Malam kesedihan

Selamat datang di imajinasi author 🤗
******
Tak terasa sudah seminggu Dokter Heaven bekerja di rumah sakit Darma Husada.
Malam ini dia mendapatkan shift malam, dan saat ini dia sedang berjalan ke arah dapur untuk menyeduh kopi agar matanya tidak ngantuk.
Olivia (perawata/suster)
Olivia (perawata/suster)
Eh Dokter Heaven, mau nyeduh kopi juga?
Tanya basa basi Suster Olivia
Heaven Auriga Avram
Heaven Auriga Avram
Iya, suster
Olivia (perawata/suster)
Olivia (perawata/suster)
Kalo gitu, saya pamit duluan ya pak. Mau balik kerja lagi masih numpuk soalnya
Heaven Auriga Avram
Heaven Auriga Avram
Iya silahkan suster
Olivia (perawata/suster)
Olivia (perawata/suster)
Mari pak
Dan Dokter Heaven pun lanjut membuat kopi untuk dirinya sendiri
Tidak banyak, Dokter atau pun perawat yang jaga malam ini. Hanya ada beberapa saja
Di tengah keheningan malam, tiba tiba tedengar suara jeritan seorang perempuan di iringi oleh suara pecahan kaca di salah satu kamar isolasi. Dengan segera Dokter Heaven pun berlari ke arah sumber suara.
Heaven Auriga Avram
Heaven Auriga Avram
Ada apa ini suster Olivia?
Olivia (perawata/suster)
Olivia (perawata/suster)
Pasien kamar IS03 Palesa tiba tiba mengamuk Dokter.
Heaven Auriga Avram
Heaven Auriga Avram
Tolong, buka pintu kamar IS03 sekarang!
Saat pintu kamar di buka, betapa terkejutnya heaven dan beberapa perawat melihat keadaan di dalam kamar tersebut.
Kasur sudah tidak berbentuk, Ranjang pun sudah terbalik, Bahkan jendela kamar pun pecah
Mereka dapat melihat, di pojok ruangan terdapat seorang Gadis sedang berdiri dengan mata merah dengan air mata yang mengalir deras dan tubuh bergetar.
Tapi, ada hal lain yang membuat mereka terkejut. Palesa berusaha menyakiti dirinya sendiri dengan serpihan pecahan kaca jendela yang dia pecahkan.
Palesa Rosaura Akayda
Palesa Rosaura Akayda
Kalian jangan mendekat!!! Kalian jahat!! // teriakan Palesa dengan nada tinggi
mendengar penuturan Palesa. hal itu sontak, membuat para perawat memundurkan langkahnya.
Karena tidak menutup kemungkinan Palesa menyakiti mereka.
Namun, tanpa ragu Heaven berjalan mendekati Palesa. Melihat Dokter Heaven yang terus menerus mendekati nya membuat Palesa menjerit lagi
Palesa Rosaura Akayda
Palesa Rosaura Akayda
Aku bilang jangan mendekat!!
Heaven Auriga Avram
Heaven Auriga Avram
Palesa, ini saya Heaven kamu ingat kan?
Palesa Rosaura Akayda
Palesa Rosaura Akayda
Jangan mendekat!!
Namun, bukannya mendengar perkataan Palesa. Heaven malah semakin mendekatkan dirinya ke arah Palesa
Sembari mengangkat tangan nya. Seolah ingin menunjukkan dirinya tidak membawa apapun yang akan menyakiti Palesa.
Palesa Rosaura Akayda
Palesa Rosaura Akayda
Aku bilang jangan mendekat!!!
Dengan cepat Palesa malah menggunakan serpihan kaca tersebut untuk melukai Dokter Heaven. Hal itu sontak membuat para perawat lain panik.
Bahkan ada beberapa perawat yang ingin mengikat tangan Palesa jika saja heaven tidak menahan perbuatan mereka
Heaven Auriga Avram
Heaven Auriga Avram
Aku tidak apa apa!
Olivia (perawata/suster)
Olivia (perawata/suster)
Tapi Dokter, Palesa sudah parah bahkan hampir menusuk anda
Heaven Auriga Avram
Heaven Auriga Avram
Saya tidak apa apa, saya yakin Palesa tidak berniat seperti itu. dia hanya merasa terancam karena saya mendekati nya padahal dia sudah larang.
Tidak ada pilihan lain, perawat lain pun memundurkan sedikit langkah nya. Dan membiarkan Palesa di tangani oleh Dokter Heaven.
Heaven Auriga Avram
Heaven Auriga Avram
Palesa
Palesa tidak menjawab panggilan itu. Dia hanya terdiam dengan tubuh yang gemetar ketakutan.
Heaven Auriga Avram
Heaven Auriga Avram
Kamu sedang marah ya? Atau sedang sakit? Sini katanya pada saya. Jangan seperti ini ya, saya mohon.
Heaven Auriga Avram
Heaven Auriga Avram
Kamu kesepian ya? Tapi Jangan menyakiti dirimu sendiri atau orang lain Palesa. Itu malah akan membuat mu semakin sakit.
Heaven Auriga Avram
Heaven Auriga Avram
Sekarang buang pecahan kaca itu ya. Saya tidak ingin melihat mu di ikat oleh perawat lain karena kau bersikap seperti ini. Kamu bukan hewan Palesa!
Dengan nada yang sangat lembut Dokter Heaven mencoba membujuk Palesa.
Palesa pun, seperti nya sedikit melunak. Secara perlahan dia melepaskan serpihan kaca yang ada di tangan nya.
Setelah, serpihan kaca itu terbuang. Secara bersamaan tubuh Palesa melemas dia menangis sejadi-jadinya.
Bersambung
******
Semua kejadian, tempat, nama tokoh, dan alur cerita disini merupakan imajinasi author pribadi jadi jika terjadi kesamaan itu murni ketidaksengajaan. 🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!