Demam Part 2

Setelah pesawat landing, Helena sempat bertatapan dengan Theo. Prianya itu langsung berpaling ke arah lain. Karena sudah sering seperti itu apalagi ketika Helena bersama orang lain terkhusus pria, ia tidak ambil pusing. Biasanya jika tidak sengaja berpapasan atau melewati tempat yang sempit, Theo akan menggenggam sejenak tangan Helena lalu melepasnya lagi. Tapi kali ini berbeda, kali ini si wanita yang berusaha menggenggam ketika mereka hendak keluar dari pesawat di lorong yang mereka lewati bersama.

Sappp...

Tangannya ditepis oleh Theo dibawah sana. Helena sampai tersentak.

"Kenapa Helen? ". Tanya Yogie yang berada di belakangnya.

"Ah ngga papa kak." Balasnya seadanya tapi ia terkejut sekali, se kesal-kesalnya, se cemburunya pun Theo tidak akan pernah menolak skin ship sekecil apapun dari Helena.

Ternyata penyebabnya adalah tangan jahil si bontot, mau di kata apa juga semua sudah terlanjur dan tidak ada yang tahu juga ada apa antara ia dan Theo, jadi sah sah saja orang lain berlaku seperti apa.

.

.

.

Sepertinya tidak akan ada gunanya ia membujuk Theo sekarang, toh ia pasti masih sangat marah dan kesal. Sebaiknya ia juga diam dulu, lagi pula ia masih sangat lelah karena konser terakhir Nemesis di tahun ini, ditambah lagi Yogie yang harus ia urus. Setidaknya member tertua itu sakitnya setelah semuanya selesai, jadi bisa ditangani dengan mudah, dan Helena sendiri juga butuh istirahat, ia juga mulai tidak enak badan.

🌵

Se keluarnya dari bandara semua member Nemesis berpencar, Theo, Yogie, dan Jimmy pulang ke rumah mereka masing-masing, sementara Jay dan Hose kembali ke dorm Huge Ent karena besoknya mereka masih ada urusan disana, begitupun semua staf dan manajer termasuk Helena.

Ia bahkan tidak mengontak Theo sama sekali, ia hanya ingin kasurnya dan tidur, karena ia merasa semakin lama matanya terasa panas begitupun kerongkongannya.

Pov Theo :

Bisa-bisanya dia ngga ngabarin gua sama sekali, jelasin apa kek, minta maaf kek, dia masih ngerasa gua ini cowonya ngga sih? Atau jangan-jangan dia juga suka sama Yogie atau plot twistnya mereka udah pacaran diem-diem selama ini? Pasti begitu. Aohhh... Tapi ngga mungkin ah, selama ini juga dia ngga aneh-aneh, 24 jam kadang malah didepan mata gua, ketemu Yogie juga dia biasa aja, cuma kemarin itu gara-gara manajer syaland itu pake drama sakit segala, makanya cewe gua jadi handle dia. Aohhh otak gua... Handphone gua ngga ada dering dari dia sama sekali. Bisa-bisanya...

Pov off

Tanpa ia ketahui kekasihnya yang sedang jadi bahan prasangkanya itu sedang menggigil dibalik selimutnya, sendirian di apartemennya yang sunyi itu.

🌵

Dua hari berlalu, Theo masih menumpuk kekesalannya pada Helena. Tega sekali rasanya pacarnya itu tidak menghubunginya sama sekali, dan ia sendiri juga masih gengsi. Berulang kali ia melihat room chatnya dengan Helena, bahkan tidak ada tanda-tanda ia baru saja online. Ia juga mengecek room chat Nemesis Squad, meski foto Yogie dan Helena sudah di hapus dan ada topik pembicaraan baru di grup mereka, tidak satu pun ditanggapi Helena.

"Apa dia marah balik ya gara-gara tangannya gua tolak?", lirih Theo menatap ponselnya.

"Lu nolak siapa?". seru Hose entah muncul dari mana dan sudah duduk di sampingnya.

"Hah?! Ng-ngga. Helena nyaranin gua nolak iklan karena kurang cocok di gua katanya."

"Ooh."

"Yogie mana ngga gabung?", basa-basi Theo.

"Ngga tahu, udah dua hari ngga ada kabar."

Deg

Sekarang ia takut, prasangka yang ia ciptakan kemarin muncul lagi di pikirannya, kenapa bisa sama? Kenapa keduanya sudah dua hari tidak berkabar? Apa mereka bersama? Apa mereka benar-benar BERSAMA? Otak Theo kembali panas membayangkan scene scene liar murahan yang ia ciptakan sendiri. Hingga...

Klek

"Wih... Panjang umur mas kulkas, baru aja kita gibahin elu." seru Hose melihat pintu terbuka oleh Yogie.

"Udah baikan lu?", tanya Theo.

"Hm." Jawabnya se kenanya karena memang dia seperti itu, si kulkasnya Nemesis, irit bicara, irit beraksi, irit semuanya.

