TS 04

Jian Yi telah berdiri di depan seorang laki-laki paruh baya, kedua mata laki-laki menatap Jian Yi dengan seksama.

"Apa kau sudah menyerap teknik kipas yang aku berikan?" ucap laki-laki itu.

"Iya, Paman Guru,"

"Apakah tubuhmu merasakan perubahan?"

"Iya, tubuhku sedikit lebih ringan dari sebelumnya,"

"Kultivasimu mungkin tidak bisa naik, tetapi kau masih bisa menghadapi orang yang berada pada pengumpulan Qi yang berada ditingkat yang sama atau berada satu tingkat di atasmu,"

"Jadi hanya bisa mengalahkan mereka?"

"Benar, aku memberikan senjata itu agar membuat tubuhmu tidak begitu terbebani dengan musuh yang berada di atas tingkatan kultivasimu. Teknik kipas itu juga sangat pas untuk kondisi tubuhmu,"

Jian Yi terdiam seraya menatap kipas yang ada di tangannya.

"Baiklah, ini adalah buku latihan pertama. Kau dapat membaca dan mengingat semua gerakan yang ada pada buku latihan itu. Berlatihlah dengan baik, tujuh hari kemudian aku akan melihatnya," ucap Guru itu.

"Baik, Paman Guru. Terima kasih,"

Setelah Jian Yi memberi hormat, dia lalu kembali ke kediaman Wen dengan membawa buku yang dia dapatkan.

Ibukota hari itu cukup ramai, karena beberapa minggu lagi dua perguruan akan membuka pendaftaran murid baru.

Setiap tiga tahun sekali, empat perguruan akan bergantian membuka pendaftaran untuk murid baru, yang dilakukan secara selang seling.

Di tahun ini, perguruan Xuan dan perguruan Ming yang akan membuka pendaftaran murid baru itu

"Tidak lama lagi pasti akan banyak orang yang pergi ke tengah kota, untuk mendaftar menjadi murid baru perguruan Xuan dan Ming," ucap Jian Yi.

Sambil memainkan kipasnya, Jian Yi berjalan. Tidak jauh darinya, murid unggulan dari perguruan Xuan berdiri, dan menatapnya.

Jian Yi yang melihat Jin Cheng, menghentikan langkah kakinya, "Bukankah dia adalah Cai Jin Cheng?"

Jin Cheng berjalan mendekati Jian Yi.

"Nona Wen Jian Yi," ucap Jin Cheng.

"Panggil saja aku Jian Yi, rasanya terlalu sungkan jika kau memanggilku dengan seperti itu,"

"Baik,"

Jian Yi mengangguk, "Tidak lama lagi, perguruan Xuan dan perguruan Ming akan membuka pendaftaran untuk calon murid baru,"

"Benar,"

"Pasti akan sangat banyak yang ingin masuk ke dalam perguruan Xuan,"

"Itu sama seperti sebelumnya,"

Jian Yi memicingkan matanya saat menatap Jin Cheng.

"Baiklah, aku harus pulang sekarang. Semoga perguruan Xuan mendapatkan banyak murid baru seperti sebelumnya,"

Jian Yi tersenyum lalu berjalan melewati Jin Cheng. Dia berjalan agak cepat setelah melewati laki-laki yang berbicara dengannya tadi.

"Apa-apaan dia ini, cara bicaranya membuatku ingin memukulnya," gumam Jian Yi dengan kesal.

Jin Cheng menatap Jian Yi yang berjalan semakin jauh darinya, tangannya mengeratkan pegangannya pada pedang yang dia bawa.

Kedua orang itu berjalan berlainan arah, sambil membawa senjata mereka masing-masing.

Jian Yi yang melewati kedai bebek bakar berhenti di depannya.

"Bibi, berikan aku setengah ekor bebek bakarnya!" ucap Jian Yi.

"Jian Yi, kau dari mana?" ucap penjual bebek bakar itu.

"Aku hanya berjalan-jalan saja, dan mencium harumnya bebek bakar di sini,"

Penjual itu tersenyum, "Kau ini sangat pandai memuji,"

Jian Yi tersenyum.

Penjual bebek bakar yang sudah cukup lama mengenal Jian Yi itu, segera memotong bebek yang Jian Yi inginkan. Sementara Jian Yi melihat sekeliling.

Plak!

"Apa yang kau lakukan di sini?" ucap seseorang.

Jian Yi menoleh dan melihat orang yang menepuk bahunya.

"Kakak Ling, kau membuatku terkejut!" Jian Yi menatap Yi Ling dengan terkejut.

"Aku hanya bertanya padamu, bagaimana bisa kau terkejut seperti itu?"

