Demam

🌵

.

.

Theo pun kebingungan, bagaimana caranya masuk ke dalam sana. Semua panggilan dan pesannya tidak berbalas. Ia yakin kesayangannya sudah tertidur tapi ia ingin masuk, sejak tadi ia sudah membayangkan foto nakal yang dikirimkan Helena padanya, dan ingin ia praktekkan segera.

Tok tok tok... Ketuknya perlahan, tapi tetap tidak ada respon apapun dari dalam sana. Ia menghela napasnya dan masih enggan menyerah, ia kembali mengetuk pelan.

"Helena... ", serunya.

"Hel... "

Klek... Pintu terbuka.

"ELU !!! Lu ngapain di kamar Helena?!". Serunya setengah teriak di awal lalu merendah kembali karena ia ingat itu susah pukul dua dinihari.

"Ah... Tadi gua di rawat Helena. Kenapa? Lu masih nyuruh dia kerja ngurusin elu malam-malam begini? ", tanya Yogie dengan santainya masih dengan plester demam yang menempel di dahinya.

"Lah apa bedanya sama elu." Timpal Theo tidak terima.

"Gua sakit, lu ngga liat." Balas Yogie menunjuk dahinya.

Lalu muncullah Helena disamping Yogie menyipit-nyipitkan matanya, jelas nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.

"Siapa kak?", tanyanya setengah sadar.

"Dia begini aja gua gemes." Batin Yogie.

"Theo... ", kagetnya mendapatkan 100% kesadarannya.

"Minggir, gua mau tidur disini." Putus Theo.

"Lu kan punya kamar sendiri anjir." Yogie kembali mendebat.

"Gua pa... "

Hap... Helena segera menutup mulut Theo dan menyeretnya untuk duduk di tempat tidur.

"Dia harus minum obat tidur kak, kebetulan obat tidurnya ada di aku, hehe. Ya udah kamu tidur sebelah sana, kak Yogie di kiri."

"Jangan sembarangan bawa cowo masuk kamar, bahaya." sindir Theo.

"Ngga, ngga sembarangan. Dia kak Yogie bukan orang asing." balas Helena dengan tenangnya dan menuju Yogie yang masih mematung di pintu melihat Theo begitu mudahnya masuk ke dalam selimut hangat yang tadi ia kuasai sendirian.

Tap, Helena menempelkan punggung tangannya ke sisi kiri leher Yogie. Jantung pria itu spontan berdegup lebih cepat, seolah listrik menyengat lehernya. Darah Yogie berdesir.

"Ah udah ngga demam lagi ternyata." Seru Helena dan menarik plester demam itu, lalu membuangnya ke tong sampah. "Ayo kakak balik tidur."

"Ah... Iya." Jawab Yogie seadanya dan kembali masuk ke selimut yang sama dengan Theo. Tidak ada lagi yang bicara, pikiran kedua pria itu sama. Yogie merasa Theo pengganggu, sedangkan Theo merasa Yogie adalah pengacau. Yogie mengacaukan cita-citanya sejak di pesta tadi. Ia jadi tidak bisa memeluk pacarnya. Yogie dan Theo saling membelakangi, tapi Theo berseberangan dengan pacarnya, dan kini mereka bertatapan, Theo menatapnya kesal, mengomelinya lewat tatapan.

.

.

Padahal jarak mereka hanya dua meter, yang satu di ranjang utama, yang satu di extra bed, tapi mereka bertukar informasi lewat room chat demi menjaga situasi kondusif, apalagi tadi Theo hampir saja keceplosan.

🌵

Setelah konser panjang dan melelahkan yang sudah mereka akhiri dengan baik di Seleste Ville itu, semua staff Huge Ent kembali ke Mithnite, penerbangan yang membutuhkan waktu dua jam itu cukup melelahkan bagi Theo bukan karena lamanya, tapi karena ia tidak bersama kekasihnya. Theo dan ke empat member berada di kelas VIP sementara Helena dan staf lainnya berada di kelas biasa. Belum lagi mereka tidak bisa bertukar kabar.

"Lu kenapa sih gelisah banget dari tadi?", kesal Jimmy karena Theo grasak grusuk.

"Bosen gua." balasnya pendek.

"Tidur kek, apa kek, harus banget lu kayak cacing kepanasan gitu." akhirnya Theo berusaha diam, meski masih sangat tidak nyaman.

"Permisi... ". seru Yogie dari kursinya. Keempat adiknya mendengar, lalu seorang pramugari yang dipanggilnya langsung mendekat.

"Iya pak, ada yang bisa saya bantu?".

