Pesona Kuat Seorang Dokter

...Namamu tersembunyi dalam percakapan dengan diriku sendiri. Menjadi rahasia dalam hatiku, tersimpan dalam gelapnya jiwaku....

...****************...

Setelah dirasa cukup lama berada di dalam toilet khusus laki-laki Akhtar memutuskan untuk keluar. Namun, setelah membuka pintu Akhtar justru dikejutkan dengan sosok laki-laki yang berbadan tinggi tegap jatuh pingsan.

“Astaghfirullahallazim... Ada apa dengannya?” gumam Akhtar lirih.

Akhtar seketika menghampiri tubuh laki-laki itu. Diperiksa nya denyut nadi laki-laki itu dan tanda vitalnya.

“Dia... Henti napas.”

...****************...

"Makan, Adam! Jangan hanya dilihat saja. Aku jamin makanannya tidak ada yang mengandung seafood, tadi aku pesan sendiri kok."

Dengan perasaan yang masih was-was, Adam mulai memakan makanan yang disajikan di atas meja. Dan, benar saja, dalam satu kali suapan, ruam dengan cepat muncul di lengan dan mulai terasa gatal. Semakin lama ruam tersebut semakin menjalar ke seluruh tubuhnya. adam segera berdiri karena merasa tak nyaman.

"Aku ke toilet sebentar," pamit Adam pada gadis yang duduk di hadapannya.

Adam segera berlari menuju ke toilet yang ada di sebelah kiri ruangan tempat mereka makan. Sesampainya di dalam toilet, Adam membuka jas hitam yang selalu dipakainya saat mengikuti kemanapun gadis yang bersamanya tadi pergi. Ruam yang tadinya hanya di daerah lengan saja, kini sudah mulai menjalar ke area leher dan beberapa bagian tubuh lainnya. Dadanya mulai terasa sesak. Adam pun mulai kesulitan untuk bernapas.

"Oh God! Cepat sekali reaksinya."

Adam semakin gusar. Dia sangat khawatir karena alergi seafood yang dialaminya tersebut bisa membunuhnya. Dan saat ini yang ada dalam pikirannya hanya gadis yang bersamanya tadi.

Adam mencoba mengorek tenggorokannya. Sekiranya makanan yang dia makan tadi bisa keluar dan menghentikan reaksi alergi yang mulai tak terkendali. Tangannya semakin gemetar tatkala udara yang mengalir ke tenggorokan tak berjalan dengan baik.

"Arghhhh..., uhhhh...," Napasnya terputus-putus dan terasa berat. Adam mencoba bernapas, tapi napasnya hanya sampai di tenggorokan saja.

Brukk!

Cowok itu akhirnya tumbang menggelepar di lantai toilet yang dingin, karena tekanan darahnya semakin menurun. Bahkan napasnya mulai menipis. Napas pendek itu membuat Adam sangat menderita.

"To... long!" lirih Adam

...****************...

Akhtar menghampiri tubuh Adam saat melihat Adam sudah tergeletak tidak berdaya di lantai toilet yang dingin. Akhtar bersikap layaknya seorang dokter yang sedang bertugas di rumah sakit.

“Mas, bangun!” ucap Akhtar.

Akhtar mengguncangkan tubuh Adam yang tak merespon panggilannya.

“Mas, bangun! Mas... Bisa mendengar suara saya? Mas, bangun!” Akhtar khawatir dengan kondisi Adam yang tidak merespon, bahkan terlihat tidak bernapas.

“Dia... Henti napas. Denyut nadi nya tak ada, detak jantungnya pun berhenti. Ya Allah, apa yang sebenarnya terjadi padanya.”

Akhtar segera melepas jas hitam yang dipakai Adam. Bahkan Akhtar juga merobek kemejanya, lalu dengan cepat Akhtar melakukan CPR untuk mengembalikan denyut jantungnya.

“Satu..., dua..., tiga..., ayo Mas, bangun. Kembali lah dan jangan menyerah. Satu..., dua..., tiga..., saya mohon, ayo bernapas, Mas!” Akhtar terus melakukan pertolongan pertama kepada Adam dengan terus berbicara, meminta Adam untuk berjuang.

