langkah kecil jaemin

beberapa minggu berlalu, jaemin terus berusaha dan mendekat ke arah mereka tapi tetap dengan jarak dan batasan yang ada
pagi ini, udara masih dingin sedikit, tapi ada sinar matahari yang mulai menyusup lewat jendela apartemen sederhana itu. Jaemin berdiri di depan pintu, dadanya berdebar. Di tangannya ada sebungkus makanan dan seikat bunga kecil, warna bunga itu lembut, putih dan ungu, seperti harapan yang ingin dia tawarkan
dia menekan bel pelan. dari balik pintu, Jeno membuka dengan mata yang penuh kewaspadaan dan sedikit kelelahan yang masih tertinggal dari malam-malam penuh pikirannya
JAEMIN
JAEMIN
gua bawain ini buat lo sama jisung, jen.
JAEMIN
JAEMIN
*suara agak bergetar
JAEMIN
JAEMIN
bukan buat nutupin semua salah gua, tapi buat mulai sesuatu yang baru.
JAEMIN
JAEMIN
gua gamau minta maaf doang, gua bakal buktiin.
jeno menerima bunganya tanpa bicara, ekspresinya datar, tapi tangannya menggenggam bunga itu erat. ia lalu mengangguk pelan dan menutup pintu
jaemin berdiri di depan pintu sejenak, menarik napas panjang, lalu berjalan perlahan meninggalkan apartemen itu, langkahnya ringan tapi hati berat
_
besoknya
di dalam ruang tamu, Jisung duduk di sofa dengan mainan dinosaurus kayu di tangannya, matanya tajam menatap ke arah pintu. Dia tahu siapa yang baru saja datang, dan perasaannya campur aduk — antara ingin melindungi papanya dan rasa penasaran yang sulit dia tutupi
jaemin masuk pelan, duduk di kursi agak jauh dari Jisung, menghormati ruang dan batas yang diberi. dia tidak memaksakan diri untuk duduk dekat atau berbicara terlalu banyak
JAEMIN
JAEMIN
jisung
JAEMIN
JAEMIN
*jelas tapi pelan
JAEMIN
JAEMIN
gua tau gua belum pantes buat minta lo terima tapi gua pengen bisa jadi orang yang lo percaya
JAEMIN
JAEMIN
gua janji bakal buktiin itu lewat tindakan, bukan cuma kata kata doang.
Jisung menatap Jaemin cukup lama, lalu menoleh ke arah papanya yang berdiri di dapur. Dia menghela napas, lalu mengembalikan pandangan ke Jaemin.
JISUNG
JISUNG
gua mau liat dulu
JISUNG
JISUNG
kalo lo berubah gua ga bakalan nutupin diri.
jaemin tersenyum tipis, lega tapi juga sadar bahwa jalan ini masih sangat panjang.
Sore harinya, Jaemin duduk di balkon apartemen sambil memandang ke arah langit yang mulai mendung, menyiapkan diri untuk usaha-usaha kecil selanjutnya. Dia tahu kata-kata saja tidak cukup. Apa yang dia lakukan hari ini mungkin terlihat kecil, tapi dia ingin ini jadi pondasi baru yang kuat.
Jeno yang diam dari tadi, memandangi Jaemin dengan perasaan yang sulit diungkapkan—antara skeptis dan harapan.
Mereka bertiga membawa luka masing-masing, cerita mereka tertutup rapat, hanya berputar dalam lingkup kecil dan personal. Tidak ada yang tahu tentang upaya penebusan ini, tidak ada yang tahu perjuangan diam yang mereka jalani.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!