PERTEMUAN (Visual)

Sidney melangkah cepat masuk ke dalam rumah melalui pintu samping. Gadis itu berkeringat dengan rambut acak-acakan.

Ia tidak perduli dengan penampilannya, Sidney tidak berniat mandi dulu sebelum menemui ayahnya. Pelayan bernama Lily yang di beri tugas mengurus keperluan Sidney pun setia mengikuti langkahnya. "Di mana daddy, di ruang kerjanya?", tanya Sidney hendak menuju ruang kerja Alexius.

"Bukan nona. Tuan berada di ruang tamu utama", jawab Lily.

Sidney berjalan langsung ke ruang tamu mengikuti arahan Lily. Dari kejauhan terdengar orang yang tengah berbincang. "Sepertinya daddy sedang ada tamu?", gumam Sidney.

Ternyata benar, Alexius tengah menerima tamu. Dua orang laki-laki yang kini duduk di hadapannya.

Salah satu tamu tengah memegangi jidatnya yang memar dan berdarah, sementara teman satunya sedang memeriksa kondisi laki-laki yang kini menatap tajam Sidney. Sorot tajam laki-laki itu seperti hendak menikam Sidney dengan sebuah mata pisau runcing.

 Sidney tak gentar dengan intimidasi laki-laki itu, ia pun membalas tatapan tersebut tak kala tajam. Walau pun sebenarnya tatapan yang di hunuskan laki-laki itu sempat membuat hatinya berdesir sesaat. Bagaimana tidak, ia sangat tampan.

Laki-laki dewasa, namun belum masuk katagori tua dengan sorot netra yang tajam dan memiliki rambut hingga alis hitam tebal. Menjadikan ia begitu sempurna.

Setengah berlari, terlihat Matilda membawa larutan antiseptik dan dan kotak obat memberikan pada laki-laki yang sedang memeriksa luka temannya.

"Sudah berapa kali aku peringatkan, anak-anak pekerja itu jangan bermain lempar batu tapi tetap saja melakukannya. Panggil orang tua mereka, Matilda. Jika mereka masih tidak bisa mengatur anak-anak itu perintahkan Darius memecat orang tua mereka. Dan segera pergi dari rumah ku tanpa pesangon!"

Matilda menganggukkan dengan hormat. "B-aik tuan Alexius", jawabnya sebelum pamit ke belakang.

"Pelaku yang melempar ku bukan anak-anak. Tapi ia seorang wanita yang berlaku seperti anak jalanan". Laki-laki pemilik suara bariton itu berbicara dengan nada tegas

"Cukup Roland", ketusnya sambil menyingkirkan tangan temannya di keningnya yang sedang membersihkan luka. "Luka ini tidak akan membuat ku mati!", sambungnya seraya duduk bersandar dan menyilangkan kakinya.

Semua yang ada di ruangan itu terdiam. Termasuk Alexius yang terlihat ketakutan dan memajukan posisi badannya yang duduk di single sofa di hadapan laki-laki arogan itu.

"Maafkan pekerja ku tuan Edxel. Menyambut kedatangan anda seperti ini, menyebabkan tuan mengalami incident terluka", ucap Alexius terdengar memendam amarah.

Mendengar Alexius seperti itu, membuat dada Sidney bergemuruh. "Dad–"

"Saya akan memberi pelajaran pada anak-anak itu, tuan Edxel".

Laki-laki arogan bernama Edxel mengusap dagunya. "Pelakunya wanita! Bawa gadis itu kehadapan ku sekarang juga!"

Dengan tatapan dingin tak bersahabat Edxel mengintimidasi Alexius yang terdiam.

Tindakan tamu ayahnya itu mendadak membuat Sidney melotot. Sidney menilai laki-laki itu sangat lancang pada ayahnya selalu pemilik rumah yang ia datangi.

"Heiii–"

"Saya pelakunya tuan. M-aafkan. Saya benar-benar tidak sengaja". Tiba-tiba Lily duduk berjongkok tepat di sebelah kaki Sidney. Tindakan pelayan muda itu jelas membuat Sidney kaget. Begitu pula Alexius yang nampak marah pada pelayan itu.

