BAB 5 : Pulang Bareng

Teng! Teng! Teng!

Bel pulang berdentang nyaring. Suara riuh kelas langsung meledak. Para murid bersorak lirih, berebutan membereskan buku, ada yang setengah berdiri, ada juga yang langsung melesat keluar seperti pembalap MotoGP.

Tapi tentu, setelah membaca doa pulang sekolah yang dipimpin ketua kelas dulu. Tradisi tetap tradisi.

Nayura pun ikut bergegas, keluar bersama dua sahabat, Stevi dan Tessa. Oh iya, Tessa yang tadi sempat ‘bertapa’ di jam istirahat kini sudah kembali dengan senyum ceria. Drama kecil mereka tadi pun sudah berakhir, keduanya kembali akur.

“Lo pulang naik apa?” tanya Stevi sambil melangkah pelan, seolah memberi waktu pada Nayura untuk menjawab.

Nayura menoleh cepat. “Naik ojol.”

Bukan hal baru. Nayura memang tidak membawa kendaraan pribadi ke sekolah. Bukan karena dilarang oleh Elda atau Rio, tapi lebih karena... dia memang belum bisa mengendarai motor atau mobil. Setiap pagi Rio yang mengantar, dan kalau Rio sedang sibuk, ya... ojol jadi pilihan terbaik.

“Nebeng gue aja, kali!” Tessa menimpali cepat, karena rute pulang mereka memang searah.

Stevi mengangguk setuju. “Lumayan tuh, hemat ongkir,” celetuknya sambil tertawa.

“Emang boleh?” tanya Nayura dengan bodohnya membuat Stevi dan Tessa mendelik gemas kepada sang empu.

“Bego banget sih, kan udah gue tawarin! Itu artinya boleh Nayura, sayang!” sahut Tessa gemas, tangannya terkepal seperti ingin memukul kepala Nayura yang polosnya kebangetan.

“Yaudah, kuy!” Nayura tertawa kecil, lalu menarik lengan kedua sahabatnya agar mempercepat langkah mereka.

Baru saja, Stevi dan Tessa akan protes tapi, tiba-tiba bibir mereka terkatup rapat saat melihat kehadiran seseorang yang berdiri di hadapan mereka.

Tak beda jauh dengan Nayura, senyuman yang udah mengembang di wajah itu, tiba-tiba surut macam air pantai. Ia melirik Stevi dan Tessa bergantian, nggak di apa-apain sih, tapi kok jantungnya udah debar-debar nggak karuan gini, sih!

“Pulang bareng, yuk?” Suaranya berat, lembut, dan langsung menusuk ke ulu hati Nayura.

Raditya.

Yaps, Radit. Cowok paling populer di Nusa Dua, berdiri dengan santainya di depan mereka sambil menatap Nayura.

Stevi Stevi nyaris tersedak ludahnya sendiri. Tessa sempat senyum lebar, mengira itu untuknya.

“Lo ngomong sama siapa?” tanya Tessa yang tahu dengan Radit, cowok most wanted di Nusa Dua. Dirinya adalah salah satu penggemar rahasia Radit.

Radit menunjuk ke arah Nayura tanpa ragu.

Seketika...

“What!” pekik Tessa tertahan, ia membengkap mulutnya. Tak percaya, jika yang di ajakin Radit untuk pulang bareng adalah sahabatnya sendiri yaitu Nayura.

Nayura reflek meremas jari-jemari Stevi yang ia genggam, tiba-tiba dirinya di landa rasa gugup.

Lagi-lagi Radit membuat keadaan jantungnya di dalam sana tak baik-baik saja. Terhitung hari ini ia sudah tiga kali bertemu dengan cowok yang bernama Raditya itu.

“Jari gue bisa remuk, ege!” sentak Stevi, membuat Nayura tersadar dan segera menarik tangannya.

“Nay, lo kok bisa kenal ama…dia?” bisik Tessa, sumpah ia kepo banget.

Nayura yang notabenenya, acuh tak acuh mengenai anak-anak sekolah, bisa kenal dengan most wanted Nusa Dua.

Nayura tak menanggapi pertanyaan Tessa, di kepalanya ia tengah menimbang, apakah akan menerima tawaran Radit atau menolaknya.