“Aku nggak bisa terus begini. Aku perlu bantuan, ya.”

Dengan gerakan cepat Akhtar menekan tombol panggil setelah menemukan kontak atas nama suster Talia, tak lain asisten pribadinya.

Suster Talia yang masih mengobrol dengan Max tiba-tiba mengerutkan alis saat melihat layar handphone nya ada panggilan atas nama Akhtar.

“Dokter Akhtar,” ucap suster Talia tanpa suara.

Suster Talia menunjukkan layar handphone nya pada Max. Dan Max pun meminta suster Talia untuk menerima panggilan itu.

“Halo, assalamu'alaikum, Dok.”

“Halo, suster Talia. Wa'alaikumussalam. Suster Talia, tolong dengarkan saya baik-baik. Bawa tas saya sekarang juga ke toilet pria," pinta Akhtar dengan suara sedikit tegang. “Jangan banyak membuang waktu, suster Talia. Ini darurat, ada seseorang yang henti jantung.”

“Baik, Dok."

Dengan segera suster Talian pergi ke toilet pria sambil membawa tas yang dibawa Akhtar tadi bersama dengan Max.

Sembari menunggu Akhtar terus melakukan pertolongan pertama pada Adam. Akhtar terus melakukan CPR sampai keringat membasahi punggung dan pelipisnya. Dia berusaha semaksimal mungkin untuk membantu Adam kembali bernapas.

Tidak lama kemudian suster Talia dan Max tiba.

“Max, tolong gantiin saya sekarang.” Akhtar meminta Max untuk melakukan CPR kepada Adam.

Max mulai memompa jantung Adam. Sedangkan Akhtar segera merogoh tas kecil yang dibawa suster Talia, lantas mengambil injektor otomatis yang tanpa aba-aba langsung dia tancapkan ke paha atas Adam.

“Apa itu epinefrin?" tanya suster Talia yang mengerti dengan pertolongan pertama yang dilakukan Akhtar.

“Iya. Dalam keadaan darurat tanpa alat medis apapun, saya akan menyuntikkan epinefrin agar jantungnya bisa kembali bekerja. Max, tetap pompa terus Jangan sampai kita kehilangan nyawanya.” Akhtar terus berusaha dan dia juga memastikan apa yang sebenarnya terjadi pada Adam.

Lima menit setelah penyuntikan, denyut jantung Adam kembali berdetak. Setelah Akhtar merasa masa kritis Adam sudah berlalu, dia meminta Max untuk mengangkat tubuh Adam keluar dari toilet itu.

“Kita bawa ke rumah sakit sekarang juga. Pakai mobil saya saja," ucap Akhtar tegas.

...****************...

Di dalam ruangan bernuansa putih itu begitu hening. Hanya terdengar suara bedside monitor yang berbunyi lirih memantau kestabilan pasien. Di dalam ruangan berukuran empat kali meter tersebut ada Akhtar yang berdiri memantau kondisi Adam.

Tok..., tok..., tok...,

“Maaf, Dok. Keluarga pasien sebentar lagi datang setelah beberap menit lalu saya menghubunginya.” Suster Talia yang memegang handphone Adam sengaja menghubungi nomor kontak atas nama Zuena. Karena di dalam kontak itu hanya ada nama Zuena saja.

“Iya, minta datang ke ruangan saya setelah tiba. Saya akan menunggunya untuk memberikan penjelasan.”

“Baik, Dok.”

Setelah memeriksa kestabilan Adam, Akhtar menuju ke ruangannya untuk menunggu kedatangan Zuena.

Sekitar sepuluh menit seorang gadis cantik, berkulit putih bersih dan tinggi semampai dengan rambut sedikit ikal terurai masuk ke dalam ruangan Akhtar setelah mengetuk pintu.

“Silahkan duduk!” titah Akhtar tanpa menatap ke arah Zuena.

“Saya akan menjelaskan penyebab kejadian yang menimpa keluarga Anda,” ucap Akhtar sambil menulis di selembar kertas. “Pasien alergi seafood. Dan dia juga mengalami syok anafilaktik yang menjalar dengan cepat. Sehingga dia mengalami sesak yang seakan menghimpit dadanya. Tapi sekarang alhamdulillah pasien sudah melewati masa kritisnya.”