"Lu liat Helena ngga?". tanya Theo dengan nada yang tenang padahal jantungnya berdegup cepat dan telinga nya sudah bersiap untuk mendeteksi nada suara Yogie, apakah akan meragukan atau kah jujur.

"Helena? Dia ngga bareng elu? Mana gua tahu? Gua terakhir liat dia turun dari pesawat, udah gitu doang. "

Ini lah kalimat terpanjang yang pernah Yogie ucapkan selama 8 tahun mereka berteman dan itu cukup menenangkan Theo, sepertinya ia terlalu banyak berpikir buruk soal Helena, Yogie tidak ada hubungannya. Tapi? Kemana ia?

"Lu tahu alamatnya ngga?". tanya Yogie.

"Ngga."

"Hah? Lu ngga tahu dimana alamat manajer lu sendiri Theo?", heran Yogie.

"Dia ngga izinin gua ke tempatnya untuk alasan apapun. Dia yang selalu datengin gua ke rumah atau apart atau dorm."

"Parah lu." Timpalnya Yogie lagi dan Theo merasa hatinya sedikit di cubit, sakit dan mengganggu tapi Yogie benar.

Manajer yang sudah menemaninya di tahun ke tiga ini bahkan alamatnya Theo tidak tahu sama sekali, tidak hanya manajer tapi juga kekasihnya. Apakah tidak terlalu buta dan keterlaluan tidak tahu menahu soal alamat rumah? Sekalipun Helena melarangnya berkunjung, kenapa tidak sekalipun ia berpikir untuk membuntutinya hanya karena ingin tahu? Kenapa tidak begitu? Theo diam.

"Lu bener-bener ngga tahu alamat rumahnya Helena, Theodore?", tegas Yogie sekali. Kali ini Theo tak menjawab lagi, ia baru menyadari kesalahannya dan merasa bodoh sekali.

Akhirnya semua orang diam, Yogie masuk ke studio musiknya tanpa bicara apapun lagi. Lalu Theo kembali mengontak Helena, telepon, chat, telepon video, tidak ada yang berguna sama sekali, bahkan kali ini ada pemberitahuan bahwa nomor Helena sedang tidak bisa dihubungi. Bagaimana tidak karena Yogie juga diam-diam menghubungi didalam sana.

.

.

Brakk, tanpa memperhatikan sekeliling Yogie langsung keluar dari studionya, tidak perduli ke empat adiknya menatapnya bingung, yang jelas ia hanya ingin pergi sekarang, pergi menemui manajer dadakannya itu.

🌵

Helena bahkan tidak sanggup lagi turun dari tempat tidurnya meski hanya untuk mengambil air minum. Ia juga tidak tahu siapa yang ia harapkan datang saat ini, pikirannya pun tidak jernih lagi, ia hanya terus mengantuk dan seluruh badannya terasa sakit. Kamar bernuansa baby pink yang dipenuhi karakter kucing itu hening dan gelap.

"Helena... " Seruan yang dibarengi ketukan di unit hunian sederhana itu.

Tidak ada jawaban sama sekali bahkan untuk panggilan yang kesekian kalinya. Yogie yang lengkap dengan atribut penyamaran itu terdiam dan berpikir sejenak. Ia yakin Helena ada didalam. Akhirnya ia memutuskan untuk menekan pass code yang dikirimkan Juna manajernya.

Klek... Pintu terbuka, aroma khas Helena yang seperti buah apel langsung menyeruak, aroma yang langsung ia hafal sejak kemarin ketika wanita itu menyuapinya di back stage. Ia menyusuri ruangan yang agak gelap itu dengan ragu, hanya lampu toilet yang menyala sedangkan ruangan lainnya gelap gulita.

Tak... Ia menekan saklar lampu dan langsung menuju sebuah pintu yang ada hiasan dindingnya bertuliskan Helena.

"Helena...", kaget Yogie langsung mendekat.

"Helen... Kamu dengar aku? ".

"Helena... Helena... ".

Yogie panik, ia lansung mendekap dan mendudukkan Helena, badannya panas sekali dan tidak ada respon apapun dari tubuhnya.

"HELENA..... HELENAAA.... aohhh... HELEN... ".

Ia segera mengontak manajernya Juan, memintanya menyediakan sebuah ruangan VVIP di Timio Medical Centre, lengkap dengan penjelasan bahwa ia menemukan Helena tidak sadarkan diri. Juna juga tak kalah kagetnya.

"Tapi kenapa elu yang kesana? Kenapa bukan Theo?".

"Alamat manajernya aja dia ngga tahu kalo lu lupa. Buruan, gua bawa dia sekarang, dan satu lagi, gua bakal bawa dia tinggal sama gua mulai sekarang. Entah gimana pun caranya, gua mohon mas, buat dia harus bersama gua. harus."