"Bangun Lily. Kamu tidak perlu merendahkan diri seperti itu. Ak–"

"Kamu aku Maafkan", ucap Edxel dengan cueknya sambil mengusap rahangnya yang di tumbuhi rambut halus.

"Kau pergilah!", bentak Alexius pada Lily yang segera bangkit sambil membungkukkan badannya berlalu.

Sidney benar-benar tidak mengerti mengapa Lily mengaku dialah yang melempar batu dan mengenai tamu ayahnya. Kenyataannya Sidney lah yang membuat kepala laki-laki itu terluka.

Alexius melihat Sidney. "Sayang duduk lah di samping daddy", ucapnya.

Sidney menuruti ayahnya, tapi gadis itu memilih duduk di single sofa yang berada di sisi kanan tamu ayahnya.

"Tamu daddy adalah calon suami mu tuan Edxel Leonard Conte", ucap Alexius membuka pembicaraan pada intinya.

Mendengar perkataan Alexius sontak membuat Sidney terbatuk-batuk. Gadis itu melonjak bangkit dari tempat duduknya. Sementara laki-laki bernama Edxel Leonard Conte sibuk dengan handphonenya berbicara dengan Roland yang berpakaian necis duduk di sampingnya.

"Tidak!"

"Aku tidak mau menikah dengan siapa pun. Termasuk laki-laki arogan ini!", tegas Sidney emosi.

"Bagaimana mungkin daddy memintaku menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak aku kenal".

Tanpa takut sedikitpun Sidney melancarkan protes atas keputusan Alexius. Nada bicara gadis itu begitu lugas dan tegas.

Untuk sesaat Edxel terpana. Laki-laki itu membawa siku ke atas sandaran lengan kursi, menopang dagu dengan tangan yang terkepal.

Detik selanjutnya. Laki-laki itu berdiri. "Aku tidak ada waktu meladeni gadis jalanan. Silahkan selesaikan urusan keluarga kalian", ucap Edxel dengan tatapan dingin sambil mengancingkan jas berwarna navy yang membungkus tubuh maskulinnya.

Terdengar decap dari mulut Alexius yang segera menahan lengan Edxel.

"Maafkan Sidney putri saya, kemarin ia baru saja kembali dari Jepang melakukan perjalanan bisnis. Sidney masih mengalami jetlag".

Mendengar alasan Alexius, membuat kedua netra biru terang Sidney kian melotot tak percaya ayahnya sampai berbohong seperti itu.

"Kalian membuang waktu ku saja tuan Alexius", ucap Edxel membalikkan badannya sambil memasang kacamata hitam ke wajah tampannya.

Bersamaan Lily berlari tergopoh-gopoh menghampiri majikannya. "T-uan Alexius, kesehatan nyonya C-laudia memburuk", ucap pelayan itu panik membuat semua orang di ruang tamu terkejut.

Tanpa berpikir panjang, Sidney langsung berlari menuju kamar Claudia. Tidak perduli dengan kepergian Edxel.

Edxel menghentikan langkahnya.

"Tawaran ku masih berlaku. Jika kau setuju, segera tanda tangani surat perjanjian! Aku akan menikahi putri mu minggu ini juga!", tegas laki-laki itu pada Alexius yang sudah berdiri dengan wajah panik karena Claudia kembali mengalami anfal

Edxel memberi isyarat pada asistennya yang segera menaruh map yang mereka bawa di atas meja.

Kemudian keduanya lekas pergi meninggalkan kediaman keluarga Sidney.

...***...

To be continue

Tinggalkan komentar dan 👍 kalian. Akan Emily up lagi jika banyak yang komen 🙏

Terpopuler

Comments

Srie Handayantie

Srie Handayantie

ker bar-baran yang hakiki 🤣🤣 calon suami dibikin berdarah tu kepala /Facepalm/

2025-06-02

2

Dinda Wei

Dinda Wei

Sidney ada-ada sj. Pertemuan pertama udah bikin bocor calon lakik /Facepalm//Grin/

2025-06-02

1

Delyana.P

Delyana.P

Omo visualnya sesuai ekspektasi. Dahh terima aja Sid, hot gitu /Tongue//Facepalm/🔥

2025-06-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!