“Terima kasih, Dok. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi jika Dokter tidak ada restoran tadi dan melihat kondisi saudara saya separah itu.”

“Itulah yang namanya takdir, Mbak. Dan saya sekarang butuh keterangan identitas pasien. Tolong katakan nama, usia dan beberapa hal lain tentang pasien.” Akhtar tetap saja fokus dengan tulisannya, sehingga dia tidak bisa menatap wajah cantik gadis di hadapannya itu.

Lagipula begitulah cara Akhtar menjaga matanya, itupun tidak bermaksud jika dia tidak sopan pada keluarga pasien, tapi ada hal lain yang memang harus dijaga nya.

Ruangan itu ber-AC, tapi entah kenapa keringat masih mengucur di punggung Akhtar dan pelipisnya. Hingga membuat Akhtar tidak tahan untuk melepas jas yang digunakannya.

‘Wow! Di saat keringat dokter ini mengucur kenapa membuat pesona dokter ini begitu kuat. Apalagi setelah melepas jas nya. Otot-otot lengannya terlihat kuat untuk... menggendong seseorang. Sungguh! Pesona dokter ini begitu kuat dan ketampanan nya memancar.'

Zuena menatap puas Akhtar sambil sesekali meneguk saliva nya sendiri untuk membasahi kerongkongannya yang tak kering.

...****************...

“Suster Talia, saya ijin pulang dulu. Sudah sangat telat pulang ini,” ucap Akhtar sambil menatap jam yang ada di pergelangan tangannya.

“Loh, terus pasiennya bagaimana, Dok?” tanya suster Talia memastikan.

“Sudah ada suster lain yang saya mintai tolong untuk menjaga kestabilan pasien. Sekarang suster Talia juga boleh pulang kok.” Tatapan Akhtar hilir mudik, dia mencari keberadaan Max yang sudah tidak terlihat di sana.

“Dimana Max? Apa dia sudah pulang?” Akhtar mengangkat sebelah alisnya.

“Iya, Dok. Max sudah pulang, katanya ada sesuatu hal yang harus di urus. Urgent katanya,” jawab suster Talia.

Akhtar manggut-manggut. Tapi, saat dia ingin melangkah tiba-tiba jantungnya berdegup kencang. Seperti ada sesuatu hal yang Akhtar rasakan, tapi Akhtar tidak tahu pasti itu tentang apa.

‘Ah..., aku rasa aku sudah gila. Apa iya ini memang aku sedang jatuh cinta sama gadis pemain biola itu?’ Akhtar memegangi dadanya.

‘Sungguh! Nona, namamu tersembunyi dalam percakapan dengan diriku sendiri. Menjadi rahasia dalam hatiku, tersimpan dalam gelapnya jiwaku.’

“Ada apa, Dok? Apa... henti jantung pada orang tadi menular ke Dokter Akhtar ya?” Suster Talia menatap Akhtar dengan tatapan panik.

“Ha..., ha..., ha..., suster Talia, henti jantung itu mana ada yang menular. Aneh,” ucap Akhtar sambil menggeleng pelan kepalanya.

“Ya siapa tahu saja begitu, habisnya Dokter Akhtar tiba-tiba memegang dadanya.” Suster Talia menunjuk ke arah dada Akhtar yang masih dipegangnya.

Akhtar nyengir saja, ”Tidak apa-apa, kok. Hanya saja... Suster Talia, bolehkah saya bertanya padamu? Siapa tahu saja kamu mengenal seseorang yang saya cari.”

Suster Talia mengangguk. Lalu, Akhtar menunjukkan foto gadis pemain biola yang masih dia simpan di galerinya.

“Apa suster Talia tahu gadis ini? Mungkin pernah melihatnya di pinggir jalan royal mile. Siapa tahu saja dia masih memainkan biola di sana.”

“Dokter Akhtar tidak buta, kan?” tanya suster Talia sambil mengernyitkan keningnya. “Bukannya gadis yang ada di foto ini sama dengan gadis yang baru saja mengobrol dengan Dokter di ruangan tadi?”

Hik's!

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!