"Hah?! Y-ya udah... Gua coba, gua atur rumah sakitnya dulu. "

Dan begitulah Helena berakhir di sebuah ruangan VVIP di rumah sakit Timio Medical Centre di perbatasan Mithnite dan Orion.

.

.

Theo langsung lesu membaca pesan di room chat Nemesis itu. Ia merasa kalah sekarang, bagaimana bisa Yogie yang tidak pernah peduli akan apapun menjadi orang pertama yang bergerak? Kenapa dia jadi seperti itu? Dan kenapa dirinya yang sebagai pacar ini se lambat ini?

.

.

.

Halo readers 💜

Jangan lupa like, komen, dan subscribe ya 💜

.

.

.

TBC... 🌵

Episodes
1 Awal
2 Toddler
3 Dua kata, HELENA CADY
4 Demam
5 Demam Part 2
6 Manajer Ngenes
7 Tinggal Bersama
8 Helena Berubah
9 Ayo Datang Ke Aku
10 Gua Bukan Pacar Lu Lagi
11 Bukan Dia Yang Butuh Gua
12 Ayang
13 Ayo Benar-Benar Berhenti
14 GPS
15 GPS part 2
16 Gua Ngga Bisa Lepasin Dia Lagi
17 Bertemu Anna
18 Pacarnya Theo Nemesis
19 Pacar Buatan Agensi
20 Dating
21 Blonde?
22 Gua Harus Disini, Mas. Harus.
23 Rencana Yang Lain
24 Dijaga Theo
25 Trauma Helena
26 Pengumuman Putus
27 Cara Curang Versi Lain
28 Euforia Masa Lalu
29 Mie Instans Dengan Dua Telur
30 Ketahuan
31 Balikan
32 Jadi Manajer Theo
33 Pacarnya Theo
34 Di Kediaman Askara
35 Jadi Salah Satu Nyonya Askara
36 Menikah
37 Adu Jotos Ala Nemesis
38 Ultah Sisil
39 Bukan Helena Cady
40 Suntikan Cinta Epipen
41 Perang Dingin
42 Perang Dingin Part 2
43 Tiba-tiba Model
44 model dadakan lagi
45 Ketahuan Bontot
46 Mutasi Ke Big Ent
47 Pindah Ke Adelard
48 Di Big Ent
49 Ngga Sepenting Itu
50 Ada Yang Putus Asa
51 We're Fine
52 Luka Lama
53 ANOMALI
54 #yoel
55 Kalau Gua Mendekat? Apa Boleh?
56 Gua Gimana?
57 Jantungnya Nemesis
58 Bukan Kecelakaan
59 Dalang Kecelakaan Theo
60 Lanjutan
61 Apa Tidak Keterlaluan?
62 PCOS
63 Istri Orang
64 Di unboxing Helena
65 Randy Nam
66 Istri Gua Hilang
67 Istri Gua Hilang
68 Dear Diary
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Awal
2
Toddler
3
Dua kata, HELENA CADY
4
Demam
5
Demam Part 2
6
Manajer Ngenes
7
Tinggal Bersama
8
Helena Berubah
9
Ayo Datang Ke Aku
10
Gua Bukan Pacar Lu Lagi
11
Bukan Dia Yang Butuh Gua
12
Ayang
13
Ayo Benar-Benar Berhenti
14
GPS
15
GPS part 2
16
Gua Ngga Bisa Lepasin Dia Lagi
17
Bertemu Anna
18
Pacarnya Theo Nemesis
19
Pacar Buatan Agensi
20
Dating
21
Blonde?
22
Gua Harus Disini, Mas. Harus.
23
Rencana Yang Lain
24
Dijaga Theo
25
Trauma Helena
26
Pengumuman Putus
27
Cara Curang Versi Lain
28
Euforia Masa Lalu
29
Mie Instans Dengan Dua Telur
30
Ketahuan
31
Balikan
32
Jadi Manajer Theo
33
Pacarnya Theo
34
Di Kediaman Askara
35
Jadi Salah Satu Nyonya Askara
36
Menikah
37
Adu Jotos Ala Nemesis
38
Ultah Sisil
39
Bukan Helena Cady
40
Suntikan Cinta Epipen
41
Perang Dingin
42
Perang Dingin Part 2
43
Tiba-tiba Model
44
model dadakan lagi
45
Ketahuan Bontot
46
Mutasi Ke Big Ent
47
Pindah Ke Adelard
48
Di Big Ent
49
Ngga Sepenting Itu
50
Ada Yang Putus Asa
51
We're Fine
52
Luka Lama
53
ANOMALI
54
#yoel
55
Kalau Gua Mendekat? Apa Boleh?
56
Gua Gimana?
57
Jantungnya Nemesis
58
Bukan Kecelakaan
59
Dalang Kecelakaan Theo
60
Lanjutan
61
Apa Tidak Keterlaluan?
62
PCOS
63
Istri Orang
64
Di unboxing Helena
65
Randy Nam
66
Istri Gua Hilang
67
Istri Gua Hilang
68
Dear Diary

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!