"Bisa tolong panggilkan manajer saya di kelas ekonomi? Sebenarnya kursi ini kursinya tapi saya lupa bilang tadi, makanya dia duduk disana. Saya sakit, saya butuh dia." seru Yogie yang memang pucat.

"Oh baik pak, siapa nama manajernya? Dan apa bapak tahu beliau seat berapa?".

"Helena Cady, seat 17A."

"Oh baik pak, sebentar. "

Otak Theo rasanya mengering tiba-tiba. Bisa-bisanya Yogie mendahuluinya, ralat, ia tidak tahu sama sekali jika bisa memindahkan penumpang dengan cara seperti itu.

"Emang bisa gitu? ", tanyanya pada Jimmy yang sedang tertidur. "Jimmm... ", serunya sambil menggeplak kepala Jimmy.

"Apaan sih anjir." Kesal Jimmy.

"Emang bisa mindahin penumpang ekonomi ke kelas bisnis?".

"Ya bisalah jamet, kursi di sebelah dia kosong, ditambah itu memang dia udah beli tadi, udah wanti-wanti, gua denger dia ngomong sama staf. Itu masuk ke permohonan pribadi juga kan dia sakit, Helena juga manajer Nemesis kan, ya sah-sah aja. Ganggu aja lu." Kesalnya dan kembali tertidur.

Theo benar-benar kalut saat ini, kekasihnya direbut si kulkas Yogie tanpa ia sadari, sekarang samar-samar ia mendengar suara kekasihnya.

"Kak... Sakit lagi? Demam lagi ya? Aduh... Untung aku bawa banyak plester."

Itulah seruan yang ia dengar dari luar, itu benar-benar Helena yang datang, ia mengkhawatirkan pria lain selain dirinya.

"Uhhukkk uhhuk...", Theo mendengar suara batuk Yogie dan semua percakapan samar mereka, hatinya panas tapi tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang.

"Permisi mba." seru Helena pada seorang pramugari yang lewat.

"Boleh minta air lemon madu hangat?".

"Baik bu, mohon ditunggu sebentar."

Theo ingin meledak sekarang, ia ingin menangis juga. Kenapa si Yogie syaland itu malah merebut manajernya? Sekalian pacarnya juga? Ia tidak ingin Helena memperlakukan orang lain sama seperti apa yang ia dapatkan. Pacarnya itu terlalu baik, semua orang ia bantu dengan totalitas. Ia tidak ingin seperti itu. Mau dibuat bagaimana juga kepribadian Helena memang seperti itu. Ia baik kepada semua orang tanpa memikirkan dampak buruk kata 'terlalu'.

Dari waktu dua jam penerbangan baru mereka lalui setengahnya, Theo merasa gerah sekali padahal AC pesawat sudah menginginkan ubun-ubunnya, tapi yang panas kan hatinya? Lalu ia ber inisiatif untuk ke toilet sejenak sekalian mengintip apa yang dilakukan kekasihnya bersama Yogie.

Deg

Untuk ke sekian kalinya sejak se malam entah ini patahan yang ke berapa, waktu kekasihnya itu memberi Yogie susu kotak dan kakak member tertuanya itu tersenyum, ketika di ruang make up Yogie tertawa, ketika di hotel Yogie di rawatnya, disentuhnya, dan sekarang mereka TERTIDUR BERSAMA? Bagaimana nyamannya Yogie yang pucat itu tidur dan Helena juga tertidur bersandar di bahunya? Theo tidak tahu lagi seperti apa perasaannya saat ini. Ia mempercepat langkahnya menuju toilet dan berdiam diri disana.

Tiba lah saatnya landing, Helena terbangun dan terkejut dirinya tertidur dan menyandarkan kepalanya kepada Yogie.

"Aoh... Gua ngapain anjir...", pekiknya dan menegakkan tubuhnya kembali.

Si empu bahu lebar itu pun tersenyum tipis, bahwasanya ia sudah terbangun sejak tadi, hatinya hangat dan berbunga-bunga melihat sosok yang menyadarinya itu.

"Helena, jika bisa, aku ingin hentikan waktu ini." Batinnya.

Pesawat pun akhirnya mendarat sempurna di Mithnite airport, satu per satu member turun dan melewati jalur khusus agar tidak membuat kerumunan yang mengganggu. Sementara Helena dan staf lainnya melewati jalur biasa.

Belum keluar bandara masih di area klaim bagasi ponselnya sudah bergetar banyak sekali. Netranya membulat sempurna melihat apa yang ditampilkan di layar ponselnya itu. Pantas saja prianya cuek dan buang muka ketika turun, ternyata ada pemicunya.