“Gimana?” tanya Radit yang melihat Nayura hanya diam sedari tadi.

Nayura berdehem untuk menetralkan rasa gugup yang menyerangnya, ia mengangkat wajahnya agar bisa menatap Radit yang berdiri di depan sana. Seketika pandangan mereka bertemu, bisa Nayura lihat jika Radit menantikan jawaban darinya.

“Hmm…” Nayura bergeming, bingung sendiri mau jawab gimana.

“Gu-gue udah janjian pulang bareng Tessa.” Jawab Nayura gugup, jari-jemarinya saling meremas. Mencoba menenangkan diri saat wajah kecewa yang terpampang nyata di depan mata.

“It’s oke.” Jawab Radit memaksakan untuk tersenyum.

Yah, gagal dirinya mengajak Nayura untuk pulang bareng. Padahal, Radit ingin melakukan pendekatan dengan Nayura.

Buru-buru Nayura menarik tangan Tessa dan Stevi, melihat banyak pasang mata yang menatapi mereka.

“Anjir! Sok jual mahal banget sih, lo!”

“Lo ditawarin pulang bareng Radit, terus nolak? Gue ulang ya—RA-DIT! Ketua geng! Cowok terganteng se-Nusa Dua! Cewek-cewek ngantri buat sekadar disenyumin!” nyinyir Tessa.

“Dan lo malah milih nebeng sama gue yang baru bisa nyetir motor enam bulan lalu?” lanjutnya sambil menatap Nayura seperti alien.

“Gue milih lo, malah dimarahin,” Nayura mendengus kesal.

“Kenapa nggak mau pulang bareng Radit aja, sih?” tanya Stevi, heran. “Itu loh, Raditya! Ganteng, populer, ngajakin lo pula!”

“Ah, udahlah! Enek gue bahas dia terus!” Nayura menepis semua. Ia berusaha untuk tidak memikirkan Radit. Nayura merasa seperti terjebak dalam dilema. Belum pernah pacaran, tapi sekarang harus menikah.

Tak terasa mereka telah sampai di parkiran. Nayura naik ke boncengan motor Tessa.Stevi yang bawa motor sendiri langsung melambaikan tangan.

“Gue duluan ya! Kalian jangan balapan liar di jalan!” teriaknya sambil melesat seperti anak panah.

“Nyeblak, yuk?” ujar Nayura tiba-tiba saat motor sudah berjalan.

Tessa menoleh sedikit. “Apaan?”

“Seblak! Gue pengen seblak! Level lima!”

“Gas!”

Akhirnya motor yang di kendarai Tessa berhenti tepat di depan gerobak penjual seblak.

“Pak, seblak komplit dua, level lima!” pesan Tessa sambil duduk di kursi plastik.

Gerobak itu sederhana, beralas terpal, meja panjang, dan kursi berjajar. Tapi cukup nyaman. Nayura duduk di samping Tessa, ngobrol ringan—sampai makanan datang.

“Silakan, Neng!” kata si penjual.

“Makasih, Pak,” sahut Nayura, matanya berbinar melihat semangkuk surga di hadapannya.

Kerupuk basah, mie, ceker, pentol, sayur, dan kuah kental oranye nan menggoda. Baru lihat aja udah ngiler.

“Hmm… enak banget…!” gumam Nayura sambil memejamkan mata.

“Nggak pernah salah, sih. Mantul!” Tessa pun mengacungkan dua jempol.

Mereka larut dalam kenikmatan seblak. Hanya suara sendok dan kendaraan yang menemani makan sore itu.

“Alhamdulillah, kenyang banget gue!” Nayura usap perutnya, bahagia.

Ponselnya bergetar. Ia membuka grup WhatsApp mereka bertiga. Stevi ngamuk—ternyata Tessa kirim foto seblak bareng Nayura tanpa ajak-ajak.

“Ngapain sih, pap ke Stevi!” gerutu Nayura.

Tessa cuma mengangkat bahu. “Kuy,” katanya santai, melangkah ke motor.

“Ada ya, orang sesantai dia, padahal barusan bikin masalah!” Nayura geleng-geleng, tetap mengikuti dari belakang.

“Lama banget!” gerutu Tessa saat Nayura baru naik.