"Itu karena kau berjalan tanpa suara, dan tiba-tiba menepuk bahuku,"

"Sudahlah! Apa yang kau lakukan di sini?"

"Tentu saja membeli bebek bakar yang enak,"

"Apa ini?" Yi Ling mengangkat tangan Jian Yi yang membawa kipas.

"Oh, ini kipasku,"

"Untuk apa kau membawa kipas, dan bukan pedang?"

"Karena aku ingin membawanya. Aku pikir kipas lebih ringan dan mudah dibawa,"

Yi Ling menatap Jian Yi dengan curiga.

"Ini bebek yang kau inginkan," ucap penjual bebek bakar seraya memberikan sebuah bungkusan pada Jian Yi.

"Terima kasih, Bibi. Ini uangnya,"

Penjual itu mengangguk dan mengambil beberapa keping uang dari Jian Yi.

"Apa Kakak Ling mau pulang?" ucap Jian Yi.

"Tidak, aku akan pergi ke perguruan,"

Jian Yi mengangguk, "Jika begitu, selamat berlatih,"

"Apa kau tidak mau ke perguruan untuk berlatih? Kau tidak pernah pergi ke sana,"

Jian Yi terdiam sejenak lalu tertawa pelan, "Kakak Ling, aku tidak memiliki banyak kemampuan. Dan juga tidak mempunyai banyak musuh yang harus dihadapi, jadi tingkat kultivasi yang aku miliki sekarang sudah cukup untukku,"

"Tetap saja kau harus meningkatkan kultivasimu,"

Jian Yi menghela napasnya, "Iya, iya. Nanti aku akan berlatih, tapi sekarang aku harus menikmati bebek bakar ini sebelum dingin,"

Jian Yi langsung berbalik dan berjalan dengan cepat meninggalkan Yi Ling.

Yi Ling menatap Jian Yi dengan heran, di dunia banyak orang yang ingin meningkatkan kultivasi mereka, agar bisa menghadapi musuh dengan baik.

Tetapi wanita yang tadi di depannya justru sebaliknya, dia seperti orang yang tidak peduli akan tingkat kultivasi.

Jian Yi memelankan langkah kakinya, bibirnya menyunggingkan senyuman. Dia tentu ingin berlatih, namun sayangnya latihan yang dia jalani tidak lagi sama seperti sebelumnya.

Di tempat lain, Jin Cheng sudah berada di dalam kamarnya. Dia menatap kamar yang hanya akan dia datangi ketika sore hingga malam hari saja.

Namun saat ini, dia ingin menenangkan diri di dalam kamar itu.

Jin Cheng duduk di depan sebuah meja kecil, yang di atasnya terdapat kecapi miliknya.

Tak berselang lama, alunan kecapi yang terbuat dari giok putih dengan ukiran di kedua sisi yang indah, mengalun sangat merdu.

Angin berhembus dengan tenang, seolah menarikan sebuah tarian alam.

Satu-satunya Kakak dari Jin Cheng yang juga berada di perguruan itu, mendengar alunan kecapi yang dimainkan oleh Jin Cheng.

"Apakah dia kembali lebih awal hari ini?"

Cai Hao Min, Kakak Jin Cheng. Berjalan menuju tempat tinggal Jin Cheng, yang terpisah dari bangunan utama perguruan Xuan itu.

"Suaranya terdengar berbeda, tidak seperti biasanya dia memainkan kecapi dengan seperti ini," ucap Hao Min.

Tidak setiap waktu Jin Cheng memainkan kecapi miliknya, karena alunan kecapi itu dapat mengubah suasana di sekitarnya.

Seperti saat ini, musim panas yang semula udara terasa tidak nyaman, berubah menjadi sejuk, karena angin yang berhembus seolah berlarian ke sana kemari.

Hao Min berdiri di depan halaman tempat tinggal Jin Cheng, dia menatap bangunan yang tidak begitu besar namun terkesan sangat tenang.

Di pintu samping, terlihat Jin Cheng duduk sambil memainkan kecapinya. Kedua matanya menatap dengan tenang kecapi di depannya, serta meresapi setiap alunan yang keluar dari petikan senar kecapi yang dia mainkan.

"Apa yang sudah terjadi? Tidak seperti biasanya kau kembali lebih awal," ucap Hao Min seraya berjalan menaiki beberapa tangga.

Jin Cheng yang mendengar suara Kakaknya, berhenti memainkan kecapinya laku menoleh.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin kembali lebih awal dan melakukan sesuatu," ucap Jin Cheng.

"Aku mendengar suara kecapi yang berbeda. Jin Cheng, aku adalah Kakakmu, dan aku tahu bagaimana dirimu,"

Jin Cheng hanya diam, dia menatap lurus pada halaman tempat tinggalnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!