lalu berbalik untuk pergi tapi tiba tiba air yang dia berikan di lempar dengan kasar sampai botol plastik itu pecah dan airnya menciprat bahkan membasahi sepatu Sari

"Ingat Rian itu cewek" ucap Mahesa tegas karena melihat Adrian emosi

"Gue nggak perduli, ini cewek udah bikin gue kesel" jawab Adrian menatap tajam Sari yang juga emosi

"Tau bakal kaya gini, gue malas minta maaf sama orang pendendam kaya Lo" ucap Sari tegas

"Siapa yang butuh maaf Lo" ucap Adrian marah

"Itu karena gue nggak mau punya dosa sama orang, tapi mulai sekarang, Lo bakal masuk ke dalam daftar orang yang boleh gue jahatin" ucap Sari menantang sambil mendongak karena perbedaan tinggi badan mereka yang cukup jauh. Sari tidak pernah takut pada siapapun Selama hidupnya, karena baginya orang yang jahat harus dia lawan, apalagi dia punya sifat yang polos karena selama ini hanya urusan sekolah dan latihan bela diri saja yang dia lakukan di tempat perguruan pencak silat milik ayahnya.

"Pergi Lo!" ujar Adrian

"Lo pikir gue mau lama lama disini, kalau bukan karena teman teman gue bilang kalau bang Badrun nipu gue, gue juga nggak akan minta maaf sama cowok jelek kaya Lo!" umpat Sari

"Iya itu karena Lo pendek makanya Lo nggak bisa lihat ketampanan gue!" balas Adrian

"Lo tampan di lihat Dari sisi mana? Yang gue lihat cuma tiang masjid!" sahut Sari membuat teman teman Adrian terkekeh

mereka kembali saling menatap sengit sampai teman Adrian melerai mereka dan Sari pergi dari sana dengan perasaan kesal, bahkan kakinya juga dia hentakkan karena saking emosinya dia pada Adrian

"Dasar tiang masjid rese!" umpat Sari memilih untuk ke toilet terlebih dahulu sebelum ke tempat teman temannya untuk membersihkan sepatunya yang sedikit kotor juga dari sisa makanan yang sempat tumpah karena kemarahan Adrian tadi.

"Jangan keterlaluan Rian, jangan terlalu benci sama orang, nanti malah berubah jadi Cinta" ledek Hendra

"Nggak akan gue jatuh cinta sama dia, modelan anak SD begitu" sinis Adrian tapi semua teman temannya tertawa karena ketua mereka yang biasanya dingin dan kaku itu sekarang jadi banyak bicara.

"Kita harus hormat sama murid baru itu, karena sudah buat ketua Kita jadi orang yang berbeda kalau berhadapan sama dia" ungkap Irsyad

Episodes
1 Adrian Wijaya
2 Bertemu dia
3 Adrian kesal
4 maaf yang gagal
5 Traktiran Adrian
6 Hendra mendekat
7 waspada bahaya
8 Adrian galau
9 mulai ada rasa
10 Minta tanggung jawab
11 Bertamu ke rumah Adrian
12 Harus tanggung jawab
13 Siap menikah
14 Ijab kabul dan rencana penyerangan
15 serangan
16 Berubah
17 Hari pertama Suami istri
18 Hari pertama Suami istri 2
19 Bentrokan di kantin
20 Cemburu
21 Ke bidan
22 Bu ketua Ke markas
23 Niat jahat Ferdinand
24 modus pak ketua
25 Jujur
26 Begal
27 Begal 2
28 Kondisi Hendra dan Samuel
29 Septian dan Hesti
30 Samuel sadar
31 Pembicaraan Random
32 Di jenguk
33 Ferdinand mendekat
34 Hadiah meresahkan Saraswati
35 Datangnya masalah
36 Pelajaran untuk ulat bulu
37 Restu Ranti
38 Pembalasan dari Dark Dragon
39 Rengekan Sari
40 Keputusan Sofyan untuk pesantren
41 Masalah Adrian
42 Bujukan Hendra
43 Hak Adrian
44 Keinginan Samuel
45 Setelah minta hak
46 Hendra dan Samuel sampai di pesantren
47 Menantang Abraham
48 Menarik dukungan para murid
49 Balasan untuk Marina
50 Obrolan santai
51 Bertemu Ferdinand lagi
52 Sunat
53 Aslinya Mahesa
54 Balapan dan rencana menjenguk Samuel
55 Cincin pernikahan
56 Di antar Irsyad
57 Sampai di pesantren
58 Pengumuman
59 Pesona Bu ketua
60 Kekesalan Adrian dan Kemarahan Mahesa
61 Rangking satu dari belakang
62 Sampai di jakarta
63 Kebiasaan tidur Dark Dragon
64 Awal cinta Saraswati
65 Mandala nekat Mahesa lebih nekat
66 Luluh
67 Restu
68 Sakit hati Saraswati
69 Waspada serangan
70 Minta celengan
71 Membantu Kalain
72 Pertengkaran kecil
73 kehidupan teman Adrian
74 Gosip hot Hendra Vania
75 Kesiangan
76 cerita Septian dan Hesti
77 Angga Dela
78 Samuel sakit
79 Kepergian Saraswati
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Adrian Wijaya
2
Bertemu dia
3
Adrian kesal
4
maaf yang gagal
5
Traktiran Adrian
6
Hendra mendekat
7
waspada bahaya
8
Adrian galau
9
mulai ada rasa
10
Minta tanggung jawab
11
Bertamu ke rumah Adrian
12
Harus tanggung jawab
13
Siap menikah
14
Ijab kabul dan rencana penyerangan
15
serangan
16
Berubah
17
Hari pertama Suami istri
18
Hari pertama Suami istri 2
19
Bentrokan di kantin
20
Cemburu
21
Ke bidan
22
Bu ketua Ke markas
23
Niat jahat Ferdinand
24
modus pak ketua
25
Jujur
26
Begal
27
Begal 2
28
Kondisi Hendra dan Samuel
29
Septian dan Hesti
30
Samuel sadar
31
Pembicaraan Random
32
Di jenguk
33
Ferdinand mendekat
34
Hadiah meresahkan Saraswati
35
Datangnya masalah
36
Pelajaran untuk ulat bulu
37
Restu Ranti
38
Pembalasan dari Dark Dragon
39
Rengekan Sari
40
Keputusan Sofyan untuk pesantren
41
Masalah Adrian
42
Bujukan Hendra
43
Hak Adrian
44
Keinginan Samuel
45
Setelah minta hak
46
Hendra dan Samuel sampai di pesantren
47
Menantang Abraham
48
Menarik dukungan para murid
49
Balasan untuk Marina
50
Obrolan santai
51
Bertemu Ferdinand lagi
52
Sunat
53
Aslinya Mahesa
54
Balapan dan rencana menjenguk Samuel
55
Cincin pernikahan
56
Di antar Irsyad
57
Sampai di pesantren
58
Pengumuman
59
Pesona Bu ketua
60
Kekesalan Adrian dan Kemarahan Mahesa
61
Rangking satu dari belakang
62
Sampai di jakarta
63
Kebiasaan tidur Dark Dragon
64
Awal cinta Saraswati
65
Mandala nekat Mahesa lebih nekat
66
Luluh
67
Restu
68
Sakit hati Saraswati
69
Waspada serangan
70
Minta celengan
71
Membantu Kalain
72
Pertengkaran kecil
73
kehidupan teman Adrian
74
Gosip hot Hendra Vania
75
Kesiangan
76
cerita Septian dan Hesti
77
Angga Dela
78
Samuel sakit
79
Kepergian Saraswati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!