“Ntar kalau Stevi ngambek, lo yang tanggung jawab, ya!” ancam Nayura.

Tessa hanya mendengus. “Sogok jajan juga udah anteng tuh, anak.”

Motor kembali melaju. Nayura menoleh ke kiri-kanan, menikmati suasana jalan yang lengang. Sore itu terasa damai. Pulang sekolah, makan bareng, tertawa bareng. Momen kecil yang akan ia ingat selalu.

Sampai tiba-tiba...

**Ciittt! BRAK!**

Motor tergelincir. Tubuh mereka menghantam aspal keras. Nayura meringis. Tessa berteriak kesakitan, kakinya terhimpit motor.

“Anjir, kaki gue!” pekiknya.

Nayura memejam, bibirnya digigit erat menahan perih.

Tiba-tiba, suara laki-laki terdengar.

“Kalian nggak apa-apa?” pria berseragam sekolah mendekat cepat. Ia mengangkat motor yang menimpa mereka, lalu menatap Nayura dan Tessa khawatir.

Dua-duanya sama-sama terluka tapi, kalau di lihat gadis berambut panjang yang tak lain adalah Nayura lebih kesakitan.

Ia menunduk di depan Nayura. “Gue bantu berdiri.”

Mendengar suara berat tersebut membuat kelopak mata Nayura terbuka, ia mengangkat pandangan hingga matanya bertemu tatap dengan laki-laki tersebut.

Untuk persekian detik, rasa sakit yang Nayura rasakan hilang begitu saja. Bak tersihir oleh pesona tampan dan cool laki-laki di depannya.

“Pindah ke tepi, yuk.” Ujar laki-laki itu sebelum... mengangkat Nayura dalam gendongannya.

Nayura terkejut, tangannya refleks melingkar ke lehernya. Sudut matanya mencuri-curi pandang pada laki-laki yang tengah menggendongnya.

Wajah putih mulus, tulang hidung yang tinggi dan terakhir...benda kenyal berwarna merah yang begitu menggoda.

Tanpa diminta jantung Nayura berdetak cepat. Tanpa sadar, tangannya mencengkeram bahu laki-laki itu.

“Sakit banget, ya?” tanya si cowok, menyadari cengkeraman Nayura.

Nayura hanya tertunduk malu, bisa-bisanya di dalam kondisinya begini ia malah terpesona.