"Aohhh.... "

.

.

.

hallo readers, Terima kasih sudah baca ya, tunggu part selanjutnya. Jangan lupa like, dan komen, Borahae 💜

.

TBC... 🌵

Episodes
1 Awal
2 Toddler
3 Dua kata, HELENA CADY
4 Demam
5 Demam Part 2
6 Manajer Ngenes
7 Tinggal Bersama
8 Helena Berubah
9 Ayo Datang Ke Aku
10 Gua Bukan Pacar Lu Lagi
11 Bukan Dia Yang Butuh Gua
12 Ayang
13 Ayo Benar-Benar Berhenti
14 GPS
15 GPS part 2
16 Gua Ngga Bisa Lepasin Dia Lagi
17 Bertemu Anna
18 Pacarnya Theo Nemesis
19 Pacar Buatan Agensi
20 Dating
21 Blonde?
22 Gua Harus Disini, Mas. Harus.
23 Rencana Yang Lain
24 Dijaga Theo
25 Trauma Helena
26 Pengumuman Putus
27 Cara Curang Versi Lain
28 Euforia Masa Lalu
29 Mie Instans Dengan Dua Telur
30 Ketahuan
31 Balikan
32 Jadi Manajer Theo
33 Pacarnya Theo
34 Di Kediaman Askara
35 Jadi Salah Satu Nyonya Askara
36 Menikah
37 Adu Jotos Ala Nemesis
38 Ultah Sisil
39 Bukan Helena Cady
40 Suntikan Cinta Epipen
41 Perang Dingin
42 Perang Dingin Part 2
43 Tiba-tiba Model
44 model dadakan lagi
45 Ketahuan Bontot
46 Mutasi Ke Big Ent
47 Pindah Ke Adelard
48 Di Big Ent
49 Ngga Sepenting Itu
50 Ada Yang Putus Asa
51 We're Fine
52 Luka Lama
53 ANOMALI
54 #yoel
55 Kalau Gua Mendekat? Apa Boleh?
56 Gua Gimana?
57 Jantungnya Nemesis
58 Bukan Kecelakaan
59 Dalang Kecelakaan Theo
60 Lanjutan
61 Apa Tidak Keterlaluan?
62 PCOS
63 Istri Orang
64 Di unboxing Helena
65 Randy Nam
66 Istri Gua Hilang
67 Istri Gua Hilang
68 Dear Diary
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Awal
2
Toddler
3
Dua kata, HELENA CADY
4
Demam
5
Demam Part 2
6
Manajer Ngenes
7
Tinggal Bersama
8
Helena Berubah
9
Ayo Datang Ke Aku
10
Gua Bukan Pacar Lu Lagi
11
Bukan Dia Yang Butuh Gua
12
Ayang
13
Ayo Benar-Benar Berhenti
14
GPS
15
GPS part 2
16
Gua Ngga Bisa Lepasin Dia Lagi
17
Bertemu Anna
18
Pacarnya Theo Nemesis
19
Pacar Buatan Agensi
20
Dating
21
Blonde?
22
Gua Harus Disini, Mas. Harus.
23
Rencana Yang Lain
24
Dijaga Theo
25
Trauma Helena
26
Pengumuman Putus
27
Cara Curang Versi Lain
28
Euforia Masa Lalu
29
Mie Instans Dengan Dua Telur
30
Ketahuan
31
Balikan
32
Jadi Manajer Theo
33
Pacarnya Theo
34
Di Kediaman Askara
35
Jadi Salah Satu Nyonya Askara
36
Menikah
37
Adu Jotos Ala Nemesis
38
Ultah Sisil
39
Bukan Helena Cady
40
Suntikan Cinta Epipen
41
Perang Dingin
42
Perang Dingin Part 2
43
Tiba-tiba Model
44
model dadakan lagi
45
Ketahuan Bontot
46
Mutasi Ke Big Ent
47
Pindah Ke Adelard
48
Di Big Ent
49
Ngga Sepenting Itu
50
Ada Yang Putus Asa
51
We're Fine
52
Luka Lama
53
ANOMALI
54
#yoel
55
Kalau Gua Mendekat? Apa Boleh?
56
Gua Gimana?
57
Jantungnya Nemesis
58
Bukan Kecelakaan
59
Dalang Kecelakaan Theo
60
Lanjutan
61
Apa Tidak Keterlaluan?
62
PCOS
63
Istri Orang
64
Di unboxing Helena
65
Randy Nam
66
Istri Gua Hilang
67
Istri Gua Hilang
68
Dear Diary

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!