***

Episodes
1 Kado Ulang Tahun Nayura
2 BAB 2 : Sebongkah Rasa Penasaran
3 BAB 3 : Cowok Baru!?
4 BAB 4 : Di Baperin Ketua Geng!
5 BAB 5 : Pulang Bareng
6 BAB 6 : Nayura dan Laki-laki Misterius
7 BAB 7 : Getar di Balik Tirai IGD!
8 Bab 8 : Bagi Foto Calon Mantu, Ma!
9 BAB 9 : His Name, My Chaos!
10 BAB 10 : Jatuh atau Jatuh Cinta?
11 BAB 11 : Gimana Kalau Calonnya...Nayura!
12 BAB 12 : Jasmine dan Calon Istri
13 BAB 13 : Besok Gue Nikah!
14 BAB 14 : Akad
15 BAB 15 : Ternyata Suamiku...Gavian
16 BAB 16 : Too Close
17 BAB 17 : Dropped Love
18 BAB 18 : Bikin Anak
19 BAB 19 : Kiss Me!
20 BAB 20 : Petaka Di Balik Kamar Mandi
21 BAB 21 : Forgive Me
22 BAB 22 : Nyaris
23 BAB 23 : RAVENGRAVE
24 BAB 24 : Awal Dari Penasaran
25 BAB 25 : Segelas Susu Dan Sunyi Yang Luruh
26 BAB 26 : Bukti Atau Ciuman?
27 BAB 27 : Resah
28 BAB 28 : Di Balik Pintu 26
29 BAB 29 : His Touch
30 BAB 30 : Lo Bikin Bahaya
31 BAB 31 : Kecurigaan Tessa dan Stevi
32 BAB 32 : Antara Cinta dan Kehilangan
33 BAB 33 : Gerbang Perpisahan
34 BAB 34 : Lo Milik Gue, Itu Mutlak!
35 BAB 35 : Gelombang Rasa di Balik Hujan (First Kiss Edition)
36 BAB 36 : Obsesi Baru
37 BAB 37 : Malam Panjang
38 BAB 38 : Saat Rasa Berubah Arah
39 BAB 39 : Sore yang Membakar
40 BAB 40 : Gerah diantara Kita
41 BAB 41 : Mode Siaga Satu
42 BAB 42 : Baikan
43 BAB 43 : His Rules, My Life
44 BAB 44 : Terungkapnya Rahasia
45 BAB 45 : Desir di Balik Sunyi
46 BAB 46 : Lo Adalah Sandaran
47 BAB 47 : Dendam atau Rasa
48 BAB 48 : Jake atau Gue?
49 BAB 49 : Titik Lemah Ketua Revengrave
50 BAB 50 : Falex Gila!
51 BAB 51 : Diantara Hasrat dan Sesal
52 BAB 52 : Sakit
53 BAB 53 : Bayar Pesona
54 BAB 54 : Gue Aman Sama Lo
55 BAB 55 : Saling Suka
56 BAB 56 : Rahasia Hati
57 BAB 57 : Pengakuan Gavian
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Kado Ulang Tahun Nayura
2
BAB 2 : Sebongkah Rasa Penasaran
3
BAB 3 : Cowok Baru!?
4
BAB 4 : Di Baperin Ketua Geng!
5
BAB 5 : Pulang Bareng
6
BAB 6 : Nayura dan Laki-laki Misterius
7
BAB 7 : Getar di Balik Tirai IGD!
8
Bab 8 : Bagi Foto Calon Mantu, Ma!
9
BAB 9 : His Name, My Chaos!
10
BAB 10 : Jatuh atau Jatuh Cinta?
11
BAB 11 : Gimana Kalau Calonnya...Nayura!
12
BAB 12 : Jasmine dan Calon Istri
13
BAB 13 : Besok Gue Nikah!
14
BAB 14 : Akad
15
BAB 15 : Ternyata Suamiku...Gavian
16
BAB 16 : Too Close
17
BAB 17 : Dropped Love
18
BAB 18 : Bikin Anak
19
BAB 19 : Kiss Me!
20
BAB 20 : Petaka Di Balik Kamar Mandi
21
BAB 21 : Forgive Me
22
BAB 22 : Nyaris
23
BAB 23 : RAVENGRAVE
24
BAB 24 : Awal Dari Penasaran
25
BAB 25 : Segelas Susu Dan Sunyi Yang Luruh
26
BAB 26 : Bukti Atau Ciuman?
27
BAB 27 : Resah
28
BAB 28 : Di Balik Pintu 26
29
BAB 29 : His Touch
30
BAB 30 : Lo Bikin Bahaya
31
BAB 31 : Kecurigaan Tessa dan Stevi
32
BAB 32 : Antara Cinta dan Kehilangan
33
BAB 33 : Gerbang Perpisahan
34
BAB 34 : Lo Milik Gue, Itu Mutlak!
35
BAB 35 : Gelombang Rasa di Balik Hujan (First Kiss Edition)
36
BAB 36 : Obsesi Baru
37
BAB 37 : Malam Panjang
38
BAB 38 : Saat Rasa Berubah Arah
39
BAB 39 : Sore yang Membakar
40
BAB 40 : Gerah diantara Kita
41
BAB 41 : Mode Siaga Satu
42
BAB 42 : Baikan
43
BAB 43 : His Rules, My Life
44
BAB 44 : Terungkapnya Rahasia
45
BAB 45 : Desir di Balik Sunyi
46
BAB 46 : Lo Adalah Sandaran
47
BAB 47 : Dendam atau Rasa
48
BAB 48 : Jake atau Gue?
49
BAB 49 : Titik Lemah Ketua Revengrave
50
BAB 50 : Falex Gila!
51
BAB 51 : Diantara Hasrat dan Sesal
52
BAB 52 : Sakit
53
BAB 53 : Bayar Pesona
54
BAB 54 : Gue Aman Sama Lo
55
BAB 55 : Saling Suka
56
BAB 56 : Rahasia Hati
57
BAB 57 : Pengakuan Gavian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!